Anda di halaman 1dari 11

HIPERBILIRUBINEMI

A PADA NEONATUS
Disusun oleh:
Mutia Aulia Shafa (10520004)
Risa Yulianie Utami(10520006)
Dwi Setyo Widodo (10520011)
Pengertian
Bilirubin adalah zat yang terbentuk secara normal dari proses penguraian
sel darah merah di dalam tubuh. Hiperbilirubinemia atau penyakit kuning
adalah keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah meningkat dan
berakumulasi sehingga menyebabkan warna kuning pada mata, kulit, dan
kelenjar mukosa atau biasa disebut dengan jaundice atau ikterus.
Secara garis besar, etiologi hiperbilirubinemia pada
bayi dibagi menjadi:
Produksi bilirubin yang berlebihan dan melebihi
01 kemampuan bayi untuk mengeluarkan zat tersebut.
Misalnya pada peningkatan hemolisis sel darah merah.

Gangguan proses uptake dan konjugasi hepar. Gangguan ini


Etiologi dapat disebabkan oleh asidosis, hipoksia, infeksi, tidak
02 terdapatnya enzim glukoronil transferase, serta defisiensi
Hiperbilirubinemi protein yang berperan penting dalam uptake bilirubin ke sel
hepar.
Gangguan transportasi bilirubin. Bilirubin dalam darah
a
03 terikat pada albumin kemudian diangkat ke hepar. Ikatan
bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh
obat, misalnya salisilat dan sulfafurazole.

Kelainan diluar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan

04 bawaan, sedangkan obstruksi dalam hepar biasanya


disebabkan akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh
penyebab lain. 
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada bayi dengan hiperbilirubinemia adalah tampak warna
kuning pada kulit, sklera, konjungtiva, dan membran mukosa. Ikterus sebagai
akibat dari penimbunan bilirubin indirek pada kulit mempunyai
kecenderungan menimbulkan warna kuning muda atau jingga, sedangkan
ikterus obstruksi (bilirubin direk) menimbulkan warna kuning-kehijauan atau
kuning kotor. Selain itu, manifestasi klinis pada bayi baru lahir dengan
hiperbilirubinemia yaitu muntah, anoreksia, fatigue, warna urine gelap, serta
warna feses pucat. Ikterus yang mucul pada 24 jam pertama disebabkan oleh
penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis, atau ibu dengan diabetik atau
infeksi.
Patofisiologi
Sel retikuloendotel menyerap kompleks haptoglobin kemudian mengeluarkan besi dari heme
sebagai cadangan untuk sintesis berikutnya dan memutuskan cincin heme untuk menghasilkan
tertapirol bilirubin, yang disekresikan dalam bentuk yang tidak larut dalam air, yaitu bilirubin
indirek (tak terkonjugasi) lalu berikatan dengan albumin dalam plasma untuk diangkut dalam
medium air. Neonatus mempunyai kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena
konsentrasi albumin yang rendah dan kapasitas ikatan molar yang kurang. Bilirubin yang tidak
terikat dengan albumin dapat memasuki susunan saraf pusat dan bersifat toksik. Saat melewati
lobulus hati, hepatosit melepas bilirubin dari albumin dan mengikat bilirubin ke asam glukoronat,
sehingga terbentuk bilirubin direk (terkonjugasi). Kemudian bilirubin direk diekskresikan melalui
trakus gastrointestinal. Saat masuk ke dalam usus, bilirubin diuraikan oleh bakteri kolon menjadi
urobilinogen yang dapat diubah menjadi sterkobilin dan diekskresikan sebagai feses. Bayi memiliki
usus yang belum sempurna karena belum terdapat bakteri pemecah, sehingga bilirubin tidak
berhasil diuraikan dan menjadi bilirubin indirek yang kemudian ikut masuk ke dalam aliran darah
dan terus bersirkulasi.
Klasifikasi Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia Fisiologis
Peningkatan kadar bilirubin pada hiperbilirubinemia Hiperbilirubinemia Patologis
fisiologis tidak lebih dari 5 mg/dL. Pada bayi aterm, Hiperbilirubinemia patologis atau biasa disebut ikterus pada
hiperbilirubinemia fisiologis akan mencapai puncaknya bayi akan muncul dalam 24 jam pertama setelah bayi
pada 72 jam pertama setelah bayi dilahirkan, dengan dilahirkan. Pada hiperbilirubinemia patologis, kadar serum
kadar serum bilirubin 6-8 mg/dL. Selama 72 jam awal, bilirubin total akan meningkat lebih dari 5 mg/dL per hari.
kadar bilirubin akan meningkat 2-3 mg/dL, kemudian Pada bayi aterm, kadar serum bilirubin akan meningkat
pada hari ke-5, bilirubin akan turun sampai 3 mg/dL. sebanyak 12 mg/dL dan ikterus berlangsung selama kurang
Setelah hari ke-5, kadar bilirubin akan turun sampai lebih 1 minggu, sedangkan pada bayi premature, kadar
dengan normal pada hari ke-11 sampai hari ke-12. Pada bilirubin akan meningkat hingga 15 mg/dL dan ikterus
bayi kurang bulan (premature), bilirubin mencapai berlangsung lebih dari 2 minggu.
puncak pada 120 jam pertama dengan peningkatan serum
bilirubin sebesar 10-15 mg/dL dan akan menurun setelah
2 minggu.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan bilirubin serum
• Pada bayi aterm, bilirubin mencapai kurang lebih 6 mg/dL pada 2-4 hari setelah lahir. Jika nilainya
lebih dari 10 mg/dL, maka hal ini dianggap tidak fisiologis.
• Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai puncak 10-12 mg/dL pada 5-7 hari setelah lahir. Jika
nilainya lebih dari 14 mg/dL, maka hal ini dianggap tidak fisiologis.
Pemeriksaan radiologi
• Diperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau peningkatan diafragma kanan pada pembesaran
hati, seperti abses hati atau hepatoma
.
Ultrasonografi  
• Digunakan untuk membedakan antara kolestatik hepatik dan ekstra hepatik
Biopsi hati
• Digunakan untuk memastikan diagnosa terutama pada kasus yang sulit. Misalnya untuk membedakan
obstruksi ekstra hepatik dan intra hepatik. Selain itu juga dapat digunakan memastikan keadaan hepatitis,
sirosis hati, dan hepatoma.
KOMPLIKASI
Hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir dapat mengakibatkan bilirubin
encephalopathy jika tidak segera diatasi. Pada keadaan lebih fatal,
hiperbilirubinemia pada neonatus dapat menyebabkan kern ikterus atau kerusakan
neurologis, cerebral palsy, serta dapat mengakibatkan retardasi mental,
hiperaktivitas, bicara lambat, tidak dapat mengkoordinasikan otot dengan baik,
serta tangisan yang melengking.
Penatalaksanaan Hiperbilirubinemia
pada Neonatus
Berdasarkan penyebabnya, manajemen bayi dengan hiperbilirubinemia diarahkan untuk
mencegah anemia dan membatasi efek dari hiperbilirubinemia tersebut. Tujuan dari
pengobatannya meliputi:
• Menghilangkan anemia
• Menghilangkan antibodi maternal dan eritrosit tersensitisasi
• Meningkatkan serum albumin
• Menurunkan serum bilirubin
Penatalaksanaan Terapeutik
Pemberian antibodi
• Pemberian antibodi dilakukan apabila hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir disebabkan oleh
infeksi
Fototerapi
• Tindakan fototerapi dapat dilakukan apabila telah ditetapkan bahwa hiperbilirubinemia pada bayi
baru lahir bersifat patologis. Fototerapi berfungsi untuk menurunkan bilirubin dalam kulit melalui
feses dan urin dengan oksidasi foto pada bilirubin dari biliverdin.
Fenobarbital
• Fenobarbital dapat mengekskresikan bilirubin dalam hati dan memperbesar konjugasi, meningkatkan
sintesis hepatik glukoronil tranferase yang dapat meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearance hepatik
pada pigmen dalam empedu, dan sintesis protein yang dapat meningkatkan albumin untuk mengikat
bilirubin.
Transfusi Tukar
• Transfusi tukar dilakukan apabila hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir tidak dapat ditangani dengan
fototerapi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai