Anda di halaman 1dari 19

Pemeriksaan fisik BBL

Oleh:
Kelompok 9
Radhiatul Hamdi (1911312053)
Dinia Hendi Agesti (1911312056)
Nur Afni Eka Fitri (191312059)
Nurul Ashikin (1911312062)
Pengertian pemeriksaan
fisik bayi baru lahir

Pemeriksaan fisik pada bayi merupakan pemeriksaan


fisik yang  di gunakan untuk menilai status kesehatan
yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam
setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit.
Tujuan pemeriksaan fisik BBL

Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai


status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam
kehidupan ekstrauteri serta mencari kelainan pada bayi

Selain itu juga untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu


mendapatkan tindakan segera dan kelainan yang berhubungan
dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran, misalnya; bayi yang
lahir dari ibu dengan diabetes melitus, eklamsia berat dan lain-lain,
biasanya akan mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi.
Prinsip pemeriksaan fisik
bayi baru lahir
○ Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta
persetujuan tindakan
○ Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung
tangan
○ Pastikan pencahayaan baik
○ Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat,
buka bagian yangg akan        diperiksa (jika
bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah
lampu pemancar) dan segera selimuti
kembali dengan cepat
○ Periksa bayi secara sistematis dan
menyeluruh.
Prosedur
pemeriksaan fisik
pada BBL
1. Penilaian apgar score
Nilai APGAR merupakan suatu metode penilaian cepat untuk
menilai keadaan klinis bayi baru lahir pada usia 1 menit dan 5
menit.

Cara menentukan nilai apgar score

Tanda 0 1 2
Warna kulit Biru , pucat Kemerahan Semua
    ekstremitas biru kemerahan
Denyut jantung Tidak ada <100 >100
Upaya bernafas Tidak ada Tidak teratur Baik (menangis
      kuat)
Tonus otot Lemah Fleksi pada Gerakan aktif
    ekstremitas  
Reflek Tidak Meringis Batuk , bersin
(kateter di beraksi
lubang hidung)
Lanjutan…

● Penilaian APGAR:
● Beradaptasi baik : nilai APGAR 7-10
● Asfiksia ringan/sedang : nilai APGAR 4-6
● Asfiksia berat : nilai APGAR 0-3
2. Mencari kelainan kongenital
3. Pemeriksaan cairan amnion
Tentukan jumlah cairan amnion:
> 2000 ml : Polihidramnion
< 500 ml : oligohidramnion

4. Pemeriksaan plasenta
Inspeksi struktur plasenta terhadap tanda perkapuran,
nekrosis, beratnya dan jumlah korion.

5. Pemeriksaan tali pusat


Inspesi jumlah pembuluh darah arteri dan vena (2 arteri 1
vena), apakah ada kelainan pada tali pusat seperti tali simpul
pada tali pusat.
6. Pengukuran antropometri

-Timbang berat badan bayi (normal: 2500-3500gram)


-Panjang badan (normal 48-53 cm)
-Lingkar kepala (diameter fronto oksipito N: 33-35 cm)
-Lingkar dada (lingkar yang melewati putting susu N: 30-33
cm)
7. Tanda-tanda vital
-Suhu : 36,5°C
ƒ -Tekanan darah : 60 – 90/ 62 – 78 mmHg
ƒ -Nadi : 120 – 160x/menit
ƒ -Nafas : 40 – 60 x/menit
8. Pemeriksaan kepala
 Inspeksi rambut terhadap jumlah dan warna, adanya
lanugo terutama daerah bahu dan punggung.
Lanjutan…

 Inspeksi wajah dan tengkorak, dapat dilihat apakah ada maulage


yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir
asimetris atau tidak, apakah terdapat caput succedenium (edema
pada kulit kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas
dan menyeberangi sutura, akan hilang dalam beberapa hari). Apakah
terdapat cephal hematom dengan konsistensi lunak, berfluktuasi,
berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak, tidak menyebrangi
sutura dan apabila menyebrangi sutura akan mengalami fraktur
tulang tengkorak, akan hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan.
 Palpasi fontanel terhadap denyutan (denyutan sama dengan denyutan
jantung)
Lanjutan…

 Pemeriksaan mata untuk menilai adanya strabismus atau tidak,


dengan cara menggoyangkan kepala bayi secara perlahan sehingga
mata bayi terbuka dan inspeksi apakah mata berkedip atau reaksi
terhadap cahaya, apabila ditemukan jarang berkedip, kemungkinan
mengalami kebutaan.
 Pemeriksaan pada telinga menggunakan bel atau suara
 Pemeriksaan hidung dilakukan dengan melihat pola pernafasan,
apakah ada pernafasan cuping hidung, inspeksi ada atau tidaknya
secret pada hidung.
 Pemeriksaan mulut yang dilakukan adalah dengan menginspeksi
mukosa mulut, lidah dan reflek isap.
9. Pemeriksaan dada
Inspeksi bentuk dada: diameter antero posterior dan lateral
sama (1:1)
a. Pemeriksaan jantung
-Palpasi denyut apikal
-Palpasi area jantung terhadap pulsasi, dorongan dan getaran
(thrill)
-Auskultasi bunyi jantung

b. Pemeriksaan paru-paru
-Inspeksi pola pernafasan, frekuensi pernafasan bayi normal
adalah 40-60x/menit, pada pernafasan bayi dinding dada dan
perut bergerak secara bersamaan. Inspeksi apakah ada
retraksi dada atau kesukaran pernafasan pada bayi.

-Inspeksi sifat pernafasan bayi apakah pernafasan dada yang


ditandai dengan pengembangan dada atau pernafasan perut
yang ditandai dengan pengembangan perut.
Lanjutan…

-Inspeksi ritme/ irama pernafasan: apakah teratur/ tidak.


-Lakukan palpasi untuk mengetahui fremitus (gelombang suara yang
menciptakan getaran). Vocal fremitus dapat dikaji pada dada bayi
ketika menangis.
-Auskultasi bunyi nafas: bunyi nafas bronkhial secara bilateral.

10. Pemeriksaan abdomen


- Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara
inspeksi untuk melihat bentuk dari abdomen (silindris). Hati teraba
2-3 cm dibawah arcus kosta kanan, limpa teraba 1 cm dibawah
arcus kosta kiri.
- Pusat umbilicus, putih kebiruan pada saat lahir dengan dua arteri
dan satu vena.
11. Pemeriksaan tulang belakang dan
ekstremitas
Palpasi tulang belakang bayi dengan posisi bayi tengkurap untuk
menilai apakah ada kelainan pada tulang belakang seperti
skoliosis, spina bifida atau lainnya.
Inspeksi ekstremitas terhadap pergerakan, keimetrisan, apakah
terlihat fleksi ekstremitas atas dan bawah, apakah ada
kelemahan atau kelumpuhan, polidaktili dan kelainan lainnya.

12. Pemeriksaan Genitalia


Bayi perempuan
inspeksi genitalia untuk melihat keadaan labiaminora tertutup
oleh labia mayora, lubang uretra dan vagina terpisah dan
inspeksi adanya secret dari vagina (hal ini disebabkan karena
pengaruh hormonal).
Bayi laki-laki
sering ditemukan fimosis dan hipospadia (defek pada batang
penis).
13. Pemeriksaan Anus dan Rektum
Apakah ada kelainan atresia ani, mekonium pada umumnya keluar
dalam 24 jam pertama.
14. Pemeriksaan Kulit
Vernik kaseosa : merupakan zat yang bersifat seperti lemak
yang berfungsi sebagai pelumas atau sebagai isolasi panas
dimana akan menutupi bayi cukup bulan.
Lanugo: rambut halus yang terdapat pada punggung bayi,
jumlahnya lebih banyak pada bayi kurang bulan.
15. Pemeriksaan reflex
Lanjutan…

Pemeriksan Cara Pengukuran Nilai normal


Refleks
1. Berkedip Sorotkan cahaya ke Bayi berkedip, dijumpai pada tahun
mata bayi pertama

2. Tanda babinski Gores telapak kaki Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki
bayi sepanjang tepi dorsofleksi (sampai usia 2 tahun)
luar dimulai dari tumit

3. Merangkak Letakkan bayi Bayi membuat gerakan merangkak


tengkurap di atas
permukaan yang rata
4.Menari/melangkah Pegang bayi , dan kaki Kaki akan bergerak ke atas dan kebawah
sedikit menyentuh (4-8 bulan)
permukaan keras
Lanjutan…

5. Moro Ubah posisi tiba-tiba Lengan ekstensi, jari-jari


atau pukul meja dan mengembang, tungkai
tempat tidur sedikit ekstensi (hilang
pada usia 3-4 bulan)

6. Neck righting Letakan bayi pada posisi Bahu, badan dan panggul
telentang, alihkan mengikuti arah perhatian
perhatian bayi pada satu
arah

7. Menggenggam Letakkan jari ditelapak Jari-jari bayi melengkung


(palmar grasp) tangan bayi dari sisi kesekitar jari yang
ulnar diletakkan ditelapak
tangan
Lanjutan…

8. Rooting Gores sudut mulut bayi Bayi memutar kea rah


pipi yang digores
(menghilang pada usia
3-4bulan)

9. Kaget (startle) Bertepuk tangan dengan Bayi menghentakan


keras lengan
10. Menghisap Berikan bayi botol dan dot Bayi menghisap
dengan kuat, reflek
menetap selama masa
bayi

11. Tonic neck Putar kepala dengan Bayi melakukan


cepat kesatu sisi perubahan posisi bila
kepala diputar kesatu
sisi
Thanks

CREDITS: This presentation template


was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon and infographics & images
by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai