Anda di halaman 1dari 13

Sejarah Bisnis Rasulullah SAW

Awal Kelahiran Rasulullah

 Dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin
Murrah bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan, dari
keturunan Ismail bin Ibrahim kekasih Allah.
 Lahir di kota Mekkah Al-Mukarramah, hari senin tanggal 12 bulan Rabi’ul-awwal tahun Gajah, bertepatan dengan
tahun 571 M.
 Lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah, meninggal dunia tiga bulan setelah menikahi ibunya,
Aminah binti Wahab dari Kabillah Bani Zuhrah al-Quraisyiyah.
 Diserahkan kepada ibu pengasuhnya Halimah Sa’diyah sampai usia empat tahun. Setelah itu, kurang lebih dua
tahun berada dalam asuhan ibu kandungnya.
 Pada usia enam tahun, beliau menjadi anak yatim piatu. Seakan-akan Allah ingin melaksanakan sendiri
pendidikan Nabi Muhammad, orang yang dipersiapkan untuk membawa risalah-Nya yang terahir. Allah
berfirman:
 “Bukankah Allah mendapatimu sebagai anak yatim, lalu Dia melindungimu Dan Allah mendapatimu sebagai
orang yang bingung, lalu Dia memberimu petunjuk” (QS 95: 6-7).
 Setelah ibunya meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung jawab merawatnya. Dua tahun kemudian
Abdul Muthalib meninggal. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib.
Perjalanan Bisnis Rasulullah

 Darah pebisnis Rasulullah mengalir dari ayah dan keluarganya yang juga merupakan keluarga pebisnis. Ia
dibesarkan dalam wilayah perdagangan. Apa yang ia lihat dan rasakan di Makkah menuntut dirinya untuk
menjadi pebisnis.
 Kesempatan untuk menjadi pedagang muncul ketika ia di bawah asuhan pamannya, Abu Thalib yang profesinya
sebagai pedagang/pebisnis.
 Muhammad sering diajak Abu Thalib ke pekan-pekan perdagangan, seperti di pasar Ukaz, Majinnah, dan Dzul
Majaz, Basra dan lain-lain. Di ketiga pasar tersebut dijual berbagai kebutuhan hidup, seperti gandum, kurma dan
lain-lain.
 Pada usia sembilan tahun beliau ikut pamannya pergi berdagangan ke Syam dan di kota Bashrah mereka bertemu
dengan Pendeta Bakhira yang mengetahui ciri-ciri kenabian Muhammad, dan menyarankan untuk segara Kembali
ke Mekah.
Bisnis Ekspor dan Impor Rasulullah

 Rasulullah dikenal sebagai pedagang yang unggul.


 Beliau bekerja kepada Khadijah sebagai pedagang. Perdagangan yang terjadi pada saat itu sangat berkembang
pesat. Ekspor dan impor barang sudah terjadi.
 Hal ini menjadikan Makkah sebagai pusat perdagangan. Kerjasama ini menjadikan ekonomi meningkat dengan
pesat. Perdagangan barang tidak melihat kepada agama penjual atau pembelinya.
 Hal terpenting adalah barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan kehidupan dan bermanfaat bagi penggunanya,
karena setiap negara memiliki barang-barang terentu yang tidak terdapat dinegara lainnya.
 Khadijah binti Khuwalid dikenal dan Ummu Abu Jahal. Khadijah berdagang ke Syam dengan kuiri para pria, dan
dari Syam mereka membawa pulang sejumlah komoditas seperti gandum, zaitun, anggur, dan perabotan. Adapun
Ummu Jahal, ia lebih memusatkan perdagangan parfum yang didatangkan dari Yaman.
 Komoditas yang diperdagangkan di Makkah berasal dari Syam antara lain zaitun, gandum, dan anggur.
 Komoditas yang berasal dari India dan Cina yaitu gading, kuningan, gandum, rempah-rempah, kayu gaharu, kain
katun, kain sutera, perabotan perak dan tembaga.
 Transit perdagangan terjadi disekitar Baitullah. Hijaz juga memiliki pelabuhan yang disebut Syuaibah (kini Jeddah)
sebagai tempat persinggahan kapal dari Ethiopia, Romawi, dan Afrika Timur.
Faktor-faktor Pendukung Rasulullah Menjadi
Seorang Pebisnis

 Faktor Geografis Arab (letak arab yang strategis menghubungkan lalulintas perekonomian, yaitu Syam
(Yordania, Palestina, Libya), Yaman dan Habasyah (Ethiopia))
 Faktor Ekonomi Keluarga (ekonomi keluarga yang sangat miskin, untuk membayar ibu susunya saja tidak
mampu)
 Faktor Keturunan (keluarga ayahnya adalah keluarga pedagang, terutama pamannya, Abu Mutholib)
 Faktor Khadijah (Janda kaya raya, seorang pedagang yang kemudian menjadi istrinya)
Manusia Lebih Mengetahui Urusan Dunianya

 Sebagai khalifah, manusia diberi tanggung jawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan umat manusia,
karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk manusia
 Sebagai wakil Tuhan manusia juga diberi otoritas ketuhanan; menyebarkan rahmat Tuhan, menegakkan kebenaran,
membasmi kebatilan, menegakkan keadilan dan bahkan diberi otoritas untuk menghukum mati manusia
 manusia dilengkapi oleh Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati, syahwat dan
hawa nafsu, yang semuanya sangat memadai bagi mnanusia untuk menjadi makhluk yang sangat terhormat dan
mulia, disamping juga sangat potensial untuk terjerumus hingga posisi lebih rendah dibanding binatang
“(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukannya mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan kepada
Allah-lah kembali segala urusan” QS al-Hajj : 41 .
Keumuman dan Kekekalan Risalah Islamiyah

 Islam adalah risalah untuk seluruh umat manusia tidak hanya untuk umat, suku, atau bangsa tertentu akan tetapi
risalah untuk seluruh umat manusia dimuka bumi.  “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia
tiada mengetahui.” (QS. Saba, 34: 28).
 Islam adalah risalah terakhir, tidak akan datang risalah lain setelahnya. Kalau pun ada yang mencoba
mendatangkannya tentu karya manusia maka tidak akan pernah sanggup menandingi terangnya Islam.
 Islam adalah risalah yang menjadi karunia bagi seluruh alam. Rasulullah diturunkan sebagai rahmat untuk seluruh
alam, sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam” (QS, Al-Anbiya, 21: 107).
Perbedaan Para Ulama dan Pemimpin

 Ulama adalah seorang yang dinyatakan telah memenuhi unsur al-mithaliyah sebagaimana
mereka telah mempunyai aspek kemanusiaan yang utuh dan paripurna yang ditujukkan
dengan fisik yang sehat dan kuat, akal intelektual yang komprehensif serta dihiasi dengan
jiwa yang mulia.
 Dalam kesehariannya mereka menjaga perilakunya, sehingga apa yang dilakukannya
menjadi panutan dan teladan bagi orang di sekelilingnya.
 Sebagai pemimpin (khalifah) manusia tidak terlepas dari perannya sebagai pemimpin yang merupakan peran
sentral dalam setiap upaya pembinaan.
 Peran kepemimpinan begitu menentukan bahkan seringkali menjadi ukuran dalam mencari sebab-sebab jatuh
bangunnya suatu organisasi.
 Ibnu Taimiyah dalam al-Siyasah al-Syar’iyyah: “Setiap orang yang memegang satu urusan dari kaum muslimin,
baik yang telah disebutkan atau lainnya, wajib menempatkan orang-orang yang paling baik (mampu) pada bidang
tersebut pada bidang-bidang yang ada di bawahnya.
“Barang siapa memegang satu urusan kaum mislimin, kemudian ia mengangkat seseorang (untuk suatu jabatan)
padahal dia mendapatkan orang yang lebih maslahat (untuk jabatan itu), maka berarti dia telah mengkhianati Alloh
dan Rasul-Nya” (HR: Imam al-Hakim)
 Seorang pemimpin haruslah orang yang adil, mampu berijtihad, sehat jiwa dan raga, mengutamakan kemaslahatan
rakyat, berani dan berjuang untuk memerangi lawan, dan berasal dari keturunan Quraisy. (Imam al-Mawardi dalam
kitabnya “al-Ahkam al-Shulthaniyah)
 Ciri pemimpin yang baik adalah dicintai dan didoakan rakyatnya, sebaliknya ciri pemimpin yang buruk adalah
dibenci dan dilaknat oleh rakyatnya.
 Rasulullah Saw adalah adalah sosok yang mencontohkan kepemimpinan paripurna dimana kepentingan umat
adalah prioritas utama beliau (modal kepemimpinan ideal).
Referensi

1Abdul Karim, Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher, 2007), hlm, 62.
2 Al-Hamid Al-Husaini, Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad SAW, Cet. 3, (Jakarta :
Yayasan Al-Hamidy, 1993), hlm, 208.
3 Munir Muhammad Al-Ghadban, 41 Kunci Memahami Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka
Ikadi, 2007), hlm, 19.

Anda mungkin juga menyukai