Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

DENGAN MASALAH SISTEM


MUSCULOSKELETAL (OSTEOPOROSIS
PADA FRAKTUR)

KELOMPOK 3

ANNISA FEBRI MOHAMAD


FITRIYANI ABD GANI
LISTIYAWATI HARUN
NUR OKTAVIANI A. DATAU
VIDRIAN RAJIB KASIM
Konsep Medis
 Definisi
Osteoporosis Adalah suatu keadaan
pengurangan jaringan tulang per unit volume,
sehingga tidak mampu melindungi atau
mencegah terjadinya fraktur terhadap trauma
minimal. Secara histopatologis osteoporosis
ditandai oleh berkurangnya ketebalan korteks
disertai dengan berkurangnya jumlah maupun
ukuran trabekula tulang.
 Etiologi

 Determinan massa tulang


Massa tulang maksimal pada usia dewasa ditentukan oleh berbagai
factor antara lain : Faktor genetik, Faktor mekanis, Faktor makanan
dan Hormon

 Determinan pengurangan massa tulang


Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penurunan massa tulang
pada usia lanjut yang dapat mengakibatkan fraktur osteoporosis
antara lain : Faktor genetik, Fakor mekanis, Faktor lain seperti :
Kalsium,Protein,Estrogen,Rokok dan Kopi,Alkohol
 Patofisiologi

Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkan massa


tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Genetik, nutrisi, gaya hidup (merokok,
minum kopi), dan aktifitas fisik mempengaruhi puncak massa tulang.
Kehilangan karena usia mulai segera setelah tercapai puncaknya massa tulang.
Menghilangnya estrogen pada saat menopause mengakibatkan percepatan
resorbsi tulang dan berlangsung terus selama tahun-tahun pasca menopause.
Faktor nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin D penting
untuk absorbsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Diet
mengandung kalsium dan vitamin D harus mencukupi untuk mempertahankan
remodelling tulang dan fungsi tubuh. Asupan kalsium dan vitamin D yang tidak
mencukupi selama bertahun-tahun mengakibatkan pengurangan massa tulang
dan pertumbuhan osteoporosis.
Konsep Dasar Keperawatan

 Pengkajian

Pengumpulan data yang akurat dan sistematis 
akan membantu dalam menentukan statuskese
hatan dan pola pertahanan penderita, mengide
ntifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderit
a
yang dapat diperoleh melalui anamnese, pemer
iksaan fisik dan riwayat psikososial.
 Pemeriksaan Fisik

 B1 (Breathing)
Inspeksi : Ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri
Perkusi : Cuaca resonan pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Pada kasus lanjut usia, biasanya didapatkan suara ronkib. 

 B2 ( Blood)

Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering terjadi keringat dingin dan pusing. Adanya pul
sus perifermemberi makna terjadi gangguan pembuluh darah atau edema yang berkaitan de
ngan efek obat

B3 ( Brain)

Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah, klien dapat mengeluh pu
sing dan gelisah.
a) Kepala dan wajah : ada sianosis
b) Mata : Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
c) Leher : Biasanya JVP dalam normal
Nyeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal yang disadari dan halus merup
akan indikasiadanya satu fraktur atau lebih, fraktur kompresi vertebra
B4 (Bladder)

Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem pe
rkemihan.

B5 ( Bowel)
Untuk kasus osteoporosis, tidak ada gangguan eliminasi namun perlu dikaji
frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses.

B6 ( Bone)
Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumna vertebralis. Klien osteoporosis
sering menunjukan kifosis atau gibbus (dowanger’s hump) dan penurunan tinggi
berat badan. Ada perubahan gaya berjalan, deformitas tulang, leglength inequality
dan nyeri spinal. Lokasi fraktur yang sering terjadi adalah antarvertebrata torakalis
8 dan umbilikus 3.
Penyimpangan KDM
NORMAL

PENURUNAN PROD
HORMON

PENURUNAN MASSA TULANG

OSTEOPOROSIS (GANGGUAN
MUSCULOSKELETAL)

KIPOSIS GIBBUS

PENGARUH PADA FISIK PENGARUH PADA PSIKOSOSIAL

KETERBATASAN GERAK
KONSEP DIRI MENURUN
- ISOLASI SOSIAL
- INFEKTIF KOPING
GANGGUAN MOBILOTAS
FISIK

Spasme otot
FRAKTUR

RESEPTOR NYERI
DEFISIT
RESIKO PENGETAHUAN
CEDERA NYERI AKUT
Diagnosa keperawatan
 Nyeri akut yang berhubungan dengan dampak sekunder
dari fraktur vertebra
 Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan
keterbatsan gerak
 Risiko cedera berhubungan dengan dampak sekunder
perubahan skeletal dan ketidaseimbangan tubuh
 Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan salah
persepsi, kurang informasi
Intervensi
NO SDKI SLKI SIKI
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
keperawatan selama 1x24 Tindakan:
jam maka tinkat nyeri Observasi
menurun dengan criteria 1. Identifikasi lokasi,
hasil : durasi, frekuensi, kualitas,
1. keluhan nyeri menurun intensitas nyeri
2. meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
sikap protektif menurun Terpeutik
3. gelisah menurun 3. Berikan teknik non
kesulitan tidur menurun farmakologi untuk
4. frekuensi nadi membaik mengurangi rasa nyeri mis,
TENS, hypnosis, terapi
music, terapi pijat,
kompres hangat
Edukasi
4. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
5. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetic jika perlu.
NO SDKI SLKI SIKI
2 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan Dukungan ambulasi:
  tindakan keperawatan Tindakan:
1x24 jam maka: Ekspetasi Observasi
meningkat 1. Identifikasi adanya
Kriteria hasil: nyeri atau keluhan fisik
1. Pergerakan ektremitas lainnya
meningkat
2. Kekuatan otot Terapeutik
meningkat 2. Fasilitas aktivitas
3. Rentang gerak ambulasi dengan alat
(ROM)meningkat bantu mis, tongkat, kruk.
4. Nyeri menurun
5. Kecemasan menurun Edukasi
6. Kaku sendi menurun 3. Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
NO SDKI SLKI SIKI

3 Risiko Cedera Setelah dilakukan Pencegahan Cedera


tindakan keperawatan Tindakan
selama 1x24 jam tingkat Observasi
cedera menurun dengan - Indetifikasi area
criteria hasil : lingkungan yang berpotensi
1. Kejadian cedera menyebabkan cedera
menurun
2. Luka/lecet menurun Terapeutik
- Sediakan pencahayan yang
memadai

Edukasi
- Jelaskan alas an intervensi
pencegahan jatuh kepasien
dan keluarga
NO SDKI SLKI SIKI
4 Deficit Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
keperawatan selama 1x24 Tindakan
jam maka tingkat Observasi
pengetahuan meningkat - Identifikasi kesiapan dan
dengan criteria hasil : kemampuan menerima informasi
1. Perilaku sesuai anjuran
meningkat Terapeutik
2. Verbalisasi minat dalam - Sediakan materi dan media
belajar meningkat pendidikan kesehatan
3. Kemampuan menjelaskan
pengetahuan tentang suatu Edukasi
topic meningkat - jelaskan factor risiko yng dapat
4. Kemampuan memepengaruhi kesehatan
menggambarakan
pengalaman sebelumnya
yang sesuai dengan topic
meningkat
5. Perilaku sesuai dengan
pengetahuan meningkat
6. Pertanyaan tentang
masalah yang di hadapi
menurun
7. Persepsi yang keliru
terhadap masalah menurun

Anda mungkin juga menyukai