Anda di halaman 1dari 6

Latar Belakang

Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 mengenai Penataan Ruang, Kawasan Strategis adalah
tempat yang didalamnya berlangsung aktivitas yang memiliki imbas sangat besar terhadap
penataan ruang pada daerah sekitarnya, aktivitas lain pada bidang yang homogen dan aktivitas
pada bidang lainnya, atau peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengaturan kawasan strategis
dimuat baik pada RPJMN dan RTRWN yang dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan
pembangunan daerah antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia. Selain itu,
penetapan kawasan strategis juga bertujuan untuk menaikkan daya saing. Terdapat beberapa
faktor yg perlu ditingkatkan guna menunjang daya saing suatu tempat, yaitu infrastruktur, inovasi,
teknologi dan kompetensi energi kerja.
Latar Belakang
Dalam penyelenggaraan penataan ruang, pemerintah berhak menetapkan KSN, yaitu penetapan
kawasan strategis nasional, rencana tata ruang kawasan strategis nasional, pemanfaatan ruang,
dan penguasaan ruang kawasan strategis nasional. Namun dalam pelaksanaan pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan strategis nasional, pemerintah daerah
dapat melaksanakannya melalui desentralisasi dan/atau pengelolaan bersama. Kewenangan
pemerintah dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan
strategis nasional meliputi aspek-aspek yang berkaitan dengan nilai strategis, yang menjadi
dasar penetapan kawasan strategis. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota tetap berhak
mengelola aspek-aspek yang tidak terkait dengan nilai strategis yang menjadi dasar penetapan
kawasan strategis.
Oleh karena itu, diperlukan identifikasi prioritas penyusunan KSN mana yang sifatnya paling
strategis, yang wajib dikembangkan dan yang mempunyai daya pengungkit paling tinggi perlu
untuk dilakukan. Melalui perencanaan kawasan strategis, diperlukan pencapaian sasaran-
sasaran pembangunan daerah bisa lebih terakselerasi. Penetapan Kawasan Strategis Nasional
dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu pertahanan dan keamanan, pertumbuhan
ekonomi, sosial dan budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, serta
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Pengertian Kawasan Strategis
Daya Dukung Ekonomi

Kawasan strategis daya dukung ekonomi merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis
ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yaitu merupakan
aglomerasi dari berbagai kegiatan ekonomi yang berperan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi bagi kawasan disekitarnya serta mewujudkan pemerataan pemanfaatan ruang.
Kawasan tersebut ditentukan berdasarkan potensi yang ada serta memiliki aglomerasi terhadap
pusat permukiman perkotaan dan kegiatan produksi dengan pertimbangan dapat memberikan
dampak perkembangan pada suatu wilayah. Adapun yang termasuk kawasan strategis dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi antara lain yaitu kawasan metropolitan, kawasan ekonomi
khusus, kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan
perdagangan dan pelabuhan bebas.
Kriteria Kawasan Strategis Daya
Dukung Ekonomi
Berdasarkan PP No. 13 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan
strategis nasional dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan kriteria:

a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh


b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional
c. Memiliki potensi ekspor
d. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi
e. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi
f. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan nasional

g. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan
ketahanan energi nasional

h. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.


Study Case Kawasan Strategis
Daya Dukung Ekonomi

Kawasan Bukit Barisan pada umumnya menghasilkan produksi sayurmayur serta Wilayah
Dataran Rendah Pesisir yang umumnya menghasilkan produksi ikan. Produksi kedua wilayah ini
merupakan pusat pemasok kebutuhan perkotaan, namun sebagian penduduk pada wilayah ini
masih berada pada lingkaran kemiskinan yang tak berunjung dan sebagian lainnya menjadi
kantong-kantong kemiskinan. Oleh karena itu, hal ini menjadi isu pokok dan tantangan bagi
pembangunan ekonomi Sumatera Utara sehingga dibuatlah program Agropolitan Dataran Tinggi
Bukit Barisan untuk mengatasi kemiskinan dan pemerataan pembangunan.
Study Case Kawasan Strategis
Daya Dukung Ekonomi
Adapun tujuan utama agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara pada Tahun 2016
mencapai brevet US$ 3,000 dengan cara pengangkatan produktivitas, peningkatan areal luas
yang diusahakan petani, deversifikasi usaha yang komplimenter atau sinergi, peningkatan usaha
pengelolaan (diversifikasi vertikal), penurunan biaya, serta peningkatan atau penciptaan bagian
pendapatan/keuntungan yang dapat diperoleh petani dan kegiatan off farm (pengelolaan dan
pemasaran) melalui koperasi dan kemitraan.

Agropolitan Sumatera Utara diharapkan dapat mengurangi masalah kemiskinan, pengangguran,


dan sebagai pemberdayaan industri desa di dataran tinggi. Dampak positif dari agrosila adalah
memberikan kesempatan pada penduduk desa untuk memperoleh penghasilan yang beragam
sesuai dengan keterampilan masing-masing. Peran pemerintah melalui kewenangannya dan
menggunakan kelembagaannya dapat memfasilitasi suatu kondisi yang kondusif dalam kegiatan
program agropolitan.

Anda mungkin juga menyukai