KELOMPOK 1 MODUL 1
Gangguan Pertumbuhan dan
Fahriz Yusuf 2017730045 Perkembangan Bayi
Luthfan Ahnaf G 2017730063
Satya Pramana 2017730109 Tutor:
Siti Azaniah Putri 2017730113 dr. Rahmini Shabariah, Sp.A
Anggi Nur Indah S 2017730009
Syafina Firuz S 2017730116
Yulia Astari S 2017730131
Alifira R. Saarah J 2017730005
Aisyah Fildzah A 2017730004
Mia Aulia 2017730068
Kata Sulit : - Kelahiran secara vakum
- KMS
Kata/Kalimat kunci :
• Anak laki-laki 10 bulan BB 7 kg, PB 69 cm, LK 52 cm, belum bisa
tengkurap dan menegakkan kepalanya
• Riwayat Kelahiran :
• Ditolong secara vakum • Data KMS
• BB 2,5 kg, PB 48 cm, LK 33 cm
• Saat lahir tidak langsung menangis, tampak sesak, biru dan kejang Bulan BB PB LK
• Riwayat Imunisasi :
• Hepatitis B 3x, DPT 2x, Polio 2x, BCG 1x 2 3,5 kg 52 cm 43 cm
• Riwayat Psikososial :
• Tidak pernah diberi ASI sejak lahir, hanya diberi susu formula dan
menyusunya lama 4 4 kg 58 cm 46 cm
• Pasien anak ke 8 dari 8 bersaudara
• Pasien sering dibawa ke posyandu oleh ibunya 8 6 kg 62 cm 51 cm
• Ibu pasien usia 40 th, tamat SMA dan tak bekerja
• Ayah pasien usia 45 th, tamat SMA, satpam
• Riwayat tambahan : BB : Berat Badan
• Pasien belum mampu menegakkan kepala, jarang bersuara, kedua PB : Panjang Badan
tangan mengepal, menangis jika melihat orang yang tak dikenal, LK : Lingkar Kepala
merespon bunyi, dapat melihat mainan namun belum mampu
memegangnya, belum bisa duduk
Pola
Asuh Pengasuh
Kebutuhan
Genetik
Asih Dasar Faktor Yang
An. 10 bulan
Gangguan Pertumbuhan Mempengaruhi Lingkungan
Asah
&Perkembangan
Parameter Prenatal
Imunisasi Alur
Pertumbuhan Natal
dan
Diagnosis Postnatal
Perkembangan
Hepatitis B : 3x
Polio : 2x
Pemeriksaan
BCG : 1x Anamnesis
DPT : 2x Fisik
DD
Pem. Penunjang
WD
Tatalaksana
MIND MAP
PERTANYAAN
1. Bagaimana definisi pertumbuhan dan perkembangan serta cara penilaian status pertumbuhan?
2. Bagaimana cara penilaian status perkembangan pada bayi?
3. Bagaimana status imunisasi dan jadwal imunisasi?
4. Bagaimana pengaruh proses kelahiran terhadap pertumbuhan dan perkembangan sesuai
skenario?
5. Bagaimana pengaruh tidak diberikan ASI terhadap pertumbuhan?
6. Bagaimana kebutuhan dasar pada anak?
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada bayi?
8. Bagaimana perbaikan gizi pada skenario ini?
9. Bagaimana penanganan pada hidrosefal dan palsi serebralis pada skenario, serta pemeriksaan
penunjang yang dibutuhkan?
10. Bagaiamana prognosis dan komplikasi pada seknario?
DEFINISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Perkembangan : Bertambahnya
keterampilan dan fungsi kompleks
Poorwo, Sumarmo S. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Marcdante, dkk.,2013.Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Keenam.Elsevier-Local. Jakarta.
MASA PERTUMBUHAN SEBELUM DEWASA
• Masa Bayi
• Masa Prasekolah (umur 2 - 6 tahun)
• Masa Sekolah
• Masa Adolesensi ( ♂ : 12 - 20 tahun , ♀ : 10 -18 tahun)
Poorwo, Sumarmo S. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Marcdante, dkk.,2013.Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Keenam.Elsevier-Local. Jakarta.
TAHAP – TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK
Perkiraan BB lahir: 3,25 kg
Masa pranatal Kenaikan berat badan
Masa zigot konsepsi – 2 minggu Triwulan I : 700-1000gram/bulan
Triwulan II : 500-600 gram/bulan
Masa embrio 2 minggu – 8/12 minggu Triwulan III : 350-450 gram/bulan
Triwulan IV : 250-350 gram/bulan
Masa janin/fetus 9/12 minggu - lahir
Perkiraan PB lahir: 50 cm
Masa postnatal
Masa bayi (infancy) Usia 0 – 1 tahun
1 tahun : 75 cm
2 tahun : 85 cm
Masa anak dini Usia 1 – 3 tahun
4 tahun : 2 x PB Lahir
Masa prasekolah Usia 3 – 6 tahun 6 tahun : 1,5 x TB setahun
Masa sekolah Usia 6 – 18/20 tahun Perkiraan LK lahir: 34 - 35
cm
Masa praremaja Usia 6 – 11 tahun
Masa remaja Usia 11 – 20 tahun 6 bulan : 44 cm
1 tahun : 47 cm
2 tahun : 49 cm
Dewasa : 54 cm
Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: Penerbut Buku Kedokteran EGC. 2014.
Sularyo, Titis S., Soetjiningsih, dkk. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. 2002. Ikatan Dokter Anak Indonesia
Tahap Perkembangan Motorik
Usia Perkembangan motorik kasar Perkembangan motorik halus
0-3 bulan Mengangkat kepala setinggi 45 o Menahan barang yang dipegangnya
Dada ditumpu lengan pada saat Menggapai mainan yang di gerakkan
tengkurap Menggapai ke arah objek yang tiba-
Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tiba dijatuhkan dari pandangannya
tengah
3-6 bulan Berbalik dari telungkup ke terlentang Tangan tidak mengepal
Mengangkat kepala setinggi 90 o Menggenggam pensil
Mempertahankan kepala tetap tegak dan Meraih benda yang ada dalam
stabil jangkauannya
Memegang tangannya sendiri
6-9 bulan Duduk sendiri dengan posisi kaki bersila Memindahkan benda dari satu tangan
Belajar berdiri kedua kaki menyangga ke tangan lainnya
sebagian berat badan Memungut dua benda
Merangkak meraih mainan atau Memungut benda sebesar kacang
mendekati seseorang dengan cara meraup
9-12 bulan Mengankat badannya ke posisi berdiri Mengulurkan lengan/badan untuk
Belajar berdiri selama 30 detik atau meraih mainan yang diinginkan
berpegangan di kursi Menggenggam erat pensil
Dapat berjalan dengan dituntun Memasukkan benda ke mulut
Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: Penerbut Buku Kedokteran EGC. 2014.
Tahap Perkembangan Kognitif
Usia Perkembangan Kognitif
0-3 bulan Mulai mengembangkan konsep, misalnya menjadi sadar kana sensasi fisik seperti lapar
Melakukan kontak mata dan menangis untuk menunjukkan kebutuhan
Senang bermain
Memasukkan mainan ke dalam mulut
Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: Penerbut Buku Kedokteran EGC. 2014.
Perkembangan Personal Sosial
Perkembangan Bahasa
Usia Tahap Perkembangan Usia Perkembangan Bahasa
1-3 bulan Mulai tersenyum
Membalas tersenyum bila diajak bicara Baru lahir Respon terhadap suara
Berteriak bila senang Ketertarikan sosial terhadap wajah
Bereaksi terkejut pada suara keras dan orang
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-
2017
Jadwal
Imunisasi
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-
1.Vaksin hepatitis B (HB). Menurut jadwal imunisasi IDAI, vaksin HB pertama (monovalent) paling baik diberikan dalam
waktu 12 jam setelah lahir dan didahului pemberian suntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Jadwal imunisasi
lengkap pemberian vaksin HB monovalen adalah usia 0,1, dan 6 bulan. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin HB
dan imunoglobin hepatitis B (HBIg) pada ekstrimitas yang berbeda. Apabila diberikan HB kombinasi dengan DTPw, maka
jadwal imunisasi lengkap dilakukan pada usia 2,3, dan 4 bulan. Apabila vaksin HB kombinasi dengan DTPa, maka jadwal
pemberian pada usia 2,4, dan 6 bulan.
2.Vaksin polio. Apabila lahir di rumah segera berikan OPV-0. Apabila lahir di sarana kesehatan, OPV-0 diberikan saat bayi
dipulangkan. Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3, dan polio booster diberikan OPV atau IPV. Paling sedikit harus
mendapat satu dosis vaksin IPV bersamaan dengan pemberian OPV-3.
3.Vaksin BCG. Pemberian vaksin BCG berdasarkan jadwal imunisasi IDAI dianjurkan sebelum usia 3 bulan, optimal usia 2
bulan. Apabila diberikan pada usia 3 bulan atau lebih, perlu dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu.
4.Vaksin DTP. Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat pada usia 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTPw atau DTPa
atau kombinasi dengan vaksin lain. Apabila diberikan vaksin DTPa maka interval jadwal imunisasi lengkap pemberian vaksin
lanjutan tersebut pada usia 2,4, dan 6 bulan. Untuk usia lebih dari 7 bulan diberikan vaksin Td atau Tdap. Untuk DTP 6
dapat diberikan Td/Tdap pada usia 10-12 tahun dan booster Td diberikan setiap 10 tahun.
5.Vaksin dengue. Diberikan pada usia 9-16 tahun dengan jadwal 0,6, dan 12 bulan.
1.Vaksin MMR/MR. Apabila sudah mendapatkan vaksin campak pada usia 9 bulan, maka vaksin MMR/MR diberikan pada
usia 15 bulan (minimal interval 6 bulan). Apabila pada usia 12 bulan belum mendapatkan vaksin campak, maka dapat
diberikan vaksin MMR/MR.
2.Vaksin varisela. Vaksin varisela diberikan setelah usia 12 bulan, terbaik pada usia sebelum masuk sekolah dasar. Apabila
diberikan pada usia lebih dari 13 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.
3.Vaksin human papilloma virus (HPV). Berdasarkan jadwal imunisasi IDAI, Vaksin HPV diberikan mulai usia 10 tahun.
Vaksin HPV bivalen diberikan tiga kali dengan jadwal 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalent dengan jadwal 0,2,6 bulan.
Apabila diberikan pada remaja usia 10-13 tahun, pemberian cukup 2 dosis dengan interval 6-12 bulan; respons antibodi
setara dengan 3 dosis.
4.Vaksin Japanese encephalitis (JE). Vaksin JE diberikan mulai usia 12 bulan pada daerah endemis atau turis yang akan
bepergian ke daerah endemis tersebut. Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1-2 tahun berikutnya.
5.Vaksin dengue. Diberikan pada usia 9-16 tahun dengan jadwal 0,6, dan 12 bulan.
Jenis Imunisasi
• 1.Vaksin hidup, dilemahkan berisi virus atau bakteri yang
dilemahkan sehingga tidak menjadi penyakit pada orang yang
memiliki system imun bagus. Vaksin hidup mirip dengan infeksi
natural. (MMR, varicella)
• 2. Vaksin terinaktivasi vaksin dibuat dengan menginaktivasi atau
membunuh mikroorganismenya. Terkadang dibutuhkan lebih dari 1
dosis untuk membentuk atau memelihara imunitas. (Polio)
• 3. Vaksin toxoid tokxin bakteri yang dilemahkan. (DTaP difteri and
tetanus toxin)
• 4. Vaksin Subunit Vaksin yang berisi bagian dari virus
atau bakteri, bukan seluruh bagian. (DTaP pertussis)
• 5. Vaksin Terkonjugasi Melawan antigen yang
memiliki lapisan luar dari substansi seperti gula
(polisakarida) yang berguna untuk menyembunyikan
antigen. Vaksin ini mengkonjugasi lapisan tersebut.
(Haemophillus influenza type B HiB)
Dosis vaksin lebih dari satu?
• 1. Pada beberapa vaksin (terutama vaksin inaktivasi) dosis pertama
tidAk memberikan imunitas yang kuat sehingga dibutuhkan >1. (HiB)
• 2. Pada beberapa vaksin akan mulai berkurang keefektifannya,
sehinnga dibutuhkan booster. (DTaP)
• 3. Pada beberapa vaksin, dosis >1 dibutuhkan untuk membentuk
perkembangan respon imun yang kuat atau orang yang tidak memiliki
antibody yang cukup. (MMR)
• Vaksin flu, vaksin annual. Karena untuk mencegah virus flu yang
mungkin berganti setiap seasonnya
Setelah vaksinasi
• Demam, lelah, myalgia
Disebabkan karena respon imun yang dipasang pada
antigen, umumnya sekitar 1-2 hari
Bisa terdapat bengkak dan kemerahan pada daerah injeksi,
dan myalgia terlokalisasi
Asfiksia Neonatrum
• Suatu keadaan bayi tidak bisa bernafas secara spontan, teratur dan adekuat.
• Asfiksia menyebabkan gangguan kompensasi hemodinamik untuk mempertahankan oksigenasi
otak sehingga berisiko terjadi disfungsi neurologik SSP bahkan kematian.
Sistem Efek
Susunan saraf pusat Ensefalopati hipoksik-iskemik (EHI), perdarahan periventrikular, perdarahan
intraventrikular (PIV), leukomalasia periventrikular (PVL), edema serebra, kejang,
hipotonia, hipertonia
Kardiovaskular Iskemia miokardial, kontraktilitas kurang, insufisiensi trikuspid, hipotensi
Bayi prematur:
Mengurangi aliran leukomalasia
Asidosis jaringan
Asidosis laktat
lokal
darah distal pembuluh periventrikular
darah tsb (PVL)
Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Ed. 6., Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.
Glass, Hannah C. 2014. Neonatal Seizures: Advances in Mechanisms and Management. NCBI Journal. Table 1.
SATYA
FAHRIZ
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK
1. FAKTOR GENETIK
2. FAKTOR LINGKUNGAN
PRA NATAL PERI NATAL POST NATAL
- Gizi - Asfiksia - Faktor lingkungan
- Mekanis - Trauma lahir - Faktor biologis
- Toksik - Hipoglikemia - Faktor psikososial
- Endokrin -Hiperbilirubinemia - Faktor keluarga dan
- Radiasi - BBLR adat istiadat
- Infeksi - Infeksi
- Stres
- Imunitas
- Anoreksia embrio
Etiologi
1. stenosis aquaductus sylvii
2. spina bifida dan kranium bifida
3. sindrom Dandy-Walker
4. Kista arachnoid
5. anomali pembululuh darah
Tanda dan Gejala
1. pembesaran kepala
2. muntah
3. nyeri kepala ( meningkatnya tekanan intrakranial )
Endoscopic Third
Ventriculostomy
• Penanganan ini dilakukan dengan cara membuat sebuah lubang baru
di dalam rongga otak,biasanya lubang tersebut akan dibuta hingga ke
area ventrikel dariapda otak dengan tujuan agar cairan di dalam otak
bisa mengalir ke luar
• Prosedur ini sering kali diterapkan pada hidrosefalus yang disebabkan
oleh penyumbatan di dalam rongga otak.
Tatalaksana
• Pemberian asetozolamide atau furosemide
• Melakukan reseksi sebagian pada plexus koroid
• Pengeluaran CSS ke organ ekstrakranial
Komplikasi
• Atrofi otak
• Herniasi otak
Prognosis
Dubia Ad Malam,hal tersebut dikarenakan terdapatnya resiko komplikasi
yang membahayakan
PALSI SEREBRALIS
o Suatu kelainan gerakan dan postur yang tidak progresif, oleh
karena suatu kerusakan atau gangguan pada sel-sel motorik pada
susunan saraf pusat yang sedang tumbuh atau belum selesai
pertumbuhannya.
ETIOLOGI
Pranatal Perinatal Postnatal
Infeksi intrauterin: Anoksia/hipoksia Trauma kepala
TORCH dan sifilis Perdarahan otak Meningitis/ensefalitis
Radiasi Prematuritas yang terjadi 6 bulan
Asfiksia intrauterin Postmaturitas pertama kehidupan
Toksemia gravidarum Hiperbilirubinemia Racun : logam, CO
oetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Gejala klinis
Manifestasi klinis cerebral palsy tergantung dari bagian dan luas jaringan otak
yang mengalami kerusakan :
oSpastisitas, Terdapat peninggian tonus otot dan reflek yang disertai dengan
klonus dan reflek Babinski.
oTonus otot yang berubah.
oAtaksia ialah gangguan koordinasi kerusakan terletak di serebulum.
oGangguan Pendengaran
oGangguan Bicara
oGangguan mata
PROGNOSIS
Prognosis umumnya baik, namun makin banyak gejala penyertanya
dan makin berat gejala motoriknya makin buruk prognosisnya.
Komplikasi seperti retardasi mental, epilepsi, gangguan
pendengaran dan visual.
oetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC