Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUHAMMAD FAISAL

NIM : G70118125
MK : FARMASI KLINIK DASAR
KELAS : A

1. Obat off-label pada anak-anak atau pediatric


Jawab: Amoksisilin (dosis tinggi), Atenolol, Sildenafil, Desmopresin intranasal, morfin,
salbutamol, paracetamol, rifampisin, tobramisin, beklometason dan chlorpheniramine
maleat.

2. Kasus 1

Jawab:

Permasalahan: Dokter memberikan obat codein secara off-label untuk mengatasi diare pada
anak tersebut dengan memanfaatkan efek samping penggunaan obat tersebut yaitu konstipasi
untuk mengubah konsistensi tinja dari encer menjadi lunak. Kesalahan dokter yaitu tidak
memperhatikan riwayat asma ringan pasien dalam memberikan terapi sehingga
menyebabkan napas anak tersebut menjadi tersengal-sengal.

Akibat: Dikontraindikasikan anak-anak <12 Tahun untuk codein yaitu anak-anak dengan
gangguan sal. Pernafasan yang signifikan, asma bronkial akut atau berat berada dalam
lingkungan yang tidak terpantau atau tanpa perlatan resusitasi (Medscape, 2021).

Perhatian metabolisme codein yang sangat cepat dan factor resiko lain untuk depresi
pernapasan (gangguan sal. Pernapasan) yang dapat mengancam jiwa pada anak-anak.
Depresi pernapasan yang mengancam jiwa dan kematian telah terjadi pada anak-anak yang
menerima kodein, anak-anak <12 tahun tampaknya lebih rentan terhadap efek depresan
pernapasan kodein, terutama jika ada faktor gangguan sal. Pernapasan (Medscape, 2021).

Solusi permasalahan: Dengan mengganti obat kodein dengan obat diare pada umumnya
untuk anak-anak yaitu zinc sulfate 10 mg/ 5ml oral 1x sehari dengan lama pengobatan 10
hari meskipun diare sudah berhenti (MIMS, 2021) agar pernafasan anak tersebut kembali
normal dan tidak tersengal-sengal. Tetap melanjutkan penggunaan sirup salbutamol 1mg 4x
sehari untuk mengatasi asma ringannya.

3. Kasus 2

Jawab:
Permasalahan: Untuk terapi ISK yang diberikan menggunakan trimethoprim sudah betul
hanya saja untuk regimennya keliru dalam penentuan dosisnya yaitu diberikan sirup
trimethoprim 50 mg/5 ml yang diresepkan oleh dokter 2 kali sehari masing-masing 2 ml
yang berarti dalam sekali pemakaian yaitu 20 mg/2 ml dalam sehari pemakaian yang
diterima oleh bayi tersebut mencapai 40 mg/hari.

Menurut MIMS (2021), untuk infeksi salurah kemih pada anak usia 4 bulan – 2 tahun yaitu
membutuhkan regimen terapi sebanyak 25 mg/hari di malam hari.

Kesimpulan: Berdasarkan analisis literatur dengan kasus yang ada berarti dokter kelebihan
dalam memberikan dosis pemakaian sehari yaitu dalam sekali pemakaian 20 mg/2 ml dalam
sehari karena dokter meresepkan 2 kali pemakaian/hari berarti 40mg/hari, sedangkan untuk
kebutuhan pasien bayi tersebut menurut MIMS (2021), yang dimana pada usia 4 bulan – 2
tahun yaitu membutuhkan regimen terapi 25mg/hari dimalam hari yang dimana jika
trimethoprim yang tersedia 50 mg/5 ml maka yang harus diresepkan oleh dokter yaitu 1 kali
sehari/2,5 ml pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan dosis trimethoprim sesuai usia 4
bulan – 2 tahun yaitu 25 mg/hari pada terapi ISK.

Anda mungkin juga menyukai