Anda di halaman 1dari 45

AKUT ABDOMEN

Dea Yulia Lubis


Pendahuluan

 Akut abdomen merupakan suatu gejala-gejala dengan onset akut dan megarah pada
penyebab dalam abdomen. Keadaan akut abdomen merupakan keadaan darurat dan dapat
mengancam nyawa bila tidak ditatalaksana dengan tepat. Gejala utama pada akut abdomen
adalah nyeri perut.
 Akut abdomen biasanya memerlukan tatalaksana pembedahan segera. Keadaan darurat
dalam abdomen dapat disebabkan karena infeksi, obstruksi, iskemia, atau perforasi

Refolinda SA, Eriantono M, Alfarisi R, Willy J. Perbedaan Lamanya Rawat Inap Pasien Post Appendektomi Pada Appendiksitis Akut
dan Appendiksitis Perforasi. ARTERI: Jurnal Ilmu Kesehatan. 2020 Aug 31;1(4):276-83.
Definisi

 Akut abdomen atau nyeri akut abdomen adalah suatu kasus kegawatdaruratan pada
abdomen yang dapat terjadi karena masalah bedah dan non bedah, ditandai dengan keluhan
nyeri abdomen yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung maksimal selama 5 hari

Flasar MH, Cross R, Goldberg E. Acute abdominal pain. Primary Care: Clinics in Office Practice. 2006 Sep 1;33(3):659-
84.
Epidemiologi

 Kasus akut abdomen merupakan salah satu keluhan paling umum yang membawa pasien
ke Emergency Department , tercatat 7-10% dari semua kunjungan (Hastings and Powers,
2011). Di Pediatric Complex of Bangui, akut abdomen pada anak merupakan salah satu
alasan konsultasi paling banyak, dengan frekuensi 8,5% (Séréngbé et al., 2002). Pada
tahun 2007, 9% dari 962 anak-anak dari umur 4 sampai 17 tahun pergi ke Rumah Sakit
Universitas di Iowa dengan keluhan akut abdomen (Loening-Baucke and Swidsinski,
2007).
 Berdasarkan data rekam medik RSUD Karawang, dari total 10.435 kunjungan di UGD
selama tahun 2012, 405 kasus di antaranya ialah pasien akut abdomen dengan berbagai
penyebab. Peritonitis merupakan salah satu dari sekian banyak penyebab akut abdomen
yang menyumbang 1% insiden pasien yang datang ke UGD dan merupakan penyebab
utama kedua dari sepsis pada pasien di ICU secara global

Refolinda SA, Eriantono M, Alfarisi R, Willy J. Perbedaan Lamanya Rawat Inap Pasien Post Appendektomi Pada Appendiksitis Akut
dan Appendiksitis Perforasi. ARTERI: Jurnal Ilmu Kesehatan. 2020 Aug 31;1(4):276-83.
Etiologi

 Bedah • Non Bedah

• Perdarahan • Ganguan metabolic dan endokrin


• Infeksi • Ganguan hematologi
• Perforasi
• Obat-obatan dan racun
• Obstruksi
• Iskemia
Anatomi Abdomen

Collins JT, Nguyen A, Badireddy M. Anatomy, abdomen and pelvis, small intestine.
Wade CI, Streitz MJ. Anatomy, Abdomen and Pelvis, Abdomen. InStatPearls [Internet] 2022 Jul 25. StatPearls Publishing.
Patofisiologi Nyeri

 Nyeri akut adalah respons fisiologis yang normal terhadap rangsangan kimiawi, suhu, atau
mekanis yang terkait dengan penyakit akut, trauma, atau pembedahan, ini merupakan
mekanisme perlindungan fisiologis terhadap efek kerusakan jaringan. Respon nyeri
berguna sebagai sinyal peringatan akan adanya kerusakan jaringan yang diikuti rangsangan
pada sistem saraf somatik dan simpatis (Stork dan Hofmann-Kiefer, 2009).
 Trauma jaringan melepaskan zat hiperalgesik seperti bradikinin, prostaglandin, histamin,
serotonin, ‘faktor pertumbuhan saraf’, ion hidrogen, adenosin trifosfat (ATP), dan sel
imun, yang menyebabkan aktivasi sistem nosiseptif dan timbulnya sensasi nyeri (Stork dan
Hofmann-Kiefer, 2009).
 Selain karena hiperalgesia, nyeri kronis dan visceral dapat terjadi karena peradangan lokal,
sensitisasi nosiseptor, dan sensitisasi sistem saraf pusat.

Flasar MH, Cross R, Goldberg E. Acute abdominal pain. Primary Care: Clinics in Office
Practice. 2006 Sep 1;33(3):659-84.
NYERI ABDOMEN

Jenis Nyeri Letak Nyeri Sifat Nyeri

•Nyeri Viseral •Nyeri Alih


•Nyeri Somatik •Nyeri Proyeksi
•Hiperestesia
•Nyeri Kontinu
•Nyerik Kolik
•Nyeri Iskemik
•Nyeri Pindah
Kalloo AN. Overview of differential diagnoses of abdominal pain. Gastrointestinal
endoscopy. 2002 Dec 1;56(6):S255-7.
JENIS NYERI

Nyeri viseral : Nyeri somatik :


rangsangan pada
peritoneum viseral yang rangsangan pada
menyelimuti organ atau peritoneum parietale
struktur dalam perut, yang dipersarafi saraf
dipersarafi oleh Sistem tepi diteruskan ke
Saraf Otonom.
SSP
Kalloo AN. Overview of differential diagnoses of abdominal pain. Gastrointestinal endoscopy. 2002 Dec 1;56(6):S255-7.
LETAK NYERI

Nyeri viseral : Nyeri somatik :


Tidak dapat Dapat menunjuk
menunjukkan letak nyeri dengan
secara tepat letak jari.
nyeri.

Kalloo AN. Overview of differential diagnoses of abdominal pain. Gastrointestinal endoscopy. 2002 Dec 1;56(6):S255-7.
Letak Nyeri Viseral
ORGAN LOKASI NYERI
Lambung, duodenum, sistem Epigastrium
hepatobilier, dan pankreas

Usus halus, usus besar sampai Sekitar umbilikus


pertengahan kolon traansversum

Pertengahan kolon transversum Perut bagian bawah


sampai kolon sigmoid

KALLOO AN. OVERVIEW OF DIFFERENTIAL DIAGNOSES OF ABDOMINAL PAIN. GASTROINTESTINAL ENDOSCOPY. 2002
DEC 1;56(6):S255-7.
Letak Nyeri Somatik
LETAK ORGAN

Abdomen kanan atas Kandung empedu, hati, duodenum,


pankreas, kolon
Epigastrium Lambung, pankreas, duodenum,
kolon
Abdomen kiri atas Limpa, kolon, pankreas

Abdomen kanan bawah Apendiks, sekum, ileum, ureter

Abdomen kiri bawah Kolon, ureter

Suprapubik Buli-buli, uterus, usus halus

Periumbilikal Usus halus

Pinggang/ punggung Pankreas, ginjal

KALLOO AN. OVERVIEW OF DIFFERENTIAL DIAGNOSES OF ABDOMINAL PAIN. GASTROINTESTINAL ENDOSCOPY. 2002
DEC 1;56(6):S255-7.
Sifat Nyeri

 Referred pain
 Nyeri yang terjadi pada satu segmen saraf autonom.
 Radiated pain
 Nyeri yang terjadi pada jakur anatomi yang sama.
 Ischemic pain
 Nyeri yang terjadi akibat gangguan vaskular, kemungkinan nekrosis
 Hiperestesi
 Nyeri yang terjadi pada kulit akibat proses yang terjadi pada organ dibawahnya.

KALLOO AN. OVERVIEW OF DIFFERENTIAL DIAGNOSES OF ABDOMINAL PAIN. GASTROINTESTINAL ENDOSCOPY. 2002
DEC 1;56(6):S255-7.
Nyeri intermiten
(kolik)

- Rasa penuh di
abdomen
- lokalisir ringan Obtruksi intestinal Obtruksi saluran
Nyeri dalam - Gelisah (rasa kecil (traktus
beberapa menit - sering menggeliat mencengkeram & biliaris  kolik
diikuti dengan  mencari posisi memuncak) berat bilier, ureter, tuba
remisi komplit nyaman tapi masih dapat uteri) tidak dapat
ditahan ditahan
- sering menekan
dinding abdomen
 kurangi nyeri

KALLOO AN. OVERVIEW OF DIFFERENTIAL DIAGNOSES OF ABDOMINAL PAIN. GASTROINTESTINAL ENDOSCOPY. 2002
DEC 1;56(6):S255-7.
Nyeri kontinyu

Nyeri dalam
hitungan Indikasi:
Intensitas:
jam/hari inflamasi
menetap
tanpa periode peritoneal
seluruhnya
relief dan iskemi
komplit

KALLOO AN. OVERVIEW OF DIFFERENTIAL DIAGNOSES OF ABDOMINAL PAIN. GASTROINTESTINAL ENDOSCOPY. 2002
DEC 1;56(6):S255-7.
Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri abdomen
 Onset
 Lokasi
 Durasi
 Karakteristik nyeri
 Faktor yang memperberat & memperingan
 Penjalaran nyeri
 Waktu tertentu Cruz HH, Mayasari D. Aspek Klinis dan Tatalaksana Apendisitis Akut. Jurnal
Kedokteran Universitas Lampung. 2023 Jan 30;6(2):79-83.
Keluhan Tambahan
■ Demam : Onset, hilang/timbul
■ Mual / Muntah

■ Muntah : makanan, kehijauan, darah, projektil


■ Diare : Hematochezia, Melena

■ Ikterus
■ Hematemesis
■ Riwayat penyakit dahulu :
• Penyakit yang mungkin berhubungan dengan sakit perutnya
• Sakit berulang atau pertama kali
• Riwayat operasi
Cruz HH, Mayasari D. Aspek Klinis dan Tatalaksana Apendisitis Akut. Jurnal
Kedokteran Universitas Lampung. 2023 Jan 30;6(2):79-83.
Pemeriksaan Fisik
Auskultasi
Inspeksi • Bising usus
Keadaan Umum • Ekspresi muka meningkat
Tanda Vital pasien • Bising usus
• Posisi pasien & menurun
sikap berbaring
• Distensi abdomen Perkusi
• Tanda trauma • Nyeri ketok
• Bunyi

Palpasi
Tanda dan Uji • Nyeri tekan
Colok dubur Khusus • Nyeri lepas
• Deffence muscular
Inspeksi

■ Kembung atau cekung


■ Spider naevi
■ Gambaran usus
■ Peristaltik usus
■ Sikatriks bekas operasi

Cruz HH, Mayasari D. Aspek Klinis dan Tatalaksana Apendisitis Akut. Jurnal
Kedokteran Universitas Lampung. 2023 Jan 30;6(2):79-83.
Auskultasi

• Bising usus (Dalam kondisi normal


bising usus memiliki frekuensi 5-30
x/menit)
• Dengarkan apakah terdapat
perubahan pada suara atau frekuensi
dari bising usus
• Pada kasus ileus obstruksi akan
dijumpai suara metallic sound
sedangkan pada ileus paralitik akan
dijumpai penurunan frekuensi
peristaltik hingga hilangnya suara
bising usus
Cruz HH, Mayasari D. Aspek Klinis dan Tatalaksana Apendisitis Akut.
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung. 2023 Jan 30;6(2):79-83.
Palpasi

■ Palpasi dalam (deep


palpation)
■ Nyeri tekan
■ Nyeri lepas / “rebound
tenderness”
■ “muscle guarding”

Cruz HH, Mayasari D. Aspek Klinis dan Tatalaksana Apendisitis Akut. Jurnal
Kedokteran Universitas Lampung. 2023 Jan 30;6(2):79-83.
Perkusi

■ Nyeri ketok
■ Pekak hepar
(pneumoperitoneum)
■ “shifting dullness”
■ Timpani

Cruz HH, Mayasari D. Aspek Klinis dan Tatalaksana Apendisitis Akut. Jurnal
Kedokteran Universitas Lampung. 2023 Jan 30;6(2):79-83.
Pemeriksaan inguino-skrotal

■ Hernia skrotalis
inkarserata
■ Hernia inguinalis
inkarserata
■ Hernia femoralis Pratama Y. Aspek Klinis dan Tatalaksana Apendisitis Akut pada Anak.
Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika. 2022 Oct 7;5(2):33-42.
■ Orchitis
Colok dubur

■ Anus : fissura, fistula


■ Sfingter
■ Mukosa / tumor
■ Ampulla
■ Prostat (laki-laki) dan
adneksa (wanita)
■ Nyeri
■ Sarung tangan : darah,
lendir, feses

Pratama Y. Aspek Klinis dan Tatalaksana Apendisitis Akut pada Anak.


Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika. 2022 Oct 7;5(2):33-42.
Pemeriksaan Penunjang
■ Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah : Darah rutin Hb, Leko, diff count
2. Faal hepar, pankreas, ginjal (bilirubin, amilase, ureum /
kreatinin)

3. Pemeriksaan urin : hematuria, bakteriuria, bilirubinuria


4. Pemeriksaan feses : darah samar, melena,
hematochezia

Mannana A, Tangel SJ, Prasetyo E. Diagnosis akut abdomen akibat peritonitis. e-CliniC. 2021;9(1).
5. Pemeriksaan lain yang diperlukan (CRP, procalsitonin)

• CRP adalah suatu reaktan fase akut yang mulai naik 8 – 12 jam setelah awal
proses inflamasi, dan memuncak antara 24 dan 48 jam. CRP diperiksa bila
akut abdomen diduga disebabkan oleh proses inflamasi.

• Penelitian yang dilakukan oleh Gavela, dkk. (2012) tentang evaluasi


procalcitonin (PCT) dan CRP sebagai prediktor derajat keparahan
apendisitis pada anak kecil, mereka mendapatkan bahwa CRP dan PCT
dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi hasil akhir apendisitis akut
pada anak kecil. Kadar CRP > 3 mg/dl dan/atau PCT > 0,18 mg/mL
memiliki resiko untuk terjadinya komplikasi yang pada akhirnya
menentukan tindakan intervensi

Yusriadi T. HUBUNGAN BIOMARKER PROKALSITONIN DAN C-REACTIVE PROTEIN DENGAN TERJADINYA APENDISITIS KOMPLIKATA
DAN NON KOMPLIKATA PADA ANAK (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Pemeriksaan Penunjang

■ Pemeriksaan radiologi
1. Pemeriksaan foto thoraks : melihat udara
dibawah diafragma dan persiapan operasi
2. Foto polos abdomen / FPA : pre-peritoneal fat,
sebaran gas, batu, udara di rongga peritoneum
3. Foto abdomen dg kontras : Ba-enema, Ba-meal
4. USG, CAT-Scan dan MRI
5. Pemeriksaan lain sesuai indikasi
Mannana A, Tangel SJ, Prasetyo E. Diagnosis akut abdomen akibat peritonitis. e-CliniC. 2021;9(1).
Foto Polos Abdomen

■ Pre-peritoneal fat
■ Garis psoas
■ Sebaran gas dirongga abdomen

Mannana A, Tangel SJ, Prasetyo E. Diagnosis akut abdomen akibat


peritonitis. e-CliniC. 2021;9(1).
Step ladder appearance
Multiple air-fluid level

Pelebaran usus oleh Mannana A, Tangel SJ, Prasetyo E. Diagnosis akut abdomen akibat
udara peritonitis. e-CliniC. 2021;9(1).
Left Lateral Decubitus

pneumoperitoneum

Mannana A, Tangel SJ, Prasetyo E. Diagnosis akut abdomen akibat


peritonitis. e-CliniC. 2021;9(1).
Barium enema

Mannana A, Tangel SJ, Prasetyo E. Diagnosis akut abdomen akibat


peritonitis. e-CliniC. 2021;9(1).
Barium enema

Mannana A, Tangel SJ, Prasetyo E. Diagnosis akut abdomen akibat


peritonitis. e-CliniC. 2021;9(1).
Ultrasonografi

USG Appendisitis
Mannana A, Tangel SJ, Prasetyo E. Diagnosis akut abdomen akibat
peritonitis. e-CliniC. 2021;9(1).
CT- Scan

Mannana A, Tangel SJ, Prasetyo E. Diagnosis akut abdomen akibat


peritonitis. e-CliniC. 2021;9(1).
Diagnosis Banding
Terapi Akut Abdomen

Tatalaksana awal untuk kasus abdomen secara umum meliputi:


 Resusitasi cairan
 Dekompresi dengan NGT
 Pemberian antibiotic
 Pemberian analgetik

Pada kasus tertentu dari akut abdomen yang menyebabkan terjadinya sepsis, maka tatalaksana
yang digunakan sesuai dengan Surviving Sepsis Campaign

Abdullah M, Firmansyah MA. Diagnostic approach and management of acute abdominal pain. Acta Med Indones. 2012 Oct 1;44(4):344-50.
Pemberian Analgetik
Pemilihan pemberian obat antinyeri diberikan melalui 3 tahap:
• Tahap 1.
 Nonopioid, contoh: aspirin, obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS atau NSAID) dan paracetamol.
Obat ajuvan dapat diberikan. Bila nyeri masih menetap atau bertambah maka naik ke tahap berikutnya
• Tahap 2.
 Opioid lemah untuk nyeri ringan–sedang, contoh: codeine. Obat nonopioid dan/atau ajuvan dapat
diberikan. Bila nyeri masih menetap atau bertambah maka naik ke tahap berikutnya. Obat yang umum
diberikan di tahap 2 ini adalah codeine atau tramadol, baik yang dikombinasikan dengan paracatemol
atau tidak.
• Tahap 3
 Opioid untuk nyeri sedang-berat, contoh: morfin, methadone, oxycodone, hydromorphone,
buprenorphine, fentanyl sistem transdermal. Obat nonopioid dan/atau ajuvan dapat diberikan

Reid C, Davies A. The World Health Organization three-step analgesic ladder comes of age. Palliative Medicine. 2004 Apr;18(3):175-6.
Surviving Sepsis Campaign 1 Hour

 Mengukur kadar laktat darah. Mengukur ulang jika kadar laktat awal > 2 mmol/L.
 Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan kultur sebelum pemberian antibiotik
 Pemberian antibiotik spektrum luas.
 Mulai berikan kristaloid 30 mL/kgBB jika hipotensi atau kadar laktat ≥ 4 mmol/L.
 Pemberian vasopresorpada keadaan hipotensi yang gagal diatasi dengan resusitasi cairan
(syok sepsis) agar tekanan MAP ≥ 65 mmHg.
Kesimpulan

 Nyeri akut abdomen dapat disebabkan oleh kelainan ekstra abdomen


 Perlu pengetahuan anoatomi dan fisiologi mengenai organ-organ abdomen, anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang untuk menyingkirkan satu demi satu kemungkinan
penyebab akut abdomen
 Keputusan untuk melakukan tindakan bedah harus segera diambil karena dapat
meningkatkan morbiditas dan mortalitas
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai