Anda di halaman 1dari 16

Learning Objective

Vivy Amalia Ramila


J2A016021
Skenario 3
Pingsan setelah prosedur anastesi
Kata kunci : Kehilangan kesadaran, prosedur anastesi, emergensi,
reaksi tubuh, perawatan.

Pasien perempuan usia 17 tahun datang ke RSGM untuk mencabutkan


gigi kiri bawah paling belakang yang tinggal sisa akar. Pasien merasa
tidak nyaman karena sering terasa sakit dan bengkak pada region kiri
bawah. Sebelumnya tidak pernah mengonsumsi obat antibiotic
ataupun pereda nyeri. Sesaat setelah dilakukan prosedur mandibular
anestesi, pasien mengeluh mual, dan pusing serta tampak kehilangan
kesadaran lalu kejang. Pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah
tinggi, kelainan jantung dan kelainan gula darah. Pasien belum pernah
mencbutkan gigi dan pasien memiliki alergi obat antibiotic dan Pereda
nyeri.
Learning Objective

1. Jelaskan definisi Vasovagal ?


2. Jelaskan klasifikasi syok?
3. Jelaskan perbedaan antara sinkop dan syok anafilaktik?
4. Jelaskan epidemiologi syok anafilaktik?
5. Jelaskan etiologi dan faktor resiko dari syok anafilaktik? (perbedaan dari
keduanya)
6. Jelaskan patofisiologi syok anafilaktik?
7. Jelaskan penatalaksanaan syok anafilaktik?
8. Hadits?
1. Jelaskan definisi vasofagal ?
SINKOP VASOVAGAL
Definisi
Syok neurogenik disebut juga syok spinal merupakan bentuk dari syok
distributif, Syok neurogenik terjadi akibat  kegagalan pusat vasomotor
karena hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh,
sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung
(capacitance vessels). Hasil dari perubahan resistensi pembuluh darah
sistemik ini  diakibatkan oleh cidera pada sistem saraf (seperti: trauma
kepala, cidera spinal, atau anestesi umum yang dalam).

Sumber : Vincent JL, Abraham E,


Moore FA, Kochanek PM, Fink MP.
Textbook of Critical Care 6th
Edition.Elsevier-Saunders. 677-83
2. Jelaskan klasifikasi syok?
Klasifikasi Syok dari Hinshaw dan
Cox1,2,3
Hipovolemik

Kardiogenik
Syok
Obstruktif

Sumber : Vincent JL, Abraham E, Moore FA, Kochanek PM, Fink MP. Textbook of Distributif
Critical Care 6th Edition. Elsevier-Saunders. 677-83
3. Jelaskan perbedaan sinkop dengan syok anafilaktik ?
NO   Syok Anafilatik Sinkop

1 Defin Syok anafilaktik adalah suatu Sinkop (menurut European 


isi respons hipersensitivitas yang Society  of 
diperantarai oleh CardiologyESC),  : suatu 
Immunoglobulin E gejala  dengan karakteristik
(hipersensitivitas tipe I) yang klinik kehilangan kesadaran
ditandai dengan curah jantung yang tiba-tiba dan bersifat
dan tekanan arteri yang sementara, dan biasanya
menurun hebat. Hal ini menyebabkan jatuh.
disebabkan oleh adanya suatu Onsetnya relatif cepat dan
reaksi antigen-antibodi yang terjadi pemulihan spontan.
timbul segera setelah suatu aliran darah ke otak.
antigen yang sensitif masuk
dalam sirkulasi.

Sumber : Suryana Ketut, Suardamana Ketut, Saturti Anom. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit
Dalam. Anafilaksis/Reaksi Hipersensitivitas Akut: Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/RSUP Sanglah. 2013:577-585
3 Tanda Urtikaria, angioedema, dyspnea, wheezing, pusing, sakit kepala, tensi turun, lemah, pusing, pucat, kulit dingin, nadi cepat, lemah, respirasi cepat, kesadaran
nadi turun, kesadaran turun hilang, penglihatan kabur. hilang kesadaran
4 Penanganan • mengidentifikasi dan menghentikan kontak dengan alergen yang diduga • Posisikan px pada posisi yang mendukung aliran darah ke otak, terlindung
menyebabkan reaksi anafilaksis. Segera baringkan penderita pada alas dari trauma, dan mendapatkan jalan nafas yang aman.
yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan • Pasien harus dipastikan bisa mendapatkan udara segar.
aliran darah balik vena, dalam usaha memperbaiki curah jantung dan • Jika kesadaran tidak segera pulih, pernapasan dan nadi harus diperiksa serta
menaikkan tekanan darah. bersiap melakukan resusitasi untuk mengantipasi.
• airway, breathing, dan circulation dari tahapan resusitasi jantung paru • Jika memungkinkan, pasien sebaiknya terbaring dengan posisi kepala
untuk memberikan kebutuhan bantuan hidup dasar. menghadap ke satu sisi untuk mencegah aspirasi dan terhambatnya jalan
• adrenalin secara intramuskuler pada lengan atau paha nafas oleh lidah.
• Berikan 0,5 ml larutan 1 :1000 (0,3-0,5 mg) untuk orang dewasa dan • penilaian nadi dan auskultasi jantung untuk menentukan apakah pingsan
0,01 ml/kg BB untuk anak. tersebut berkaitan dengan bradiaritmia atau takiaritmia.
• Dosis dpt diulang beberapa kali tiap 5-15 menit, sampai tekanan darah • Pakaian yang menempel ketat sebaiknya dilonggarkan,
dan nadi menunjukkan perbaikan. • Stimulasi perifer seperti meneteskan air pada wajah dapat membantu
• pengobatan tambahan dapat diberikan pada penderita anafilaksis, obat- menyadarkan pasien..
obat yang sering dimanfaatkan adalah antihistamin, kortikosteroid, dan
bronkodilator
• Bila TD tetap rendah, diperlukan pemasangan jalur intravena untuk
koreksi hipovolemia akibat kehilangan cairan ke ruang ekstravaskular
sebagai tujuan utama dalam mengatasi syok anafilaktik.

Sumber : Suryana Ketut, Suardamana Ketut, Saturti Anom. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam. Anafilaksis/Reaksi
Hipersensitivitas Akut: Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah. 2013:577-585
4. Bagaimana epidemiologi syok anafilaktik?
35

30

25 • gigitan serangga sebesar 1-3%.


• penggunaan obat-obatan berbeda- beda
Percent of Cases

tergantung dari jenis obatnya, seperti


20 penisilin dengan prevalensi sebesar 2%.
• Di RSUP Sanglah pada penelitian tahun
2007-2010, pencetus reaksi hipersensitifitas
15 terbanyak adalah obat sebesar 6,9% yang
sebagian besar terjadi melalui jalur oral,
diikuti oleh makanan sebanyak 27,8%.
10

Estele, et.al. World Allergy Organization Anaphylaxis Guidelines: 2013


0 Update Of The Evidence Base. Int Arch Allergy Immunol 2013;162:193–
Food Drug/Bio Sting Allergen Exercise Idiopathic 204.

Golden DBK, Patterns of anaphylaxis: Acute & late phase features of


allergic reactions. In Anaphylaxis. Novartis foundation 2004: 103
5.Jelaskan etiologi dan faktor resiko
(perbedaanya)
antimikroba, anti jamur adalah penyebab paling sering
reaksi anafilaksis di dunia. Reaksi anafilaksis juga dapat
dipicu oleh agen kemoterapi, seperti carboplatin, Faktor pemicu timbulnya anafilaktik pada anak-
doxorubicin, cetuximab, infliximab. Agen lain yang dapat anak, remaja, dan dewasa muda adalah sebagian
menyebabkan reaksi ini adalah radiocontrast media, latex besar oleh makanan. Sedangkan gigitan serangga
yang biasa ditemukan di sungkup, endotrakeal tube, cuff dan obat-obatan menjadi pemicu timbulnya reaksi
tensimeter, kateter, torniket, udara yang terlalu dingin ini pada kelompok usia pertengahan dan dewasa
atau air yang dingin. Sensitivitas host, dosis, kecepatan, tua. Sebagian besar pemicu spesifik terhadap reaksi
cara, dan waktu paparan dapat mempengaruhi reaksi anafilaksis bersifat universal, seperti di Amerika
anafilaksis, dimana paparan oral lebih jarang Utara, dan beberapa negara di Eropa dan Asia, susu
menimbulkan reaksi. sapi telur, kacang, ikan, kerang merupakan
penyebab tersering. Di beberapa negara Eropa
lainnya, buah peach adalah faktor pemicu tersering.
Obat-obatan, seperti antivirus.

Sumber : Estele, et.al. World Allergy Organization Anaphylaxis Guidelines:


2013 Update Of The Evidence Base. Int Arch Allergy Immunol 2013;162:193–
204.
6. Jelaskan patofisiologi syok anafilaktik?

Gambar 1. Hipersensitivitas tipe I yang mendasari Reaksi Anafilaksis


(Elseviere.com, 2009).
Mekanisme anafilaksis melalui beberapa fase :

Fase Sensitisasi waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai


waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai
diikatnya oleh reseptor spesifik pada permukaan mastosit
diikatnya oleh reseptor spesifik pada permukaan mastosit
dan basofil.
dan basofil.

Fase Aktivasi waktu selama terjadinya pemaparan ulang dengan


waktu selama terjadinya pemaparan ulang dengan
antigen yang sama
antigen yang sama

Fase Efektor waktu terjadinya respon yang kompleks (anafilaksis) sebagai


waktu terjadinya respon yang kompleks (anafilaksis) sebagai
efek mediator yang dilepas mastosit atau basofil dengan
efek mediator yang dilepas mastosit atau basofil dengan
aktivitas farmakologik pada organ – organ tertentu
aktivitas farmakologik pada organ – organ tertentu

F Estelle. Anaphylaxis: the acute episode and beyond. BMJ 2013; 1–10
7.•Jelaskan penatalaksanaan
mengidentifikasi dan menghentikan
syok anafilaktik?
kontak dengan alergen yang diduga • Berikan 0,5 ml larutan 1 :1000 (0,3-0,5 mg)
menyebabkan reaksi anafilaksis. untuk orang dewasa dan 0,01 ml/kg BB
• Segera baringkan penderita pada alas yang untuk anak.
keras. Kaki diangkat lebih tinggi dari • Dosis dpt diulang beberapa kali tiap 5-15
kepala untuk meningkatkan aliran darah menit, sampai tekanan darah dan nadi
menunjukkan perbaikan.
balik vena, dalam usaha memperbaiki • pengobatan tambahan dapat diberikan pada
curah jantung dan menaikkan tekanan penderita anafilaksis, obat-obat yang sering
darah. dimanfaatkan adalah antihistamin,
• airway, breathing, dan circulation dari kortikosteroid, dan bronkodilator
• Bila TD tetap rendah, diperlukan
tahapan resusitasi jantung paru untuk
pemasangan jalur intravena untuk koreksi
memberikan kebutuhan bantuan hidup hipovolemia akibat kehilangan cairan ke
dasar. ruang ekstravaskular sebagai tujuan utama
• adrenalin secara intramuskuler pada lengan dalam mengatasi syok anafilaktik.
atau paha
Sumber : Suryana Ketut, Suardamana Ketut, Saturti Anom. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam.
Anafilaksis/Reaksi Hipersensitivitas Akut: Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/RSUP Sanglah. 2013:577-585
Glasgow Coma Scale (GCS)
• Skala koma pertama kali digunakan di unit perawatan intensif bedah saraf. Teasdale dan Jennet dari Institute of neurogical science Glasgow (1974)
mempublikasikan indeks koma yang kemudian berganti nama menjadi GCS.

• GCS menjadi skala yang paling sering digunakan tidak hanya di kalangan spesialis saraf atau bedah saraf tetapi di luar bidang tersebut.
Kategori Rincian Nilai
Kategori Rincian Nilai
Respons membuka mata Spontan 4 Respons mata Kelopak mata terbuka atau pernah terbuka dan mengikuti arah atau berkedip oleh perintah 4
Dengan perintah verbal 3
Kelopak mata terbuka namun tidak mengikuti arah 3
Dengan nyeri 2
Kelopak mata tertutup namun terbuka jika mendengar suara keras 2
Tidak ada respons 1
Kelopak mata tertutup namun terbuka oleh rangsang nyeri 1
Respon motorik Menurut perintah 6 Jika kelopak tetap tertutup dengan rangsang nyeri 0

Dapat melokalisasi nyeri 5 Respons motorik Ibu jari terangkat atau mengepal, atau membentuk tanda ’damai’ (peace sign) 4

Fleksi terhadap nyeri 4


Melokalisir nyeri 3
Fleksi abnormal 3 Memberi respons fleksi pada rangsang nyeri 2
Ekstensi 2 Respons ekstensi 1
Tidak ada respons terhadap nyeri atau status mioklonus umum 0
Tidak ada respons 1
Respons batang otak Terdapat refleks pupil dan kornea 4
Respon verbal Orientasi baik, mengoceh 5
Salah satu pupil melebar terus menerus 3
Iritabel, menangis 4 Tidak ada refleks pupil atau kornea 2
Menangis dengan nyeri 3 Tidak ada refleks pupil dan kornea 1

Mengerang dengan nyeri 2 Tidak ada refleks pupil, kornea, atau batuk 0
Respirasi Pola napas reguler, tidak terintubasi 4
Tidak ada respons 1
Pola Cheyne-Stokes, tidak terintubasi 3
Sumber : Rismala Dewi. Penilaian Kesadaran pada Anak Sakit Kritis. Glasgow Coma Scale atau Pola napas iregular, tidak terintubasi 2
Full Outline of UnResponsiveness score. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia/ RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Sari Pediatri, Vol. 17, No. 5, Februari
Napas dengan kecepatan di atas ventilator, terintubasi 1
2016. Apnea atau pernapasan dengan kecepatan ventilator, terintubasi 0
Daftar Pustaka
• Vincent JL, Abraham E, Moore FA, Kochanek PM, Fink MP. Textbook of
Critical Care 6th Edition.Elsevier-Saunders. 677-83.
• Suryana Ketut, Suardamana Ketut, Saturti Anom. Pedoman Diagnosis dan
Terapi Ilmu Penyakit Dalam. Anafilaksis/Reaksi Hipersensitivitas Akut:
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP
Sanglah. 2013:577-585.
• Golden DBK, Patterns of anaphylaxis: Acute & late phase features of allergic
reactions. In Anaphylaxis. Novartis foundation 2004: 103.
• Rismala Dewi. Penilaian Kesadaran pada Anak Sakit Kritis. Glasgow Coma
Scale atau Full Outline of UnResponsiveness score. Departemen Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RS Dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta. Sari Pediatri, Vol. 17, No. 5, Februari 2016.
Hadist
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan kerjakanlah amal kebaikan agar kalian beruntung! (QS. Al-Hajj [22]: 77)

Dalam hadits-hadits shahih dan hasan telah dijelaskan:


Dari Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu berkata Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa salam bersabda: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling
mencintai, saling menyayangi dan saling menyantuni adalah bagaikan satu tubuh;
jika salah satu anggota tubuh merasakan sakit, niscaya seluruh anggota tubuh
lainnya ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Thank You 

Anda mungkin juga menyukai