Anda di halaman 1dari 27

ANTIHELMINTIK

KELOMPOK 4
Kelas C
Annisa Farah Salsabila G70118186
Putri Indah Lestari G70118095
Eriska Arabia G70117126
Shalsa Arabia G70117146
Munira G70114056
Ika Krinayani G70118177
Meilin Gani G70118025

2
Pendahuluan
Antelmintik
Antelmintik merupakan golongan obat
yang dapat mematikan atau
melumpuhkan cacing dalam usus
manusia atau hewan sehingga cacing
dapat dikeluarkan bersama-sama
dengan kotoran.

3
Jenis
Jenis antelmintik dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
organik — dapat berasal dari dedaunan
sintesis — berasal dari obat sintetis
dapat menimbulkan beberapa efek
samping yang merugikan seperti
timbulnya parasit cacing yang resisten
dan residu antelmintik pada produk asal
hewan.
4
Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang
paling umum tersebar dan menjangkiti lebih dari 2
miliar manusia di seluruh dunia. Walaupun tersedia
obat-obat baru yang lebih spesifik dengan kerja lebih
efektif, pembasmian penyakit cacing masih tetap
merupakan suatu masalah, antara lain disebabkan oleh
kondisi sosial ekonomi di beberapa bagian dunia.

5
Jumlah manusia yang dihinggapinya juga semakin
bertambah akibat migrasi, lalu lintas dan kepariwisataan
udara. Proyek proyek irigasi untuk meningkatkan
agrikultur dapat pula menyebabkan perluasan
kemungkinan infeksi. Misalnya schistosomiasis
(billharzirisis), penyakit ini berkembang karena
timbulnya kondisi yang menunjang pengembangan
keong-keong, yang menjadi tuan rumah antara bagi
cacing schistosoma.

6
Diagnosis

Diagnosis prosedur esensial untuk mendiagnosa infeksi


cacing adalah melalui pemeriksaan mikroskopis dari
telur atau larva nya dalam tinja, urin, darah dan
jaringan. Penentuan ini adalah penting sekali karena
daya kerja obat cacing kebanyakan tergantung dari jenis
parasitnya.

7
Gejala
Gejala dan keluhan dapat disebabkan oleh efek toksis dari produk pertukaran zat cacing,
penyumbatan usus halus dan saluran empedu (obstruksi) atau penarikan zat gizi yang
penting bagi tubuh. Sering kali gejala tidak begitu nyata dan hanya berupa gangguan
lambung usus, seperti mual, muntah, mulas, kejang kejang dan diare berkala dengan
hilangnya nafsu makan (anoreksia). Obstruksi usus buntu dan saluran pankreas dapat
menimbulkan appendicitis dan pancrenatitis. Pada sejumlah cacing yang menghisap darah,
tuan rumah dapat menderita kekurangan darah, misalnya cacing tambang, pita dan
cambuk. Sebagian penderita tidak memberikan keluhan atau tidak menunjukkan gejala
cacingan sama sekali. Misalnya pada orang orang pembawa cacing atau telur/kistanya
(carriers) dengan carrier dimaksudkan manusia atau hewan yang “menyimpan” dan
menyebarkan mikroorganisme yang mengakibatkan penyakit, tetapi sendirinya tidak jatuh

sakit.

8
Pencegahan

✘ Tindakan umum yang perlu dilakukan adalah menaati aturan higiene dengan tegas
dan konsekuen, terutama oleh anak-anak. Yang terpenting di antaranya adalah
selalu mencuci tangan sebelum makan atau sebelum mengolah bahan makanan.
Jangan memakan sesuatu yang telah jatuh di tanah tanpa mencucinya terlebih
dahulu dengan bersih.

✘ Dengan demikian infeksi melalui mulut yang paling sering terjadi, dapat
dihindarkan. Selanjutnya untuk pembatasan infeksi cacing perlu diambil tindakan
higiene umum yang mencakup perbaikan perumahan, lingkungan hidup dan sosial
ekonomi.

9
Jenis Cacing

Cacing yang merupakan parasit manusia dapat dibagi dalam dua kelompok,
yakni cacing pipih dan cacing bundar.
1. Plathelminthes (flatworms): Cestoda dan Trematoda
Ciri-ciri cacing ini adalah bentuknya yang pipih dan tidak memiliki rongga tubuh.
• Cacing pita (Cestoda): Taenia, Echinocaccus, Hymenolepsis, dll.
Parasit ini memiliki kelamin ganda (hermafrodit), berbentuk pita yang bersegmen,
dan tidak memiliki saluran cerna. Echinacaccus memiliki tuan rumah tetap
(anjing) dan larvanya membentuk kista di organ dalam.
• Cacing pipih (Trematoda): Schistosoma, Fasciola, dll.
Umumnya cacing ini berbentuk seperti daun dan juga bersifat hermafrodit, kecuali
spesies schistosoma yang berbentuk lebih memanjang dan memiliki kelamin
terpisah. Schistosoma (bilharzia) ditulari oleh bentuk aktifnya (cercariae), 

10
2. Nematoda (roundworms): Oxyuris, Ascaris, Ancylostoma,
Strongyloides, Trichuris.

Infeksi dengan cacing ini dinamakan masing-


masing oxyuriasis (cacing kermi), ascarinsis (cacing
gelang), ancylostomiasis (cacing
tambang), strongyloidiasis dan trichuriasis (cacing cambuk).
Infeksi dapat terjadi melalui telur, larva atau cacingnya sendiri,
melalui mulut atau langsung melalui kulit.

11
Pengobatan

Banyak antelmintika memiliki khasiat yang efektif terhadap satu atau dua jenis cacing
saja. Hanya beberapa obat yang memiliki khasiat terhadap lebih banyak jenis cacing
(broad spectrum) misalnya mebendazol. Oleh karena itu pengobatan harus selalu
didasarkan atas diagnosa jenis parasit dengan jalan penelitian mikroskopis.

Posmedikasi. Banyak antelmintika dalam dosis terapi hanya bersifat melumpuhkan


cacing, jadi tidak mematikannya. Guna mencegah jangan sampai parasit menjadi aktif
lagi atau sisa sisa cacing mati dapat menimbulkan reaksi alergi, maka harus
dikeluarkan secepat mungkin. Biasanya diberikan suatu laksans garam 2-4 jam
sesudahnya.

12
Jenis penyakit cacing
1. Ascariasis: mebendazol, albendazol, pirantel dan piperazin
Ascaris lumbricoides atau cacing gelang panjangnya 10-15 cm dan biasanya
bermukim dalam usus halus. Kira-kira 25% dari seluruh penduduk dunia
terinfeksi cacing ini, terutama di negara tropis (70-90%). Cacing betina
mengeluarkan telur dalam jumlah yang sangat banyak, sampai 200.000 telur
sehari yang dikeluarkan dalam tinja. Penularan terjadi melalui makanan yang
terinfeksi oleh telur dan larvanya (panjangnya kira kira 0,25 mm) yang
berkembang dalam usus halus. Larva ini menembus dinding usus, melalui hati
untuk kemudian ke paru paru. Setelah mencapai tenggorok, lalu larva ditelan
untuk kemudian berkembang biak menjadi cacing dewasa di usus halus.
Jumlahnya dapat menjadi demikian besar hingga bisa menimbulkan
penyumbatan, juga komplikasi seperti ileus, appendicitis dan pancreatitis.
Pengobatan ascariasis. Obat pilihan pertama
adalah mebendazol, albendazol dan pirantel.
14
2. Oxyuriasis: mebendazol, albendazol, pirantel dan piperazin.
Enterobius vermicularis (dahulu disebut Oxyuris) atau cacing kermi yang
biasanya terdapat dalam caecum, menimbulkan gatal di sekitar dubur (anus)
dan kejang hebat pada anak-anak. Adakalanya infeksi ini mengakibatkan
radang umbai usus buntu akut (appendicitis).
Pada wanita cacing ini bisa merambat ke saluran genital dan seterusnya ke
rongga perut sehingga memungkinkan timbulnya salpingitis atau peritonitis.
Pengobatan oxyuriasis : Mebendazol, albendazol dan pirantel. Piperazin
adalah obat pilihan kedua.

15
3. Taeniasis: praziqunntel, niklosamida
Cacing pita yang paling umum terdapat adalah Taenia solium dan T.
saginata yang banyak terdapat pada masing-masing babi dan sapi, juga ikan.
Penularannya terjadi karena memakan daging yang dimasak belum cukup
lama dan masih mengandung larva. Cacing dewasa yang berkembang dalam
usus, berbentuk seperti pita bersegmen. T. saginata dapat mencapai panjang
sampai 10 meter, sedangkan T. solium lebih pendek, sampai 6 meter.
Gejala umumnya. Infeksi dengan cacing dewasa umumnya tak menimbulkan
gejala (asimtomatis), jarang sekali anemia, radang usus buntu atau radang
pankreas.
Pengobatan. Obat pilihan pertama terhadap infeksi Taenia
adalah praziquantel (10 mg/kg single duse) atau niklosamida (2 x 1 gram
dengan selingan waktu 2 jam). Pemberian suatu laksan sesudahnya dianggap
tidak perlu.

16
4. Ancylostomiasis: mebendazol dan albendazol
Ada dua jenis cacing tambang, yakni Necator americanis yang terutama
terdapat di Amerika dan Ancylustoma duodenale yang terdapat di daerah
tropis/subtropis dan panjangnya l.k. 10 mm. Cacing ini disebut cacing tambang
atau cacing terowongan (penyebab tunnel disease) karena terdapat di daerah
tambang dan terowongan di gunung. Penularannya terjadi oleh larva yang
memasuki kulit kaki yang terluka dan menimbulkan reaksi lokal.

Pengobatannya diarahkan pada dua tujuan, yakni memperbaiki gambaran


darah (makanan yang bergizi dan se nyawa besi) dan memberantas
cacing. Mebendazol dan pirantel merupakan obat pilihan pertama, yang
sekaligus juga dapat membasmi cacing gelang bila terjadi infeksi campuran

17
5. Strongyloidiasis: tiabendazol, ivermectin, albendnzal
Strungyloides stercuralis atau cacing benang sering kali terdapat di daerah
tropis dan subtropis. Penularannya lewat larva yang berbentuk benang yang
menembus kulit. Larva ini dapat dikenali dalam tinja tetapi tidak mengandung
telurnya. Berhubung terjadinya auto reinfeksi, maka cacing dapat bertahan
puluhan tahun lamanya di mukosa bagian atas usus halus. Di tempat ini cacing
merusak jaringan dan menimbulkan reaksi radang.
Gejalanya yang khas adalah gatal hebat (urticaria) di bagian bokong yang
bersifat sementara, juga gangguan perut dan iritasi saluran pernapasan (batuk,
engap) akibat migrasi cacing.
Pengobatan. Tiabendazol dan ivermectin merupakan obat pilihan pertama
terhadap cacing benang; albendazol juga efektif.

18
6. Trichiuriasis: mebendnzol, pirantel, albendazol
Trichiuris trichiura atau cacing cambuk umumnya terdapat di negara beriklim
panas dan lembah. Dalam tubuh manusia biasanya cacing cambuk terdapat
dalam caecum dan bermukim di mukosa ileum dan colon, dengan
menimbulkan kerusakan dan peradangan.
Telurnya dikeluarkan dalam tinja dan dapat di deteksi untuk keperluan
diagnosa. Telur dapat berkembang di tanah. 
Penularannya terjadi melalui makanan dan air yang terinfeksi.
Gejalanya: pada anak kecil dapat mengakibatkan appendicitis akut.
Akibat kehilangan darah juga dapat timbul anemia. 
Pengobatan efektif dengan mebendazol, pirantel dan albendazol.

19
7. Filariasis: dietilkarbamazin (DEC), Hetrazan
Wucheria bancrofti atau cacing benang merupakan nematoda dari famili
Filaria, yang menimbulkan penyakit tropis elephantiasis (kaki gajah)
atau filariasis Bancrofti.
Penularannya ke manusia terjadi melalui tuan rumah antaranya: yaitu
nyamuk Culex fafigans yang menyengat pada waktu malam.

Pengobatan. Obat utama terhadap infeksi ini adalah dietilkarbamazin,


khususnva bila diberikan pada waktu dini.

20
8. Schistosomiasis: praziquantel
Schistosoma haematobium merupakan cacing pipih yang tidak bersegmen dan
terdapat di Amerika Selatan, negara Arab, Afrika, China dan beberapa negara
Asia, a.l. Indonesia (S. japonicum).
Penularan terjadi oleh cercariae dengan bentuk khas yang dilepaskan ke dalam
air oleh tuan rumah-antaranya (keong), yang kemudian menembus kulit atau
selaput lendir manusia. Siklus seksualnya terjadi di dalam tubuh manusia
dengan pembentukan banyak telur, yang dikeluarkan lewat tinja atau urin. Di
dalam air larva keluar dari telur dan menulari keong, yang kemudian
memproduksi puluhan ribu cercariae.
Terapi. Obat pilihan pertama adalah praziquantel terhadap semua jenis
schistosomiasis yang menyerang manusia.

21
Zat-zat Antelmintik
1. Mebendazol: Vermox
Ester metil dari benzimidazol ini (1972) adalah antelmintikum berspektrum luas
yang sangat efektif terhadap cacing kermi, gelang, pita, cambuk dan tambang.

Mekanisme kerjanya melalui perintangan pemasukan glukosa dan mempercepat


penggunaannya (glikugen) pada cacing. Tidak perlu diberikan laksans.

Dosis: dewasa dan anak anak sama, yakni pada oxyuriasis dosis tunggal dari
100 mg (= 1 tablet) pada waktu makan pagi. Kur diulang 14 hari kemudian.
Sebaiknya seluruh keluarga diberi obat terhadap cacing kermi, Pada infeksi
cacing gelang, tumbang, benang, pita dan cambuk 2 dd 100 mg selama 3 hari,
bila perlu diulang setelah 3 minggu.

22
2. Piperazin (F.I.): Upixon
Zat basa ini (1949) sangat efektif ter hadap Oxyuris dan Ascaris berdasarkan
perintangan penerusan impuls neuro muskuler, hingga cacing dilumpuhkan
untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh oleh gerakan peristaltik usus. Di
samping itu piperazin juga berkhasiat laksans lemah.

3. Pirantel: Combantrin, *Quantrel, *Trivexan


Derivat pirimidin ini (1966) berkhasiat terhadap Ascaris, Oxyuris dan cacing
tambang, tetapi tidak efektif terhadap Trichiuris.
Mekanisme kerjanya berdasarkan perlumpuhan cacing dengan jalan
menghambat penerusan impuls neuro muskuler (seperti piperazin). Lalu parasit
dikeluarkan oleh peristaltik usus tanpa memerlukan laksans. Resorpsinya dari
usus ringan; 50% zat diekskresikan dalam keadaan utuh bersama metabolitnya
melalui tinja dan lebih kurang 7% dikeluarkan melalui air seni.

23
4. Levamisol: levotetmmisol, Askamex, Ergamisol
Derivat imidazol ini (1969) sangat efektif terhadap Ascaris (90%) dan cacing
tambang (80%) dengan jalan melumpuhkannya.
Bentuk rasemisnya tetramisol juga digunakan terutama pada hewan;
aktivitasnya hanya setengahnya dari levamisol. Khasiat lainnya yang sangat
penting adalah stimulasi sistem imunologi tubuh (imunostimulator pada
kemoterapi; khususnya mengenai T-cells).

5. Praziquantel: Biltricide
Derivat pirazino-isokinolin ini (1980) berkhasiat baik terhadap jenis
tertentu Schistosoma (China) dan Taenia, sedangkan terhadap cacing
hati Fasciola hepatica tidak efektif. Obat ini digunakan sebagai obat satu-
satunya pada schistosomiasis dan juga dianjurkan pada taeniasis.

24
6. Niklosamida: Yomesan
Senyawa nitrosalisilanilida ini (1960) sangat efektif sebagai vermisid terhadap
cacing pita manusia/hewan, tetapi terhadap telurnya tidak aktif. Khasiatnya
diperkirakan melalui peningkatan kepekaan cacing terhadap enzim protease
dalam usus tuan rumah, hingga cacing lebih mudah dicerna. Oleh karena itu
sering kali scolex tidak ditemukan lagi dalam tinja yang menyukarkan penilaian
berhasil atau tidaknya pengobatan.

7. lvermectin: Stromectol
Ivermectin juga sangat efektif terhadap Ascaris dan Strongyloides, tetapi lebih
ringan daya kerjanya terhadap Oxyuris dan Trichiuris. Terhadap kudis dan kutu
rambut juga ampuh. Plasma t½-nya 12 jam, ekskresinya berlangsung khusus
melalui tinja.
Efek sampingnya ringan dan berupa gatal gatal, ruam kulit dan perasaan
pusing. Tidak dianjurkan bagi wanita hamil.
Dosis: di atas 12 tahun dosis tunggal dari 150 mcg/kg minimal 2 jam a.c/p.c.
25 Bila perlu diulang sesudah 6 bulan.
8. Obat obat lainnya

Seperti minyak Chenopodi, gentianviolet, ekstrak Filices, santonin dan papain


yang sudah obsolet dan praktis tidak digunakan lagi. Untuk obat yang
penggunaannya tidak lazim lagi karena efek sampingnya seperti pyrvinium,
befenium dan tetrakloretilen.

26
Thankyou

27

Anda mungkin juga menyukai