Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN


SISTEMIK LUPUS OLEH

ERITOMATOSUS (SLE) INDRA TRI


ASTUTI
DEFINISI

 Lupus eritematosus adalah gangguan inflamasi kronik pada


jaringan ikat yang terjadi dalam dua jenis eritematosus lupus
diskoid yang hanya menyerang kulit dan lupus eritema tosus
sistemik (LES/ SLE) yang menyerang berbagai organ dan kulit
yang kemungkinan dapat berakibat fatal
 Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah penyakit otoimun
yang terjadi karena produksi antibodi terhadap komponen inti
sel tubuh sendiri yang berkaitan dengan manifestasi klinik
yang sangat luas pada satu atau beberapa organ tubuh, dan
ditandai oleh inflamasi luas pada pembuluh darah dan jaringan
ikat, bersifat episodik diselangi episode remisi.

 SLE: merupakan penyakit berbahaya yang disebabkan oleh


berlebihnya zat antibody di dalam tubuh.
ANGKA KEJADIAN

15-17 % pada anak-anak


Jarang terjadi pada usia di bawah 5 tahun dan
menjelang remaja
Lebih sering menyerang pada wanita dibandingkan
pria
ETIOLOGI

 Penyebab pasti belum diketahui


 Penyakit ini disebabkan oleh berlebihnya zat antibody yang
sering disebut dengan autoimun.  Faktor genetik 
pengaturan proliferasi sel B, hiperaktivitas sel T Helper,
Kerusakan pada fungsi sel T supresor
 Faktor pemicu:
Faktor lingkungan: UV B, faktor diet, Stress yang berlebihan, obat-
obatan, hormon,
Faktor infeksi
Vaksinasi yang berisi virus hidup
MANIFESTASI KLINIS

Gejala Umum:
 lemah, letih dan lesu
 Kulit akan mudah hitam jika terkena sinar matahari
 Gangguan pencernaan
 Anemia
 Mengalami kerontokan pada rambut
Gejala Khusus:
Sakit persendian dan Kelelahan pada 9 0 % penderita  disebut artritis
lupus. Dapat menyebabkan kelemahan otot, terutama pada bagian
selangkangan, paha, bahu dan lengan atas  dapat menyebabkan
sindrom carpal tunnel  C T S   ( c a r p a l t u n n e l s y n d r o m e ) a t a u s i n d r o m t e r o w o n g a n
a d a l a h k o n d i s i y a n g m e m p e n g a r u h i t a n g a n d a n p e r g e l a n g a n , s eh i n g g a b i s a
menyebabkan kesemutan, mati rasa, atau nyeri pada jari-jari tangan. Bagian yang
paling sering terpengaruh, yaitu jempol, jari tengah, telunjuk, dan telapak tangan.
LANJUTAN

 Ruam.
Lupus dapat menjangkiti kulit (cutaneous
Lupus) .
 Discoid Lupus terjadi pada orang yang
menderita Chronic Cutaneous Lupus (CCLE).
 ruam berbentuk koin merah pada kulit
yang timbul di daerah leher, hidung, kuping,
ruam ini tidak sakit atau gatal, namun ketika
menghilang akan menyebabkan perubahan
warna kulit yang tidak dapat hilang. Jika
ruam terjadi pada kulit kepala  bisa
menyebabkan kebotakan  bisa bersifat
permanen karena jaringan kutikula rambut
sudah rusak.
LANJUTAN

 Penderita Subacute Cutaneous Lupus (SCLE), ruam tampak


seperti lingkaran berwarna merah. --> timbul pada bagian
tubuh yang terpapar matahari, seperti tangan, pundak, leher,
dada dan punggung.  Penderita lebih sensitif terhadap
cahaya matahari.
LANJUTAN

 Ruam kupu-kupu ini adalah tanda dari Acute Cutaneous Lupus


(ACLE). Ruam sangat jelas tampak seperti sayap kupu-kupu.
Ruam ini juga dapat timbul pada bagian lain dari tubuh
seperti hidung, tangan, kaki, punggung, terutama yang sering
terpapar sinar matahari langsung. Ruam ACLE sangat sensitif
terhadap cahaya matahari
LANJUTAN

 Anemia. Pada lupus, sistem kekebalan tubuh dapat saja


menyerang sel darah merah yang sehat, menyebabkan
kondisi yang disebut Hemolytic Anemia. Memiliki sel darah
merah yang sedikit dapat menyebaban gejala seperti
kelelahan, nafas pendek, pusing, dan kulit serta mata yang
berwarna kekuningan.
LANJUTAN

 Pembekuan/ penyumbatan aliran darah  thrombosis 


berbahaya jika terjadi dibagian vital seperti paru-paru,
jantung dan organ vital lainnya
 Gangguan sistem syaraf. membuat sel saraf membawa
pesan yang salah ke otak. Kerusakan akibat lupus ini dapat
menyebabkan gejala seperti pusing kepala, kebingungan,
gangguan penglihatan, gangguan selera, sakit kepala, dan
mati rasa pada beberapa bagian tubuh. Ketika lupus
menyerang jaringan saraf pada kaki dan tangan, hal ini dapat
menyebabkan fenomena Raynaud dimana ujung daripada
jari jemari kita berubah warna menjadi merah, putih, atau
biru. Jari jemari terasa mati rasa ataupun sakit yang teramat
sangat ketika terekspos dengan udara dingin.
LANJUTAN

 Penyakit paru. Ketika Lupus menyerang organ Paru,  dapat


menyebabkan kesulitan bernafas. Jika membran disekitar
paru-paru terjadi pembengkakan (pleurisy), pembengkakan
itu menekan dinding paru sehingga akan merasa sakit ketika
bernafas. Lupus dapat juga menyebabkan pulmonary
hypertension, suatu bentuk tekanan darah tinggi yang terjadi
dibagian jaringan darah yang menghubungkan paru dengan
jantung. Karena hanya sedikit darah yang mengalir dari paru-
paru maka organ jantung menjadi bekerja ekstra keras untuk
menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh
LANJUTAN

 Pembengkakan karena cairan. Ginjal adalah organ yang


paling sering diserang. Ginjal secara normal adalah penyaring
darah dan membersihkan darah sebelum diedarkan kembali
ke seluruh tubuh. Sekitar 1/3 penderita lupus akan menderita
penyakit yang berhubungan dengan ginjal yang disebut lupus
nephritis. Salah satu gejala lupus nephritis adalah edema,
atau penumpukan cairan pada bagian tubuh tertentu seperti
kaki, angkel dan telapak kaki.
KOMPLIKASI

 Hipertensi (41%)
 Perikakarditis, miokarditis, endokarditis
 Aterosklerosis koroner
 Gangguan pertumbuhan (38%)
 Gangguan paru-paru kronik (31%)  Pleuritis (inflamasi
pleura), Efusi pleura
 Abnormalitas mata (31%)
 Kerusakan ginjal permanen (25%) Gagal ginjal
 Gejala neuropsikiatri (22%)  Kejang dan disfungsi mental
 Kerusakan muskuloskeletal (9%)
 Gangguan fungsi gonad (3%
PENGKAJIAN

 Riwayat Penyakit
 Riwayat penggunaan obat-obatan
 Riwayat menstruasi
 Ketidakstabilan emosi, psikosis, sindrom otak organik, sakit
kepala, iritabilitas dan depresi.
 Tanda dan gejala seperti: demam, anoreksia, penurunan BB,
malaise, keletihan, nyeri abdomen, mual, muntah, diare,
konstipasi, ruam dan poliartralgia, nyeri dada, dispneu,
oliguria, disuria, spasme kandung kemih, sering berkemih.
TEMUAN PEMERIKSAAN FISIK

 Gejala artritis reumatoid


 Fenomena Raynaud
 Erupsi kulit, lesi kulit, ruam kupu-kupu, bercak alopesia,
vaskulitis
 Takikardi, sianosis sentral, hipotensi
 Gangguan tingkat kesadaran, kelemahan pada ekstremitas,
dan gangguan kemampuan berbicaration
 Pembesaran nodus limfe
 Friction rub perikardium
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Hematologi: Ditemukan anemia, leukopenia, trombosittopenia, peningkatan


LED, hipergamaglobulinemia, Penurunan kadar komple men serum (C3 dan
C4), Kadar prote in C reaktif meningkat selama fase flare-ups
 Histopatologi
•    Umum : Le si yang dianggap karakteristik untuk SLE ialah badan
hematoksilin, lesi onion-skin pada pe mbuluh darah limpa dan e ndokarditis
verukosa Libman-Sacks.

•    Ginjal : 2 bentuk utama ialah glomerulus proliferatif difus dan nefritis
lupus membranosa

•    Kulit
Pemeriksaan imunofluoresensi direk menunjukkan deposit igG granular
pada dermo-epidermal junction, baik pada lesi kulit yang aktif (70%)
maupun pada kulit yang tak te rkena (70%). Yang paling karakteristik untuk
SLE ialah jika ditemukan pada kulit yang tidak terkena dan terpanjan.
LANJUTAN

 Hasil pemeriksaan ANA  Asam anti deoksiribonukleid dan


sel lupus eritomatosus aktif  tes ANA sensitif tapi tidak
spesifik untuk SLE
 Imunologi: Ditemukan sel LE, antibodi antinuklir, komplemen
serum menurun, anti DNA, faktor reumatoid, krioglobulin, dan
uji lues yang positif semu.
 Pemeriksaan urin  memperlihatkan SDM, leukosit, silinder
urin (urine cast), sedimen dan urin kehilangan protein yang
signifikan (lebih dari3,5 gram dalam 24 jam)
 Faktor reumatoid positif pada 30 – 40% penderita
LANJUTAN

 Foto toraks  memperlihatkan pleuritis dan lupus


pneumonitis
 Hasil EEG dapat abnormal pada sekitar 70% penderita
 EKG  menunjukkan defek konduksi jantung atau perikarditis
PENATALAKSANAAN

 Ditentukan oleh beratnya penyakit dan luas jaringan organ yang


terkena
a. Pendidikan pada pasien:
 Gangguan diagnostik dan terapi
 Latihan rentang gerak dan kesejajaran tubuh serta teknik postural
 Cara menghindari infeksi hindari kerumunan dan orang yang
mengidap penyakit infeksi
 Diet
 Pemberian obat2 an
 Perawatan kulit
 Fotoproteksi
 Perawatan mulut
 Pentingnya memberitahu dokter/ ke pelayanan kesehatan jika terjadi
demam, batuk, ruam atau nyeri dada, abdomen, otot atau persendia,
terjadi flareups atau gejala memburuk
LANJUTAN

b. Prinsip dasar tindakan pencegahan:


 Monitoring yang teratur
 Penghematan energi
 Fotoproteksi
 Mengatasi infeksi
c. Pengobatan: tergantung jenis lupus. Terapi standar adalah
fotoproteksi, anti-malaria dan steroid topikal, NSAIDs,
kortikosteroid dosis tinggi, anti hipertensi, imunosupresan,
antimalaria. dll
 Pebedahan  untuk pergantian sendi
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Hipertemia
 Kerusakan integritas kulit
 Nyeri
 Risiko cidera
 Ketidakeketifan perfusi jaringan
 Intoleransi aktivitas
 Pola nafas tidak efektif
 Risiko infeksi
 Risiko ketidak seimbangan volume cairan
 dll
KRITERIA HASIL

 Peningkatan rasa nyaman dan penurunan nyeri


 Peningkatan energi
 Mempertahankan mobilitas sendi dan rentang gerak (ROM)
 Mempertahankan keseimbangan cairan
 Mempertahankan integritas kulit
INTERVENSI YANG DAPAT DILAKUKAN

 Beri diet yang seimbang


 Beri makanan halus dan dingin jika merasa sakit disekitar
mulut
 Beri cairan untuk berkumur dengan larutan normal salin
setelah makan untuk membantu proses penyembuhan lesi
pada mulut
 Berikan kompres panas untuk meredakan nyeri sendi dan
kekakuan
 Anjurkan melakukan program latihan rutin dan ROM
LANJUTAN

 Jelaskan tentang manfaat obat dan efek sampingnya


 Terapkan tindakan kewaspadaan jika terjadi kejang atau ada
gangguan SSP
 Pertahankan kehangatan dan lindungi tangan dan kaki jika
menganalisa fenomena Raynaud
 Beri dukungan untuk meningkatkan citra diri pasien
HAL YANG PERLU DIPANTAU DAN
DIPERHATIKAN
 Tanda dan Gejala dari organ yang terganggu
 Adanya darah pada sekret, urin dan feses
 Adanya kerontokan rambut
 Adanya petekie, perdarahan, ulkus, palor, dan lebam pada
kulit dan membran
 Respons terhadap terapi
 Komplikasi
 Status nutrisi
 Mobilisasi sendi
 Aktivitas Kejang

Anda mungkin juga menyukai