Anda di halaman 1dari 31

KONSELING

Shanty Komalasari, M. Psi., Psikolog


KONSELING

• Konseling berasal dari bahasa latin “consilium” artinya dengan atau


bersama yang dirangkai dengan menerima atau memahami.
• Konseling dalam Bahasa Anglo Saxon berarti “sellan” yang berarti
menyerahkan atau menyampaikan.
KONSELING
Menurut Beberapa Ahli:

– C. Petterson (1959)
Konseling adalah proses yang melibatkan hubungan anatar pribadi antar seseorang terapis dengan satu atau lebih
konseli dimana terapis menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang
kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental.
– Edwin C. Lewis (1970)
Konseling adalah suatu proses dimana orang bermasalah (Konseli) dibantu secara pribadi untuk merasa dan
berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat (konselor) yang
menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang memancing konseli untuk mengembangan perilaku-perilaku yang
memungkinkan berhubungan secara lebih efektif dengan dirinya dan lingkungannya.
KONSELING DALAM ISLAM

Konseling sebagai ilmu terapan dalam Psikologi Islam sudah


selayaknya menggunakan pendekatan yang bersumber Al-
Qur’an dan hadits agar dalam pendekatan masalah manusia
bisa lebih utuh dan bersifat vertikal.
KONSELING DALAM ISALM

Konseling

Al-Irsyad Al-Istisyarah Al-Taujih


(Bimbingan) (Konsultasi) (Arahan)
‫ور َوهُ ٗدى‬
ِ ُ
‫د‬ ُّ‫ٱلص‬ ‫ي‬ِ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫م‬
َ ِّ ‫ل‬ ‫ٓاء‬
ٞ َ ‫ف‬ ‫ش‬
ِ ‫و‬َ ۡ‫م‬ ُ
‫ك‬ ِّ ‫ب‬ َّ
‫ر‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِّ ٞ
‫ة‬ َ ‫ظ‬ ‫ع‬
ِ ‫و‬ۡ ‫م‬
َّ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ۡ
‫ت‬ ‫ء‬
َ ‫ٓا‬ ‫ج‬
َ ‫د‬ۡ َ ‫ق‬ ُ‫اس‬َّ ‫ن‬‫ٱل‬ ‫ا‬َ ‫ه‬‫ي‬ُّ َ ‫ٓيأ‬
‫ين‬َ ِ‫ة لِّ ۡل ُم ۡؤ ِمن‬ٞ ‫َو َر ۡح َم‬

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu“


pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-
penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
”.rahmat bagi orang-orang yang beriman
KEMAMPUAN SIMPATI

Simpati adalah suatu proses seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga
mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain. Dalamsimpati,
perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila
terdapatpengertian pada kedua belah pihak. Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan
persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan. Seseorang merasa simpati
dari pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya. Misalnya
mengucapkan selamat ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud rasa simpati
seseorang.
LANGKAH – LANGKAH KONSELING

Menurut Brammer, Abrego & Shostrom (1993) langkah-langkah konseling adalah:


1. Membangun hubungan (Attending)
2. Identifikasi & Penilaian masalah (Responding)
3. Memfasilitasi perubahan terapeutis (Personalizing)
4. Keterampilan memulai utuk meningkatkan klien dalam bertindak (Initiating)
5. Terminasi
MEMBANGUN HUBUNGAN (Attending / Keterampilan
Memperhatikan Untuk Meningkatkan Keterlibatan Klien)

1. Keterampilan mempersiapkan : konselor dituntut untuk bisa menciptakan suasana yang kondusif bagi klien
sehingga klien bisa merasa nyaman, enak, santai dalam menghadapi situasi pada saat konseling. Hal ini sangat
menentukan untuk kelanjutan dari proses konseling selanjtnya karena jika awal konseling klien merasa tidak
nyaman maka klien akan cenderung untuk sulit dalam mengeksplorasi masalah yang sedang dihadapi.
2. Keterampilan penempatan : penempatan disini berhubungan dengan ergonomi dalam mendukung terciptanya
suasan yang kondusif bagi klien.
3. Keterampilan mengamati : dalam konseling seorang konselor harus mampu untuk menangkap atau
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai diri klien dan lingkungannya sehingga memberi
gambaran yang menyeluruh tentang diri klien. Dalam proses wawancara konselor harus mampu untuk
menagkap bahasa yang disampaikan oleh klien tidak hanya melalui bahasa verbal tapi bisa dari bahasa tubuh,
slip of tangue dan lain sebagainya. 
4. Keterampilan mendengarkan : untuk menjadi pendengar yang baik bukan berarti konselor hanya diam
mendengarkan tetapi harus ada empati dalam proses mendengar diatas serta bebeapa teknik yang bisa
menunjukkan bahwa konselor benar-benar mendengarkan apa yang dieksplorasi oleh klien.
IDENTIFIKASI & PENILAIAN MASALAH (Responding /
keterampilan menanggapi untuk meningkatkan eksplorasi klien)

1. Keterampilan menanggapi isi : konselor harus mampu memahami isi dari pernyataan klien, sebab pada
umumnya klien mendapat kesukaran untuk bisa mengungkapkan atau menyatakan suatu perasaan dirinya.
Oleh karena itu konselor perlu membantu klien, kalau perlu membantu meneruskan perkataan yang terputus
apabila konselor benar-benar merasa yakin bahwa klien betul-betul tidak tahu istilah yang ingin diungkapkan.
2. Keterampilan menanggapi makna : berhubungan dengan pengugkapan isi dari suatu permasalahan dari klien
yang kadang sulit untuk bisa diungkapkan oleh klien maka konselor harus mampu untuk menangkap makna
dari rangkaian “asosiasi bebas” yang dilakukan oleh klien.
3. Keterampilan menanggapi perasaan : peranan empati dari konselor sangat berpengaruh dalam proses ini,
untuk itu konselor harus mampu meyakinkan klien akan rasa aman dalam proses konseling ini.
4. Keterampilan menanggapi perasaan dan alasannya : konselor harus dengan sabar memahami keadaan psikis
dari klien serta memberikan kesempatan bagi klien untuk mengungkapkan segala sesuatu yang dialami dalam
menghadapi masalah yang sedang dialaminya.
Memfasilitasi perubahan terapeutis (Personalizing / keterampilan mempribadikan
untuk meningkatkan pemahaman klien)

1. Keterampilan mempribadikan makna : setelah beberapa tahap diatas berjalan konselor pada tahap ini
dituntut untuk bisa membuat klien memahami makna dari ungkapan yang telah dieksplorasi oleh diri
klien sendiri, hal ini dengan bantuan dari konselor untuk lebih bisa melihat sesuatu lebih jernih. 
2. Keterampilan mempribadikan masalah : setelah klien memahami makna dari ungkapannya, konselor cob
untuk lebih membuat klien mengerti akan akar permasalahan yang sedang dialaminya shingga klien
mulai ada gambaran untuk meenyelesaikan masalah tersebut.
3. Keterampilan mempribadikan perasaan : terkadang dalam diri klien terdapat ego defence yang kuat
sehingga sulit untuk bisa menerima suatu kegagalan, kekalahan atau lain sebagainya yang membuat
berfikir bahwa dirinya tak bersalah atau bermasalah, dalam tahap inilah harus ada instropeksi diri dari
klien agar bisa menyelesaikan masalah yang sedanga dihadapi. 
4. Keterampilan mempribadikan tujuan : jika tahap diatas sudah bisa dilalui maka klien bisa mulai
menyusun tujuan penyelesaian dari masalah yang sedang dihadapi.
Initiating (keterampilan memulai utuk
meningkatkan klien dalam bertindak)
1. Ketrampilan merumuskan tujuan : dalam tahap ini klien sudah bisa melihat permasalahan lebih jernih dan
dewasa sehingga dengan sukarela mulai merubah tigkah laku secara sukrela demi mencapai tujuan yang
didinginkan.
2. Keterampilan merumuskan masalah : akar permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien mulai bisa dirasa
oleh klien seingga klien mampu untuk merumuskan langkah kedepan apa yang harus dilakukan. Konselor
hanya mengawal dari proses yang sedang dilalui oleh klien serta menumbuhkan kepercayaan diri klien.
3. Keterampilan menyusun program atau rencana : dalam tahap ini konselor hanya perlu memberikan
dorongan bahwa klien bisa melakuakan segala sesuatu dengan keputusan yang diambil dengan segala
konsekuensinya.
4. Keterampilan mengimplementasi program atau rencana : memberikan gambaran konsep diri yang positif,
keyakinan diri bahwa klien mampu untuk menyelesaikan masalahnya.
Terminasi

Terminasi (keterampilan untuk mengakhiri proses konseling)


Agar tercipta suasana yang professional, konselor dituntut untuk
mampu mengakhiri proses konseling dengan adanya perasaan
penerimaan diri klien dengan sepenuhnya serta klien mampu untuk
mandiri dalam menyelesaikan masalahnya.
AWASSSS!!!!
Hal-Hal yang perlu diperhatikan pada saat
konseling!!
Nomor 2 bikin kamu terheran-heran 
Terimakasih
Shanty Komalasari, M. Psi., Psikolog
No. Tlp / WA: 0813 5113 9523
Email: Shantykomalasari.sk@gmail.com
IG : @Shanty_Komalasari

Anda mungkin juga menyukai