UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diatas telah tertulis dengan jelas
bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap warga negara Indonesia untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing. Oleh karena itu segala bentuk pelanggaran
terhadap pemeluk agama, baik secara mental maupun secara fisik harus
dihindarkan dan tidak boleh terjadi di bumi ini khususnya di Indonesia.
Kandungan kebebasan beragama dan berkeyakinan ini adalah pasal hak asasi
manusia (HAM) yang tegas dan diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD)
1945. Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-3 berbunyi "Atas berkat rahmat
Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya". Alinea ini memiliki arti keyakinan bangsa
Indonesia, bahwa kemerdekaan yang diraih bukan hasil perjuangan rakyat
semata, tetapi juga berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa.
Selain itu, alinea ke-4 memuat tentang kedaulatan Indonesia yang tercantum
dalam Pancasila, dengan kalimat pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Melihat ketentuan ini, bukan berarti Indonesia adalah negara yang didasarkan
oleh agama tertentu. Sebaliknya, Indonesia adalah negara multikultural yang di
dalamnya memiliki berbagai suku, budaya, adat istiadat, dan agama. Agama
dan kepercayaan yang dianut masyarakat Indonesia sangat beragam. Seperti
yang detikers ketahui, ada penduduk penganut agama Islam, Kristen, Katolik,
Buddha, Hindu, dan Konghucu.
1
2.2 PENERAPAN PASAL 29 AYAT 2 UUD 1945
Setiap individu mendapatkan perlakuan dan kesempatan yang sama dalam hal
beragama sesuai undang-undang yang berlaku. Contoh perwujudan pemerintah
Indonesia dalam Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945, antara lain menyediakan sarana
peribadatan dan menetapkan hari besar keagamaan sebagai hari libur nasional.
Dengan begitu, setiap umat agama akan merasakan hak dan kesempatan yang
setara. Akhirnya, menciptakan kerukunan dan kedamaian antarumat beragama.