Anda di halaman 1dari 24

PATHOLOGY

DIARE
Pengertian diare
 Menurut WHO (1999), secara klinis didefinisikan
sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih
dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan
perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau
tanpa darah.
 Menurut menurut Depkes RI (2005), diare adalah
suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan
bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek
sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang
air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.
Macam-Macam Diare
Berdasar Mula dan Lamanya

Diare Diare
Akut Kronik
Diare Akut

Diare yang awalnya mendadak dan


berlangsung singkat, dalam beberapa jam
sampai 7 atau 14 hari.
Etiologi

Patogenesis

Manifestasi klinis

Penatalaksanaan
A. Etiologi

Infeksi merupakan penyebab utama diare


akut, baik oleh bakteri, parasit maupun virus.
Penyebab lain yang dapat menimbulkan
diare akut adalah toksin dan obat, nutrisi
eteral diikuti puasa yang berlangsung lama,
kemoterapi, impaksi tekal (overflow diarrhea)
atau berbagai kondisi lain.
B. Patogenesis
 Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral
 Penularannya adalah transmisi orang ke orang melalui aeorosolisasi
(Morwalk, Rotavirus), tangan yang terkontaminasi (Clostridium diffecile),
atau melalui aktivitas seksual.
 Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktor penyebab (agent) dan
faktor penjamu (host) ;
 Patogenesis diare yang disebabkan infeksi bakteri terbagi dua, yaitu:
- Bakteri noninvasit (enterotoksigenik)
- Bakteri enteroinvasif
C. Manifestasi klinis

 Koleriform, dengan diare yang terutama

terdiri atas cairan saja


 Disentriform, pada diare di dapat lendir

kental dan kadang-kadang darah.


D. Penatalaksanaan

 Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan


 Empat hal penting yang perlu diperhatikan
adalah :
a. Jenis cairan
b. Jumlah cairan
c. Jalan masuk atau cara pemberian cairan
d. Jadwal pemberian cairan.
 Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi
 Terapi simtomatik
 Terapi defenitif
Diare Kronik

ditetapkan berdasarkan kesepakatan,


yaitu diare yang berlangsung lebih dari tiga
minggu. Ketentuan ini berlaku bagi orang
dewasa, sedangkan pada bayi dan anak
ditetapkan batas waktu dua minggu.
Etiologi

Patogenesis

Penatalaksanaan
A. Etiologi

Diare kronik memiliki penyebab yang


bervariasi dan tidak seluruhnya diketahui.
B. Patogenesis
 Diare osmotik
 Dijelaskan dengan adanya faktor malabsorpsi akIbat adanya gangguan absorpsi
karbohidrat, lemak atau protein, dan tersering adanya malabsorpsi lemak.
 Diare sekretorik
 Terdapat gangguan tranpor akibat adanya perbedaan osmotif intralumen dengan
mukosa yang besar sehungga terjadi penarikan cairan dan alektrolit ke dalam lumen
usus dalam jumlah besar. Teses akan seperti air. Diare sekresi terbagi dua berdasarkan
pengaruh puasa terhadap diare :
▪ Diare sekresi yang dipengaruhi keadaan puasa berhubungan dengan proses intralumen, dan
diakibatkan oleh bahan-bahan yang tidak dapat diabsorpsi, malabsorpsi karbohidrat, letesiensi
laktosa yang mengakibatkan intolerassi laktosa.
▪ Diare cair yang tidak dipengaruhi keadaan puasa terdapat pada sidrom korsinoid, VIP (Vasoactive
Inkestinal Polypeptida) oma, karsinoma tiroid medular, adenoma vilosa, dan diare diabetik.
 Diare inflamasi
 Diare dengan kerusakan kematian enterosit disertai peradangan. Fese berdarah.
Klompok ini paling sering ditemukan. Trbagi dua yaitu nonspesitik dan spesitik.
C. Penatalaksanaan
 Simtomatis
 Rehidrasi
 Antipasmodik, antikolinergik
 Obat anti diare
1. Obat antimotilitas dan sekresi usus : Laperamid, ditenoksilat, kodein fosfat.
2. Aktreotid (sadratatin)
3. Obat anti diare yang mengeraskan tinja dan absorpsi zat toksin yaitu Arang, campura
kaolin dan mortin.
 Antiemetik (metoklopromid, proklorprazin, domperidon).
 Vitamin dan mineral, tergantung kebutuhan, yaitu:
▪ Vitamin Bie, asam, vitamin A, vitamin K
▪ Preparat besi, zinc,dan lain-lain.
 Obat ekstrak enzim pankreas.
 Aluminium hidroksida, memiliki efek konstifasi, dan mengikat asam empedu.
 Fenotiazin dan asam nikotinat, menghambat sekresi anion usus.
 Kausal
Pengobatan kausal diberikan pada infeksi maupun non infeksi Pada diare kronik dengan penyebab
infeksi, obat diberikan berdasarkan etiologinya.
Mekanisme dasar

Gangguan Osmotic

Gangguan Sekresi

Gangguan Motalitas Usus


Penyebab diare

infeksi bakteri

Infeksi Virus

Intoleransi Makanan

Parasit

Reaksi Obat

Penyakit Inflamasi
Gejala Diare
 Buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas
yang berkepanjangan
 Tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam
sehari
 Pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi
 Mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh)
 Diare yang disebabkan oleh virus dapat menimbulkan mual
dan muntah-muntah
 Badan lesu atau lemah
 Panas
 Tidak nafsu makan
 Darah dan lendir dalam kotoran
Faktor Terjadinya Diare

 kebiasaan prilaku
 sanitasi lingkungan
 status social ekonomi
 status gizi
Cara Terjadinya Diare

 Diare dapat ditularkan melalui tinja yang


mengandung kuman penyebab diare
 Tinja tersebut dikeluarkan oleh orang sakit atau
pembawa kuman yang buang air besar
disembarang tempat.
 Tinja tadi mencemari lingkungan misalnya
tanah,sungai, air sumur.
 Orang sehat yang menggunakan air sumur atau
air sungai yang sudah tercemari kemudian
menderita diare.
Penularan

 Kontak langsung dengan penderita


 Makanan yang tercemar
 Air minum yang tercemar
Bahaya Dari Diare

 Penderita akan kehilangan cairan tubuh


 Penderita akan menjadi lesu dan lemah
 Penderita dapat meninggal bila kehilangan
cairan tubuh lebih banyak
Pencegahan Diare

 Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu


penting :
1)sebelum makan,
2)setelah buang air besar,
3)sebelum memegang makanan,
4)setelah menceboki anak dan
5)sebelum menyiapkan makanan.
 Meminum air minum sehat,atau air yang telah diolah, antara
lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar
matahari atau proses klorinasi.
 Pengolahan sampah yang baik supaya makanan tidak
tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas dan lain-lain)
 Membuang air besar dan air kecil pada tempat
nya, sebaik nya menggunakan jamban dengan
tangki septic.
 Bayi yang minum susu botol lebih mudah
diserang diare dari pada bayi yang disusui
ibunya, tetaplah anak disusui walaupun anak
menderita diare.
 Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang.
 Imunisasi campak.
Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Makanan dan
Minuman pada Penderita Selama dan Sesudah Diare

 Penderita diare dangan dipuaskan


 Bagi yang masih menetek, pemberian ASI diteruskan.
 Berikan segera cairan Rumah tangga seperti ait
kelapa, air sayur, air buah bila penderita mulai
menimbulkan gejala Diare.
 Makanan pendamping ASI yang lunak seperti bubur
 Teruskan pemberian makanan. Makanan sebaiknya
nudah dicerna dan tidak merangsang
 Sesudah diare pemberian makanan diteruskan dan
perlu ditambah.
SEKIAN
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDA

Anda mungkin juga menyukai