Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM 4

Kelas:

Kewarganegaraan G

Dosen Pengampu:

R. Ayu Ekie Prifitriani Ramona, S.H., M.H.

Disusun Oleh:

Kelompok Praktikum G3

Sutialdi Wirdandi 08171072

Toby 08171078

Puput Dewi Arsita 08181057

Muhammad Raihan Wijaya 08191045

Resty Annisa Kusnadi 08191059

Ryan Armanda Gonzales Purba 08191072

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

KOTA BALIKPAPAN

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN......................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3

1.3 Tujuan..........................................................................................................................4

1.4 Sasaran.........................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

2.1 Kemerdekaan Memeluk Agama Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945..............5

2.2 Kebebasan Memeluk Agama berdasarkan Undang-Undang Hak Asasi Manusia......5

2.3 Identifikasi Hak dan Kewajiban Masing-Masing Pihak yang Diatur Setiap Undang-
Undang...................................................................................................................................6

BAB III.......................................................................................................................................9

PENUTUP..................................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) agama memiliki arti sebagai sebuah
sistem yang mengatur bagaimana bentuk tata keimanan pada suatu manusia, sedangkan
menurut A.M. Saefuddin (1987) menjelaskan bahwa agama merupakan suatu kebutuhan
manusia yang bersifat universal, dikarenakan manusia mengharapkan belas kasihan dan
bimbingan dari Tuhan yang dipercayainya. Adapun dengan adanya kepercayaan yang dianut
pada suatu negara dapat menjadi hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam
penyelenggaraan suatu negara. Pada negara Indonesia sendiri masyarakatnya dibebaskan
dalam menganut suatu ajaran dari agama tertentu, dimana agama yang dapat dianut
merupakan agama yang telah diakui oleh negara Indonesia. Adapun dalam kebebasan
masyarakat dalam menganut suatu ajaran agama di negara Indonesia telah diberikan
kepastian hukumnya pada peraturan perundang-undangan.

Dalam studi kasus yang akan diuji yaitu mengenai pasal 29 Ayat (1) dan Ayat (2)
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dimana membahas mengenai
kepastian hukum terkati kebebasan dalam memeluk agama. Untuk mengetahui kesesuaian
peraturan di bawahnya maka perlu dilakukan analisis kesesuaian antara pasal 29 Ayat (1) dan
Ayat (2) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dengan peraturan
perundang-undangan lainnya yang membahas dan mengatur mengenai kebebasan masyarakat
negara Indonesia dalam memeluk suatu agama tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam pembuatan laporan ini yaitu sebagai berikut:
1. Apakah terdapat undang undang atau hukum yang menjamin hak kebebasan memeluk
agama bagi masyarakat Indonesia?
2. Bagaimana kesesuaian undang-undang dengan hak kebebasan memeluk agama bagi
masyarakat Indonesia?
3. Bagaimana implementasi pelaksanaan hak kebebasan memeluk agama bagi
masyarakat di Indonesia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan laporan ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui undang undang atau hukum yang menjamin hak kebebasan memeluk
agama bagi masyarakat Indonesia
2. Mengetahui kesesuaian undang-undang dengan hak kebebasan memeluk agama bagi
masyarakat Indonesia
3. Mengetahui implementasi pelaksanaan hak kebebasan memeluk agama bagi
masyarakat di Indonesia

1.4 Sasaran
Sasaran dalam pembuatan laporan ini antara lain adalah sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi undang undang atau hukum yang menjamin hak kebebasan


memeluk agama bagi masyarakat Indonesia
2. Mengidentifikasi kesesuaian undang-undang dengan pelaksanaan hak kebebasan
memeluk agama bagi masyarakat Indonesia
3. Mengidentifikasi implementasi pelaksanaan hak kebebasan memeluk agama bagi
masyarakat di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kemerdekaan Memeluk Agama Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945


Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan bahwa Indonesia bukanlah negara
agama Islam. Hal ini didasarkan pada alasan atas diubahnya keyakinan yang
berdasarkan Islam dengan nilai-nilai yang lebih netral terhadap agama dan keyakinan
agama lain, sehingga mengganti ketentuan prinsip-prinsip agama yang tercantum pada
sila pertama Pancasila menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebebasan beragama di
Indonesia secara normatif dinyatakan di dalam pasal 28 E ayat 1 dan 2 Undang-
Undang Dasar 1945 yang berbunyi :
1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya.
2) Setiap orang bebas berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran
dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.
Kebebasan beragama juga diatur dalam pasal 29 yang menyatakan negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya tersebut. Kebebasan
tersebut khususnya diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat 1 dan 2
yang berbunyi :
1) Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

2.2 Kebebasan Memeluk Agama berdasarkan Undang-Undang Hak Asasi Manusia


Ketentuan kebebasan memeluk agama yang ada di dalam konstitusi kemudian
diikuti dengan lahirnya peraturan perundang-undangan lain yang menjamin kebebasan
, yaitu Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Dalam
UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM, Pasal 22 ditegaskan bahwa :
1) Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu;
2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Pasal 8 UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM menjelaskan bahwa negara
(pemerintah) memiliki tanggungjawab menjamin prinsip kebebasan tersebut yang
menjadi hak asasi manusia, “Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan
hak asasi manusia menjadi tanggung jawab negara, terutama pemerintah”. Oleh
karena itu, pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan HAM merupakan
pelanggaran terhadap konstitusi itu sendiri.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang pengesahan Konvenan
Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik Pasal 18 ayat 1 sampai dengan ayat 4
mengatur tentang kebebasan beragama dalam konteks HAM. Adapun bunyi dari pasal
tersebut adalah sebagai berikut.
1) Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, bernurani dan beragama. Hal ini
mencakup kebebasan untuk menganut atau memilih agama atau kepercayaan atas
pilihannya sendiri, dan kebebasan, baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan
orang lain, baik di tempat umum atau tertutup, untuk mengejawantahkan agama atau
kepercayaannya dalam kegiatan ibadah, penataan, pengamatan dan pengajaran.
2) Tidak seorangpun dapat dipaksa sehingga terganggu kebebasannya untuk menganut
atau memilih agama atau kepercayaannya sesuai dengan pilihannya.
3) Kebebasan untuk mengejawantahkan agama atau kepercayaan seseorang hanya dapat
dibatasi oleh ketentuan berdasarkan hukum, dan apabila diperlukan untuk melindungi
keamanan, ketertiban, kesehatan dan atau moral masyarakat, atau hak-hak dan
kebebasan mendasar orang lain.
4) Negara-negara Pihak pada Kovenan ini berjanji untuk menghormati kebebasan orang
tua, dan apabila diakui, wali hukum yang sah, untuk memastikan bahwa agama dan
moral bagi anak-anak mereka sesuai dengan keyakinan mereka sendiri

2.3 Identifikasi Hak dan Kewajiban Masing-Masing Pihak yang Diatur Setiap Undang-
Undang
No Undang-Undang Pasal Keterangan Hak dan
Kewajiban
1 Undang-Undang asal 28 E ayat 1 dan 2 tentang Pihak yang diatur dalam
1945 Kebebasan beragama di undang-undang ini adalah
Indonesia yang berbunyi : seluruh warga negara
1) Setiap orang bebas Indonesia, dimana
memeluk agama dan mereka memiliki hak
beribadah menurut untuk meyakini
agamanya. kepercayaan nya masing-
2) Setiap orang bebas masing, dan kewajiban
berhak atas kebebasan mereka adalah memeluk
meyakini kepercayaan, agam dan beribadah
menyatakan pikiran dan menurut agama atau
sikap sesuai dengan hati keyakinan mereka
nuraninya.

2 Undang-Undang Kebebasan tersebut khususnya Pihak yang diatur dalam


1945 diatur dalam Undang-Undang undang-undang ini adalah
Dasar 1945 Pasal 29 ayat 1 dan 2 seluruh penduduk negara
yang berbunyi : Indonesia dimana mereka
1) Negara berdasarkan berhak mendapat jaminan
Ketuhanan Yang Maha dari negara untuk
Esa. memeluk agamanya
2) Negara menjamin masing-masing dan
kemerdekaan tiap-tiap berkewajiban beribadat
penduduk untuk menurut agamanya dan
memeluk agamanya kepercayaannya itu
masing-masing dan untuk
beribadat menurut
agamanya dan
kepercayaannya itu.

3 UU No 39 Tahun Pasal 22 ditegaskan bahwa : Pihak yang diatur dalam


1999 tentang HAM 1) Setiap orang bebas undang-undang ini adalah
memeluk agamanya seluruh penduduk negara
masing-masing dan untuk Indonesia dimana mereka
beribadat menurut berhak mendapat jaminan
agamanya dan dari negara untuk
kepercayaannya itu; memeluk agamanya
2) Negara menjamin masing-masing dan
kemerdekaan setiap berkewajiban beribadat
orang memeluk menurut agamanya dan
agamanya masing- kepercayaannya itu
masing dan untuk
beribadat menurut
agamanya dan
kepercayaannya itu.
4 Undang-Undang Pasal 18 ayat 1 sampai dengan Pihak yang diatur dalam
Nomor 12 Tahun ayat 4 mengatur tentang undang-undang ini adalah
2005 tentang kebebasan beragama dalam seluruh warga negara
pengesahan konteks HAM Indonesia, dimana
Konvenan mereka memiliki hak
Internasional tentang untuk meyakini
Hak-hak Sipil dan kepercayaan nya masing-
Politik masing, dan kewajiban
mereka adalah memeluk
agam dan beribadah
menurut agama atau
keyakinan mereka
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari hasil pembahasan terkait Kemerdekaan
memeluk agama Undang-Undang pasal 29 ayat 1 dan 2 sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan bahwa Indonesia bukanlah negara
agama Islam. Kebebasan beragama di Indonesia secara normatif dinyatakan di dalam
pasal 28 E ayat 1 dan 2 Undang-Undang Dasar 1945.
2. Kebebasan beragama juga diatur dalam pasal 29 yang menyatakan negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan beribadat masing-
sesuai agama dan kepercayaannya tersebut.
3. Pasal 8 UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM menjelaskan bahwa negara
(pemerintah) memiliki tanggungjawab menjamin prinsip kebebasan tersebut yang
menjadi hak asasi manusia (HAM)
DAFTAR PUSTAKA
Andreas A. Yewangoe, 2006. Kebebasan Beragama di Indonesia, dalam Chandra Setiawan
dan asep Mulyana (ed), Kebebasan Beragama atau Berkepercayaan di Indonesia,
Komnas HAM, Jakarta.
Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang pengesahan Konvenan Internasional tentang
Hak-hak Sipil dan Politik

Anda mungkin juga menyukai