Kardiogenik
Syok
Obstruktif
Sumber : Vincent JL, Abraham E, Moore FA, Kochanek PM, Fink MP. Textbook of Distributif
Critical Care 6th Edition. Elsevier-Saunders. 677-83
3. Jelaskan perbedaan sinkop dengan syok anafilaktik ?
NO Syok Anafilatik Sinkop
Sumber : Suryana Ketut, Suardamana Ketut, Saturti Anom. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit
Dalam. Anafilaksis/Reaksi Hipersensitivitas Akut: Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/RSUP Sanglah. 2013:577-585
3 Tanda Urtikaria, angioedema, dyspnea, wheezing, pusing, sakit kepala, tensi turun, lemah, pusing, pucat, kulit dingin, nadi cepat, lemah, respirasi cepat, kesadaran
nadi turun, kesadaran turun hilang, penglihatan kabur. hilang kesadaran
4 Penanganan • mengidentifikasi dan menghentikan kontak dengan alergen yang diduga • Posisikan px pada posisi yang mendukung aliran darah ke otak, terlindung
menyebabkan reaksi anafilaksis. Segera baringkan penderita pada alas dari trauma, dan mendapatkan jalan nafas yang aman.
yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan • Pasien harus dipastikan bisa mendapatkan udara segar.
aliran darah balik vena, dalam usaha memperbaiki curah jantung dan • Jika kesadaran tidak segera pulih, pernapasan dan nadi harus diperiksa serta
menaikkan tekanan darah. bersiap melakukan resusitasi untuk mengantipasi.
• airway, breathing, dan circulation dari tahapan resusitasi jantung paru • Jika memungkinkan, pasien sebaiknya terbaring dengan posisi kepala
untuk memberikan kebutuhan bantuan hidup dasar. menghadap ke satu sisi untuk mencegah aspirasi dan terhambatnya jalan
• adrenalin secara intramuskuler pada lengan atau paha nafas oleh lidah.
• Berikan 0,5 ml larutan 1 :1000 (0,3-0,5 mg) untuk orang dewasa dan • penilaian nadi dan auskultasi jantung untuk menentukan apakah pingsan
0,01 ml/kg BB untuk anak. tersebut berkaitan dengan bradiaritmia atau takiaritmia.
• Dosis dpt diulang beberapa kali tiap 5-15 menit, sampai tekanan darah • Pakaian yang menempel ketat sebaiknya dilonggarkan,
dan nadi menunjukkan perbaikan. • Stimulasi perifer seperti meneteskan air pada wajah dapat membantu
• pengobatan tambahan dapat diberikan pada penderita anafilaksis, obat- menyadarkan pasien..
obat yang sering dimanfaatkan adalah antihistamin, kortikosteroid, dan
bronkodilator
• Bila TD tetap rendah, diperlukan pemasangan jalur intravena untuk
koreksi hipovolemia akibat kehilangan cairan ke ruang ekstravaskular
sebagai tujuan utama dalam mengatasi syok anafilaktik.
Sumber : Suryana Ketut, Suardamana Ketut, Saturti Anom. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam. Anafilaksis/Reaksi
Hipersensitivitas Akut: Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah. 2013:577-585
4. Bagaimana epidemiologi syok anafilaktik?
35
30
F Estelle. Anaphylaxis: the acute episode and beyond. BMJ 2013; 1–10
7.•Jelaskan penatalaksanaan
mengidentifikasi dan menghentikan
syok anafilaktik?
kontak dengan alergen yang diduga • Berikan 0,5 ml larutan 1 :1000 (0,3-0,5 mg)
menyebabkan reaksi anafilaksis. untuk orang dewasa dan 0,01 ml/kg BB
• Segera baringkan penderita pada alas yang untuk anak.
keras. Kaki diangkat lebih tinggi dari • Dosis dpt diulang beberapa kali tiap 5-15
kepala untuk meningkatkan aliran darah menit, sampai tekanan darah dan nadi
menunjukkan perbaikan.
balik vena, dalam usaha memperbaiki • pengobatan tambahan dapat diberikan pada
curah jantung dan menaikkan tekanan penderita anafilaksis, obat-obat yang sering
darah. dimanfaatkan adalah antihistamin,
• airway, breathing, dan circulation dari kortikosteroid, dan bronkodilator
• Bila TD tetap rendah, diperlukan
tahapan resusitasi jantung paru untuk
pemasangan jalur intravena untuk koreksi
memberikan kebutuhan bantuan hidup hipovolemia akibat kehilangan cairan ke
dasar. ruang ekstravaskular sebagai tujuan utama
• adrenalin secara intramuskuler pada lengan dalam mengatasi syok anafilaktik.
atau paha
Sumber : Suryana Ketut, Suardamana Ketut, Saturti Anom. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam.
Anafilaksis/Reaksi Hipersensitivitas Akut: Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/RSUP Sanglah. 2013:577-585
Glasgow Coma Scale (GCS)
• Skala koma pertama kali digunakan di unit perawatan intensif bedah saraf. Teasdale dan Jennet dari Institute of neurogical science Glasgow (1974)
mempublikasikan indeks koma yang kemudian berganti nama menjadi GCS.
• GCS menjadi skala yang paling sering digunakan tidak hanya di kalangan spesialis saraf atau bedah saraf tetapi di luar bidang tersebut.
Kategori Rincian Nilai
Kategori Rincian Nilai
Respons membuka mata Spontan 4 Respons mata Kelopak mata terbuka atau pernah terbuka dan mengikuti arah atau berkedip oleh perintah 4
Dengan perintah verbal 3
Kelopak mata terbuka namun tidak mengikuti arah 3
Dengan nyeri 2
Kelopak mata tertutup namun terbuka jika mendengar suara keras 2
Tidak ada respons 1
Kelopak mata tertutup namun terbuka oleh rangsang nyeri 1
Respon motorik Menurut perintah 6 Jika kelopak tetap tertutup dengan rangsang nyeri 0
Dapat melokalisasi nyeri 5 Respons motorik Ibu jari terangkat atau mengepal, atau membentuk tanda ’damai’ (peace sign) 4
Mengerang dengan nyeri 2 Tidak ada refleks pupil, kornea, atau batuk 0
Respirasi Pola napas reguler, tidak terintubasi 4
Tidak ada respons 1
Pola Cheyne-Stokes, tidak terintubasi 3
Sumber : Rismala Dewi. Penilaian Kesadaran pada Anak Sakit Kritis. Glasgow Coma Scale atau Pola napas iregular, tidak terintubasi 2
Full Outline of UnResponsiveness score. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia/ RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Sari Pediatri, Vol. 17, No. 5, Februari
Napas dengan kecepatan di atas ventilator, terintubasi 1
2016. Apnea atau pernapasan dengan kecepatan ventilator, terintubasi 0
Daftar Pustaka
• Vincent JL, Abraham E, Moore FA, Kochanek PM, Fink MP. Textbook of
Critical Care 6th Edition.Elsevier-Saunders. 677-83.
• Suryana Ketut, Suardamana Ketut, Saturti Anom. Pedoman Diagnosis dan
Terapi Ilmu Penyakit Dalam. Anafilaksis/Reaksi Hipersensitivitas Akut:
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP
Sanglah. 2013:577-585.
• Golden DBK, Patterns of anaphylaxis: Acute & late phase features of allergic
reactions. In Anaphylaxis. Novartis foundation 2004: 103.
• Rismala Dewi. Penilaian Kesadaran pada Anak Sakit Kritis. Glasgow Coma
Scale atau Full Outline of UnResponsiveness score. Departemen Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RS Dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta. Sari Pediatri, Vol. 17, No. 5, Februari 2016.
Hadist
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan kerjakanlah amal kebaikan agar kalian beruntung! (QS. Al-Hajj [22]: 77)