Anda di halaman 1dari 45

SISTEM GERIATRI & PEDIATRI KELOMPOK 1

MODUL 1 Ketua :
Gangguan Pertumbuhan dan Akhmad Syaiful Halim 2016730005
Perkembangan Bayi Sekretaris :
Ardhia Wirasti Farisda 2016730016
Tutor: Anggota :
dr. Rahmini Shabariah, Sp.A Muhammad Fahrul 2016730066
Wahdan Farhattan 2016730104
Fahrianti Samad 2016730033
Alifia Nurfitriana 2016730007
Dina Syafaati 2016730026
Ghina Rasyidah 2016730041
Farah Athifa Sjaharany 2016730034
SKENARIO 1 : GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BAYI

Seorang anak laki-laki umur 10 bulan Berat badan 7 kg, Panjang badan 69 cm
Lingkaran kepala 52 cm dibawa ke Poliklinik karena belum bisa tengkurap dan
menegakkan kepalanya. Pasien anak ke 8 dari 8 bersaudara, ayahnya berusia 45 tahun
ibu pasien berusia 40 tahun. Riwayat kelahiran : Ditolong oleh dokter secara vakum,
dengan berat lahir 2500 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 33 cm. Karena saat
lahir pasien tidak langsung menangis, biru dan sesak maka pasien dirujuk ke rumah
sakit, dalam perjalanan ke rumah sakit pasien kejang kejang kemudian dirawat di
neonatal intensive care unit dengan alat bantu napas. Pasien tidak mendapat ASI sejak
lahir dan diberikan susu formula hingga saat ini, namun minum susu tidak bisa
menghabiskan dengan cepat, belum bisa makan padat. Pasien sudah imunisasi
hepatitis 3 kali, DPT 2 kali, polio2 kali, BCG 1 kali. Catatan di KMS menunjukkan saat
usia 2 bulan berat badan 3,5 kg tinggi badan 52 cm, lingkar kepala 43 cm, kemudian
saat berusia 4 bulan berat badannya 4 kg, tinggi badan 58 cm dan lingkar kepala 46
cm, saat usia 8 bulan berat badan pasien 6 kg, tinggi badan 62 cm lingkar kepala 51
cm.
Kata Sulit : -
Kata/Kalimat kunci :
• Anak laki-laki 10 bulan BB 7 kg, PB 69 cm, LK 52 cm, belum bisa
tengkurap dan menegakkan kepalanya
• Riwayat Kelahiran :
• Ditolong secara vakum
• BB 2,5 kg, PB 48 cm, LK 33 cm • Data KMS
• Saat lahir tidak langsung menangis, tampak sesak, biru dan kejang Bulan BB PB LK
• Riwayat Imunisasi :
2 3,5 kg 52 cm 43 cm
• Hepatitis B 3x, DPT 2x, Polio 2x, BCG 1x
• Riwayat Psikososial : 4 4 kg 58 cm 46 cm
• Tidak pernah diberi ASI sejak lahir, hanya diberi susu formula dan
8 6 kg 62 cm 51 cm
menyusunya lama
• Pasien anak ke 8 dari 8 bersaudara BB : Berat Badan
• Pasien sering dibawa ke posyandu oleh ibunya PB : Panjang Badan
LK : Lingkar Kepala
• Ibu pasien usia 40 th, tamat SMA dan tak bekerja
• Ayah pasien usia 45 th, tamat SMA, satpam
• Riwayat tambahan :
• Pasien belum mampu menegakkan kepala, jarang bersuara, kedua
tangan mengepal, menangis jika melihat orang yang tak dikenal,
merespon bunyi, dapat melihat mainan namun belum mampu
memegangnya, belum bisa duduk
Genetik

Riwayat
Asuh
MIND MAP Faktor yang
memengaruhi Peran Lingkungan
Imunisasi
• Makro
Asih Kebutuhan dasar Lingkungan • Meso
• Mini
Asah • Mikro
An. 10 Bulan,
gangguan Prenatal
Pola Pengasuhan
pertumbuhan &
perkembangan Natal
Perkembangan
Motorik Kasar Pertumbuhan
• Belum bisa duduk
• Kedua tangan masih mengepal Parameter Pertumbuhan Usia BB TB LK Postnatal
• Kepala belum bisa tegak ketika didudukkan & Perkembangan (Bulan) (kg) (cm) (cm)
Motorik Halus
• Belum bisa memegang mainan 0 2,5 48 33
• Belum bisa menoleh ke kanan & kiri
2 3,5 52 43
Bahasa
• Jarang bersuara
Imunisasi R. Kelahiran 4 4 58 46
• Bereaksi terhadap bunyi keras Ditolong secara vakum
• Menoleh ke suara
Hepatitis B : 3x 8 6 62 51
BB 2,5 kg, PB 48 cm, LK 33
Personal/Sosial:
Polio : 2x
cm, tidak langsung 10 7 69 52
• Jarang tersenyum BCG : 1x
menangis, sesak, biru dan
• Menangis bila melihat orang tak dikenal DPT : 2x
kejang
• Tidak ada keinginan meraih mainan
• Belum bisa makan makanan padat

Alur Diagnosis

Penatalaksanaan
Pertanyaan
1. Bagaimana definisi pertumbuhan dan perkembangan pada anak serta cara penilaiannya?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak?
3. Bagaimana kebutuhan dasar pada anak?
4. Bagaimana pengaruh pemberian ASI pada anak?
5. Bagaimana tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak?
6. Jelaskan bagaimana jadwal, dosis, cara, jenis, efek samping dari imunisasi!
7. Bagaimana pengaruh asfiksia neonatal dengan pertumbuhan dan perkembangan anak?
8. Bagaimana pola pengasuhan pada anak?
9. Bagaimana alur diagnosis dan tatalaksana sesuai dengan skenario?
Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah,


ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa dikur
dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan
metabolik.
- BB, TB, Umur Tulang, LK, LILA

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan


fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat
diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut
adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ
dan sistem organ yang berkembang sedemikian emosi, intelektual, dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

Sularyo, Titis S., Soetjiningsih, dkk. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Ed 2002. Ikatan Dokter Anak Indonesia
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

GENETIK LINGKUNGAN

Jenis
Orang Tua Pranatal Perinatal Postnatal
Kelamin

- Gizi - Faktor
- Mekanis - Asfiksia biopsikososial
- Toksik - Trauma lahir - Lingkungan
- Endokrin biologis
- Hipoglikemia
- Radiasi - Faktor fisik
- Infeksi - Hiperbilirubinemia
- Faktor
- Stres - BBLR psikososial
- Imunitas - Infeksi - Faktor keluarga
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC
- Anoreksia embrio dan adat istiadat
P E RA N LI N G K U N G A N TER H A D A P T U M B U H K EM B A N G A N A K

MIKRO MINI MESO MAKRO


 Pendidikan  Anggota keluarga  Lingkungan tetangga  Kebijakan
 Gizi  Suasana rumah  Sarana bermain pemerintah
 KB  Pelayanan kesehatan  Sosial dan budaya
 Nutrisi (ASI)  Pendidikan sekolah
 Imunisasi
Pola Pengasuhan keluarga
1. Demokratik (autoritatif)
2. Diktator (otoriter)  sering menghukum,
Child abuse (penganiayaan anak)

3. Permisif (serba boleh)

4. Tidak diperdulikan
1. Otoritatif ( demokratik)
• Penuh kasih sayang, kehangatan kegembiraan
• ciptakan rasa nyaman + aman +dilindungi,
• Peka pada isyarat bayi/anak (minat, keinginan, pendapat),
• diberi contoh ( bukan dipaksa),
• dibantu, didorong, dihargai,
• koreksi (bukan ancaman / hukuman)
Anak ; lebih percaya diri, mandiri, kreatif
2. Otoriter (diktator)
• Melarang, membatasi, tidak didengar minat / pendapat, sering menghukum  abuse

Anak : kurang inisiatif , kreativitas & komunikasi


3. Permisive : serba boleh, kurang kendali diri / tanggung jawab
4. Tidak dipedulikan : diterlantarkan, kemampuan anak rendah .
KEBUTUHAN DASAR PADA ANAK
ASAH (KEBUTUHAN ASIH (EMOSI/KASIH SAYANG) ASUH
STIMULASI)
Cikal bakal proses pembelajaran Kasih sayang orang tua Pemberian nutrisi yang adekuat
(pendidikan & pelatihan) dan seimbang
Rasa aman Perawatan kesehatan dasar
(imunisasi, sebab morbiditas)
Rasa memiliki Pakaian
Kebutuhan akan sukses Perumahan
Mandiri Sanitasi lingkungan dan hygiene
diri
dorongan Kesegeran jasmani (olahraga dan
Kebutuhan mendapatkan rekreasi)
kesempatan dan pengalaman

Buku ajar 1 tumbuh kembang anak dan remaja


PENGARUH PEMBERIAN ASI PADA ANAK
Zat Gizi Kolostrum ASI Matur Susu Formula Kebutuhan Kalori
Pemberian ASI kepada anak merupakan
salah satu pemenuhan atas kebutuhan Energi (kkal/100ml) 67 67-74,7 67 • Usia 0 bulan
dasar anak (ASUH, ASIH, dan ASAH) 3x120=360 kkal/hari
untuk pertumbuhan dan perkembangan. Lemak (g/100ml) 2,95 4,0 3,4-3,6
• Usia 2 bulan
1. ASUH : Protein (g/100ml) 2,29 1,1 1,5 3,8x120= 456 kkal/
- ASI dapat memenuhi kebutuhan Rasio whey: kasein 80:20 18:82, 60:40 hari
gizi adekuat anak.
- Sumber antibodi alami anak • Usia 4 bulan
4,9x120= 588
2. ASIH: Karbohidrat (g/100ml) 5,7 7,2 6,9-7,2 kkal/hari
- Meningkatkan bonding antar ibu
Natrium (g/100ml) 4,8 10 15-24
dan anak (dengan dekapan anak • Usia 8 bulan
dapat merasakan kasih sayang, Kalsium (mg/L) 480 290 420-550 6,5x120= 780
kkal/hari
aman dan rasa memiliki)
Zat besi (mg/L) 0,7 1,18 1,5-1,2
3. ASAH: • Usia 10 bulan
- Koordinasi saraf menelan, Vitamin A(mg/L) 1,61 0,1 1,3 8,2x120= 984
menghisap, dan bernafas kkal/hari
Vitamin D (IU/L) - 4-100 400

Immunoglobulin 1,0 0,09 -


Sumber:
Karen Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial update ke-6.
ELSEVIER: Jakarta
Behrman; Kliegman; Arvin. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Ed. 15
Vol 1. EGC : Jakarta
www.idai.or.id
www.who.int/nutrition
CARA MELAKUKAN PENILAIAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PADA ANAK USIA DIBAWAH 1 TAHUN,
SERTA PENATALAKSANAAN YANG
TEPAT UNTUK MENGATASINYA
Usia BB TB LK
(Bulan) (kg) (cm) (cm)
0 2,5 48 33
2 3,5 52 43
4 4 58 46 1. Tentukan umur, panjang badan (anak dibawah 2
8 6 62 51 2. Tentukan
tahun) angkabadan
atau tinggi yang (anak
beradadiatas
pada 2garis
tahun),
10 7 69 52 3. Tentukan angka
horisontal atauberat
mendatar yang
badanpada berada pada garis
anakkurva. Pada
vertikal ataupertumbuhan
4. Hubungkan
beberapa kurva lurusangka
pada WHO
kurva. Padahorisontal
pada garis
menggambarkan
beberapa
dengan umur
kurva
angka dan panjang/tinggi
pertumbuhan
pada garis WHObadan
vertikal hingga
5. Interpretasikan berdasarkan tabel
pada garis horisontal. titik
menggambarkan
mendapatkan umurtemu
dan (plotted
panjang/berat
point).
badan, umur, IMT pada garis vertikal.

Lk 10 bln, 7 kg, -2 hingga -3 SD (dibawah


-2)  kesan : gizi kurang
Lk 8 bln, 6 kg, di bawah -3 SD  kesan :
gizi buruk
Lk 4 bln, 4 kg, di bawah -3 SD  kesan :
gizi buruk
Lk 2 bln, 3,5 kg, dibawah -3 SD  kesan :
gizi buruk /gizi sangat kurang
Lk 0 bln, 2,5 kg, 0 hingga -2 SD (dibawah
-0)  kesan : normal
Usia BB TB LK
(Bulan) (kg) (cm) (cm)
0 2,5 48 33
2 3,5 52 43
4 4 58 46
8 6 62 51
10 7 69 52 Lk 10 bln, 69, -2 SD
Lk 8 bln,6 kesan : perawakan
kg, dibawah -3 SD normal
 kesan : perawakan sangat
pendek
Lk 4 bln, 58, dibawah -3 SD
 kesan : perawakan sangat pendek
Lk 2 bln, 52 cm, dibawah -3 SD 
kesan : perawakan sangat pendek
Usia BB TB LK
(Bulan) (kg) (cm) (cm)
0 2,5 48 33
2 3,5 52 43
4 4 58 46
8 6 62 51
10 7 69 52

Lk 10 bln, 7 kg, 69 cm
Lk 8 bln, 6-2kg,
SD62 cm
 kesan : normal
Lk 4 dibawah
bln, 4 kg,-158SDcm,
Lk 2 bln, 3,5kg,kesan
52 cm,
: normal
dibawah -3 SD
-1 hingga -2 SD
 kesan : sangat kurus
 kesan : normal
Usia BB TB LK
(Bulan) (kg) (cm) (cm)
0 2,5 48 33
2 3,5 52 43 Terdapat pertumbuhan
4 4 58 46 lingkar kepala tiap
8 6 62 51 bulannya > +3 SD
10 7 69 52 Kesan : makrosefali
Usia BB TB LK
(Bulan) (kg) (cm) (cm)
0 2,5 48 33
2 3,5 52 43
4 4 58 46
8 6 62 51
10 7 69 52

Penilaian pertumbuhan anak pada skenario


baik menggunakan ukuran antropometri
lingkar lengan atas karena tidak
dipengaruhi oleh BB/TB
Kesimpulan :

Pada penilaian pertumbuhan dengan kurva


pertumbuhan WHO didapatkan hasil :
BB/U = - 2 SD sampai -3 SD (gizi kurang)
TB/U = -2 SD (perawakan normal)
BB/TB = -2 SD (normal)
LK/U = di atas + 3 SD (makrosefali)
Diketahui dari data kurva WHO BB/TB tersebut
pasien bergizi normal, namun harus kita
waspadai makrosefalinya karna dapat
memengaruhi BB dan PB pasien (curiga gizi
kurang) Maka penatalaksanaan yang tepat
adalah perbaiki status gizi pasien dengan
menentukan kebutuhan kalorinya.

Tatalaksana Anak Gizi Buruk Edisi 6 . 2011. Jakarta : Departemen Kesehatan


Menghitung Kebutuhan
Gizi
BB ideal x Rekomendasi
Kebutuhan Kalori

Kebutuhan kalori
8 x 115 = 920 kkal/hari

Maka, proporsi diet anak adalah…


• P = BB x 1,6 x 4 / Kal x 100%
8 x 1,6 x 4 / 920 x 100% = 5%
5% x 920 = 46 kkal/4 = 11,5 gr
• L = 35% x 920 = 322 kkal/9 =
BB ideal 35,8 gr
• KH = 100 – (35 + 5) = 60%
dengan
60% x 920 = 552 kkal/40 = 13,8 gr
TB 69 cm

Usia sesuai
dengan TB
Proporsi Makanan Sesuai Kebutuhan Kalori

Kebutuhan Kalori pasien 920 kkal/hari Ganti ASI


dengan
susu
• Susu formula mengandung 676 kkal/L. formula
1 botol susu = 250 mL, maka berikan susu formula 4
botol/hari
• Sisa kebutuhan kalori = 244 kkal
Penuhi dari makanan pendamping lain.
Usia 6-9 bulan adalah masa kritis untuk mengenalkan
makanan padat secara bertahap sebagai stimulasi
keterampilan oromotor. Mula-mula berikan makanan
padat berupa bubur halus lalu jika sudah terbiasa,
ganti dengan makanan yang agak lunak.
TAHAP – TAHAP TUMBUH
KEMBANG ANAK
Masa pranatal Perkiraan BB lahir: 3,25 kg
 Masa zigot konsepsi – 2 minggu Kenaikan berat badan
Triwulan I : 700-1000gram/bulan
 Masa embrio 2 minggu – 8/12
Triwulan II : 500-600 gram/bulan
minggu Triwulan III : 350-450 gram/bulan
 Masa janin/fetus 9/12 minggu - lahir Triwulan IV : 250-350 gram/bulan
Masa postnatal Perkiraan PB lahir: 50 cm

 Masa bayi (infancy) Usia 0 – 1 tahun 1 tahun : 75 cm


2 tahun : 85 cm
 Masa anak dini Usia 1 – 3 tahun
4 tahun : 2 x PB Lahir
 Masa prasekolah Usia 3 – 6 tahun 6 tahun : 1,5 x TB setahun
Perkiraan LK lahir: 34 - 35 cm
 Masa sekolah Usia 6 – 18/20 tahun
Masa praremaja Usia 6 – 11 tahun 6 bulan : 44 cm
Masa remaja Usia 11 – 20 tahun 1 tahun : 47 cm
2 tahun : 49 cm
Dewasa : 54 cm

Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: Penerbut Buku Kedokteran EGC. 2014.
Sularyo, Titis S., Soetjiningsih, dkk. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. 2002. Ikatan Dokter Anak Indonesia
Tahap Perkembangan Motorik
Usia Perkembangan motorik kasar Perkembangan motorik halus
0-3 bulan  Mengangkat kepala setinggi 45o  Menahan barang yang dipegangnya
 Dada ditumpu lengan pada saat tengkurap  Menggapai mainan yang di gerakkan
 Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke  Menggapai ke arah objek yang tiba-tiba
tengah dijatuhkan dari pandangannya

3-6 bulan  Berbalik dari telungkup ke terlentang  Tangan tidak mengepal


 Mengangkat kepala setinggi 90 o
 Menggenggam pensil
 Mempertahankan kepala tetap tegak dan stabil  Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
 Memegang tangannya sendiri

6-9 bulan  Duduk sendiri dengan posisi kaki bersila  Memindahkan benda dari satu tangan ke
 Belajar berdiri kedua kaki menyangga sebagian tangan lainnya
berat badan  Memungut dua benda
 Merangkak meraih mainan atau mendekati  Memungut benda sebesar kacang dengan
seseorang cara meraup
9-12 bulan  Mengankat badannya ke posisi berdiri  Mengulurkan lengan/badan untuk meraih
 Belajar berdiri selama 30 detik atau mainan yang diinginkan
berpegangan di kursi  Menggenggam erat pensil
 Dapat berjalan dengan dituntun  Memasukkan benda ke mulut

Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: Penerbut Buku Kedokteran EGC. 2014.
Tahap Perkembangan Kognitif
Usia Perkembangan Kognitif
0-3 bulan  Mulai mengembangkan konsep, misalnya menjadi sadar kana sensasi fisik seperti lapar
 Melakukan kontak mata dan menangis untuk menunjukkan kebutuhan
 Senang bermain
 Memasukkan mainan ke dalam mulut

3-6 bulan  Meningkatnya minat terhadap lungkungan


 Menunjukkan minat pada mainan
 Berusaha meraih benda – benda yang jangkauannya agak jauh
 Mengeksplorasi benda dengan menggunakan tangan dan mulut
6-9 bulan  Tertarik pada bagian dari tubuhnya
 Memahami ‘naik’ dan ‘turun’ dan membuat gerakan yang sesuai, seperti mengangkat lengannya
 Mencari mainan/benda yang dijatuhkan
 Bermain tepuk tangan/ cilukba
 Bergembira dengan melempar benda
 Makan kue sendiri

9-12 bulan  Mengeksplorasi benda dengan bermacam – macam cara


 Menemukan benda yang disembunyikan
 Menirukan gerakan tubuh dengan mudah
 Menyukai minum dengan cangkir
 Bermain dengan permainan bola yang simple
 Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan
 Memasukkan benda ke mulut
 Menunjukkan ketertarikan pada buku gambar

Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: Penerbut Buku Kedokteran EGC. 2014.
Perkembangan Personal Sosial Perkembangan Bahasa
Usia Tahap Perkembangan Usia Perkembangan Bahasa
1-3 bulan  Mulai tersenyum
 Membalas tersenyum bila diajak bicara Baru lahir  Respon terhadap suara
 Berteriak bila senang  Ketertarikan sosial terhadap wajah dan
 Bereaksi terkejut pada suara keras orang

3-6 bulan  Lebih menyukai ibu


 Tersenyum spontan 2-4 bulan  Cooing, menoleh ke arah pembicara
 Suka tertawa keras
 Berceloteh
 Gembira pada saat melihat makanan 4-9 bulan  Babbling (mengulang konsonan/kombinasi
vocal)
6 bulan  Respon terhadap suara
6-9 bulan  Reaksi terhadap suara ibu yang dibuat berbeda
 Dekat pada orang dewasa yang sudah dikenal
9-12 bulan  Memahami perintah verbal
10-12 bulan  Berespons bila namanya dipanggil  Menunjuk
 Memahami perintah sederhana
 Melambaikan tangan “da-da”
Alat praskrining perkembangan sampai anak usia 6 tahun.
MENILAI PERKEMBANGAN ANAK < 5
Pemeriksaan KPSP adalah penilian perkembangan anak dalam 4
TAHUN DENGAN FORMULIR KPSP
sektor perkembangan yaitu : motorik kasar, motorik halus,
(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
bicara/bahasa dan sosialisasi /kemandirian.

PENYIMPANGAN
Lakukan pemeriksaan anak secara
menyeluruh

Anamnesis, pemeriksaan fisis


umum dan neuorologik dan
pemeriksaan penunjang bila ada
indikasi
TATALAKSANA KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN PADA ANAK
Peran habilitasi medik
1. Intervensi dini

2. Program terapi latihan


Tujuan: mengembangkan bentuk komunikasi, mengembangkan kemandirian, dan mengembangkan bentuk gerakan yang
terpola
• Fisioterapi Pengaturan posisi, latihan di tempat tidur, latihan tegak kepala, latihan berguling,
latihan merangkak, latihan duduk, latihan keseimbangan, latihan berdiri dan
persiapan berjalan.
• Terapi okupasi Memberikan aktivitas bimanual (menjangkau, memegang, membawa dan
melepaskan benda/mainan).
• Terapi wicara Simulasi komunikasi, terapi menelan (feeding therapy), latihan inhibisi spastik
otot.
• Terapi ortesa Alat bantu berupa brace, splint, sepatu koreksi atau sepatu adaptif, dll.
• Psikologi Terapi perilaku dan rerapi konsentrasi dengan/ tanpa sarana alat permainan
edukatif.

Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: Penerbut Buku Kedokteran EGC. 2014.
JADWAL, DOSIS, CARA,
JENIS & EFEK SAMPING
DARI IMUNISASI
• Imunisasi wajib pada bayi
Vaksin Pemberian Interval Umur Ket
BCG 1x - 0-11 bulan Minimal tidak ada
Batasan maksimal
DPT 3x 4 mg (minimal) 2-11 bulan -
POLIO (OPV) 4x 4 mg (minimal) 0-11 bulan Lengkap sebelum
umur 1 tahun
CAMPAK 1x - 9-11 bulan -
HEPATITIS B 3x 1 dan 6 bulan dari 0-11 bulan -
suntikan pertama

• Bila bayi lahir di rumah sakit, pondok bersalin, bidan praktik atau tempat pelayanan lain
Umur bayi Vaksin yang diberikan
0 bulan/langsung setelah melahirkan Hepatitis B-1, BCG, Polio-1
2 bulan DPT-1, Hep B-2, Polio-2
3 bulan DPT-2, Hep-3, Polio-3
4 bulan DPT-3, Polio-4
9 bulan Campak
JENIS VAKSIN DOSIS DAN EFEK SAMPING GAMBAR JENIS KUMAN
VAKSIN BCG Dosis : 0,05 ml, 1x secara intrakutan di lengan kuman BCG yang masih hidup
atas m. deltoideus namun telah dilemahkan.
Efek samping : biasanya tidak terdapat reaksi.
Mungkin terjadi demam ringan sedikit bercak
merah pada pipi dibawah telinga pada hari ke 7-8
setelah penyuntikan, atau pembengkakan pada
tempat penyuntikan.
VAKSIN DPT Dosis : 0,5 ml, tiga kali suntikan, interval minimal Toksin kuman diphteri yang telah
(DIPHTERI, 4 mgg dilemahkan, biasanya diolah dan
PERTUSIS, Efek samping : gejala yang bersifat sementara dikemas bersama-sama dengan
TETANUS) seperti lemas, demam, kemerahan pada tempat vaksin tetanus dalam bentuk vaksin
DT, atau dengan vaksin tetanus dan
suntikan. pertusis dalam bentuk vaksin DPT.
VAKSIN Dosis : 2 tetes mulut sebanyak 4x pemberian Virus polio yang sudah dimatikan
POLIOMIELITIS dengan interval 4 mgg (salk), biasa diberikan
Efek samping : hampir tidak ada, bila ada berupa dengan cara injeksi, vaksin yang
kelumpuhan anggota gerak seperti polio mengandung virus polio yang
hidup tapi dilemahkan (sabin), cara
sebenarnya. pemberian per oral (OPV)
VAKSIN Dosis : setelah dilarutkan,diberikan 0,5 ml Mengandung vaksin campak hidup
CAMPAK Efek samping : sangat jarang, mungkin dapat yang telah dilemahkan.
terjadi kejang ringan dan tidak berbahaya pada
hari ke 10-12 hari setalh penyuntikan.dapat terjadi
radang otak 30 hari setalh penyuntikan tapi angka
kejadiannya sangat rendah
HEPATITIS B Dosis : 0.5 ml sebanyak 3x pemberian Vaksin virus recombinan
Efek samping : selama 10 tahun belum yang telah
dilaporkan ada efek samping yang diinaktivasikan dan
berarti bersifat non-infecious,
berasal dari HBsAg.

VAKSIN Dosis : 0.5 ml sebanyak 3x Toksin kuman diphteri


DPT/HB Efek samping : gejala yang bersifat yang telah dilemahkan,
(COMBO) sementara seperti biasanya diolah dan
lemas,demam,pembengkakan dan dikemas bersama-sama
kemerahan daerah suntikan.kadang dengan vaksin tetanus
terjadi gejla berat sperti demam dalam bentuk vaksin DT,
tinggi,iritabilitas,meracu yang terjadi atau dengan vaksin
bersifat 24 jam setelah imunisasi. tetanus dan
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan pertusis dalam bentuk
biasanya hilang dalam 2 hari vaksin DPT.
MENILAI STATUS IMUNISASI DASAR PADA SKENARIO

Status Imunisasi Pasien


(An. Laki-laki, 10 bln)
• Hepatitis B : 3x
• Polio : 2x Kurang 2x
• BCG : 1x
• DPT : 2x Kurang 1x
VAKSIN REKOMENDASI BILA VAKSIN TERLAMBAT
BCG • Umur < 12 bulan boleh diberikan Kapan saja
• Umur > 12 bulan imunisasi kapan saja, namun harus dilakukan uji tuberkulin
terlebih dahulu, jika – berikan BCG dengan dosis 0.1 ml intrakutan

DPT • Bila terlambat, jangan mengulang pemberian dari awal, tapi lanjutkan dan
lengkapi imunisasi seperti jadwal
• Bila belum pernah imunisasi dasar pada umur < 12 bulan, imunisasi diberikan
sesuai dengan imunisasi dasar, baik jumlah maupun intervalnya

POLIO • Bila terlambat, jangan mengulang pemberian dari awal, tapi lanjutkan dan
lengkapi imunisasi seperti jadwal
CAMPAK • Bila pada saat itu berumur 9-12 bulan, maka berikan saat kapanpun bertemu
• Bila anak umur > 1 tahun, berikan MMR
HEPATITIS B • Bila terlambat, jangan mengulang pemberian dari awal, tapi lanjutkan dan
lengkapi imunisasi seperti jadwal
• Anak dan remaja yang belum pernah imunisasi hepatitis B pada masa bayi, bias
mendapat serial imunisasi hepatitis B kapan saja saat berkunjung

Ranuh, I.G.N. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia edisi ke-3. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
PENGARUH RIWAYAT KELAHIRAN
BAYI PADA KONDISINYA SAAT INI
Efek Asfiksia
Sistem Efek
Susunan saraf pusat Ensefalopati hipoksik-iskemik (EHI), perdarahan periventrikular, perdarahan
intraventrikular (PIV), leukomalasia periventrikular (PVL), edema serebra,
kejang, hipotonia, hipertonia
Kardiovaskular Iskemia miokardial, kontraktilitas kurang, insufisiensi trikuspid, hipotensi
Paru Persistent pulmonary hypertension, respiratory distess syndrome
Ginjal Nekrosis tubular atau kortikal akut
Adrenal Perdarahan adrenal
Gastrointestinal Perforasi, ulserasi, nekrosis
Metabolik Inappropriate ADH, hiponatremia, hipoglikemia, hipokalsemia,
mioglobinuria
Kulit Nekrosis lemak subkutan
Hematologi Disseminated intravascular coagulation

Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Ed. 6. hal. 246, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.
Hubungan Asfiksia, EHI, PVL, PIV, Hidrofalus, dan Kejang
Bayi cukup bulan: edema
Hipoksia Aliran darah distal serebri, nekrosis korteks, dan
Reperfusi keterlibatan ganglia basal
perinatal pemb. darah tsb ↓

Bayi prematur:
Nekrosis dan edema Pemb. darah menjadi
Asidosis leukomalasia
pembuluh darah lemah, lalu pecah dan periventrikular (PVL)
laktat
endotel perdarahan

Curah jantung
Asidosis Perdarahan Atrofi korteks,
↓ / henti
jaringan lokal intraventrikular retardasi mental, dan
jantung
spastik kuadriplegi
Kejang (bayi atau diplegia (CP)
Glukosa ↓, terjadi
Iskemia akumulasi laktat
Hidrosefalus prematur usia 1-
3 hari)

Hipoksia dan Kejang (bayi


iskemia otak cukup bulan usia
(EHI) 12-24 jam)
Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Ed. 6. hal. 281, 283, 766, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
SESUAI DENGAN SKENARIO
MAKROSEFALI
Suatu kondisi dimana ukuran lingkar kepala bayi lebih besar dari 2 Standar Deviasi atau diatas
DEFINISI
persentil ke 97 pada rata-rata usia dan jenis kelaminnya.
• Makrokrania (peningkatan ketebalan tengkorak)
Benyakit metabolisme tulang, hipertrofi sumsum tulang akibat anemia hemolitik bisa
menyebabkan makrokrania
• Hidrosefalus (pembesaran ventrikel)
Penimbunan cairan di dalam rongga-rongga ventrikel otak akibat ketidak-seimbangan antara
ETIOLOGI
pembentukan dan absorbsi cairan serebrospinal yang biasanya disertai dengan peninggian tekanan
intrakranial. Penyumbatan aliran CSS yang sering : kelainan bawaan, infeksi, neoplasma,
perdarahan sesudah/sebelum lahir
• Megalensefali (pembesaran otak)
Kelainan embriologik yang menyebabkan proliferasi abnormal jaringan otak.
Gejala klinis makrosefali tergantung pada penyebabnya. Secara garis besar makrosefali ditemukan
gejala klinis seperti :
GEJALA KLINIS
1. Kepala membesar
2. Keterlambatan tumbuh kembang anak

Karen Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial update ke-6. ELSEVIER: Jakarta
- CT Scan kepala tanpa kontras (Melihat sistem ventrikel dan isi intrakranial)
PEMERIKSAAN - MRI
PENUNJANG - USG Kepala

Tidak ada tatalaksana yang spesifik terhadap makrosefali, tatalaksana diberikan tergantung
dari diagnosis penyebab.
Jika hidrosefalus ada 3 prinsip pengobatannya :
1. Mengurangi produksi CSS dengan merusak sebagian pleksus koroidalis dengan tindakan
bedah. Obat asetazolamid dikatakan memiliki khasiat inhibisi pembentukan CSS.
PENATALAKSANAAN
2. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorpsi yakni
menghubungkan ventrikel dengan subaraknoid.
3. Drainase CSS : ventrikulo-pertioneal, lumbo-peritoneal, ventrikulo-pleural, ventrikulo-
ureterostomi.
4. Ventriculoperitoneal Shunting (VP Shunt)

Baik. Makrosefali dengan hidrosefalus berprognosis baik tergantung dari tipe hidrosefalus
PROGNOSIS yang diderita. Tetapi, beberapa anak mengalami keterlambatan pertumbuhan, kejang dan
keterbatasan mental.

Karen Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial update ke-6. ELSEVIER: Jakarta
Soetomenggolo, Taslim; Ismael, Sofyan, dkk. Buku Ajar Neurologi Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.
PALSI SEREBRAL
Suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang menetap dan tidak progresif, terjadi pada usia dini
DEFINISI sehingga mengganggu perkembangan otak dan menunjukkan kelainan posisi, tonus otot dan
koordinasi motorik, serta kelainan neurologis lainnya

1. Prenatal
Infeksi intrauterin, radiasi, asfiksia intrauterin (plasentia previa, ablasio plasenta, anoksia maternal)
2. Perinatal
ETIOLOGI Anoksia, perdarahan otak, prematuritas, postmaturitas, hiperbilirubinemia, bayi kembar, kejang,
kelahiran dengan tindakan
3. Postnatal
Trauma kepala, meningitis, zat toksik
• Kelainan lingkar kepala
• Gangguan perkembangan
• Motorik : kelainan tonus otot, postur tubuh abnormal, didahului hipotonia lalu hypertonia,
involuntrary movement
GEJALA KLINIS
• Bahasa
• Personal-sosial
• Kelainan neurologis
• Keterbelakangan mental
• CT Scan kepala
• MRI
PEMERIKSAAN • Elektroensefalogram
PENUNJANG • Pemeriksaan penglihatan
• Pemeriksaan pendengaran anak dengan Oto Acoustic Emission
• Pungsi lumbal

• Jaga pola makan sesuai dengan status gizinya. Masalah pola makan pada kasus ini terjadi
karena lamanya waktu mengunyah atau menghabiskan makanan
• Merujuk ke bagian neurologi
PENATALAKSANAAN
• Merujuk ke unit Rehabilitasi untuk fisioterapi
• Merujuk ke departemen THT dan Mata untuk konfirmasi gangguan pendengaran dan
penglihatan

Prognosis umumnya baik, namun makin banyak gejala penyertanya dan makin berat gejala
PROGNOSIS motoriknya makin buruk prognosisnya. Komplikasi seperti retardasi mental, epilepsi,
gangguan pendengaran dan visual.
KESIMPULAN
Menurut diskusi kelompok kami, sesuai dari data-data yang telah ditemukan,
pasien laki-laki 10 bulan tersebut mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan serta mengalami makrosefali yang dibuktikan dari hasil penilaian
pertumbuhan dengan kurva WHO, perkembangan dengan KPSP, dan penilaian
status imunisasi. Dari sini kami berhipotesis bahwa Diagnosis Differential pasien
adalah Hidrosefalus dan Palsi Serebral, namun masih dibutuhkan pemeriksaan
penunjang seperti :
1. Pemeriksaan penglihatan
2. Otoacoustic Emission
3. CT Scan atau MRI kepala

Anda mungkin juga menyukai