DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
KELAS B
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha Esa. Karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah MIKROBIOLOGI ini dengan baik.
Sebagai salah satu syarat pada program mata kuliah jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Tadulako Palu.
Melalui kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah membantu baik secara materi maupun moral, sehingga makalah ini
tersusun sebagaimana adanya.
Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan laporan ini,
baik dari segi subtansi maupun dari segi tulisan. Oleh karena itu, sangat di butuhkan kritik dan
saran demi kesempuranaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi diri kita
semua.
KELOMPOK 2
DAFTAR ISI
Alat yang di gunakan adalah mikroskop dan keahlian dalam menggunakan mikroskop ini
dinamakan mikroskopi. Mikroskop sangat membantu dalam meneliti mikroba – mikroba
yang tidak kasat mata. Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah
Antony van Leeuwenhoek (1632-1723), tahun 1675 Antony membuat mikroskop dengan
kualitas lensa yang cukup baik dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia bisa
mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang . Dalam
pengamatan mikroorganisme dengan menggunakan mikroskop, baik itu dengan mikroskop
cahaya maupun mikroskop elektron menggunakan metode tertentu. Metode itu disebut
dengan metode mikroskopik yang terdiri dari teknik mikroskop cahaya dan teknik mikroskop
elektron.
PEMBAHASAN
2.5 Pewarnaan diferensia, pewarna gram, tahan asam, kapsul, spora dan flagel
1. Pewarnaan differensia
Pewarnaan differensial dibagi pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam
a. Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies
bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif,
berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus
dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap
cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding
selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme
yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang
tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies
tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki
sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga
menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang
umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa,
seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
1. Zat warna utama (violet kristal)
2. Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan
warna utama.
3. Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang
digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
4. Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-
sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
b. Pewarnaan Tahan Asam
Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi
tinggi sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna
khusus misalnya karbolfukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat
warna dan akan tahan diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat
sekalipun seperti asam-alkohol. Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam
(BTA).
Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan bakteri
penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis . Ada beberapa cara
pewarnaan tahan asam, namun yang paling banyak adalah cara menurut Ziehl-
Neelsen.(anonymous,2009)
2.Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai
pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air
dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang
berwana biru gelap.
3. Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan teknik
pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.
Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan endspores, perlu dilakukan
pemanasan supaya cat malachite hijau bisa masuk ke dalam spora , seperti halnya pada
pewarnaan Basil Tahan Asam dimana cat carbol fuschsin harus dipanaskan untuk bisa
menembus lapisan lilin asam mycolic dari Mycobacterium.
Skema prosedur pengecatan Spora Schaeffer Fulton
Protokol pewarnaan diferensial endospores dan sel vegetatif adalah sebagai berikut:
Prinsip kerja:
Spora kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan pemanasan agar pori-
pori membesar zat warna fuchsin dapat masuk, dengan pencucian pori-pori kembali
mengecil menyebabkan zat warna fuchsin tidak dapat dilepas walaupun dilunturkan
dengan asam alkohol, sedangkan pada badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan
mengambil warna biru dari methylen blue.
Cara Kerja :
4.Pewarnaan Flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil,
sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Mikroskop adalah alat yang menggunakan lensa untuk mendapatkan gambar yang
diperbesar dari obyek yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang.
Mikroskopi merupakan keahlian dalam menggunakan mikroskop, atau teknik yang
digunakan untuk menghasilkan detail struktur gambar dari obyek kecil yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang.
2. Reager pewarnaan mikroorganisme dengan metode ini bakteri dibedakan menjadi 2 yaitu
bakteri gram positif dan bakteri gram negative.
3. Pewarnaan sederhana, pewarna yang digunakan satu pewarna tunggal dalam berbentuk
cairan atau terlarut dalam alkohol. Pada pewarnaan ini hanya dapat untuk melihat bentuk
selular dan bentuk dasar bekteri.
4. Pada pewarnaan negative yang digunakan adalah pewarna asam. Pewarna asam tidak
mewarnai sel bakteri, melainkan mewarnai latar belakangnya. Pewarna yang digunakan
pada pewarnaan negative adalah tinta India atau nigrosine.
5. Pewarnaan differensial dibagi pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam. Pewarna
kapsul pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, pewarnaan klein adalah
pewarnaan spora yang paling banyak digunakan. Pewarnaan flagel dengan memberi
suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal
pada dinding sel dan flagel.