kepada pemegang hak untuk mempergunakan dan / atau memperoleh manfaat dari tanah yang dihakinya. Wewenang Pemegang Hak Atas Tanah A. Wewenang Umum → Menggunakan tanah termasuk tubuh bumi, air dan ruang yang ada di atasnya sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah dalam batas-batas tertentu menurut UUPA dan peraturan perundangan lainnya yang lebih tinggi. → Wewenang tsb terbatas pada penggunaan tanah, tidak mencakup pengambilan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. B. Wewenang Khusus → Menggunakan tanahnya sesuai dengan macam-macam hak atas tanah yang dimilikinya. misalnya : HM = dapat untuk pertanian dan dapat pula untuk mendirikan bangunan HGB = hanya untuk mendirikan dan mempunyai bangunan di atas tanah yang bukan miliknya. HGU = menggunakan tanah utk kepentingan perusahaan di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Dasar Hukum Pengaturan Hak Atas Tanah • Pasal 4 ayat 1 UUPA → atas dasar HMN ditentukan macam-macam hak atas permukaan bumi yang disebut tanah yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang baik sendiri maupun bersama- sama dengan orang lain serta badan-badan hukum. Subyek Hak Atas Tanah 1. Perorangan a. WNI b. WNA 2. Sekelompok orang secara bersama-sama 3. Badan hukum privat dan badan hukum publik Macam-macam Hak Atas Tanah Diatur dalam pasal 16 dan pasal 53 UUPA : 1.Hak atas tanah bersifat tetap (ps. 16 UUPA) →artinya hak atas tanah akan tetap ada selama UUPA masih berlaku atau belum dicabut dengan UU yang baru. →macamnya : HM, HGU, HGB, Hak Pakai, Hak Sewa untuk Bangunan, Hak Membuka Tanah, dan Hak Memungut Hasil Hutan. • Hak membuka tanah dan Hak memungut hasil hutan bukan hak atas tanah. • Karena tidak memberikan wewenang kepada pemegang haknya untuk menggunakan tanah atau mengambil manfaat dari tanah yg dihakinya. • Kedua hak tersebut sebagai : “pengejawantahan” dari hak ulayat masyarakat hukum adat. 2. Hak atas tanah bersifat sementara (ps. 53 UUPA) →bahwa hak atas tanah ini sifatnya sementara, dalam waktu yg singkat akan dihapus karena mengandung sifat-sifat pemerasan, feodal dan bertentangan dg jiwa UUPA. →macam-macamnya : Hak Gadai Tanah, Hak Usaha Bagi Hasil (perjanjian bagi hasil), Hak Sewa Tanah Pertanian, dan Hak Menumpang. • Hak atas tanah dalam Pasal 16 dan 53 UUPA tidak bersifat limitatif, artinya di samping hak- hak atas tanah yg disebutkan dalam UUPA, kelak dimungkinkan lahirnya hak atas tanah yg baru yang diatur secara khusus dengan UU. Dari Asal Tanahnya, Hak Atas Tanah dibedakan dalam 2 kelompok : 1. Hak atas tanah bersifat primer →yaitu h.a.t yang berasal dari Tanah Negara →HM, HGU, HGB atas Tanah Negara, Hak Pakai Asal Tanah Negara 2. Hak atas tanah bersifat sekunder →yaitu h.a.t berasal dari tanah pihak lain. →macam-macamnya : HGB di atas tanah HPL; HP di atas tanah HM; Hak Sewa untuk Bangunan : hak atas tanah bersifat sementara. Kewajiban pemegang hak atas tanah, antara lain 1. Pasal 6 UUPA, hak atas tanah mempunyai fungsi sosial. 2. Pasal 15 UUPA, kewajiban memelihara tanah dan mencegah kerusakannya. 3. Pasal 10 UUPA, tanah pertanian wajib dikerjakan sendiri oleh pemiliknya secara aktif Pembatasan bagi pemegang hak : 1. Tidak boleh merugikan / mengganggu orang lain. 2. Pembatasan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.