Kategori Konflik Bersenjata - Sebelumnya telah dijelaskan tentang perbedaan antara konflik bersenjata, perang, kekerasan komunal dan genosida. - Khususnya pada konteks perang, terdapat beberapa tipe-tipe perang berkaitan dengan skop dan jenis perlawanan yang dijalankan. 1. Perang Hegemoni Perang ke atas kontrol terhadap tatanan seluruh dunia. Jenis ini juga dikenal dengan Perang Dunia, Perang Global, Perang Umum, atau Perang Sistemik. Perang jenis yang terakhir kali terjadi yaitu Perang Dunia ke-2. 2. Perang Total Perang antara satu negara dengan negara lainnya dengan tujuan untuk menguasai negara lainnya. Konkritnya ialah berupaya menguasai ibukota negara dan memaksa pasukan negara lainnya untuk kalah dan menyerah, yang kemudian kebijakannya dapat dikontrol oleh negara pemenang. Pada konteks perang total, seluruh masyarakat dikerahkan untuk mendukung perang, serta seluruh masyarakat pada pihak musuh dianggap sebagai target yang ‘legitimate’ untuk pemusnahan. 3. Perang Terbatas merupakan skala perang yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan tertentu semata atau untuk menguasai ‘center of gravity’ musuh. Pada kontek perang terbatas terdapat pula istilah lainya yang dikenal dengan raids. Raids merupakan suatu perang terbatas yang biasanya dilakukan dengan sekali serangan dan berakhir dengan sangat cepat. Serangan raids yang berulang dan berbalasan menjadi bentuk perang terbatas namun yang dikenal juga dengan konflik intensitas rendah (low intensity conflict). 4. Perang Sipil merupakan konflik antara faksi-faksi dalam suatu negara yang mencoba membentuk, mencegah hadirnya suatu pemerintahan bagi suatu wilayah negara atau sebagian dari wilayah negara. Tujuannya berupa merobah sistem suatu negara, atau merubah elit-elit yang menguasai suatu pemerintahan negara, atau memisahkan diri dari negara asal dan membentuk negara baru. Mempertahankan suatu perang sipil biasanya membutuhkan sumber daya yang besar untuk mendukung keberadaan pasukan perlawanan, seperti dukungan dari negara tetangga, diaspora, atau pemasukan dari sumber daya alam ataupun penjualan obat-obatan terlarang. 5. Perang Gerilya Perang ini biasanya dilakukan dalam perang sipil yang merupakan perang tanpa hadirnya pasukan terdepan. Perang seperti ini mengandalkan serangan-serangan sporadic yang seringkali menghilang dan menggunakan masyarakat sebagai bahagian taktik untuk bersembunyi. Perang seperti ini seringkali berlangsung lama dan membuat frustasi pihak lawan. Kekerasan Sepihak Dari penjelasan sebelumnya, penjelasan tentang kekerasan sepihak telah didefinisikan, yaitu: 1. Kerusuhan/Kekerasan satu pihak (One-sided violence) terdapat satu atau lebih aktor kekerasan yang melakukan kekerasan ke atas satu atau lebih entitas lainya yang tidak melawan (non-combatant). Namun, UCDP membatasi bentuk kekerasan sepihak menghasilkan 25 sampai 1000 korban konflik (battle-related deaths) setiap tahunnya. 2. Genosida (Genocide) suatu tindakan yang berkeinginan atau melakukan penghancuran (secara keseluruhan atau sebagian) terhadap entitas yang berkaitan dengan warga negara, etnis, ras, atau kelompok agama tertentu (Convention on the Prevention and Punishment of the Crime of Genocide). 1000 korban lebih. Dalam Hukum Internasional, kekerasan sepihak dapat dibagi 3 jenis, yaitu: 1. Genosida suatu tindakan yang berkeinginan atau melakukan penghancuran (secara keseluruhan atau sebagian) terhadap entitas yang berkaitan dengan warga negara, etnis, ras, atau kelompok agama tertentu (Convention on the Prevention and Punishment of the Crime of Genocide). 2. Kejahatan Perang suatu tindakan yang bertentangan dengan hukum perang yang dilakukan oleh seseorang. Hal ini termasuk pembunuhan individu secara sengaja, penggunaan tentara anak, atau dengan sengaja tidak mematuhi hukum perang. Hal ini hanya berlaku dalam kondisi perang. 3. Kejahatan terhadap Kemanusiaan suatu tindakan yang disengaja yang dilakukan sebagai bagian daripada aksi kekerasan yang massif, sistematis dan dituju kepada masyarakat sipil (non-combatant), apakah dalam kondisi perang ataupun damai. Stase Konflik • Peaceful social change (Perubahan sosial yang berlangsung secara damai) Hal ini berlaku secara perlahan dalam kondisi damai dan normal, meskipun terdapat pro- kontra terhadap keadaan status quo. • Latent Conflict (Konflik laten) Meskipun manusia merasa nyaman hidup dalam keadaan damai, namun tiap manusia memiliki perbedaan dan keinginan atas suatu objek yang terkadang terbatas. Atau suatu keinginan yang tidak dapat dinegosiasikan. Hal ini perlahan menciptakan suatu keadaan sentiment permusuhan antar pihak. • Non-violent confrontation (Konfrontasi tanpa kekerasan) fase ini sentimen permusuhan semakin mainstream. Narasi dan argumen permusuhan telah muncul namun tidak sampai menciptakan suat keadaan kekerasan fisik. • Violent confrontation (Konfrontasi dengan kekerasan) fase ini permusuhan telah menyebabkan kekerasan fisik. • Conflict Mitigation (Mitigasi konflik) suatu kondisi konflik dimana mulai diintervisi untuk mencegah berlakunya kekerasan atau perlawanan. **setiap garis menghubungakan • Conflict Settlement (Penyelesaian Konflik) Suatu kondisi ketika konflik suatu keadaan dengan keadaan mencapai titik penyelesaian. Apakah selesai karena proses negosiasi atau lainnya. salah satu pihak memenangkan konflik. • Peace Implementation (Implementasi perdamaian) suatu kondisi ketika fitur-fitur perdamaian mulai dijalankan. • Peace Consolidation (konsolidasi perdamaian) suatu keadaan ketika proses perdamaian berlangsung menuju kohesi sosial. Ending Konflik – Beberapa jenis ending konflik: 1. Salah satu pihak yang berkonflik memenangi permusuhan. 2. Kedua belah pihak mengakhiri permusuhan dengan perundingan. Dalam hal ini, terhentinya konflik bersenjata dapat dikarenakan beberapa hal: a) Gencatan Senjata penghentian konflik bersenjata sementara yang disepakati oleh para aktor konflik. b) Partial Agreement perjanjian antara para aktor konflik yang bersepakat untuk menyelesaikan sebagian hal yang dipertikaikan. c) A Peace Process Agreement perjanjian antara para aktor konflik yang bersepakat untuk menginisiasi proses perdamaian yang bertujuan untuk menyelesaikan pertikaian. d) Full Agreement (MoA) perjanjian antara para aktor konflik yang bersepakat untuk menyelesaikan pertikaian secara komprehensif. The End