Anda di halaman 1dari 56

INDUSTRIAL EMERGENCY

RESPONSE PREPAREDNESS
(TANGGAP DARURAT DALAM DUNIA INDUSTRI)

KELOMPOK 2
Bayu Widya Nur Afifah 102014253005
Rizqy Kartika Sari 102014253007
Muhamad Mustofa 102014253012
Achmad Sakhowi Al Awwarij 102014253013
MELEDAKNYA
KILANG
MINYAK PT.
PERTAMINA RU
IV BALONGAN
KAB.
INDRAMAYU

• Analisis pertama dari pihak Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago. Ia menjelaskan, dugaan
sementara terjadinya ledakan kilang minyak di Balongan, Indramayu disebabkan oleh adanya indikasi kebocoran
tangki. 
REAKTOR
NUKLIR
FUKUSHIMA
MELEDAK PASCA
GEMPA DAN
TSUNAMI
(JEPANG)

• KONTAN.CO.ID - FUKUSHIMA. Bulan Maret tahun 2011 jadi bulan yang berat bagi Jepang. Pada tanggal 11 Maret 2011, gempa
terbesar yang pernah tercatat di Jepang mengguncang wilayah Tohoku, timur laut pulau Honshu.
• Belum cukup sampai di situ, gempa berkekuatan 9 SR juga membuat kerusakan yang cukup parah pada PLTN Fukushima Daiichi.
Dalam waktu beberapa hari, tiga reaktor nuklir utama meledak.
• Ledakan nuklir Fukushima dianggap sebagai bencana nuklir terburuk kedua dalam sejarah. Bencana ini memaksa hingga 154.000
orang untuk dievakuasi.
1. Mencegah kerugian baik materi maupun jiwa
MENGAPA
KEADAAN 2. Memastikan proses produksi tetap berjalan
DARURAT PERLU 3. Peraturan perundangan (syarat K3)
DIKELOLA ?
4. Keamanan Publik (Masyarakat Sekitar)
PENDAHULUAN
 Perkembangan Industri yang cepat dan pesat

 Sarana Produksi yang makin tua dan rawan Kecelakaan,


Peledakan dan Kebakaran.

 Belum siapnya Industri mengantisipasi Bahaya Industri

 Implementasi K3 Masih dianggap memerlukan Biaya Tinggi

 Masih diperlukannya safety review terhadap Installasi yang


besar
PENGERTIAN
 EMERGENCY
Suatu Keadaan Darurat sebagai
akibat insiden yang terjadi dalam
batas unit Perusahaan dan berada
dalam batas kemampuan
Tim/Petugas unit operasi setempat
untuk menanggulanginya
 DISASTER
Bencana yang diakibatkan oleh insiden
yang berasal dari unit operasi atau dari
luar unit operasi (bencana alam) yang
berakibat fatal terhadap aset Perusahaan,
Pekerja, Masyarakat dan Lingkungan
DEFINISI
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis.
(UU no. 24 th 2007)

Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko


bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
(UU no. 24 tahun 2007)
 DISASTER PREPAREDNESS
Proses Perencanaan Terpadu (Comprehensive Planning
Process) yang melibatkan unsur terkait dengan
mempertimbangkan strategi jangka pendek dan jangka
panjang untuk mengurangi dampak yang timbul akibat
kejadian disaster

 PROSEDUR KEADAAN DARURAT


Tata cara/pedoman kerja dalam menanggulangi suatu
keadaan darurat dengan memanfaatkan sumber tenaga
dan sarana yang tersedia untuk menanggulangi akibat dari
suatu kondisi yang tidak normal dengan tujuan
mencegah/mengurangi terjadinya korban jiwa/kerugian
yang lebih besar.
DISASTER
DISASTER
DISASTER
POTENSI KEADAAN DARURAT
NATURAL MAN MADE
 FLOODS  INDUSTRIAL ACCIDENT
 LANDSLIDES  TECHNOLOGICAL FAILURE
 VOLCANOES ERUPTION  ENVIRONMEN DEGRADA-TION
 TSUNAMI  ACCIDENTS
 TYPHOON  SOCIAL CONFLICT
 EARTHQUAKES  SABOTASE
 DROUGHT  COLLAPS OF BUILDING
 FIRE
 PLANT DISEASE
 EPIDEMIC / PANDEMIC
KEBAKARAN
Fire Safety Strategy

Fire Management Policies

Fire Prevention

Fire Protection

Fire Fighting
GEMPA
Paradigma
Penanggulangan
Gempa
GEMPA
Preventive
Action
Apa yang Harus
dilakukan ?

Penempatan Bahan Tsunami Ledakan


Mudah Terbakar
SOCIAL CONFLICT
Bahaya apa yang
dapat timbul dari
social conflict ?
Sekelompok orang
berkumpul bersama
(didalam maupun
dekat tempat kerja)
untuk melakukan
tindak kekerasan yang
terjadi karena
perbedaan pendapat,
penolakan, merasa
dirugikan, dll
SOCIAL CONFLICT

Apa yang
harus kita
lakukan ?
BANJIR

Apa yang
harus kita
lakukan ?
P3K
P3K dimaksudkan :
Memberikan perawatan darurat pada korban
sebelum mendapatkan penanganan lebih lanjut

P3K diberikan untuk :


o Menyelamatkan naywa korban
o Meringankan penderitaan korban
o Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
o Mempertahankan daya tahan korban
o Mencarikan pertolongan lebih lanjut

Upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat


dan tepat kepada pekerja atau orang lain yang berada di
tempat kerja yang mengalami sakit atau cidera
P

Fasilitas P3K
EMERGENCY RESPON PLAN
OBJECTIVE

ACTIVITES
 Menjaga Keberlangsung  Mengembangkan Rencana Tanggap
hidup orang banyak Darurat
 Membuat dan menetapkan Prosedur
 Meminimalisir kerugian
yang relevan
asset perusahaan dan
masyarakat  Menyiapkan peralatan tanggap
darurat
 Meminimalisir kerusakan
 Menyiapkan personel yang terlatih
Lingkungan
dan kompeten
COMBAT EMERGENCY

Training terhadap Tim/Personel Tanggap Darurat

Melakukan latihan simulasi Tanggap Darurat

Melakukan sosialisasi dan pelatihan terhadap masyarakat di


lingkungan sekitar industri
ROLES OF EMERGENCY RESPON
PLAN
REACTIVE APPROUACH TO INCIDENT
ROLES OF EMERGENCY RESPON
PLAN
PROACTIVE APPROUACH TO INCIDENT
PERANAN AHLI K3

Corrective action

Recovery
Peranan Ahli K3

PLAN
Persiapan
Pekerjaan
PLAN
Persiapan Pekerjaan
1. Memetakan
potensi keadaan
darurat

2.Memetakan
kebutuhan sarana
keadaan darurat

Identifikasi
Keadaan
darurat
PLAN
Persiapan Pekerjaan

3. Membuat rencana Jenis Keadaan darurat Frekuensi simulasi Lokasi


simulasi tanggap Keadaan darurat
darurat

Waktu Pelaksanaan Person in charge

Rencana simulasi
keadaan darurat Demo
PLAN
Persiapan Pekerjaan

4. Membuat SOP
Tanggap Darurat
Peranan Ahli K3

DO
Pelaksanaan
Pekerjaan
DO
Pelaksanaan Pekerjaan
Contoh Struktur Organisasi Team ERP
5. Membentuk team
keadaan darurat

6. Memberikan
pelatihan kepada
team tanggap
darurat
DO
Pelaksanaan Pekerjaan

Contoh Peran dan


Tanggung Jawab
DO
Pelaksanaan Pekerjaan
7. Melaksanakan
emergency drill/
simulasi keadaan
darurat

8. Melakukan
tindakan
emergency /
penanganan
keadaan darurat
DO
Pelaksanaan Pekerjaan
5. Contoh Skenario
simulasi keadaan
darurat

Skenario Simulasi
keadaan darurat
gempa bumi, luka
berat
PT XXXX, 22 Mei 2020
Peranan Ahli K3

CHECK
Evaluasi
CHECK
Evaluasi
9. Membuat
Laporan Evaluasi
emergency drill

10. Membuat
laporan
emergency/
laporan
kejadian/
preliminary
Contoh
Laporan
simulasi
keadaan
darurat
CHECK
Evaluasi
11. Melakukan
tindakan
rekomendasi
perbaikan

12. Investigasi
Kejadian
Recovery
MANAJEMEN KEADAAN DARURAT
ELEMEN MANAJEMEN KEADAAN
DARURAT

KEBIJAKAN
 Penerapan manajemen keadaan darurat diperusahaan didasarkan
kebijakan dan komitmen yang tinggi manajemen perusahaan

 Kebijakan manajemen keadaan darurat merupakan bagian dari


smk3 yang diterapkan oleh perusahaan
ELEMEN MANAJEMEN KEADAAN
DARURAT

IDENTIFIKASI
 Langkah awal penerapan manajemen keadaan d bertujuan untuk
mengidentikasi semua potensi keadaan darurat yang mungkin timbul
dalam operasi perusahaan (risk analysis)
 Identifikasi terhadap kesiapan perusahaan baik sdm, peralatan dan
finansial dalam menghadapi setiap kemungkinan keadaan keadaan
darurat
ELEMEN MANAJEMEN KEADAAN
DARURAT

PERENCANAAN AWAL
 Menyusun strategi dasar pengendalian menetapkan besarnya potensi keadaan
darurat yang terjadi, dan simulasi penanggulangan dan penanganan yg paling
efektif

 Inventarisasi sumber daya, sarana dan teknologi penanggulangan yang diperlukan


ELEMEN MANAJEMEN KEADAAN
DARURAT
PROSEDUR KEADAAN DARURAT
 Berdasarkan perencanaan disusun prosedur keadaan darurat (sop) sbg landasan
operasional

 Prosedur ini menentukan jenis keadaan darurat yang akan ditanggulangi, tugas dan
tanggung jawab tim, sarana yang diperlikan dan sistem komunikasi

 Harus dapat legitimasi dari manajemen perusahaan dan mengikat semua pihak
terkait
ELEMEN MANAJEMEN KEADAAN
DARURAT

ORGANISASI KEADAAN DARURAT


 Berdasarkan sop yang ada, ditetapkan sop keadaan darurat lengkap dengan nama,
nomer telp dan tugas serta tanggung jawab masing-masing individu

 Organisasi keadaan darurat harus mencantumkan dengan jelas garis komando dan
sistem pertanggungan jawab (akuntabilitas dan responsibilitas dari setiap individu)
ELEMEN MANAJEMEN KEADAAN
DARURAT

SARANA KEADAAN DARURAT


 Harus disusun daftar kebutuhan sarana keadaan darurat yang diperlukan baik yang
tersedia dalam perusahaan atau dari luar perusahaan
 Harus ada sistem untuk memelihara dan memeriksa semua sarana keadaan darurat
agar selalu dlm kondisi baik dan siap digunakan setiap saat
ELEMEN MANAJEMEN KEADAAN
DARURAT

PEMBINAAN DAN PELATIHAN


 Semua unsur yang terlibat dlm keadaan darurat baik berkaitan dengan
pencegahan, pengendalian atau penanggulangan harus dilatih dan dibina

 Secara berkala dilakukan simulasi keadaan darurat sesuai dengan sekenario yang
telah disusun
ELEMEN MANAJEMEN KEADAAN
DARURAT

KOMUNIKASI
Komunikasi memegang peranan penting dalam penanganan
keadaan darurat
Komunikasi antartim, komunikasi internal perusahaan,
komunikasi eksternal
Harusdibuat prosedur dan sistem komunikasi yang baik
termasuk dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya
ELEMEN MANAJEMEN KEADAAN
DARURAT

INSPEKSI DAN AUDIT


 Dilakukan inspeksi berkala dan audit untuk memastikan bahwa semua peralatan,
sumber daya dan sistem penanganan keadaan darurat telah berjalan baik

 Audit keadaan darurat sebagai bagian dari audit keselamatan kerja


ELEMEN MANAJEMEN KEADAAN
DARURAT

INVESTIGASI DAN PELAPORAN


 Setiap kejadian keadaan darurat harus ditindaklanjuti dengan melakukan
investigasi untuk mengetahui :
 Penyebab kejadian
 Efektifitas pelaksanaan penanggulangan
 Efektifitas sistem keadaan darurat yang berlaku
Para ilmuwan, manajer tanggap darurat dan kebijakan
publik umumnya mengatur penelitian dan bimbingan
dalam empat fase pengurangan kerugian bencana yakni
mitigasi, kesiapsiagaan, respon dan pemulihan. Menurut
sebuah laporan yang baru dirilis oleh National Research
Council (NRC), inti topik bahaya dan penelitian bencana
(disaster) meliputi: penelitian bahaya, yang berfokus pada
analisis kerentanan bahaya pra-bencana dan mitigasi, serta
penelitian bencana yang berfokus pada tanggap darurat
dan pemulihan. Upaya kesiapsiagaan bertujuan untuk DISASTER
memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan
merespon secara efektif pada saat bencana itu terjadi. MANAGEMENT
Kegiatan yang terkait dengan kesiapsiagaan bencana
(disaster preparedness) yakni mengembangkan proses
perencanaan dalam memastikan kesiapsiagaan,
merumuskan rencana bencana, mempersiapkan sumber
daya yang dapat merespon efektif, dan pengembangan
ketrampilan dan kompetensi untuk menjamin efektivitas
pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan bencana.
• Kesiapan umumnya dipandang terdiri dari kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kegiatan tanggap dan
kemampuan untuk mengatasi. Namun yang terpenting
DISASTER adalah perencanaan yang tidak hanya merespon efektif
selama dan setelah bencana, tetapi juga pemulihan
PREPAREDNESS jangka pendek.
• Menurut NFPA 1600, Disaster management merupakan
suatu kesatuan fase penanggulangan bencana yang di
dalamnya terdapat fase mitigation, preparedness,
response dan recovery. Berikut ini merupakan penjelasan
dari fase - fase tersebut :
• Mitigation
• Preparedness
• Respons
• Recovery
Fase ini bertujuan untuk mengeliminasi atau mereduksi
kemungkinan dari suatu kejadian, atau untuk mereduksi
akibat atau konsekuensi, baik sebelum ataupun
mengikuti suatu bencana. Mitigasi terdiri atas mitigasi
struktural dan mitigasi non-struktural. Mitigasi struktural
MITIGATION meliputi komponen bangunan yang terekayasa dan
bangunan yang tidak terekayasa. Mitigasi non-struktural
meliputi komponen:
• kelembagaan atau pengorganisasian
• peraturan perundangan
• perencanaan
• penyusunan pedoman dan prosedur
• pendidikan dan pelatihan
• penelitian dan pengkajian
• peningkatan kewaspadaan
PREPAREDNESS AND RESPONSE
Preparedness

• Sistem pengembangan dan • Aplikasi dari disaster

Response
penerapan sebelum terjadi management yang dirancang
bencana untuk mendukung untuk menanggapi atau
dan meningkatkan merespon bencana yang
mitigation dari response terjadi
sampai recovery bencana.
• Tindakan - tindakan atau program - program yang
dirancang untuk kembali ke tingkat kondisi yang
diterima.
• Readiness Assessment dilakukan untuk mengetahui
kesiapsiagaan kondisi riil objek penelitian yang
berhubungan dengan disaster dan evaluasi
RECOVERY terhadap sistem manajemen yang terdapat di
tempat penelitian. Checklist digunakan untuk
mengetahui kesiapsiagaan dan kepedulian pihak
manajemen terhadap bencana yang mungkin timbul
(Witt, 1997). Standar yang digunakan dalam
pembuatan disaster management check list adalah
CAR (Capability Assessment for Readiness).
Berdasarkan Federal Emergency Management Agency (FEMA) dalam
guideline yang berjudul State Capablity Assessment for Readiness, CAR
dibagi menjadi 14 Emergency Management Function (EMF) yaitu :
1. Peraturan dan wewenang
2. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko EMERGENCY
3.
4.
Mitigasi
Pengelolaan sumber daya
MANAGEMEN
5. Perencanaan
T FUNCTION
6. Arah, kontrol dan koordinasi
7. Komunikasi dan peringatan (EMF)
8. Operasi dan prosedur
9. Logistik dan fasilitas
10. Pelatihan
11. Kegiatan latihan evaluasi dan perbaikan
12. Komunikasi krisis, pendidikan umum dan informasi
13. Keuangan dan administrasi
14. Perbaikan terus-menerus.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai