Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

MENINGITIS PADA ANAK


BAB I
LAPORAN KASUS
• IDENTIFIKASI
Nama : An R
Umur : 10 tahun 8 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Nama Ayah : Abdul Karim
Nama Ibu : Saida
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Kampung Teladan Binanga
MRS : 07 September 2021

• ANAMNESA
(Alloanamnesis dengan ibu penderita, 07 September 2021)
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Keluhan Tambahan : Demam dan kejang
 
• Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat batuk berulang (+)
• Riwayat Perkembangan
Berbalik : 3 bulan
• Riwayat Penyakit Dalam Keluarga Tengkurap : 4 bulan
Riwayat sakit yang sama dalam keluarga disangkal Merangkak : 6 bulan
Duduk : 7 bulan
Berdiri : 9 bulan
• Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Berjalan : 1 tahun
Masa kehamilan : Cukup bulan
Berbicara : 1 tahun (beberapa suku kata)
Partus : Spontan
Kesan : Perkembangan motorik dalam batas normal
Ditolong oleh : Bidan
 
Tanggal : 01 Januari 2011
• Riwayat Imunisasi
Berat badan lahir: 3000 gram
BCG : 1 kali, usia 1 bulan (scar positif)
Panjang badan lahir : 50 cm
DPT :-
Keadaan saat lahir : Langsung menangis
Polio : 2 kali
• Riwayat Makan
Hepatitis B : 3 kali
ASI : Lahir – sekarang
Campak :-
Bubur susu : 6 bulan – 1 tahun
Kesan : Imunisasi dasar belum lengkap
Nasi biasa : 1 tahun – sekarang
• PEMERIKSAAN FISIK Leher : Pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat.
Tanggal pemeriksaan: 07 September 2021
Keadaan Umum
Thorak
Kesadaran : E2M4V2
Paru-paru
Nadi : 74 x/menit, reguler, isi dan tegangan: cukup
Inspeksi : Statis, dinamis simetris, retraksi subcostal (-)
Pernapasan : 22 x/menit
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Suhu : 36,6 °c
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Berat Badan : 23 kg
Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronki (+), wheezing (-), stridor (-)
Tinggi Badan : 120 cm
Anemis : tidak ada
Sianosis : tidak ada Jantung
Ikterus : tidak ada Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat, voussure cardiac tidak terlihat
Dispnea : tidak ada Palpasi : Thrill tidak teraba, iktus tidak teraba
Edema : tidak ada Perkusi : Dalam batas normal
  Auskultasi : HR: 120 x/menit, irama reguler, BJ I-II normal, murmur (-),
gallop (-).
• Keadaan Spesifik
Kepala
Bentuk : Normosefali, simetris Abdomen
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut Inspeksi : Datar
Mata : Cekung (-), Pupil bulat isokor ø 3 mm, reflek cahaya +/+ normal, Palpasi : Lemas, hepar dan lien tidak teraba
konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), edema palpebra -/-
Hidung : Sekret (-), napas cuping hidung (-). Perkusi : Timpani

Telinga : Sekret (-) Auskultasi : Bising usus (+) normal

Mulut : mulut dan bibir kering (-), sianosis (-). Lipat paha dan genitalia : Pembesaran KGB (-)

Tenggorokan : T1-T1 hiperemis (-) Ekstremitas : Akral dingin (-), sianosis (-), edema pretibial (-), spastik (+),
CRT < 2 detik
• Pemeriksaan Neurologis PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Fungsi motorik
Fungsi sensorik : Dalam batas normal 07 September 2021
Fungsi nervi craniales : Dalam batas normal Pemeriksaan Hematologi
GRM : Kaku kuduk (+) , Brudzinsky I, II (+), Kernig sign (+) No Parameter Hasil Rujukan
1 Hb 11 g/dl Lk : 14-16 g/dl ; Pr : 12-13 g/dl
2 Ht 31 % Lk: 40-44 % ; Pr: 37-43 %
3 Leukosit 11.500 / mm 3
5.000-10.000 / mm3
Pemeriksaan Tungkai Tungkai Kiri Lengan Lengan Kiri 4 Eritrosit 4,06 / µL 4.5- 5.5 /µL
Kanan Kanan 5 Trombosit 276.000 / µL 200.000 – 500.000 / µL
Gerakan Terbatas Terbatas Terbatas Terbatas 6 MCV 76,4 fL 74 – 95 fL
Kekuatan 3 4 3 4 7 MCH 27,2 pg 27 - 32 pg

Tonus Hipertoni Hipertoni Hipertoni Hipertoni 8 MCHC 35,5 g/dl 30 - 65 g/dl

Klonus - -     9 LED - < 15 mm/jam


10 Diff count - 0-1/1-6/2-6/50-70/25-40/2-8 %
Reflek fisiologis Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
11 Retikulosit - 0,5-1,5 %
Reflek patologis Babinsky + Babinsky + - -
12 BSS - <200 mg/dl
Chaddock + Chaddock +
13 Natrium (Na) 136 mEq/L 135-145 mEq/L
Openheim + Openheim + 14 Kalsium (Ca) 1,1 mg/dl 1,15 – 1,32 mg/dl
Gordon + Gordon + 15 Phospor - 2,5 – 7,0 mg/dl
16 Feritin - 13-400 ng/ml
17 Besi - 61-157 µg/l
18 TIBC - 112-346 µd/dl
19 Antigen SARS Negatif Negatif
Covid 19
Pemeriksaan Rontgen Thorax (07 September 2021) • Pemeriksaan Head CT Scan Non Contras (10 September 2021)

Pada pemeriksaan foto toraks didapatkan :


•Cor kesan tidak membesar
•Sinus dan diagfragma normal
•Mediastinum superior tidak melebar
•Corakan bronkovaskular normal
•Hilus normal Kesimpulan :
•Tidak jelas adanya infiltrat
Kesan : Tak tampak TB Paru maupun Pneumonia • Sugestif lesi iskemik difus di basal ganglia kiri
Tak tampak Cardiomegali
• Daerah infratentorial yang terscanning tidak menunjukkan lesi patologis
DIAGNOSIS BANDING • Inj Omeprazole 1 amp/ 12 jam (IV)
Meningitis bakterialis • Inj Fenitoin 500 mg dalam 20 cc NaCl 0,9% habis dalam 20”
kemudian 12 jam berikutnya 50mg dalam 20 cc NaCl 0,9%
Meningitis tuberkulosis habis dalam 20”
Ensefalitis virus • Diet Via NGT 100 cc/ 2 jam

 DIAGNOSIS KERJA Rencana :


Penurunan Kesadaran ec Meningitis Bakterialis • Cek DR, KGD, Elektrolit
  • Head CT Scan
PENATALAKSANAAN • Rawatan HCU
• O2 canul 1-2 L/m • Pemasangan kateter dan NGT
• IVFD NaCl 0,9% 30 gtt/i  
• Inj Ceftriaxone 1 gr /12 jam (IV) PROGNOSIS
• Inj Dexametasone 1 amp/ 12 jam (IV) Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Inj Parasetamol 500 mg/ 8jam (IV) Quo ad functionam : dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Meningitis
Definisi: Epidemiologi:
Peradangan atau inflamasi pada selaput Resiko terbesar pada bayi (1 – 12 bulan);
otak (meninges) termasuk dura, 95 % terjadi antara 1 bulan dan 5 tahun,
arachnoid dan pia mater yang melapisi tetapi meningitis dapat terjadi pada
otak dan medulla spinalis yang dapat setiap umur. Resiko tambahan adalah
disebabkan oleh beberapa etiologi kolonisasi baru dengan bakteri patogen,
(infeksi dan non infeksi) dan dapat kontak erat dengan individu yang
diidentifikasi oleh peningkatan kadar menderita penyakit invasif, perumahan
leukosit dalam likuor cerebrospinal padat penduduk, kemiskinan, ras kulit
(LCS).1 hitam, jenis kelamin laki-laki dan pada
bayi yang tidak diberikan ASI pada umur
2 – 5 bulan. Cara penyebaran dari kontak
orang ke orang melalui sekret atau
tetesan saluran pernafasan.2
Etiologi:
• Virus : Mumps, EBV, Varicella, Measles, Influenza
Patofisiologi:
Manifestasi Klinis:
Meningitis mempunyai karakteristik yakni onset yang mendadak dari
demam, sakit kepala dan kaku leher (stiff neck). Biasanya juga disertai
beberapa gejala lain, seperti :
• Mual
• Muntah
• Fotofobia (sesitif terhadap cahaya)
• Perubahan atau penurunan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang: • TBC milier
• Leukemia
• Lumbal pungsi • Mastoiditis kronik yang divurigai
meningitis
• Indikasi • Sepsis
• Kejang atau twitching
• Paresis atau paralisis termasuk
paresis N.VI
• Koma • Kontraindikasi
• Ubun-ubun besar membonjol
• Kontraindikasi mutlak pungsi lumbal
• Kaku kuduk dengan kesadaran adalah pada syok, infeksi di daerah
menurun sekitar tempat pungsi, tekanan
intrakranial meninggi yang
disebabkan oleh adanya proses desak
ruang dalam otak (space occupaying
lesion) dan pada kelainan pembekuan
yang belum diobati. Pada tekanan
intrakranial meninggi yang diduga
karena infeksi (meningitis) bukan
kontraindikasi tetapi harus dilakukan
dnegan hati-hati.
• Analisa cairan serebrospinal
• Diagnosa Banding • Komplikasi
• Abses otak • Syok septik, termasuk DIC
• Ensefalitis • Koma
• Herpes Simplex Ensefalitis • Kejang (30-40% pada anak)
• Kejang Demam • Edema serebri
• Neoplasma • Septic arthritis
• Subarachnoid Hemorrhagic • Efusi pericardial
• Anemia hemolitik
 
Tatalaksana
• Menurut Pedoman Pelayanan Medis IDAI tahun 2010, terapi empirik pada bayi
dan anak dnegan meningitis bakterial sebagai berikut :

• Usia 1 – 3 bulan :
• Ampisilin 200-400 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis + Sefotaksim 200-300
mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis, atau
• Seftriakson 100 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 2 dosis

• Usia > 3 bulan :


• Sefotaksim 200-300 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 3-4 dosis, atau
• Seftriakson 100 mg/kgBB/hari IV dibagi 2 dosis, atau
• Ampisilin 200-400 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis + Kloramfenikol 100
mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis

• Jika sudah terdapat hasil kultur, pemberian antibiotik disesuaikan dengan hasil
kultur dan resistensi.
Prognosis Makin muda umur pasien makin jelek prognosisnya;
pada bayi baru lahir yang menderita meningitis
Prognosis pasien meningitis tergantung dari angka kematian masih tinggi. Infeksi berat disertai
banyak faktor, antara lain: DIC mempunyai prognosis yang kurang baik. Apabila
pengobatan terlambat ataupun kurang adekuat
• Umur pasien dapat menyebabkan kematian atau cacat yang
permanen. Infeksi yang disebabkan bakteri yang
• Jenis mikroorganisme resisten terhadap antibiotik bersifat fatal.
• Berat ringannya infeksi
• Lamanya sakit sebelum mendapat
pengobatan
• Kepekaan bakteri terhadap antibiotic yang
diberikan

Dengan deteksi bakteri penyebab yang baik


pengobatan antibiotik yang adekuat dan pengobatan
suportif yang baik angka kematian dan kecacatan
dapat diturunkan. Walaupun kematian dan
kecacatan yang disebabkan oleh bakteri gram negatif
masih sulit diturunkan, tetapi meningitis yang
disebabkan oleh bakteri-bakteri seperti H.influenzae,
pneumokok dan meningokok angka kematian dapat
diturunkan dari 50-60% menjadi 20-25%. Insidens
sequele Meningitis bakterialis 9-38%, karena itu
pemeriksaan uji pendengaran harus segera
dikerjakan setelah pulang, selain pemeriksaan klinis
BAB III
ANALISA KASUS
• Seorang anak laki-laki usia 10 tahun 8 bulan, berat badan • Pada riwayat penyakit dahulu didapatkan riwayat
23 kg, panjang badan 120 cm, beragama Islam, alamat menderita sakit yang sama sebelumnya (-), riwayat batuk
Kampung Teladan, Binanga, MRS 07 September 2021 berulang (+), riwayat kontak dengan penderita TB (-).
pukul 20.00 WIB dengan keluhan utama penurunan Riwayat sakit yang sama dalam keluarga disangkal.
kesadaran dan keluhan tambahan demam disertai kejang.

• Pada pemeriksaan fisik penderita nampak sakit berat,


• Dari alloanamnesa Sejak ± 5 hari SMRS, penderita kesadaran somnolen E2M4V53, nadi 74 x/menit dengan isi
mengalami demam, tinggi terus menerus, disertai batuk dan tegangan cukup , pernafasan 22 x/menit, suhu 36,6 º
(+), pilek (-). Penderita dibawa berobat ke puskesmas C, berat badan 23 kg, panjang badan 120 cm. Pada
Binanga dan dirawat, selama perawatan pasien mengalami keadaan spesifik didapatkan anemis (-), sklera ikterik (-),
(+), frekuensi 3x/24 jam, general (+) seluruh tubuh durasi mata cekung tidak ada, cor dan pulmo dalam batas
±5 menit, setelah kejang pasien tidak sadar. Setiap kejang normal, abdomen datar, lemas dan cubitan kulit kembali
pasien diberi obat anti epileptic intravena. Pasien di rujuk cepat, dan pada ekstremitas akral dingin tidak ada. Pada
ke RSUD Gunung Tua dan dikonsulkan ke departemen pemeriksaan neurologikus didapatkan fungsi motorik pada
Anak. tungkai dan lengan berupa gerakan terbatas, kekuatan 3
untuk tungkai dan lengan kanan serta 4 untuk tungkai dan
lengan kiri, hipertoni pada keempat ekstremitas, refleks
fisiologis yang meningkat, dan pada tungkai didapatkan
refleks babinsky positif. Fungsi sensorik dan nervus
craniales dalam batas normal. Gejala rangsang meningeal
berupa kaku kuduk (+), Brudzinsky I, II (+), Kernig sign (+).
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya
leukositosis.
• Dari pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda
infeksi intrakranial seperti gangguan kesadaran,
gangguan neurologis berupa refleks fisiologis • Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini
yang meningkat dan refleks babinsky + pada antara lain pemberian O2 via nasal canul 1-
kedua tungkai. Hasil ini dapat memperkuat 2L/m, IVFD NaCl 0,9% 30gtt/menit, antibiotik
kemungkinan terjadinya infeksi intrakranial ceftriaxone dengan dosis 1gr/12 jam,
berupa meningitis. Pada pemeriksaan fisik juga paracetamol 500mg/8 jam inj. IV, omeprazole 1
terdapat demam sebelumnya dan tidak pernah amp/12 jam inj. IV, fenitoin 500mg dalam NaCl
dijumpai kejang sebelumnya, sehingga 0,9% habis dalam 20 menit, kemudian 12 jam
kemungkinan penyakit seperti epilepsi dapat berikutnya 500mg dalam 20cc NaCl 0,9% habis
disingkirkan. dalam 20 menit. Diberikan pula golongan
glukokortikoid seperti kortikosteroid
dexametason 1 amp/12 jam inj. IV. Pada kasus
• Pada hasil rontgen toraks tidak didapatkan ini,diagnosis banding meningitis bakterialis
kesan TB paru ataupun pneumonia. adalah meningitis tuberkulosis, meningitis
aseptik/viral dan ensefalitis viral. Ada pun
perbedaan antara meningitis bakterialis dengan
ketiga penyakit ini adalah:
• Meningitis bakterialis • Ensefalitis
Manifestasi klinis seperti demam, sakit kepala, muntah, Pada ensefalitis terdapat trias yakni demam tinggi,
kaku kuduk dan adanya tanda rangsang meningeal . penurunan kesadaran, dan kejang. Pada meningitis
Umumnya cairan serebrospinal berwarna opalesen terdapat trias juga yakni demam kejang dan kaku
sampai keruh. Reaksi Nonne dan Pandy umumnya kuduk. Pada pasien ini tidak terdapat kaku kuduk
didapatkan positif kuat. Jumlah sel umumnya ribuan karena pada usia < 1 tahun, kaku kuduk nya tidak khas.
per milimeter kubik cairan yang sebagian besar terdiri
dari sel polimorphonuclear (PMN). Kadar glukosa < 40  
dan kadar protein meningkat yakni 200-500 mg/dl. • Prognosis pada meningitis bakterialis ditentukan dari
Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan leukositosis beberapa faktor yaitu umur pasien, jenis
yang tinggi dengan pergeseran ke kiri (Shift to the left). mikroorganisme, berat ringannya infeksi, lamanya
  sakit sebelum mendapat pengobatan dan kepekaan
bakteri terhadap antibiotik yang diberikan. Dengan
• Meningitis tuberkulosis deteksi bakteri penyebab yang baik maka
pengobatan antibiotik yang adekuat dan pengobatan
Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, suportif yang baik dapat diberikan sehingga dapat
sakit kepala, pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu menurunkan angka kematian dan kecacatan akibat
biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa meningitis bakterialis. Maka prognosis pada pasien
pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan ini quo ad vitam dubia ad bonam dan quo ad
menjadi kurang jelas. Selain itu, juga terdapat riwayat fungsionam dubia ad bonam.
kontak dengan penderita TB. Uji tuberkulin yang positif,
kelainan radiologis yang tampak pada foto roentgen
thorak dan terdapatnya sumber infeksi dalam keluarga
hanya dapat menyokong diagnosis. Pada hasil
pemeriksaan lumbal pungsi, didapatkan warna jernih,
jumlah sel meningkat MN > PMN, protein meningkat
diatas 100 mg/dl dan glukosa < 35 mg/dl.
DAFTAR PUSTAKA
1. Saharso D, dkk. Infeksi Susunan Saraf Pusat. Dalam : Soetomenggolo TS, 9. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2.
Ismael S, penyunting. Buku Ajar Neurologi Anak. Jakarta: BP IDAI; 1999. h. Jakarta: Bagian Kesehatan Anak FKUI; 1985. h.558-65, 628-9.
40-6, 339-71
10. Pudjiadi AH,dkk. Ed. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
2. Razonable RR, dkk. Meningitis. Updated: Mar 29 th, 2011. Available from Indonesia. Jilid 1. Jakarta : Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia;
: http://emedicine.medscape.com/article/ 232915-overview. Accessed 2010. h. 189-96.
May 29th,2011.
11. Pusponegoro HD, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi
3. Tan TQ. Meningitis. In : Perkin RM, Swift JD, Newton DA, penyunting. ke-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2004 : 200 – 208.
Pediatric Hospital Medicine, textbook of inpatient management.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2003. h. 443-6. 12. Cordia W,dkk. Meningitis Viral. Updated: Mar 29th, 2011. Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/1168529-overview.
4. Sitorus MS. Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal. Available from : Accessed May 29th, 2011.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3546/1/anatomi-mega2
.pdf 13. Anonymous. Meningitis. Centers for Disease Control and Prevention.
. Accessed June 1st, 2011. Updated: August 6th, 2009 Available from :
http://www.cdc.gov/meningitis/about/ prevention.html. Accessed June
5. Anonymous. Meningitis. Centers for Disease Control and Prevention. 1st, 2011.
Updated: August 6th, 2009 Available from :
http://www.cdc.gov/meningitis/about/causes.html. Accessed May 29th, 14. Bakta, M. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC
2011.
6. Fenichel GM. Clinical Pediatric Neurology. 5th ed. Philadelphia : Elvesier
saunders; 2005. h. 106-13.
7. Prober CG. Central Nervous System Infection. Dalam : Behrman,
Kliegman, Jenson, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17.
Philadelphia: Saunders; 2004. h. 2038-47.
8. Muller ML, dkk. Pediatric Bacterial Meningitis. May 11 th, 2011. Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/961497-overview.
Accessed May 29th, 2011.

Anda mungkin juga menyukai