PROLAPS UTERI
• Prolaps (bahasa latin : prolapsus) berarti tergelincir atau
jatuh dari tempat asalnya.
• Prolaps uteri adalah turunnya uterus kedalam introitus
vagina yang diakibatkan karena kegagalan atau kelemahan
dari ligamentum dan jaringan penyokong (fasia)
ETIOLOGI
• Partus yang berulang kali dan terlampau sering
• Partus dengan penyulit
• Tarikan pada janin pada pembukaan belum lengkap
• Perasat crede yang berlebihan
• Kelemahan jaringan penunjang uterus
KLASIFIKASI PROLAPS UTERI
• Friedman dan Little (1961) membagi prolaps uteri
menjadi :
• Desensus uteri, uterus turun, tetapi serviks masih dalam
vagina
• Prolaps uteri tingkat I, uterus turun dengan serviks uteri turun
paling rendah sampai introitus vagina
• Prolaps uteri tingkat II, sebagian besar uterus keluar dari
vagina
• Prolaps uteri tingkat III, atau prosidensia uteri uterus keluar
seluruhnya dari vagina disertai dengan inversio vagina.
FAKTOR RISIKO PROLAPS UTERI
• Multiparitas
• Usia
• Penyakit jaringan ikat
• Ras
• Peningkatan tekanan intraabdomen
PATOFISIOLOGI
Dasar pelvis : otot dan ligamentum mengalami
peregangan, terjadi kerusakan, kelemahan,
Konservatif
Terapi bedah
prolaps tetap dalam panggul disertai dengan prolaps
stadium I • Pemasangan pessarium vagina
• Periksa diri secara • Prinsip pessarium • Ventrofiksasi
berala untuk mencari alat ini memuat • Operasi Manchester
perkembang tekanan pada dinding • Histerektomi
an(gangguan BAK, vagina bagian atas vagina’Kolpokleisis
BAB, erosi vagina) bagian vagina beserta
uterus tidak dapat
turun dan melewati
vagina bagian bawah
+terapi estrogen (tanpa
kontraindikasi)
KOMPLIKASI
• Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri
• Dekubitus
• Hipertrofi serviks uteri dan elongasi kolli
• kemandulan
PROGNOSIS
• Latihan otot dasar panggul dapt membantu atau mencegah
perburukan prolaps derajat awal.
INKONTINENSIA
URINE
DEFINISI
• Inkontinensia urin: ketidakmampuan
seseorang untuk menahan keluarnya urine
Kebocoran Urin
• Prevalensi:
• Pada wanita 10-40%
• Pada manula wanita 38%
• Pada pria 19%
KLASIFIKIASI
• Inkontinensia Stress sejati
• Urge inkontinence
• Overflow incontinence
ETIOLOGI
• Terdapat fistula antara saluran kemih dan kelamin Paling
sering
• Gender (wanita lebih sering karena panjang uretra lebih pendek)
• Usia (kapasitas menurun, reseptor berkurang, tonus otot
berkurang, perubahan sistem hormon)
• Trauma bersalin (jaringan ikat, trauma otot dan saraf, kerusakan
neuromuskular pelvic floor pada persal-pervag)
• Kelainan genetik jaringan ikat
INKONTINENSIA STRESS SEJATI
• Pengeluaran urin saat terjadi peningkatan tekanan
intraabdominal (batuk, tertawa, bersin, olahraga,
mengangkat benda berat).
• sfingter uretra tidak dapat menahan tekanan intrauretra
saat tekanan intravesika meningkat.
ETIOLOGI
• Hipermobilitas uretra: lemahnya otot dasar panggul yang
berfungsi sebagai penyangga uretra dan buli-buli. Terjadi
penurunan (herniasi) dan angulasi leher buliuretra saat
terjadi peningkatan tekanan intraabdomen.
• Defisiensi sfingter intrinsik: trauma, penyulit dari operasi.
Pada keadaan istirahat leher buli dan uretra posterior tetap
terbuka.
TEMUAN KLINIS
• Anamnesis: Riwayat berkemih saat beraktivitas, batuk, bersin,
batuk, tertawa atau menarik benda berat
• Px Fisik: didapatkan lemahnya struktur yang menunjang bagian
anterior, pasien juga dapat menderita defek lain seperti rektokel,
enterokel atau prolapsus uteri
Px Neurologis:
• Motorik: Uji Tusuk Jarum di daerah perineum
• Sensorik: Mengusap tiap sisi orifisium anus
Normal: Terjadi Anal wink (Kedipan anus/kontraksi Sfingter
anus)
PEMERIKSAAN SISTOMETRI
• Alat & Bahan: Kateter Foley dan Sebuah Spuit besar tanpa
plunger (50 mL) + Cairan Normla saline steril
Cara:
• Setelah pasien berkemih pasang kateter foley normalnya
residu urine < 50 mL
• sambungkan dengan spuit 50 mL, masukkan cairan tersebut 50
mL beberapa kali, normalnya terjadi gerakan pada kolom
cairan di dalam spuit setelah penambahan mencapai 150-200
mL saline kontraksi destrussor penanda refleks berkemih
(+)
… PEMERIKSAAN SISTOMETRI
• Lanjutkan masukkan normal saline hingga kapasitas maksimum
VU (450-500 mL) pasien tidak dapat menahan kemih
• Keluarkan cairan sebanyak 250 mL lepaskan kateter
minta pasien untuk batuk
Hasil:
• Urine keluar mendadak (berbaring) inkontinensia stres sejati
• Perlambatan pengeluaran urine disinergia destrusor
konsul urologi
… PEMERIKSAAN SISTOMETRI
• Pasien dapat menahan kemih saat berbaring minta pasien
untuk berdiri dan batuk
• Urine tidak dapat tertahan pada posisi berbaring dan berdiri
lakukan test bonney
Test bonney
• Berikan penekanan pada kedua sisi uretra menggunakan
satu jari minta pasien untuk batuk
• Urine tertahan perbaikan secara bedah biasanya efektif
TATALAKSANA
• Farmakologi: Untuk meningkatkan tonus otot
sfingter uretra dan resistensi bladder outlet
• Agonis α adrenergik: stimulator reseptor adrenergik α
menyebabkan kontraksi otot polos pada leher buli dan uretra
posterior. Efedrin, pseudoefedrin dan fenilpropanolamin
• Estrogen: masih diperdebatkan. Estrogen pada menopause
akan meningkatkan reseptor adrenergik α
…TATALAKSANA
Pembedahan
• Pervaginam biasanya pada pasien yang disertai
sistokel, rektokel enterokel atau prolapsus uteri
dilakukan plikasi pada vesikovaginalis anterior
• Per abdominam prinsip: elevasi dan
penopangan leher kandung kemih tingkat
kesembuhan lebih tinggi
INKONTINENSIA URGE
• Tidak dapat menahan kencing segera setelah timbul sensasi
ingin berkemih. Dihubungkan dengan kontraksi buli
secara involunter
• Penyebab: overaktivitas buli-buli dan menurunnya
komplians buli-buli gangguan neurologis (hiper refleks),
dan
• non neurologis (instabilitas detrusor) iritasi kronik
infeksi kronik, iritasi atau tumor
DIAGNOSIS
• Keinginan berkemih yang sangat kuat dan sehingga
berkemih sebelum sampai toilet
• Stimulasi fisik atau lingkungan (berlari, batuk dan cuci
tangan menyebabkan rasa ingin berkemih)
• Sistometri terjadi penurunan kapasitas VU
• Sistokopi diperlukan untuk mengetahui penyebab pasti
apakah oleh infeksi, peradangan, atau neoplasma
TERAPI
Terapi perilaku (behavioral therapy)
• bladder training
• timed voiding: Membuat jadwal berkemih.
• pelvic floor muscle exercises/kegel exercise mengajarkan
pasien untuk menahan kencing kemudian
mengeluarkannya. Tahan 10 detik sebanyak 10-20 kali
kontraksi sebanyak 3 kali sehari selama 6-8 minggu
• Terapi farmakologi: untuk menigkatkan kapasitas
buli-buli, meningkatkan volume urine yang
memberi sensai berkemih, dan menurunkan
frekuensi berkemih.
• Antikolinergik:L menghambat sistem parasimpatis detrusor.
Propantheline, oksibutinin (ditropan) dan tolterodine tartrate
• Pelemas otot: dicyclomine, flavoxate.
• Trisiklik antidepresan: imipramin
• Penghambat kanal kalsium
OVERFLOW INCONTINENCE /
INKONTINENSIA PARADOKS
• Keluarnya urin tanpa dapat dikontrol pada keadaan volume
urine di buli-buli melebihi kapasitasnya. Detrusor
mengalami atonia dan terjadi peregangan berlebihan
kandung kemih. Sering pada laki-laki dibanding wanita.
• Terjadi akibat obstruksi pascaoperasi (histerektomi radikal),
hiporefleks akibat kelaian neurologis (DM, sklerosis
multiple, trauma), defisiensi vitamin B12 dan efek samping
obat
TEMUAN KLINIS
• Pasien merasa penuh dan tertekan akibat distensi berlebihan
dari kandung kemih
• Diagnosis: sistometri kapasitas maksimal besar
(pemasukan cairan saline > 1000 mL) pasien tidak
mengeluh apa-apa
TATALAKSANA
• Kateterisasi.
• Obat kolinergik meningkatkan tonus dan kontraktilitas
kandung kemih betanekol (urecholine) 10-15 mg per
oral 3-4 kali/hari
• Behavior modification
DAFTAR PUSTAKA
• Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta : PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
• Tripana A.H. Referat Ginekologi Prolaps Uteri. Pekanbaru :
Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab, 2013
DAFTAR PUSTAKA