METODOLOGI PENELITIAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
METODOLOGI PENELITIAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
ISBN : -
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................ vii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................... i
1.1. Pengertian Penelitian .................................................... 1
iv
BAB 3 STUDI PENDAHULUAN ........................................ 188
v
5.7. Penulisan Simpulan .................................................. 334
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
hati serta sistematis. Kesabaran, menjadi kunci utama untuk
memperoleh hasil penelitan yang baik.
Menurut Sutrisno Hadi, penelitian adalah usaha untuk
menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, setiap pengetahuan baru harus
diuji kebenarannya untuk memperoleh pengetahuan baru
sebagai bukti perkembangan ilmu pengetahuan itu sediri.
Menurut Mohammad Ali, penelitian adalah suatu cara
untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau
usaha untuk mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan
dengan masalah, yang dilakukan secara hati-hati sehingga
diperoleh pemecahannya.
Dari berbagai definsi di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian adalah suatu proses penyelidikan untuk menemukan
sesuatu yang baru, mengembangkan dan menguji kebenaran
suatu ilmu pengetahuan yang telah ada dengan menggunakan
cara yang ilmiah sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan dan
menemukan jawaban dari persoalan yang dihadapi.
Menurut Cooper and Emory (1996) setiap peneliti harus
mengetahui ciri-ciri suatu penelitian yang baik. Ciri-ciri
penelitian yang baik adalah:
1. Masalah didefinisikan dan dirumuskan dengan jelas.
2. Prosedur penelitiaan harus diuraikan secara terperinci.
3. Desain penelitian dibuat jelas.
4. Peneliti melaporkan hasil penelitian secara jujur termasuk
bila ada kelemahan.
2
5. Analisis data harus sesuai dengan hipotesis dan desain
penelitian.
6. Kesimpulan harus berdasarkan data yang telah diuji dan
sinkron dengan rumusan masalah yang diajukan.
7. Kualifikasi peneliti harus memenuhi persyaratan.
Sedangkan, syarat yang harus dimiliki seorang peneliti
1. Kompeten, yaitu menguasai ilmu pengetahuan dan trampil
untuk melakukan penelitian
2. Jujur, dalam meelaksanakan maupun melaporkan hasil
penelitian
3. Objektif : yaitu tidak memasukkan keinginan pribadi
terhadap hasil penelitian
4. Faktual : yaitu bekerja berdasarkan fakta
5. Terbuka : yaitu bersedia menyampaikan hasil penelitian
dan prosedurnya, bersedia diuji dan menerima segala
masukkan yang sifatnya mendukung
3
1.3. Metode Penelitian
Menurut metodenya, penelitian dibagi menurut:
1. Penelitian survey
Penelitian survey adalah penelitian terhadap populasi besar
atau kecil bisa sensus/pada semua anggota populasi atau
kasus/pada sebagian anggota populasi/sampel sehingga
ditemukan kejadian-kejadian, distribusi dan hubungan antar
variabel
2. Penelitian ex post pacto
Penelitian ex post pacto adalah penelitian terhadap peristiwa
yang telah terjadi yang merunut kebelakang untuk
mengetahui faktor penyebabnya
3. Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang mencari
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependent.
Variabel dikontrol secara ketat dan variabel independent
dimanipulasi atau dimunculkan oleh peneliti.
4. Penelitian naturalistik/metode kualitatif
Penelitian naturalistik/ metode kualitatif adalah penelitian
untuk meneliti kondisi alami.
5. Policy reseach
Penelitian Policy research adalah penelitian yang dilakukan
terhadap masalah sosial yang mendasar dan hasilnya
dipergunakan untuk rujukan pada pembuat keputusan untuk
bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
4
6. Action reseach
Penelitian action research adalah penelitian untuk
mengembangkan metode kerja yang efisien yang biasanya
oenelitian dilakukan sambil diaplikasikan.
7. Penelitian evaluasi
Penelitian evaluasi adalah merupakan bagian dari proses
pembuatan keputusan dengan cara membandingkan suatu
proses, kegiatan dan produk dengan standar yang telah
ditetapkan.
8. Penelitian sejarah
Penelitian sejarah adalah penelitian yang menganalisis
secara logis kejadian dimasa lampau. Sumber data bisa
primer,yaitu orang yg terlibat langsung atau sekunder dari
dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian. Tujuan
untuk merekontruksi kejadian di masa lampau secara
sistematis dan objektif sehingga ditetapkan fakta-fakta untuk
membuat kesimpulan.
5
3. Penelitian verifikatif
Penelitian verifikatif adalah penelitian yang menguji
kebenaran dari ilmu pengetahuan yang telah ada.
6
1.7. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian, khususnya penelitian K3 adalah:
1. Untuk menemukan pengetahuan, teori dan konsep atau
dalil/generalisasi baru tentang masalah K3
2. Untuk memperbaiki, memodifikasi dan mengembangkan
teori K3 lama
3. Memperkokoh suatu teori atau generalisasi yang sudah ada
dan menguji kebenarannya
7
f. Psikologi Industri: meneliti kondisi psikologi pekerja dan
keterkaitannya dengan pekerjaan.
8
2. Berfikir analitis
Berpikir analitis adalah peneliti selalu menganalisa setiap
persoalan, mana yang pokok mana yang tidak pokok,
mana yang relevan mana yang tidak relevan.
3. Berfikir kritis
Berpikir kritis adalah peneliti harus selalu mendasarkan
pikiran dan pendapatnya pada logika dan mampu
menimbang berbagai hal secara obyektif berdasarkan
data dan mendasarkan pada analisa akal sehat
3. Kebenaran ilmiah
Para periset harus melihat kebenaran ilmiah dari
suatu pernyataan. Kebenaran ilmiah suatu pernyataan
meliputi:
1. Koheren
Koheren atau kebenaran ilmiah adalah merupakan
konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap
benar.
2. Koresponden
Korespondensi adalah suatu pernyataan dianggap benar,
jika materi pengetahuan yang terkandung dalam
pernyataan tersebut berhubungan dengan objek yang
dituju oleh pernyataan tersebut.
3. Pragmatis
Pragmatis adalah pernyataan dipercayai benar karena
pernyataan tersebut mempunyai sifat fungsional dalam
kehidupan praktis
9
4. Jenis penelitian
1) Berdasarkan segi kepraktisannya
Berdasarkan segi keraktisannya, penelitian dibagi dua
yaitu :
a. Penelitian dasar
Penelitian yang hasilnya tanpa memikirkan segi
kepraktisannya dalam memecahkan masalah di
masyarakat
Keluarannya adalah: sebuah teori yang sejalan
dengan teori yang ada atau menolak teori yang telah
ada atau menemukan teori baru yang bersifat
melengkapi/menjelaskan teori yang telah ada
b. Penelitian terapan
Penelitian yang hasilnya untuk memecahkan masalah
di masyarakat
Keluarannya adalah metode, sistem managemen,
paket teknologi baru yang dapat meningkatkan
efektifitasatau efisiensi dari kegiatan pembangunan
2) Hadirnya variabel
Berdasarkan kehadiran variabel, maka penelitian
dibagi atas:
a. Penelitian deskriptif/survei
Penelitian survey adalah peneitian untuk
menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang
10
b. Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang
dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang
3) Pendekatan
Berdasarkan pendekatannya, penelitian dibedakan atas:
a. Penelitian one-shot
Peneitian one-shot adalah penelitian yang
pengamatannya pada satu titik waktu pada satu
subyek
b. Penelitian cross-sectional
Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang
pengamatannya pada satu titik waktu pada subyek
yang berbeda
c. Penelitian longitudinal
Peneitian longitudinal adalah penelitian yang
pengamatannya time series pada subyek yang sama
11
BAB 2
MASALAH
12
Kenyataan: Berdasarkan hasil riset konsentrasi amonia di
industri sarung tangan 0,5 ppm telah memberikan keluhan
kesehatan dan iritasi pada pekerja
Masalah: Nilai ambang batas amonia di lingkungan kerja
sebesar 25 ppm tidak layak bagi pekerja
13
a. Layak dari aspek kemungkinan mendapatkan data yang
diperlukan, ketersediaan waktu, biaya, dan fasilitas
pendukung lainnya
b. Tidak bertentangan dengan agama, norma, dan adat
istiadat yang berlaku dalam masyarakat
c. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti (sesuai
dengan tingkat intelegensia peneliti)
14
3. Dirumuskan secara operasional (jelas variabel dan cara
mengukurnya)
4. Jelas ruang lingkupnya (memudahkan penarikan
kesimpulan)
Contoh perumusan masalah
1. Apakah terdapat hubungan antara suhu ruangan dengan
produktifitas kerja?
2. Apakah terdapat hubungan antara konsentrasi benzena
dengan IgA?
15
Contoh:
a) Adakah terdapat perbedaan konsentrasi ttMA pekerja
terpapar benzena dengan kelompok kontrol?
b) Apakah terdapat perbedaan kemampuan akomodasi mata
pekerja terpapar komputer dengan tidak terpapar
komputer
c) Apakah terdapat perbedaan penurunan pendengaran
antara kelompok terpapar bising dengan tidak terpapar
bising
3. Masalah untuk mencari hubungan antar fenomena (masalah
asosiatif/korelatif):
a. Hubungan simetris (hubungan antar dua variabel atau
lebih yang kebetulan munculnya bersama).
Contoh rumusan masalahnya:
1) Adakah hubungan antara asam hipurat urin dengan
IgA?
2) Adakah hubungan antara IgA dengan ttMA?
3) Adakah hubungan antara kotinin dengan dopamin
darah pada perokok?
b. Hubungan kausal (yang bersifat hubungan sebab akibat,
ada variabel independent dan variabel dependent)
Contoh rumusan masalahnya:
1) Adakah pengaruh kebisingan terhadap penurunan
pendengaran?
2) Adakah pengaruh konsentrasi benzena terhadap
risiko leukemia?
16
3) Adakah pengaruh glutation dalam darah dengan
fenol dalam darah?
c. Hubungan interaktif/timbal balik/resiprocal (hubungan
yang saling mempengaruhi, tidak diketahui mana
variabel independent dan variabel dependent)
Contoh rumusan masalahnya:
1) Seberapa besar hubungan antara suhu dengan stress
kerja?
2) Seberapa besar hubungan antara kortisol darah
dengan kadar glutation darah?
3) Seberapa besar hubungan antara asam laktar dengan
pH darah
17
BAB 3
STUDI PENDAHULUAN
19
Contoh:
kurang baik: pengaruh berbagai konsentrasi benzena
terhadap IgA
yang baik:pengaruh benzena terhadap IgA darah
kurang baik: studi pengaruh suhu, kelembaban, dan perilaku
terhadap stress kerja
yang baik: studi pengaruh lingkungan kerja terhadap stress
kerja
20
5. Tujuan penelitian dinyatakan dengan kalimat pernyataan
(bentuk deklaratif), singkat, mengganbarkan apa yang ingin
diperoleh dari penelitian
6. Tujuan harus lebih spesifik/konkrit sesuai dengan masalah
penelitian dibandingkan perumusan masalah yang masih
bersifat abstrak
7. Menggunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur atau
dilihat (seperti: menjajaki, menguraikan, menerangkan,
menguji, membuktikan, menerapkan suatu gejala, konsep,
dugaan, membuat prototipe)
8. Menghindari kata-kata yang sulit diukur (seperti:
mengetahui, memahami)
Contoh penyusunan tujuan
a) Judul : pengaruh paparan Pb terhadap IgA
Tujuannya : mengetahui pengaruh paparan Pb
terhadap IgA
b) Judul : Efektifitas hutan kota dalam
menurunkan kadar CO udara
Rumusan masalah : Apakah terdapat hubungan antara
efektifitas hutan kota dengan stress
kerja?
Tujuannya : Mengetahui hubungan antara efektifitas
hutan kota Surabaya dengan CO.
21
3.5. Merumuskan hipotesis
1. Hipotesis:
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji
kebenarannya.
Hipotesis dirumuskan dalam kalimat deklaratif yang
relatif sederhana.
4. Penelitian berhipotesis
Penelitian berhipotesis maksudnya adalah:
22
a. Penelitian tentang magnitude,yaitu penelitian tentang
besaran dua atau lebih variabel
b. Penelitian tentang differencies,yaitu penelitian tentang
perbedaan dua atau lebih variabel
c. Penelitian tentang relationship, yaitu penelitian tentang
hubungan antara variabel.
5. Jenis hipotesis
a. Hipotesis berdasarkan pada kategori rumusannya:
1) Hipotesis nihil (ho)
Maksudnya adalah hipotesis yang menyatakan tidak
adanya hubungan atau pengaruh antar suatu variabel
dengan variabel lain
Rumusannya:
a) Tidak ada perbedaan antara …. Dengan …..
b) Tidak ada pengaruh ……. Terhadap ……
2) Hipotesis alternatif (h1)
Maksudnya adalah hipotesis yang menyatakan
adanya hubungan atau pengaruh antar suatu variabel
dengan variabel lain
Rumusannya:
a) Jika ……………. Maka ………….
b) Ada perbedaan antara ………. Dan ……….
c) Ada pengaruh ………….. Terhadap ………….
23
6. Hipotesis berdasarkan sifat variabel yang akan diuji:
a. Hipotesis tentang hubungan
Hipotesis tentang hubungan hipotesis yang menyatakan
tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih
1) Hubungan sejajar tidak timbal balik, contoh:
hubungan antara Faktor fisika dengan kimia di
lingkungan kerja.
2) Hubungan sejajar timbal balik, contoh: hubungan
antara pendapatan dan produktifitas kerja.
3) Hubungan sebab akibat, tetapi tidak timbal balik,
contoh: konsentrasi sianida dengan hemoglobin.
b. Hipotesis tentang perbedaan
Hipotesis tentang perbedaan adalah hipotesis yang
menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada
kelompok yang berbeda (mendasari penelitian
komparatif dan eksperimen).
Contoh:
1) Ada perbedaan ekskresi asam hipurat antara yang
diberi makanan mengandung glisin dengan yang
tidak mengandung glisin.
2) Ada perbedaan risiko kanker penduduk di desa dan
penduduk di kota.
24
3.6. Memilih Pendekatan
Jenis-jenis pendekatan yang dapat dilakukan dalam
melakukan penelitian antara lain :
1. Menurut teknik pengambilan unit contoh
a. Pendekatan populasi
b. Pendekatan sampel
2. Menurut timbulnya variabel
a. Pendekatan non-eksperimen
b. Pendekatan eksperimen
3. Menurut model pengembangan
a. One shoot model
b. Longitudinal model
c. Cross - sectional model
3.7. Variabel
Variabel adalah:
- gejala (atribut) yang bervariasi
- obyek penelitian yang bervariasi
Contoh : konsentrasi benzena udara dan kecepatan
penyebaran benzena di udara
Klasifikasi variabel
Variabel kuantitatif (misal kadar benzena di udara) dan
kualitatif (misal stress kerja)
1. Variabel kuantitatif:
a. Variabel diskrit (variabel nominal/kategorik)
- Variabel dikhotom (dua kutub)
25
- Variabel politom (lebih dari dua kutub)
Angka dinyatakan sebagai frekuensi
Variabel kontinum
- Variabel ordinal, menunjukan tingkat tingkatan
(variabel lebih kurang), contoh: panjang, kurang
panjang, dan pendek
- Variabel interval, varaibel yang mempunyai jarak
dan menunjukkan peringkat, contoh: suhu udara,
jarak tempat
- Variabel ratio, variabel perbandingan (variabel dalam
hubungan anatar sesamanya merupakan sekian kali),
contoh: beratbadan
2. Variabel kualitatif, misal: kepandaian
variabel terikat dan variabel bebas,
Contoh: y = f (x1, x2, x3)
26
Contoh:
Peneliti yang mengamati konsentrasi benzena di lingkungan
kerja maka sumber datanya adalah benzena
Peneliti yang menggunakan teknik wawancara, sumber
datanya adalah responden
27
BAB 4
PROSEDUR PENELITIAN
28
Contoh:
Metoda wawancara, instrumennya pedoman wawancara
Metoda observasi, instrumennya check list
Pengumpulan data dilakukan denganmengamati variabel
yang akan diteliti. Pengumpulan data perlu latihan untuk
memahami dan mempelajari instrumen dan memahami cara
menggunakannya
29
1. Analisis data secara deskriptif
Analisis data secara deskriftif adalah menggambarkan data-
data tersebut dlam tabuasi frekuensi.
2. Anaisis data secara inferensial
Analisis data secara inferensial adalah menganalisis data
mengunakan metode-metode statistik yang ada.
30
BAB 5
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
31
5.1. Penulisan judul
Judul yang baik adalah dengan ciri-ciri: informative
namun tidak kepanjangan, menarik, menggambarkan subyek
dari artikel, fokus pada satu lapangan studi, menggambarkan
hasil studi, kurang dari 50 karakter.
32
fondasi penelitian, atau bisa juga dikarenakan tidak cukup valid
atau relevan dengan penelitian sebelumnya.
Urutan paragraf pendahuluan:
- Paragraf 1 : What we know
- Paragraf 2 : What we don’t know
- Paragraf 3 : Why we did this study
Terdiri dari 200 kata, untuk literature review antara 500-
800 kata
33
5.6. Penulisan Pembahasan
Dalam penulisan pembahasan, kita akan menjelaskan
hasil-hasil penelitian yang signifikan. Dengan demikian, dapat
kita gunakan present tense. Namun, kita akan menggunakan
tenses past tense guna menjelaskan intisari temuan, dan kita
gunakan present tense ketika kita menginterpretasikan data atau
informasi tersebut.
Ketika menulis pembahasan, perlu membandingkan hasil
temuan kita dengan teori-teori yang sudah ada, membandingkan
dengan hasil-hasil temuan dari penelitian-penelitian sebelumnya
yang relevan dengan penelitian kita.
34
BAB 6
PENULISAN ARTIKEL REVIEW
35
6.1. Cara Menulis Review Artikel
1. Prolog, langkah persiapan dalam penulisan artikel review
dengan menentukan artikel yang akan direview.
2. Getting Started, yaitu dengan menentukan judul artikel yang
akan dibuat
3. Writing as Critical Thinking, yaitu dengan menulis artikel
review sesuai prosedur penulisanartikel review
4. What’s the Point of Your Article? (alasan mengapa saya harus
membaca artikel ini ?, Apa yang merupakan point penting
dalam artikel ini ?)
5. Argument (Pernyataan berupa argumentasi yang ingin dibuat,
terdapat bukti dukung dari jurnal atau referensi ilmiah
lainnya)
6. Audience (Sasaran dari artikel penelitian)
7. Pre-Writing and Brainstorming adalah meninjau kembali
artikel dan memberikan pandangan baru dalam memperkaya
kualitas artikel
36
1. Abstrak
a. Abstrak artikel review terdiri dari 200 kata atau kurang
b. Abstrak artikel review berisi tentang rangkuman
penelitian yang dapat memudahkan pembaca untuk
memahami isi artikel
c. Argumen dalam abstrak artikel review harus bisa
mewakili tema artikel
d. Dalam artikel review terdapat persamaan atau kesesuaian
antara isi abstrak dan pendahuluan
2. Pendahuluan
a. Pendahuluan pada artikel review berisi kurang dari 200
kata
b. Pada artikel review harus mencantumkan poin penting
dalam artikel dan harus bisa menjawab “kenapa saya
harus membaca ini”
c. Memperlihatkan “persuasive purpose” sehingga
pembaca artikel review dapat melihat sisi perbedaan dan
hal baru yang ada dalam artikel review
d. Melalui penulisan review artikel ini diharapkan bisa
mengantisipasi adanya argumen penolakan dari tujuan
penelitian
3. Claim (Originilitas)
a. Argumen yang diberikan dalam artikel review relevan
dan menarik untuk dibaca. Argumen yang didukung oleh
data-data hasil riset terbaru.
37
b. Artikel review yang ditulis harus original. Letak
originalitasnya terdapat pada penelitian: Apakah dalam
penelitian artikel review ini dikemukaan suatu
pendekatan baru terhadap masalah yang sudah ada,
ataukah penelitian dalam artikel review ini memakai
metode yang sudah ada untuk memecahkan satu aplikasi
baru yang menarik, ataukah baik pendekatan maupun
aplikasi penelitian pada artikel review ini semua baru.
Gambaran-gambaran penelitian pada artikel review ini
akan memberikan sifat originalitas pada artikel review.
4. Alasan (reason)
a. Dalam artikel review ini juga terdapat alasan yang
menjawab mengapa harus me-review artikel. Alasan
yang dibuat didasari olehdata-data hasil riset.
b. Tujuan dari artikel yang akan direview harus jelas dan
terukur.
c. Pada bagian ini perlu dimasukkan di bagian latar
belakang & alasan penulis memilih problem atau
masalah yang akan dibahas, sisi mana dari artikel review
yang menarik dan layak diangkat.
5. Bukti
a. Alasan dan bukti dukungberupa data-data terbaru dan
referensi-referensi terbaru terhadap klaim yang diberikan
relevan dan menarik untuk dibaca.Misalnya, mengapa
artikel ini layak dan penting untuk dibaca?
38
b. Apa yang penting dari hasil penelitian ini ? Sisi-sisi
penting dari artikel ini yang berangkat dari hasil-hasil
penelitian harus dikemukakan yang akan memberikan
bukti pentingnya artikel ini untuk diaca.
6. Diskusi
Pada artikel review, bacabagian diskusi, dan kemukakan :
a. Apa solusi yang digunakan oleh penulis untuk menjawab
pertanyaan penelitian di atas ?
b. Bagaimana cara penulis mendesain penelitian yang
dibuat ?
c. Apakah penelitian itu berhasil dilakukan?
d. Apakah terdapat penelitian lanjutan setelah penelitian itu
dilaksanakan?
7. Referensi
Mencari informasi : referensi sangat penting dalam
penulisan artikel review karena menentukan update tidaknya
artikel tersebut. Dalam hal ini akan muncul pertanyaan: Apakah
referensi yang dipakai dalam penulisan artikel ini uptodate
(tahun-tahun terakhir), lima tahun terakhir? Ataukah artikel yang
dijadikan referensi sudah terlalu lama, sudah lebih dari lima
tahun? Dalam kaitan ini, bila seseorang tertarik untuk
mengerjakan riset pada tema yang berdekatan, maka diharuskan
mencatat paper atau buku penting yang tercantum pada bagian
referensi paper tersebut. Contoh artikel review terdapat pada
lampiran 4 buku ini.
39
DAFTAR PUSTAKA
40
Tualeka, AR. 2012. The Indonesian Journal of Occupational
Safety and Health – Keselamatan dan Kesehatan
Kerja,Volume 2 No.1 Juli-Desember, Hal 1-3,Surabaya.
41
Lampiran 1.
CONTOH PANDUAN PROPOSAL HIBAH
RISET FUNDAMENTAL
Saat ini pemerintah memberikan banyak hibah riset
dengan berbagai skim riset, baik kepada mahasiswa maupun
dosen. Pemerintah maupun lembaga-lembaga asing juga
memberikan hibah riset kepada para peneliti di Indonesia.
Beberapa skim dari dari dalam negeri antara lain Hibah riset
Fundamental, hibah bersaing, hibah riset mandat, hibah riset
pascasarjana dan hibah riset kerjasama luar negeri. Sedangkan,
hibah riset dari uar negeri antara lain Riset Grant dari Australi,
Hibah Riset Proyek Skala Kecil dari Jerman, dan lain-lain.
Untuk bisa memenangkan hibah riset tesebut diperlukan
pemahaman terhadap format panduan hibah riset tersebut. Di
bawah ini dipaparkan panduan hibah riset Fundamental. Untuk
panduan-panduan skim hibah lain bisa ditelusuri di website
Dikti.
Pendahuluan
Kegiatan Penelitian Fundamental ditujukan untuk
memperoleh modal ilmiah yang mungkin tidak dapat berdampak
ekonomi dalam jangka pendek. Hal ini merupakan perbedaan
paling penting dibandingkan dengan penelitian hibah bersaing.
Jadi, Penelitian Fundamental berorientasi kepada penjelasan,
42
atau untuk mengantisipasi suatu gejala/fenomena, kaidah,
model, atau postulat baru yang mendukung suatu proses
teknologi, kesehatan, pertanian, dan lain-lain dalam rangka
mendukung penelitian terapan. Termasuk dalam penelitian
fundamental adalah pencarian metode atau teori baru.
43
g. Tiap pengusul hanya boleh mengusulkan 1 usulan pada skim
dan tahun yang sama, baik sebagai ketua maupun sebagai
anggota.
Luaran Penelitian
Luaran wajib: Publikasi dalam jurnal ilmiah terakreditasi
atau jurnal ilmiah bereputasi internasional Luaran tambahan:
1. Produk ipteks-sosbud dan lainnya (metode, blue print,
prototipe, sistem, kebijakan, model, rekayasa sosial)
2. HKI,
3. Bahan ajar,
4. Format Usulan Penelitian
44
45
Lembar Pengesahan
46
Sistematika Usulan Penelitian
- DAFTAR ISI
Daftar isi memuat bagian-bagian utama dari laporan
penelitian
- ABSTRAK
Kemukakan tujuan jangka panjang dan target khusus yang
ingin dicapai serta metode yang akan digunakan dalam
pencapaian tujuan tersebut. Abstrak harus mampu
menguraikan secara cermat dan singkat tentang rencana
kegiatan yang diusulkan, diketik dengan jarak 1 spasi.
- BAB I. PENDAHULUAN
Uraikan latar belakang dan permasalahan yang akan diteliti,
tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bab ini juga
dijelaskan temuan yang ditargetkan (gejala atau kaidah,
metode, teori, atau antisipasi) yang mempunyai kontribusi
mendasar pada bidang ilmu dengan penekanan pada gagasan
fundamental dan orisinil untuk mendukung pengembangan
IPTEKS-SOSBUD.
- BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Kemukakan state of the art dalam bidang yang diteliti,
gunakan sumber pustaka acuan primer yang relevan dan
terkini dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal
ilmiah. Jelaskan juga studi pendahuluan yang telah
dilaksanakan dan hasil yang sudah dicapai,
tuliskan roadmap penelitian secara utuh.
47
- BAB III. METODE PENELITIAN
Dilengkapi dengan bagan alir penelitian yang
menggambarkan apa yang sudah dilaksanakan dan yang
akan dikerjakan dalam 1 atau 2 tahun. Bagan penelitian
harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang jelas, mulai
dari mana, bagaimana luarannya, dimana akan dilaksanakan,
dan indikator capaian yang terukur.
- BAB IV. JADWAL PELAKSANAAN
Jadwal pelaksanaan dibuat untuk 1 atau 2 tahun dalam
bentuk bar chart.
- DAFTAR PUSTAKA
Disusun berdasarkan sistem nama dan tahun, dengan urutan
abjad nama pengarang, tahun, judul tulisan, dan sumber.
Hanya pustaka yang dikutip dalam usul penelitian yang
dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
- REKAPITULASI ANGGARAN PENELITIAN
Dibuat untuk 1–2 tahun dalam bentuk tabel seperti di bawah
ini:
48
2. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas
49
Lampiran 2.
CONTOH PROPOSAL RISET FUNDAMENTAL
Proposal Hibah Fundamental yag penulis buat yang
diusulkan ke Kemenristek Dikti tahun 2016 dan didanai tahun
2016.
Judul proposal yang dibuat berdasarkan keahlian penulis
dalam bidang toksikologi industri, telah hampir 18 tahun penulis
mengajar, menulis dan mengembangkan keilmuan ini. Sehingga,
inovasi-inovasi muncul dalam usulan riset.
Inovasi dalam usulan riset ini adalah makanan detoks
sebagai bagian dari gizi klinik untuk penurunan toksin dalam
tubuh maupun dalam pengobatan. Selama ini kita lebih
mengenal obat-obat diproduksi untuk mengobati penyakit yang
dibuat oleh ahli-ahli farmasi. Namun, disini penulis
menggunakan makanan sebagai obat. Seperti diketahui bahwa
dalam makanan terdapat berbagai enzim, diantaranya enzim-
enzim berfungsi sebagai biotransformator toksin-toksin dalam
tubuh sehingga dapat diekskresikan keluar dari tubuh.
Makanan sebagai obat adalah bahan kajian di
Departemen K3 Fakultas Keseatan Masyarakat, memiliki
manfaat lebih banyak karena tidak memberikan efek pada hati
maupun ginjal seperti yang selama ini dikhawatirkan pada obat-
obat konvensional. Usulan lengkap proposal riset fundamental
detoks nikotin sebagai berikut.
50
Kode/ Nama Rumpun Ilmu* :
352 / Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (Kesehatan Kerja;
Hiperkes)
USULAN
PENELITIAN FUNDAMENTAL
TIM PENGUSUL
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Januari, 2016
51
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN FUNDAMENTAL
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Inovasi
Prof.Heri Purnobasuki,MSi.,PhD.
NIP 19670507 199102 1001
52
BAB 1
PENDAHULUAN
53
Isu permasalahan adalah berupa tingginya jumlah perokok di Indonesia. Berdasarkan
laporan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun 2013
jumlah perokok sebanyak 58.750.592, hampir ¼ penduduk Indonesia berusia 10 tahun ke atas
dan paling banyak perokok laki-laki sebanyak 56.860.457. Setiap hari terdapat 616.881.205
batang rokok di Indonesia yang dibakar. Jika harga setiap batang rokok Rp 1.000.000,- maka
setiap tahun menghabiskan Rp 225 T untuk rokok. Berdasarkan hasil riset USU tahun 2013,
dampak rokok adalah penyakit leukemia karena benzena, kanker paru karena formalin dan
akrolein, kanker mulut karena hidrogen sianida, kanker serviks, kanker lambung, kankres
pankreas dan sembab paru karena nikotin dan karbonmonoksida menyebabkan hipoksia. Kasus-
kasus ini banyak terjadi di Indonesia.
Para pecandu rokok memiliki kadar nikotin dalam darah rata-rata 12 mg/liter darah
sedang batas aman nikotin dalam darah adalah 2 mg/L. Isu atau masalah yang akan diatasi
adalah menurunkan kadar niktoin dari dalam tubuh perokok sehingga mencegah ketergantungan
perokok terhadap rokok yang merupakan pintu masuk dalam penyalahgunaan NAPZA.
Penurunan kadar nikotin dalam tubuh perokok dengan menggunakan makanan mengandung
enzim biotrabsformator yaitu CYP2A6, plavonoid dan glukuronat sehingga kadar nikotin dalam
darah sesuai batas aman nikotin dalam darah yaitu 2 mg/L darah (Gukanen,2005; Dale S.Canon
et.al.2016). Ini merupakan strategi yang digunakan untuk menurunkan kadar nikotin dalam
darah. Strategi yang digunakan ini merupakan bagian dari strategi Unair dalam mengatasi
permasalahan di masyarakat, antara lain masalah tingginya perokok di Indonesia. Strategi yang
dilakukan ini untuk mendukung program Research Excellence Universitas Airlangga tahun
2014-2015 yaitu poin (a) kesehatan, Penyakit Tropis, dengan fokus pada Penanggulangan
Penyakit Tropis.
Dengan riset ini maka luaran yang dihasilkan adalah terjadi penurunan pecandu dan
konsumen rokok melalui riset (1) penurunan konsentrasi nikotin darah dengan menggunakan
asupan makanan kaya asupan mengandung biotransformator nikotin, (2) formulasi utama
makanan kaya biotransformator nikotin untuk penurunan nikotin dalam darah serta, (3)
pembuatan produk makanan/minuman anti nikotin.
54
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
55
dan konversi ke cotinine dimediasi oleh sitoplasma aldehida oksidase. Cotinine kemudian dapat
mengalami glukuronatisasi dan diekskresikan dalam urin sebagai Cotinine glukuronida,
dikonversi ke Continine N-oksida, atau dikonversi ke trans 3-hydroxycotinine (yang kemudian
dapat diglukuronatisasi dan diekskresikan dalam urin). Hal ini juga harus dicatat bahwa nikotin
juga dapat diglukuronatisasi dan diekskresikan dalam urin dalam bentuk nikotin glukuronida,
dan ini menyumbang 3- 5% dari nikotin pada manusia. Di luar 10-15% dari metabolisme dicatat
dengan continine gratis dan 3-5% dengan glukuronida nikotin pemecahan metabolit tampaknya
sekitar 33-40% trans-3'-hydroxycotinine (metabolit terbesar), 12-17% sebagai cotinine
glukuronida, dan 7-9% sebagai glukuronida trans-3'-hydroxycotinine (Hodgson,2004).
Dari gambar di atas, biotransformasi nikotin dilakukan oleh enzim sitokrom P-450
(CYP 2A6) menjadi kotinin, biotransformasi oleh enzim plavoprotein menjadi nicotine N-
oksidase, biotransformasi oleh glukuronat(UGT) menjadi kotin glukuronat. Nikotin juga
ditemukan di urin. Dengan demikian, dalam konsumsi nikotin di urin akan ditemukan cotinin,
nikotin-N oksidase, nikotin glukuronat dan niktoin itu sendiri. Dengan biotransformasi seperti
ini nikotin akan terkresikan sekitar 99,5%, Ini sesuai dengan tabel di bawah ini.
56
Gambar 2.2 Kinetika Nikotin
Terlihat pada gambar di atas bahwa biotransformasi nikotin oleh CYP 2A6 adalah 75%, nikotin
8-10%, nicotine clucuronide 3-5%, nicotine N-okside 4-7%, nicotine 8-10%. Bila ditotal sekitar
99.5% (Hayes,2007).Dari gambar di atas, enzim-enzim yang berperan dalam detoksifikasi
nikotin adalah Sitokrom P-450 CYP-2A6, glukuronat, methilation,glutation dan plavoprotein.
Makanan yang mengandung bahan-bahan untuk biotransformasi (Slaga
T.2005,Toruan P.2015):
a. Sitokrom P 450 (CYP-2A6) : sayuran dan daging yang mengandung zat besi
Banyak makanan yang mengandung zat besi merupakan bahan makanan yang mudah
didapat. Makanan – makanan tersebut tersebar mulai dari sayur – sayuran, buah –
buahan, sampai daging. Contoh makanan – makanan yang mengandung zat besi
antara lain kulit kentang, bayam, kangkung, jagung, chard, buah bit hijau, buah
aprikot, buah jeruk, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kismis, sereal, telur,
ikan, dan daging sapi.
b. Plavoprotein : teh hijau, kedelai, batang rami, arbei.
c. Glukuronat: kol, brokoli, kubis, seledri, kecambah, apel, ceri, apukat.
57
BAB 3
METODE PENELITIAN
58
3.3 Sampling
Jumlah responden perokok aktif 30 orang yang mendapat perawatan di tempat
rehabilitasi perokok di RS. PHC Surabaya. Sampel diambil secara random sampling.
59
DAFTAR PUSTAKA
Dale S.Canon.2016. CYP2A6 Longitudinal Effects in Young Smokers Journal NicotineTob Res
(2016) 18 (2): 196-203 doi:10.1093/ntr/ntv049.New York.
Hayes.A.W.2007.Principles and Methods of Toxicology.Informa Healtcare.USA.
Hodgson E.A.2004. Textbook of Modern Toxicology.Third Edition.WileyInterscience.Canada.
Kusuma, Dani Ali, Sudarminto S. Yuwono, and Siti Narsito Wulan. "Studi kadar nikotin dantar
sembilan merk rokok kretek filter yang Beredar di wilayah
kabupatenNganjuk." Jurnal Teknologi Pertanian 5.3 (2012).
Nurhayati, Isnani. "BAHAYA ROKOK BAGI TUBUH (Telaah
Pustaka)."JURNALKEPERAWATAN eM-U 4.12 (2014).
Pradipta, Tito. Hubungan antara kebiasaan merokok dengan stroke hemoragik
berdasarkanpemeriksaan ct-scan kepala. Diss. UNIVERSITAS SEBELAS MARET,
2010.
Slaga.T.2005.The Detox Revolution.PT.Bhuana Ilmu Populer.Kelompok Agramedia.Jakarta.
Susanna, Dewi, Budi Hartono, and Hendra Fauzan. "Penentuan kadar nikotin dalam
asaprokok." Jurnal Kesehatan 7.2 (2003).
Suwardi, H., Aditia, F. K., & Wijaya, L. (2011). Peran Nikotin Rokok pada
PatogenesisPsoriasis. Damianus Journal of Medicine, 10(2), 86-90.
Toruan P.2015.Anti ging Alami.Materi Seminar dan Pelatihan.Surabaya.
Tualeka.A.R.2000. Makanan, Pengobatan Masa Depan.Jawa Pos,2000.
Tualeka.A.R.2000.Assosiasi Kebiasaan Merokok dengan Penyalahgunaan
NAPZA.LemlitUnair.Surabaya.
Tualeka,A.R.2014.Toksikologi Industri.Graha Ilmu Mulia.Surabaya.
Tualeka,A.R.2015. Toksikologi Industri dan Risk Assessment Logam Berat.Graha
ilmuMulia.Surabaya
Williams.P.1980.Industrial Toxicology.Van Nostrand Reinhold.New York.
60
Lampiran 3.
Contoh Artikel Ilmiah
ABSTRACT
61
subject of the study was 25 footwear workers in Tambak
Osowilangun who had worked and exposed to benzene for more
than 10 years. The variables were body weight, length of work
(years), average work every day (hours), and work time (days
per hour) of respondents, as well as measuring concentrations at
five points in the footwear industrial. After searching for the
variables above, reactions rate, carcinogen intake, and non-
carcinogenic intake per respondent can be identified. Then, an
effective dose each food rich in CYP2E1, sulfation and
glutathione enzymes will be obtained. The results of this study
indicate that the majority respondenthas benzene concentrations
below the threshold (TLV). The level of adequacy of the
CYP2E1 enzyme, sulfation, and glutathione of each person is
different, and also every individual varies. Everyone can choose
what foods can be eaten depending on their needs.
Keywords: Benzene, CYP2E1, Detoxification, Glutation,
Sulfation
INTRODUCTION
Benzene is an organic compound found in gasoline that
has been used extensively in the chemical and drug industries.
Benzene is a liquid that is colorless and has a sweet smell,
evaporates very rapidly in the air, and difficult to dissolve in
water (ATSDR, 2007). Benzene is a raw material for making
plastics, resins, synthetic fibers, dyes, detergents, medicines, and
pesticides (Smith, 2010). Its presence in the air can also be
62
produced by various activities including chemical work, burning
gasoline, industrial workers who use or make benzene, can be
exposed to benzene more often (Weisel, 2010). Pathways to
benzene exposure can be through the skin, respiratory tract,
mouth and digestive tract (Putri, 2011).
Someone who is exposed to high levels of benzene can
experience several signs and symptoms, including drowsiness,
dizziness, irregular heartbeat, headaches, tremors, confusion,
unconsciousness, to death (ATSDR,2007). The main effect of
long-term benzene exposure is on the blood. Benzene can cause
a decreased production of blood cells which are a result of
disruption in the spinal cord. Disruption of the production of
blood cells can cause anemia, leukopenia, lymphocytopenia, and
can affect the immune system and increase the chance for
infection (IRIS, 2003;Kamal & Malik, 2012). Some women who
inhale high levels of benzene for months have irregular
menstrual periods and a decrease in the size of their ovaries. It is
not known whether benzene exposure affects the developing
fetus in pregnant women or fertility in men (CDC, 2013).
To reduce or even eliminate toxins in chemical
compounds, a biotransformation process is needed.
Biotransformation is a change in xenobiotic / toxin-catalyzed by
a particular enzyme in living things. The purpose of
biotransformation is to change non-polar toxins (easily dissolved
in fat) to be polar (easily soluble in solvent compounds). Then, it
is changed again to be hydrophilic (easily dissolved in water) so
63
that it can be excreted out of the body (Tualeka, 2013; Macherey
& Dansette, 2008). Biotransformation occurs in two phases. The
first phase or phase of the functional reaction wherein the
functional group matches the oxidation, reduction, or hydrolysis
reaction. Then the second phase or the conjugation reaction
phase involves several types of endogenous metabolites in the
body in the endoplasmic reticulum. This organic toxin reaction
can change compound or the results of the first phase
metabolites into more polar metabolites, easily dissolve in
water, not toxic, and inactive, which will then be excreted out of
the body (Parkinson, 2001; Ronald, 2014; Kumar &Surapaneni,
2001) .
Benzene biotransformation needs to be done in order to
excrete or detoxify benzene out of the body. Benzene is oxidized
first in the liver by cytochrome P450-monooxygenase to
benzene oxide (Karich et al, 2013). After that, several
metabolites will be formed enzymatically and non-
enzymatically. Biotransformation of benzene in the body is the
main end metabolite namely phenol which is excreted in the
urine (Waidyanatha et al., 2004). The elimination of benzene
from the body can be through excretion and exhalation. Benzene
is excreted in the urine as a metabolite especially phenol and
glucuronic conjugations and sulfuric acid, while exhalation into
the air in an unchanging form (Ramon, 2007).
Research using food approaches as benzene
detoxification is still very limited. Foods rich in CYP2E1
64
enzymes such as beef liver (Lieber, 1968; Ji, 2012), beef brains,
and salmon (Minich and Hodges, 2015). Foods rich in sulfation
content such as eggs (Minich and Hodges, 2015), chicken, beef
and tuna, and foods rich in glutathione content such as avocado,
asparagus (Minich and Hodges, 2015), carrots, tomatoes
(Minich and Hodges, 2015), oranges, and broccoli (Minich and
Hodges, 2015). But there has never been a study that explains
how much intake of these foods is needed to improve benzene
detoxification, especially in populations that exposed to benzene
in a long time. Based on the background above, the purpose of
this study was to calculate the intake of foods rich in enzymes
CYP2E1 (beef liver, beef brain, and salmon), sulfation (eggs,
chicken, beef, and tuna), and glutathione (avocado, asparagus,
carrots, tomatoes, oranges, and broccoli) are needed (effective
dose) to detoxify benzene in every shoe industry worker in
Surabaya.
65
a week (days) of respondents, as well as measuring benzene
concentration at five points in the footwear industry. Weight
measurement using manual weighing methods with body scales.
Measurement of length of work, average work every day, and
work time in a week are obtained through in-depth interviews
with respondents. Then, the measurement of benzene
concentration in the work environment using the measurement
method NIOSH 1501 with a charcoal activated carbon pipe
using gas chromatography-flame ionization detector (GC-FID)
(NIOSH 1501, 2003). The study was approved by Ethics
Committee Faculty of Public Health, Airlangga University with
ethics number 516 KEP-K
After getting the variables above, it can be found the
reaction rate, carcinogen intake, and non-carcinogenic intake per
respondent. Then, an effective dose of each food rich in
CYP2E1, sulfation and glutathione enzymes will be obtained, as
in the formula below.
Here is an effective dose formula for each food for men.
66
Here is an effective dose formula for every food for
women.
Information:
𝐶 𝑥 𝑅 𝑥 𝑡𝐸 𝑥 𝑓𝐸 𝑥 𝐷𝑡
1. 𝑖𝑛𝑡𝑎𝑘𝑒 𝑜𝑓 𝑛𝑜𝑛 𝑐𝑎𝑟𝑠𝑖𝑛𝑜𝑔𝑒𝑛 = 𝑊𝑏 𝑥 30 𝑥 365
67
3. A = Content of each enzyme in 100g of food
CYP2E1 enzyme content in beef liver = 5.6
CYP2E1 enzyme content in beef's brain = 1.8
The content of the CYP2E1 enzyme in salmon = 6.6
The sulfation content in eggs = 1.477
Sulfation content in chicken = 0.801
Sulfation content in soybeans = 0.814
Sulfation content in beef = 0.749
Sulfation content of tuna fish = 0.755
The content of glutathione in avocado = 31.2
The content of glutathione in asparagus = 26.3
The content of glutathione in carrots = 5.6
Glutathione content in tomatoes = 10.9
The content of glutathione in oranges = 10.6
The content of glutathione in broccoli = 7.8
RESULT
Comparison of Benzene Concentration with Threshold
Value (n=2)
68
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Respondent (s)
benzene concentration (mg/m3) threshold value (mg/m3)
69
140
120
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
70
40000
30000
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
-10000
71
150000
100000
50000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
-50000
-100000
-150000
72
25000
20000
15000
10000
5000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
DISCUSSION
Threshold Limit Value, Weight, and Benzene Concentration
Comparative diagram analysis between benzene
concentration and the thresholdvalue shows that the majority of
73
respondents are in workplaces have benzene concentrations
below the threshold value. The Threshold value for the
concentration of benzene according to the Regulation of the
Minister of Manpower and Transmigration of the Republic of
Indonesia Number 13 of 2011 concerning the Physics and
Chemical Factor Threshold Value at the Workplace is 0.5 ppm
(1.6 mg / m3). Comparative diagram analysis between benzene
concentration and weight shows that respondents with large
body weight tend to be in workplaces with high benzene
concentrations, and vice versa. This is not in accordance with
the opinion of Mukono (2005), which states that benzene is a
small molecular weight toxicity that will easily dissolve in fat.
Toxic that has high solubility in fat, the concentration will be
low in the body. This can be considered a protection
mechanism. So that benzene toxicity in obese people will be
smaller than in thin people.
74
modulate the process of conversion and excretion of toxins from
the body (Cline, 2015). Consumption of suitable substances can
detox benzene from the body, such as foods that contain the
enzyme CYP2E1 (Zanger &Schwab, 2013). The cytochromes
P450 (CYPs) constitute the major enzyme family capable of
catalyzing the oxidative biotransformation of most drugs and
other lipophilic xenobiotics (Guengerich,2008). CYP2E1
enzymes have also attracted particular interest for their role in
various diseases. 2E1 metabolizes nervous system agents such
as halothane, isoflurane, chlorzoxazone, and ethanol and
activates pro-carcinogenic nitrosamines and aflatoxin B1
(Danielson, 2002). High concentrations of CYP2E1 are found in
some foods, namely beef liver, beef brain, and salmon (Hodges
& Minich, 2015; Zanger &Schwab, 2013). The content of the
enzyme CYP2E1 in 100 g of beef is 5.6 mg, in 100 g the brain
of beef is 1.8 mg, and in 100 g of salmon is 6.6 mg (Tualeka,
A.R, 2018).
Based on the results of data analysis, the effective dose
of beef's liver, beef's brain, and salmon that the body needs to
remove benzene out of the body as shown in Figure 3. The
effective dose of each food is different depending on the
individual. The higher concentration of benzene in the body, the
great mass of detox for the liver, the brain of the beef and the
salmon needed. This is consistent with the formulation that has
been made in previous studies which states that it has a
synergistic relationship with substance concentration (Haviland,
75
1985; Aronson, 2007). The liver of beef is maximal for
consumption is 6.26 kg, maximum brain mass of consumption is
19.49 kg, and the maximum salmon mass of consumption is
5.31 kg. each of these foods can be consumed in a few days.
Food in the diagram can be chosen by each respondent based on
the concentration of benzene in the body. If the respondent does
not like the brain of beef and liver, it can consume salmon
according to the effective dose of salmon needed, etc. The
consumption of each food can be regulated by each respondent,
can be divided into several days according to the needs of the
food intake of respondents.
Detoxification of Benzene by Food Rich in Sulfation
Given the high burden of toxin in modern life, the
supplementation of diets with healthy foods should emphasize to
support the phases of metabolic detoxification. Mounting
evidence for toxin metabolism and elimination. Specific foods
and nutrients can induce metabolic enzymes, such as sulfation.
Sulfation can be catalyzed by enzyme sulfotransferase (Gagne,
2014; Enna & Bylund, 2008). This enzyme can be found in the
liver, intestines, adrenal glands, brain, and skin. The sulfating
process is a detoxification process that can reduce the toxicology
of a chemical. The decline in the function of this enzyme can be
caused by genetic or certain chemicals. The activity of the
sulfotransferase enzyme depends on inorganic sulfate reserves.
Food sources of sulfation-containing compounds such as fish,
beef, chicken, cheese, eggs, etc. (Hodges & Minich, 2015).
76
SULT enzyme activity is dependent on a depletable reserve of
inorganic sulfate (McFadden, 1996)
Based on the results of data analysis, effective doses of
eggs, chicken, soybeans, beef, and tuna that the body needs to
remove benzene come out of the body as shown in Figure 4. The
effective dose of each food differs depending on each
individual. This can be affected by benzene concentration at
work, length of work, and body weight (Hart, 1967;William,
1985; Aronson, 2007; Pan et al. ,2016; McCrory et al, 2010).
The egg maximal for consumption is 10.95 kg, the maximum
chicken mass of consumption is 20.2 kg, soy 19.88 kg, beef
21.61 kg, and tuna 21.43 kg. Food in the diagram can be based
on needs and tastes. If the respondent does not like an egg, can
consume other food rich in sulfation like chicken, soy, beef, and
tuna, etc.
Detoxification of Benzene by Food Rich in Glutation
An enzyme that responsible for metabolizing glutathione
is the glutathione s-transferase enzyme. The production of these
enzymes can be induced through the production of reactive
oxygen species and via gene transcription involving the
antioxidant-responsive element (ARE) and the xenobiotic-
responsive element (XRE) (Hayes & Pulford, 1995). Involving
antioxidant responsive elements and xenobiotic responsive
elements. Many foods to be upregulation of this enzyme,
including garlic, fish oil, black soybean, broccoli, curcumin, etc
(SDA, 2011). Various nutrients may also enhance endogenous
77
glutathione synthesis, including vitamin B6, magnesium, and
selenium (Howard et al., 1994)
Based on the results of data analysis, the effective dose
of avocado, asparagus, carrots, tomatoes, oranges and broccoli
that the body needs to remove benzene out of the body as shown
in Figure 5. The effective dose of each food is different
depending on the needs of each individual. The avocado
maximal for consumption is 1.23 kg, maximum asparagus mass
of consumption is 1.46 kg, carrot is 6.88 kg, tomato is 3.53 kg,
orange 3.63 kg, and broccoli 4.94 kg. Each of these foods can be
consumed in a few days. Food in the diagram can be based on
needs and tastes. If the respondent does not like Avocado, can
consume other menus according to the dose effective of
asparagus needed, etc. Genetic variances, gender, and maybe
body weight can play a role in the effects of dietary factors on
GST enzymes (Hodges & Minich, 2015). The same
investigators also found that apiaceous vegetables inhibited GST
activity, but only in GSTM1+ men (Lampe et al., 2000)
CONCLUSION
The majority of respondents are in the workplace with
benzene concentrations below the threshold value (TLV). Intake
of foods that contain the enzyme CYP2E1 (beef liver,beef brain,
and salmon), sulfation (chicken, eggs, smoked meat and tuna),
and glutathione (avocado, asparagus, carrots, oranges, tomatoes,
and broccoli) are expected to increase detoxification of benzene.
The effective dosage required by the respondent differs
78
depending on body weight, gender, length of work, and
concentration of benzene in the workplace. The greater the
concentration of benzene, the greater the need for food rich in
the enzymes CYP2E1, sulfation, and glutathione that the body
needs. Body weight can also be another factor in differences in
individual intake. Weight, length of work, gender and the
concentration of benzene can affect the intake of non-
carcinogens in each individual which can affect the effective
dose of food.
Conflict of Interest: All authors have no conflicts of interest to
declare.
Source of Funding: This is an article “was supported by
Activity Budget Plans 2017, Faculty of Public Health,
AirlanggaUniversity
Acknowledgment: Thanks for Anindya Putri Hapsari, Wulan
Meidikayanti and Fatma Tualeka for helping to edit this
manuscript.
Data Availability : The manuscript data used to support the
findings of this study have been deposited in the Analysis Of
Relationship Between Benzene Vapor And Trans Content, Trans
Muconic Acid Urin With Immunoglobulin A Decrease In Shoes
In Kelurahan Tambak Oso Wilangun Surabaya” with accessed
on http://repository.unair.ac.id/61400/ on Airlangga University.
79
REFERENCES
1. Aronson, J. K. (2007). Concentration‐effect and
dose‐response relations in clinical pharmacology. British
journal of clinical pharmacology, 63(3), 255-257.
2. ATSDR. 2007. Toxicological Profile for Benzene. Atlanta,
Georgia: ATSDR 2007.
3. Central Disease Center (CDC.) 1994. Benzene by Portable
GC. NIOSH Manual of Analytical Methods (NMAM) 4th
Edition Issue 2.
4. Central Disease Center (CDC). 2013. Facts about
Benzene. Retrieved October 11, 2018, from
https://emergency.cdc.gov/agent/benzene/basics/facts.asp
5. Cline, J. C. 2015. Nutritional aspects of detoxification in
clinical practice. Altern Ther Health Med, 21(3), 54-62.
6. Danielson, P. B. (2002). The cytochrome P450
superfamily: biochemistry, evolution, and drug
metabolism in humans. Current drug metabolism, 3(6),
561-597.
7. Enna, S. J., & Bylund, D. B. (2008). xPharm: the
comprehensive pharmacology reference.
8. Gagne, F. (2014). Biochemical ecotoxicology: principles
and methods. Elsevier.
9. F.P. Guengerich. Cytochrome P450 and chemical
toxicology. Chem Res Toxicol, 21 (2008), pp. 70-83
10. Hart, E. R. (1967). Relationship Of Effective Dose To
Body Weight. Bionetics Research Labs Inc Falls Church
Va.
11. Haviland, A William. 1985. Anthropology, 4th, Number 2.
Jakarta: Erlangga.
12. Hayes, J. D., & Pulford, D. J. (1995). The glutathione S-
transferase supergene family: regulation of GST and the
contribution of the isoenzymes to cancer chemoprotection
and drug resistance part I. Critical reviews in biochemistry
and molecular biology, 30(6), 445-520.
13. Hodges, R. E., & Minich, D. M. 2015. Modulation of
Metabolic Detoxification Pathways Using Foods and
Food-Derived Components: A Scientific Review with
80
Clinical Application. Journal of Nutrition and
Metabolism, 760689. http://doi.org/10.1155/2015/760689
14. Howard, J. M. C., Davies, S., & Hunnisett, A. (1994). Red
cell magnesium and glutathione peroxidase in infertile
women--effects of oral supplementation with magnesium
and selenium. Magnesium research, 7(1), 49-57
15. Integrated Risk Information System (IRIS). Benzene.
Chemical Assessment Summary. 2003.
16. Kamal, A., & Malik, R. N. (2012). Hematological
evidence of occupational exposure to chemicals and other
factors among auto-repair workers in Rawalpindi,
Pakistan. Osong public health and research
perspectives, 3(4), 229-238.
17. Karich, A., Kluge, M., Ullrich, R., & Hofrichter, M.
(2013). Benzene oxygenation and oxidation by the
peroxygenase of Agrocybe aegerita. AMB Express, 3(1), 5.
18. Kumar, G. N., & Surapaneni, S. (2001). Role of drug
metabolism in drug discovery and development. Medicinal
research reviews, 21(5), 397-411.
19. Lampe J. W., Chen C., Li S., et al. Modulation of human
glutathione S-transferases by botanically defined
vegetable diets. Cancer Epidemiology Biomarkers and
Prevention. 2000;9(8):787–793.
20. Macherey, A. C., & Dansette, P. M. (2008).
Biotransformations leading to toxic metabolites: chemical
aspect. In The Practice of Medicinal Chemistry (Third
Edition) (pp. 674-696).
21. McCrory, M. A., Howarth, N. C., Roberts, S. B., &
Huang, T. T. K. (2010). Eating Frequency and Energy
Regulation in Free-Living Adults Consuming Self-
Selected Diets1–3. The Journal of nutrition, 141(1), 148-
153.
22. McFadden, SA. 1996. Phenotypic variation in xenobiotic
metabolism and adverse environmental response: focus on
sulfur-dependent detoxification pathways.Toxicology.
1996 Jul 17; 111(1-3):43-65.
23. Mukono, H.J. 2005. Environmental Toxicology. Airlangga
University Press: Surabaya.
81
24. Pan, S. D., Zhu, L. L., Chen, M., Xia, P., & Zhou, Q.
(2016). Weight-based dosing in medication use: what
should we know?. Patient preference and adherence, 10,
549.
25. Parkinson, A. (2001). Biotransformation of
xenobiotics.https://farmasi.unud.ac.id/ind/wp-
content/uploads/Bio-Transformation-of-Xenobiotics.pdf.
26. Putri, YRP. 2011. Benzene in Urban Mara. Department of
Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences,
University of Indonesia, Depok.
27. Ramon, A. 2007. Analysis of Benzene Exposure to the
Blood Profile of Petroleum Processing Industry Workers.
Semarang: Diponegoro University Postgraduate Program.
28. The Republic of Indonesia. 2011. Regulation of the
Minister of Manpower and Transmigration No. 13 of 2011
concerning the Threshold Value of Physical and Chemical
Factors in the Workplace. Jakarta: State Secretariat.
29. Republik of Indonesia. 2014. Law No. 3 of 2014
concerning Industry. Republic of Indonesia State Gazette
Year 2014, No. 5492. Jakarta: State Secretariat.
30. Ronald, E. W. (2014). Role of Biotransformation in Drug
Discovery. 014 John Wiley & Sons, LtdAccessed
onhttps://doi.org/10.1002/9781118541203.xen0007
31. Smith, M.T. 2010. Advances in Understanding Benzene
Health Effects and Susceptibility. California: Division of
Environmental Health Sciences, School of Public Health,
University of California, Berkeley.
32. Tualeka, Abdul Rohim. 2013. Industrial Toxicology.
Graha Ilmu Mulia: Surabaya.
33. Tualeka, Abdul Rohim. 2018. Philosophy of Occupational
Health and Safety. Airlangga University Press: Surabaya.
34. SDA National Nutrient Database for Standard
Reference. Nutrient Data Laboratory. Release
27. Washington, DC, USA: Agriculture Research Service;
2011. http://ndb.nal.usda.gov/ndb/
35. Waidyanatha, S., Rothman, N., Li, G., Smith, M. T., Yin,
S., & Rappaport, S. M. (2004). Rapid determination of six
urinary benzene metabolites in occupationally exposed
82
and unexposed subjects. Analytical Biochemistry, 327(2),
184-199.
36. Weisel, C. P. (2010). Benzene exposure: an overview of
monitoring methods and their findings. Chemico-
biological interactions, 184(1-2), 58-66.
37. Zanger, U. M., & Schwab, M. (2013). Cytochrome P450
enzymes in drug metabolism: regulation of gene
expression, enzyme activities, and impact of genetic
variation. Pharmacology &therapeutics, 138(1), 103-141.
38. William P. Industrial Toxicology. New York, NY: Van
Nostrand Reinhold; 1985: 21-24, 409-410.
83
Lampiran 4
CONTOH ARTIKEL REVIEW
1
Departement of Occupational Health and Safety, Faculty of
Public Health, Airlangga University, 60115 Surabaya, East
Java, Indonesia; abdul-r-t@fkm.unair.ac.id
ABSTRACT
Benzene is an organic compound found in gasoline that
has been used extensively in the chemical and drug industries.
To reduce or even eliminate toxins in benzene compounds, one
way is to detoxify with a food approach. This study aims to
calculate the costs incurred for each individual in consuming
enzyme-rich foods. The results show the number of costs
incurred by each individual is different depending on how much
effective dose is needed. The highest effective dose that must be
consumed by respondents for beef liver is 6256.38 g (6.26 kg),
84
eggs are 10958.78 mg (10.95 g), and avocados are 1236.7 mg
(1.23 g) and the highest food costs that must be paid by
respondents for beef liver are IDR 478616, eggs which are IDR
129.31, and avocados are IDR 2.32. Intake of foods containing
the enzyme CYP2E1 (beef liver), sulfation (eggs), and
glutathione (avocado) is expected to increase detoxification of
benzene. Each individual has a different amount of cost per
individual.
INTRODUCTION
Benzene is a raw material for making plastics, resins,
synthetic fibers, dyes, detergents, medicines, and pesticides. The
main sources of benzene emissions include emissions from fires.
Benzene is also a component of crude oil, gasoline and cigarette
smoke (Smith, 2010). According to the CDC (2013), someone
who is exposed to high levels of benzene can experience several
signs and symptoms, including drowsiness, dizziness, rapid or
irregular heartbeat, headaches, tremors, confusion,
unconsciousness, to death.
To reduce or even eliminate toxins in chemical
compounds, a biotransformation process is needed. The purpose
of biotransformation is to change non-polar (easily dissolved in
fat) toxins to be polar (easily soluble in solvent compounds).
Then, it is changed again to be hydrophilic (easily dissolved in
water) so that it can be excreted out of the body (Tualeka, 2013).
85
Research using food approaches as benzene detoxification
is still very limited. Benzene detoxification can be done by
consuming enzyme-rich foods in stage 2 biotransformations
such as CYP 2E1, glutathione and sulfation. Foods rich in
CYP2E1 enzymes such as beef liver (Lieber, 1968; Ji, 2012),
cow brains, and salmon (Minich and Hodges, 2015). Foods rich
in sulfation content such as eggs (Minich and Hodges, 2015),
chicken, beef and tuna, and foods rich in glutathione content
such as avocado, asparagus (Minich and Hodges, 2015), carrots,
tomatoes (Minich and Hodges, 2015), oranges, and broccoli
(Minich and Hodges, 2015).
But there has never been a study on how much the cost of
buying foods rich in detoxification of benzene such as beef liver,
eggs, and avocado. Therefore, the study aims to measure the
cost of food intake rich in enzymes CYP2E1 (beef liver),
sulfation (eggs), and glutathione (avocado) needed (effective
dose) to detoxify benzene in every shoe industry worker in
Surabaya.
Subjects are workers in the Tambak Osowilangun shoe
industry in Surabaya. The inclusion criteria in this study were
male and female workers who had worked in the shoe industry
in Tambak Osowilangun for> 10 years and were willing to be
used as research respondents. The study sample was 25 people.
The variables that need to be calculated in advance are the
effective dose of intake needed by each individual by calculating
body weight, length of work (years), working on average every
86
day (hours), and work time in a week (days) of respondents, as
well as concentration measurements. benzene at five points in
the industry. Weight measurement using manual weighing
methods with body scales. Measurement of length of work,
average work every day, and work time in a week are obtained
through in-depth interviews with respondents. Then, the
measurement of benzene concentration in the work environment
using the measurement method NIOSH 1501 with a charcoal
activated carbon pipe using a technique of gas chromatography
(NIOSH 1501, 2003). The study was approved by the Ethics
Committee Faculty of Public Health, Airlangga University with
ethics number 516 KEP-K.
Then, look for intake (formula) with the formula as below:
𝐶 𝑥 𝑅 𝑥 𝑡𝐸 𝑥 𝑓𝐸 𝑥 𝐷𝑡
𝑖𝑛𝑡𝑎𝑘𝑒 𝑛𝑜𝑛 𝑐𝑎𝑟𝑠𝑖𝑛𝑜𝑔𝑒𝑛 =
𝑊𝑏 𝑥 30 𝑥 365
C = benzene concentration (mg / ml)
R = benzene reaction rate (m3 / hour)
tE = work time / day (hours)
fE = work time / week (days)
Dt = working time (years)
Wb = weight (kg)
Calculate the effective dose per day with the results of
calculating the noncarcinogen intake (intake) above, using the
formula below:
87
𝑖𝑛𝑡𝑎𝑘𝑒
𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑑𝑜𝑠𝑒 𝑜𝑓 𝑓𝑜𝑜𝑑 =
𝑑𝑎𝑦𝑠
Food prices above are estimates of the price of beef liver, eggs
and avocado per kilogram on the market, so:
RESULT
88
8
Benzene Concentration (mg/m3)
7
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Respondents
89
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
90
0.06 3.276350032 0.885235211 0.01594051
7.44 310.171644 83.80510566 1.509086067
0.06 4.555496899 1.230847198 0.022163976
1.12 80.81471792 21.83528413 0.393189923
1.12 80.7709236 21.82345136 0.392976849
1.27 88.38099525 23.87961243 0.430002326
1.12 62.80613315 16.96955452 0.305572293
0.06 3.720895424 1.005346685 0.018103368
0.06 3.544302868 0.95763324 0.017244188
7.44 406.267404 109.7691661 1.976623237
0.06 3.901605132 1.054172542 0.01898258
0.06 2.601185791 0.702812956 0.012655616
7.44 385.7654852 104.229764 1.876874724
7.44 261.3494054 70.6138519 1.271549975
1.12 65.16609295 17.60719076 0.317054266
1.12 68.59853963 18.53460164 0.333754237
7.44 341.8754593 92.37114207 1.663335454
7.44 278.6768267 75.29553832 1.355853523
0.06 3.385440376 0.914710271 0.01647127
0.04 2.816932172 0.761105352 0.013705292
0.04 2.327360462 0.628828242 0.011323367
0.06 4.439218322 1.199429953 0.021598243
1.12 72.04977971 19.4670903 0.350545644
91
600000
500000
400000
300000
200000
100000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
92
modulate the process of conversion and excretion of toxins from
the body (Cline, 2015).
The enzymes that work in stage 2 of the biotransformation
are CYP2E1, Sulfation, and glutathione. The concentration of
high CYP2E1 is found in some foods, such as beef liver, beef
brain, and salmon. The enzyme activity of sulfur transferase
depends on inorganic sulfate reserves. Food sources of
compounds containing sulfation such as fish, beef, chicken,
cheese, eggs, and so on. Whereas glutathione is found in garlic,
fish oil, black soybean, broccoli, curcumin, etc (Hodges &
Minich, 2015). In this study, one of the foods that will be
discussed. High concentrations of CYP2E1 were found in one
food, namely beef liver, high sulfation was found in one food,
namely eggs, and high glutathione was found in one of the
foods, avocado.
The most important enzyme system of phase I metabolism
is cytochrome P450, a superfamily of heme-containing mono-
oxygenases and responsible for the metabolism of drugs,
xenobiotics, environmental compounds, carcinogens and several
endogenic compounds (Lewis, 2001 and Ferguson, 2011).
CYP2E1 is involved in the detoxification-activation reactions of
various endogenous and exogenous compounds. CYP2E1 is
several procarcinogens example nitrosamines and benzene
(Guengerich et al, 1991). The results of research conducted by
Basaran et al (2012) rat liver showed that the effect of protein
93
amount on CYP2E1 activity increased CYP2E1 enzyme activity
increased (Basaran et al, 2012).
Sulphation is one of a number of liver detoxification
pathways, specifically phase II detoxification. The sulphation
system is important in detoxifying several drugs, food additives
and especially toxins from intestinal bacteria and the
environment contaminants (Pietryka, 2014). Glutathione is a
potent antioxidant compound and detoxifying agent that is
produced in the cytoplasm of every cell of the human body. In
broad terms, these studies have found glutathione to protect
against oxidative stress, detoxify chemicals and toxins, boost
immune function, and support healthy aging. One of the toxins
that can be detoxified is benzene (Cook, 2017).
The results show that each individual has different
expenses. This is because each individual has a different
effective dose of food. The effective dose can also depend on
the amount of benzene inhalation concentration, weight, and
length of work. The higher the concentration of benzene in the
body, the greater the mass of detox for the food needed. This is
consistent with the formulation that has been made in previous
studies which states that it has a synergistic relationship with
substance concentration (Haviland, 1985). Body weight, length
of work, and benzene concentration can affect the intake of non-
carcinogens in each individual which can affect the effective
dose of food. This is in accordance with previous research which
mentions that genetic variances, gender, and maybe body weight
94
can play a role in biotransformation enzymes (Hodges &
Minich, 2015).
By knowing foods that can be used to detoxify benzene
exposure from the body, shoe workers who have a high risk of
exposure to benzene can prevent this exposure through these
foods. In addition, knowing the estimated costs that will be
incurred to prevent benzene exposure through these foods,
workers can choose foods that can detoxify benzene in the body
with food that is in line with the income of the shoe workers in
the Oso Wilangun Pond.
CONCLUSION
Intake of foods containing the enzyme CYP2E1 (beef
liver), sulfation (eggs), and glutathione (avocado) is expected to
increase detoxification of benzene. Each individual has a
different amount of cost per individual. This depends on the
effective dose, benzene concentration, weight, and duration of
work.
Acknowledgments: The authors would like thank to the rector
of Airlangga University. The authors would like to acknowledge
the shoe industry in Tambak Oso Wulangun Surabaya, East Java
Indonesia.
REFERENCE
95
Basaran, R., Ozdamar, E. D., Eke, B. C (2012). A Study on the
Optimization of CYP2E1 Enzyme Activity in C57Bl/6
Mouse Brain and Liver. FABAD J.Pharm. Sci., 37(4):191-
196.
96
Haviland, A William. (1985). Antropologi Edisi Keempat Jilid
2, Jakarta: Erlangga.
Lewis, D. F. V. (2001). A guide to cytochromes P450 structure
and function. Taylor&Francis, London.
Minich, D. M., & Hodges, R. E. (2015). Modulation of
Metabolic Detoxification Pathways Using Foods and
Food-Derived Components: A Scientific Review with
Clinical Application. Journal of Nutrition and
Metabolism, 760689. http://doi.org/10.1155/2015/760689
97
INDEKS
98
GLOSARIUM
Abstrak adalah bagian dari artikel yang berisi ringkasan dari isi
artikel
86
Koheren atau kebenaran ilmiah adalah merupakan konsisten
dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
87
Penelitian development/ pengembangan adalah penelitian yang
mengembangkan suatu ilmu pengetahuan yang telah ada.
88
Penelitian naturalistik/ metode kualitatif adalah penelitian
untuk meneliti kondisi alami.
89
Pragmatis adalah pernyataan dipercayai benar karena
pernyataan tersebut mempunyai sifat fungsional dalam
kehidupan praktis
90
BIODATA PENULIS
91
i