Anda di halaman 1dari 21

Status Asmatikus

Ns. Yori Umihara Ismail, S.Sos, S.Kep


Pengertian

 Asma adalah suatu gangguan yang


komplek dari bronkial yang
dikarakteristikan oleh periode
bronkospasme (kontraksi spasme yang
lama pada jalan nafas). (Polaski : 2007)
 Asma adalah gangguan pada jalan nafas
bronkial dengan  bronkospasme yang
reversibel.
(Joyce M. Black : 2005)
Pengertian

 Asma adalah penyakit jalan nafas


obstruktif intermiten, reversibel
dimana trakea dan bronkhi berespon
secara hiperaktif terhadap stimulasi
tertentu.
(Smeltzer Suzanne : 2001)
Etiologi

1. Faktor Ekstrinsik
Asma yang timbul karena reaksi
hipersensitivitas yang disebabkan oleh adanya
IgE yang bereaksi terhadap antigen yang
terdapat di udara (antigen-inhalasi ), seperti
debu rumah, serbuk-serbuk dan bulu
Etiologi

2. Faktor Intrinsik
a. Alergen
b. Infeksi/ISPA
c. Cuaca
d. Iritan
e. Kegiatan jasmani
f. Reflek gastroesofagitis
g. Psikis
Manifestasi klinik

1. Wheezing
2. Dyspnea dengan lama ekspirasi,
penggunaan otot- otot asesori
pernapasan
3. Pernapasan cuping hidung
4. Batuk kering karena sekret kental dan
lumen jalan napas sempit
5. Diaporesis
6. Sianosis
Manifestasi klinik

8. Nyeri abdomen
9. Cemasan, labil dan
10. Kesadaran menurun
11. Intoleran terhadap aktifitas
 Sejumlah
mediator
(histamine,
Alergen masuk ke Merangsang sel
Ig E neokotrien, faktor
Pathway
dalam tubuh plasma
pengaktifasi
platelet,
bradikinin dll)

Asidosis Hipoksemia dan Abnormalitas Diameter bronkial


respiratorik respirasi alkalosis ventilasi perfusi menurun
Pemeriksaan Penunjang

1. Sputum
a. Kristal-kristal charcot leyden :
Degranulasi dari Kristal eosinophil
b. Spiral curshmann : Cast cell (sel
cetakan) dari cabang bronkus
c. Creole : Fragmen dari epitel bronkus.
d. Netrofil dan eosinofil yang terdapat
pada sputum, umumnya bersifat
mukoid dengan viskositas yang tinggi
dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Penunjang

2. Darah
a. Analisa Gas Darah : Hipoksemia,
hiperkapnia & asidosis
b. Fungsi hati & LDH :  SGOT & LDH
c. Hiponatremia & lekositosis
d.  Ig E
Pemeriksaan Penunjang

3. Radiologi (X Ray)

Gambaran radiologi pada asma pada


umumnya normal. Pada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-
paru yakni radiolusen yang  bertambah dan
peleburan rongga intercostalis, & diafragma
yang menurun
Pemeriksaan Penunjang

4. Pemeriksaan kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan


berbagai alergen yang dapat menimbulkan
reaksi yang positif pada asma.
Pemeriksaan Penunjang

4. Elektrokardiografi
5. Scanning paru
Pemeriksaan Penunjang

6. Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi
jalan nafas reversible,
Komplikasi

1. Atelaktasis
2. Hipoksemia
3. Pneumotorak
4. Emfisema
5. Gagal jantung
6. Gagal nafas

  
Penatalaksanaan

1. Diagnosis status asmatikus. : obat2an


yang telah diberikan (macam obatnya dan
dosisnya).
2. Bronkodilator.
3. Penilaian terhadap perbaikan serangan
4. Pertimbangan terhadap pemberian
kortikosteroid
5. Setelah serangan mereda : Cari faktor
penyebab modifikasi penunjang lainnya
6. Oksigen
Pencegahan serangan asmatikus

1. Menghindari faktor-faktor pencetus


2. Obatan & terapi imunologi
3. Penggunaan obat2an/tindakan utk
mencegah & meredakan reaksi yang
akan/sudah timbul oleh pencetus
Pengkajian

1. Pengkajian primer
 Circulation
 Airway
 Breathing
 Disability
 Exposure

2. Pengkajian sekunder
 Riwayat keluarga
 Pemeriksaan fisik : Tanda

Proses
vital & saturasi oksigen
 Pola aktifitasn sehari2

Keperawatan
an
a t
r aw
p e
Ke
sa
no  Penurunan curah jantung berhubungan dengan

i ag penurunan kontakilitas miokardial


D  Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
perubahan membran kapiler-alveolus
(perpindahan cairan ke dalam area
intertitial/alveoli)

 Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan


dengan menurunnya ekspansi paru sekunder
terhadap penumpukkan cairan dalam paru.

Anda mungkin juga menyukai