Anda di halaman 1dari 25

PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

SISTEM PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PUNGUTAN

PENGEMBALIAN BEA MASUK DAN CUKAI


PENDAPATAN BEA DAN CUKAI
KONSEP KEPABEANAN
Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan
atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta
pemugutan bea masuk dan bea keluar.
• Objek Bea Masuk

1. Barang yang dimasukkan ke daerah pabean diperlakukan sebagai barang


impor dan terutang bea masuk
2. Barang yang telah dimuat di sarana pengangkut untuk dikeluarkan dari
daerah pabean dianggap telah diekspor dan diperlakukan sebagai barang
ekspor
3. Barang sebagaimana dimaksud pada poin 2, bukan merupakan barang
ekspor dalam hal dapat dibuktikan bahwabarang tersebut ditujukan untuk
dibongkar di suatu tempat dalam daerah pabean
• Objek Bea Keluar

1. Terhadap barang ekspor dapat dikenakan bea keluar


2. Bea keluar dikenakan terhadap barang ekspor dengan tujuan untuk :
3. Menjamin terpenuhinya keutuhan dalam negeri
4. Melindungi kelestarian SDA
5. Mengantisipasi kenaikan harga yang naik drastis dari komoditi ekspor tertentu
dipasaran international; atau menjaga stabilitas harga komoditi tertentu dlam
negeri
6. Ketentuan mengrnai pengenaan bea keluar terhadap barang ekspor sebagaimana
dimaksud pda ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peratran pemerintah
Apa saja barang ekspor?

Barang untuk ekspor yang dikenakan bea keluar untuk saat ini
berdasarkan peraturan diatas adalah rotan, kulit, kayu, kelapa sawit,
Crude Palm Oil (CPO), dan produk turunannya serta biji kakao
Perhitungan bea keluar

• Ada 2 cara menghitung bea keluar :


• Advolarum
Tarif advolarum adalah pajak yang dikenakan berdasarkan persentase
tertentu misalnya 5%, 6%, dll
• Spesifik
Tarif spesifik merupakan besaran pajak berdasarkan satuan barang
misalnya Rp 1000 per batang, Rp 200 per keping, dll. Namun hampir semua
barang yang terkena bea keluar menggunakan perhitungan advalorum.
Tarif bea keluar
• Bea keluar di Indonesia diatur secara jelas pada PMK Nomor 7/PMK.011/2012 yang telah diubah 2 kali
dengan PMK-128/PMK.011/2013 dan PMK-6/PMK.011/2014
• Secara umum bea keluar dihitung menggunakan tarif advolarum yang berarti ada tarif dalam bentuk
persentase yang ditetapkan pemerintah
• Adapun rumusnya adalah :
Bea keluar = Tarif bea keluar (%) x Jumlah satuan barang x harga ekspor per satuan barang x nilai tukar
mata uang
• Penetapan aturan bea keluarberubah setiap bulannya tergantung keputusan menteri keuangan yang
diterbitkan secara periodik diawal bulan.
• Kebijakan penetapan tarif dan harga ekspor mengacu pada peraturan menteri perdagangan yang
mengikuti harga referensi di pasar internasional.
• Sebagai contoh untuk kakao meggunakan harga referensi internasional exchange (ICE) Amerika Serikat
• Hal yang juga sangat penting dalam penghitungan bea keluar adalah nilai kurs mata uang yang selalu
berubah setiap minggu yaitu pada hari rabu
Contoh soal Jawaban
• Perusahaan PT Kaku Kakao melakukan
transaksi jual beli biji kakao dengan
perusahaan di amerika sebanyak 100
ton pada 15 Januari 2017
• Pada tanggal 1 Januari 2017, telah Bea keluar = 5% x 100 ton x USD 1.000 x Rp 11.200 = Rp 56.000.000
ditetapkan oleh Menkeu untuk harga
ekspor biji kaku 1.000 per metrik ton,
tarif bea ditentukan masuk ke dalam
kolom 2 peraturan Menkeu
67/PMK.011/2017 sebesar 5%, kurs
pada saat itu sebesar 1 USD = Rp
11.200
• Berapakah bea keluarnya?
Perhitungan bea masuk
• Nilai Dasar Pengenaan Bea Masuk (NDPBM)
Cost + Insurance + Freight = CIF
• Penghitungan bea masuk
Tanpa Jasa ekspedisi : CIF x Bea masuk (sesuai tarif BTK)
Jasa ekspedisi : (CIF -50) x Bea Masuk sesuai tarif
• Penghitungan PPn
CIF + Bea masuk x 10%
• Penghitungan PPh pasal 22 impor
(CIF + Bea Masuk) x 7,5% (non API)
(CIF + Bea Masuk) x 2,5% (API)
Contoh soal Jawaban

CIF = USD 280 – USD 20 = USD 260


• Kelas B akan melakukan
Bea masuk pakaian (tidak kena bea)
pembelanjaan sejumlah PPn : USD 260 X 10% = USD 26
pakaian dengan nilai USD PPh : USD 260 X 7,5% = USD 19,5
280 (termasuk asuransi) Total pajak = USD 45,5
dan asuransi setempat Pembayaran saat tiba di dalam negeri
sebesar USD 20. Berapa (konversi ke Rp)
perhitungan bea masuk = 45,5 x 13.200
barang tsb?
EXCISE (CUKAI)

Adalah salah satu jenis pajak tidak langsung yang dikenakan pada barang-barang tertentu
(selective taxes on goods and services)
Dikenakan pada barang :
• Mempunyai sifat atau karakteristik yang sesuai dengan aturan
• Mempunyai eksternalitas negatif
Kegunaan lain cukai juga dapat mempunyai fungsi regulerend dalam mencapai maksud
atau tujuan tertentu yang diinginkan pemerintah seperti :
• Pembatasan produk yang mempunyai dampak negatif
• Mengkompensasikan biaya eksternalitas
• Asas keadilan dan keseimbangan
SISTEM PEMBAYARAN DAN
PENYETORAN PUNGUTAN KEPABEANAN
DAN CUKAI
Billing adalah bukti transaksi Pengguna jasa dalam melakukan pelunasan atas tagihan
yang dimiliki akan memperoleh kode billing melalui KPPBC
pembayaran seperti gambar berikut : setempat atau portal pengguna jasa. Kode billing tersebut
akan dibawa ke :
• Teller bank
• ATM
• Internet banking
• Kantor pos terdekat

Billing yang akan kita bahas bermula dengan MPN G 2. MPN


G 2 adalah singkatan dari Modul Penerimaan Negara
Generasi ke 2 yaitu sistem settleman yang ditangani oleh
Ditjen Perbendaharaan yang terintegrasi langsung dengan
aplikasi billing yang dikelola oleh DJBC, DJP, dan DJA.
Berikut ini merupakan alur pembayaran tagihan PEB/PIB melalui
PDE/Media Elektronik sesudah berlakunya billing.
1. Pengguna jasa menyampaikan data PEB/PIB kepada kantor bea dan cukai melalui
modul PEB/PIB atau berupa softcopy untuk diupload ke sistem CEISA.
2. Setelah melalui proses validasi data tersebut akan dikirimkan ke sistem billing DJBC.
3. Sistem billing DJBC akan menerbitkan kode billing dan langsung disampaikan ke
sistem CEISA.
4. Sistem CEISA akan memunculkan kode billing yang disampaikan langsung kepada
pengguna jasa atau melalui modul PEB/PIB. Selain itu, pengguna jasa dapat
memonitor kode billing tersebut melalui portal pengguna jasa.
5. Sistem billing DJBC akan menyampaikan data billing ke sistem MPN G 2.
6. Pengguna jasa menggunakan kode billing yang telah didapat untuk melakukan
pembayaran melalui bank, teller, ATM, EDC, internet banking atau kantor pos.
7. Data pembayaran tersebut akan secara otomatis dikirimkan oleh bank atau pos
kepada sistem settleman MPN G 2.
8. Sistem settleman MPN G 2 akan menerbitkan NTPN yang dikirimkan secara real
time ke bank atau pos dan sistem billing DJBC.
9. Bank atau pos menyampaikan bukti pembayaran negara kepada pengguna jasa.
Jangka waktu PIB adalah 5 hari sampai 10. Sistem billing DJBC menyampaikan data NTPN ke sistem CEISA.
pukul 22.00 WIB sedangkan jangka waktu 11. Sistem CEISA menerbitkan SPPB, NPE, NPPD, NPP atau PPB.
PEB sesuai tanggal perkiraan ekspor pada
pukul 22.00 WIB.
Berikut ini adalah alur pembayaran cukai sesudah berlakunya
billing MPN Pengguna jasa mengajukan dokumen jika :
1. Kepada KPPBC.
2. KPPBC akan melakukan perekaman dokumen cukai ke sistem
aplikasi cukai atau SAC.
3. KPPBC akan membuat billing dengan cara; SAC memberikan
data tagihan kepada sistem billing DJBC dan sistem billing
DJBC akan meneruskan kode billing ke KPPBC. Selain itu,
sistem billing DJBC juga mengirim data billing ke MPN G 2.
4. KPPBC akan memberikan nomor CK1 dan kode billing kepada
pengguna jasa.
5. Pengguna jasa akan melakukan pembayaran ke bank atau
pos.
6. a.Bank atau pos akan memberikan data pembayaran kepada
Jangka waktu CK1 tunai adalah sesuai sistem MPN G 2. b.Sistem MPN G 2 akan memberikan NTPN
tanggal CK1 pukul 22.00 WIB dan kepada bank atau pos. c.Sistem MPN G 2 akan memberikan
jangka waktu CK1 kredit adalah sesuai data billing dan NTPN ke sistem billing DJBC. d.Sistem billing
tanggal jatuh tempo CK1 pukul 22.00 DJBC akan meneruskan data pembayaran dan NTPN ke SAC.
WIB. 7. Bank atau pos akan memberikan BPN ke pengguna jasa.
8. Pengguna jasa akan memberikan BPN ke KPPBC.
Berikut ini adalah alur pembayaran barang penumpang yang berlaku di
Bandara atau Pelabuhan :
1. Penumpang akan memberikan custom
declaration ke pemeriksa bea dan cukai
2. Pemeriksa bea dan cukai akan
melakukan pemeriksaan pabean. Bila
terdapat tagihan maka pemeriksa bea
dan cukai akan melakukan penetapan.
3. Penumpang akan membayar ke
bendahara bea dan cukai.
4. Bendahara bea dan cukai akan
memberikan SSPCP kepada penumpang.
5. Bendahara bea dan cukai akan
menyetorkan bea masuk dan PDRI ke
bank atau pos.
Berikut ini adalah alur pembayaran barang penumpang dengan billing
oleh penumpang :
1. Penumpang akan memberikan custom declaration
ke pemeriksa bea dan cukai.
2. Pemeriksa bea dan cukai akan melakukan
pemeriksaan pabean dan mengkredit billing bila
terdapat tagihan bea masuk dan PDRI. Pejabat bea
dan cukai akan memberikan kode billing ke MPN G 2
dan memberikan penetapan beserta kode billing ke
penumpang.
3. Penumpang akan membayar tagihan ke bank atau
pos.
4. Bank atau pos akan memberikan data kode billing ke
MPN G 2 dan MPN G 2 akan memberikan NTPN ke
pemeriksa bea dan cukai dan bank atau pos.
5. Bank atau pos akan memberikan BPN ke
penumpang.
Berikut ini adalah alur pembayaran barang penumpang dengan billing
oleh bendahara :
1. Penumpang akan memberikan custom declaration ke
pemeriksa bea dan cukai.
2. Pemeriksa bea dan cukai akan melakukan pemeriksaan pabean
dan bila terdapat tagihan bea masuk dan PDRI maka akan
dilakukan penetapan.
3. Penumpang akan membayar kepada bendahara bea dan cukai.
4. Bendahara bea dan cukai akan memberikan SSPCP ke
penumpang.
5. Bendahara bea dan cukai akan melakukan create billing dan
memberikan kode billing ke sistem MPN G 2.
6. Bendahara bea dan cukai akan menyetorkan uang dan kode
billing ke bank atau pos.
7. Bank atau pos akan memberikan kode billing ke MPN G 2.
Billing BJ22 atau blling barang penumpang akan 8. Sistem MPN G 2 akan memberikan NTPN ke bank atau pos dan
berakhir masa berlakunya selama 2 hari sampai ke bendahara bea dan cukai
dengan pukul 22.00 WIB 9. Bank atau pos akan memberikan BPN ke bendahara bea dan
cukai
Kode billing dapat dibatalkan jika belum dilakukan pembayaran dan
dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai atau Wajib Bayar/Kuasanya.
Kode billing dapat dibuat kembali jika :
• Sudah kadaluwarsa
• Dibatalkan
• Nilai billing yang sudah dilakukan pembayaran lebih kecil daripada nilai pada
dokumen dasar pembayaran
• Dipandang perlu oleh WB, Wsetor, atau Pejabat BC.

Pembuatan kembali kode billing atas penetapan kekurangan pembayaran yang


sudah kadaluwarsa karena melewati batas waktu jatuh tempo penagihan harus
memperhitungkan nilai bunga.
Kita dapat melakukan koreksi billing sebelum proses rekonsiliasi dengan dokumen dasar pembayaran.
Penerimaan negara yang telah mendapat NTPN dapat dilakukan koreksi jika terdapat kesalahan : kode
kantor, kode akun, nilai akun yang tidak mengubah nilai total, jenis dokumen dasar pembayaran,
identitas wajib bayar serta nomor dan tanggal dokumen dasar pembayaran.

Untuk pengkoreksian kode kantor, kode akun serta nilai akun yang tidak mengubah nilai total, KPPBC
mengajukan perubahan ke KPPN. Untuk pengkoreksian identitas wajib bayar, wajib bayar menyampaikan tanda
terima permohonan pemindah-bukuan dari Kantor Pelayanan Pajak.
Berikut ini merupakan ketentuan mengenai koreksi billing :
PENGEMBALIAN BEA MASUK
DAN CUKAI
Pengembalian atau biasa dikenal restitusi

Restitusi itu bisa berasal dari temuan yang didapat oleh


petugas bea dan cukai atau karena kesalahan tata usaha
yang telah anda bayarkan sendiri.
PENGEMBALIAN BEA MASUK
Kenapa bisa terjadi pengembalian bea masuk?

Ada beberapa alasan seseorang bisa mendapatkan pengembalian bea


masuk:
• Adanya SPTNP (Surat penetapan tarif dan nilai pabean)
• Adanya SPKTNP (Surat penetapan kembali tarif dan nilai pabean)
yang diterbitkan oleh dirtjen
• Selain itu bisa terjadi karena keputusan pengadilan pajak atau juga
keputusan keberatan, dll
Bagaimana caranya agar kita mendapatkan pengembalian bea masuk?
Ada 3 tata cara utama:
PENGAJUAN
PERMOHONAN

Awalnya kita harus mengajukan surat permohonan kepada kepala kantor pabean tempat penyelesaian
kewajiban pabean itu.
Surat permohonan dilampirkan dengan dokumen yang diperlukan seperti contoh dokumen dasar
pengembalian bea masuk. Maksudnya dokumen dasar pengembalian itu seperti apa sih?
Contohnya seperti saya mendapatkan sptnp tadi jadi kita harus memberikan foto copy dari sptnp atau
fotocopy spktnp kalau misalnya dari dirtjen. Jadi kalau seandainya pengembaliannya berdasarkan
Keputusan pengadilan pajak juga harus buat salinannya. Jadi tergantung alasannya apa dokumennya
juga apa.
Kita juga harus menggunakan fotocopy identitas diri seperti ktp, npwp, dll karena akan digunakan
sebagai bukti untuk tanda siapakah yang akan mendapatkan pengembalian itu.
Harus ada surat keterangan dari bank bahwa tanda rekening tersebut masih aktif.
Dan terakhir ada bpn. Bpn adalah bukti kalau sudah masuk kerekening kas negara jadi bisa
dikembalikan.
PENELITIAN
PERMOHONAN

Dalam penelitian permohonan terdapat dua penelitian


 Penelitian formil
Penelitian formil itu sendiri terbagi atas dua yaitu kesesuain format dan isian surat
permohonan dan kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan
 Penelitian materil
Penelitian materil terdapat delapan diantaranya:
o Bukti penerimaan negara
o Masalah dokumen dasar pembayaran
o Kesesuaian dasar antara dokumen dasar pembayaran
o Surat permohonan dan
o Bpn yang diajukan.
Jadi untuk penelitian permohonan sudah tersusun yaitu yang diperiksa lebih dulu
penelitian formil lalu penelitina materil. Dan untuk penelitian formil jika sudah sesuai
akan diterbitkan tanda terima dan jika tidak sesuai akan dikembalikan atau ditolak.
KEPUTUSAN DAN
PELAKSANAAN KEPUTUSAN

Keputusan bisa diterima dan juga bisa ditolak akan tetapi yang paling penting ada jangka
waktunya untuk memberi keputusan maksimal 30 hari kerja sejak diterima surat permohonan.
Jika keputusan diterima maka akan menerima SKPBM (Surat keputusan pengembalian bea
masuk). Kemudian nanti oleh kepala kantor SKPBM ini akan menjadi dasar terbitnya SPM
(Surat perintah membayar). Spm ini akan diserahkan nantinya kepada kepala kppn buat nanti
untuk pencairan dana nanti lanjutannya. Spm ini akan diserahkan ke kppn (kantor pelayanan
perbendaharaan negara) maksimal 2 hari kerja sebelum jangka waktu 30 hari berakhir. Nanti
spm ini oleh kppn akan menjadi dasar terbitnya sp2d (surat perintah pencairan dana).
Untuk lebih lengkapnya bisa dibuka dalam PMK 274/PMK.04/2014

Anda mungkin juga menyukai