Pkpo Snars 2018
Pkpo Snars 2018
DR.Dr.Sutoto,M.Kes
CURICULUM VITAE: DR.Dr.Sutoto,M.Kes
• Ketua Eksekutif KARS (Komisi Akreditasi RS Seluruh Indonesia),
• Board Member of ASQua (Asia Society for Quality in Health Care),
• Regional Advisory Council dari JCI (Joint Commission Internasioanl) sejak 2013,
• Dewan Pembina MKEK IDI Pusat.
• Dewan Pembina AIPNI Pusat
• Anggota Komite Nasional Keselamatan Pasien Kemenkes R.I.
Pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan RS seluruh Indonesia Periode tahun
2009-2012 dan 2012-2015, Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta, Direktur
Utama RS Kanker Dharmais Pusat Kanker Nasional, serta Plt Dirjen Pelayanan
Medis Kementerian Kesehatan R.I thn 2010
KARS
PKPO
ORGANISASI, SELEKSI DAN PENGADAAN , PENYIMPANAN
RESEP
5 tepat
Medication safety
PKPO 19 STANDAR, 69 ELEMEN PENILAIAN
FOKUS AREA Pelayanan Kefarmasian & Penggunaan Obat
1. PKPO 1 : Pengorganisasian
2. PKPO 2 : Seleksi
2.1 : Proses pengadaan
2.1.1. : Pengadaan obat bila sedan kosong
3. PKPO 3 : Penyimpanan
3.1 : Penyimpanan dengan
persyaratan khusus
3.2 : Obat emergensi
3.3 : Penarikan obat dan Pemusnahan
3.4. : Obat Emergensi
3.5. : Recall Obat
4. PKPO 4 : Peresepan
4.1 : Syarat kelengkapan resep
4.2 : Individu yang kompeten menulis resep
4.3 : Cara pencatatan Obat Dalam Rekam Medis
t
FOKUS AREA PKPO (lanjutan...)
RS diminta untuk :
1. mematuhi peraturan perundang-undangan,
2. membuat sistem PKPO yang lebih aman dan
3. menurunkan kesalahan pemberian obat.
Standar PKPO.1.
Pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan
penggunaan obat di rumah sakit harus sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan dan
diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Pengaturan pembagian tanggung jawab tergantung pada struktur organisasi dan staffing. Struktur
organisasi dan operasional sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di RS
mengacu kepada peraturan perundang-undangan.
Pelayanan kefarmasian dilakukan oleh apoteker yang melakukan pengawasan dan supervisi
semua aktivitas pelayanan kefarmasian serta penggunaan obat di rumah sakit.
Sumber informasi obat yang tepat harus tersedia di semua unit pelayanan
ELEMEN PENILAIAN PKPO.1.
4. Ada bukti sumber informasi obat yang tepat, terkini, dan selalu
tersedia bagi semua yang terlibat dalam penggunaan obat.
(D,O,W)
5. Terlaksananya pelaporan kesalahan penggunaan obat sesuai
peraturan perundang-undangan. (D,W)
6. Terlaksananya tindak lanjut terhadap kesalahan penggunaan
obat untuk memperbaiki sistem manajemen dan penggunaan
obat sesuai peraturan perundang-undangan. (D,W)
Seleksi obat adalah suatu proses kerja sama yang mempertimbangkan baik
kebutuhan dan keselamatan pasien maupun kondisi ekonominya.
Ada kalanya sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai tidak ada dalam stok atau tidak tersedia saat dibutuhkan.
Standar TKRS.7.
Direktur RS membuat keputusan terkait pengadaan dan
penggunaan sumber daya dengan mempertimbangkan mutu
dan keselamatan
Final 23 Juli
Standar TKRS.7.1.
Direktur RS menelusuri dan menggunakan data dan informasi
tentang rantai distribusi obat, dan perbekalan farmasi yang
aman untuk melindungi pasien dan staf dari produk yang
berasal dari pasar gelap, palsu, terkontaminasi atau cacat.
Final 23 Juli
Elemen Penilaian PKPO.2.1.1
Standar PKPO.3
Rumah sakit menetapkan tata laksana
pengaturan penyimpanan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
yang baik, benar dan aman
Obat emergensi dapat disimpan di lemari emergensi, troli, tas/ransel, kotak dan
lainnya sesuai kebutuhan di tempat tersebut.
Rumah sakit diminta menetapkan prosedur untuk memastikan ada kemudahan
untuk mencapai dengan cepat tempat penyimpanan obat emergensi jika
dibutuhkan, termasuk obat selalu harus segera diganti kalau digunakan, bila
rusak atau kadaluarsa. Selain itu keamanan obat emergensi harus diperhatikan.
( Lihat juga, MFK.4.1).
Komisi Akreditasi Rumah Sakit38
Elemen Penilaian PKPO.3.4
1.Ada regulasi tentang pengelolaan obat emergensi yang
tersedia di unit-unit layanan agar dapat segera dipakai
untuk memenuhi kebutuhan darurat, serta upaya
pemeliharaan dan pengamanan dari kemungkinan
pencurian dan kehilangan. (R)
2.Ada bukti persediaan obat emergensi lengkap dan siap
pakai. (D,O,W)
3.Ada bukti pelaksanaan supervisi terhadap penyimpanan
obat emergensi, dan segera diganti apabila dipakai,
kadaluwarsa atau rusak. (D,O,W)
Komisi Akreditasi Rumah Sakit39
Standar PKPO.3.5
Standar PKPO.4
Rumah sakit menetapkan staf medis yang kompeten dan berwenang untuk melakukan
peresepan / permintaan obat dan instruksi pengobatan.
Staf medis dilatih untuk peresepan / permintaan obat dan instruksi pengobatan dengan
benar.
Peresepan / permintaan obat dan instruksi pengobatan yang tidak benar, tidak terbaca dan
tidak lengkap dapat membahayakan pasien dan menunda kegiatan asuhan pasien.
Rumah sakit memiliki regulasi tentang peresepan/permintaan obat dan instruksi
pengobatan dengan benar, lengkap dan terbaca tulisannya.
Rumah sakit menetapkan proses rekonsiliasi obat, yaitu proses membandingkan daftar
obat yang digunakan pasien sebelum dirawat inap dengan peresepan/permintaan obat
dan instruksi pengobatan yang dibuat pertama kali sejak pasien masuk, saat pemindahan
pasien antar unit pelayanan (transfer) dan sebelum pasien pulang.
Untuk menghindari keragaman dan menjaga keselamatan pasien, maka rumah sakit menetapkan
persyaratan atau elemen penting dari kelengkapan suatu resep atau permintaan obat dan
instruksi pengobatan. Persyaratan atau elemen kelengkapan paling sedikit meliputi:
a) data identitas pasien secara akurat (dengan stiker)
b) elemen pokok di semua resep atau permintaan obat atau instruksi pengobatan
c) kapan diharuskan menggunakan nama dagang atau generik
d) kapan diperlukan penggunaan indikasi, seperti pada PRN (pro re nata, atau “jika perlu”)
atau instruksi pengobatan lain.
e) jenis instruksi pengobatan yang berdasarkan berat badan, seperti untuk anak anak,
lansia yang rapuh, dan populasi khusus sejenis lainnya.
f) kecepatan pemberian (jika berupa infus)
g) instruksi khusus, sebagai contoh: titrasi, tapering, rentang dosis
Standar PKPO.5
Obat disiapkan dan diserahkan di dalam
lingkungan aman dan bersih
1. Ada regulasi tentang penetapan sistem yang seragam untuk penyiapan dan
penyerahan obat (R)
2. Ada bukti pelaksanaan proses pengkajian resep yang meliputi a) sampai dengan g) di
maksud dan tujuan. (D,W)
3. Setelah obat disiapkan. obat diberi label meliputi identitas pasien, nama obat, dosis atau
konsentrasi, cara pemakaian, waktu pemberian, tanggal disiapkan, dan tanggal
kadaluarsa. (D,O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan telaah obat meliputi 1) sampai dengan 5) di maksud dan tujuan.
(D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan penyerahan obat dalam bentuk yang siap diberikan. (D,W)
Standar PKPO.6
Rumah sakit menetapkan staf klinis yang
kompeten dan berwenang untuk memberikan obat.
Agar obat diserahkan pada orang yang tepat, dosis yang tepat dan waktu yang tepat,
maka sebelum pemberian obat kepada pasien dilakukan verifikasi kesesuaian obat
dengan instruksi pengobatan yang meliputi :
a) identitas pasien
b) nama obat
c) dosis
d) rute pemberian
e) waktu pemberian
Rumah sakit menetapkan ketentuan yang digunakan untuk verifikasi pemberian obat.
Jika obat disiapkan dan diserahkan di unit rawat inap pasien,verifikasi harus juga
dilakukan oleh orang yang kompeten (lihat juga maksud dan tujuan PKPO.5.1)
Terhadap obat yang harus diwaspadai (high alert) harus dilakukan double
check oleh minimal 2 orang.
Standar PKPO.7
Efek obat dan efek samping obat terhadap
pasien dipantau.
Terdapat tindak lanjut dan pelatihan dalam rangka upaya perbaikan untuk
mencegah kesalahan obat agar tidak terjadi dikemudian hari.