Anda di halaman 1dari 36

ZOOLOGI INVERTEBRATA

Filum Platyhelmintes
(Cacing Pipih)
YAUMIL ISTIQLAL M.NUR, S.Pd.I., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
A. Pengertian Platyhelminthes
• Yunani; platy= pipih; helminthes= cacing.

• filum ke 3 dalam Kingdom Animalia (hewan). Filum


ini mencakup semua  Cacing pipih kecuali Nemertea.

• Platyhelminthes merupakan hewan triploblastik dan


bisa hidup sebagai parasit. Hewan Triploblastik
adalah hewan (dari kingdom Animalia) yang
mempunyai 3 lapisan tubuh.
Ciri Utama

• Bentuk tubuh pipih, simetri bilateral dan tidak bersegmen.


• Aselomata (belum memiliki rongga tubuh).
• Bersifat hermaprodit.
• Hidup secara bebas, dan ada pula yang parasit.
• Habitat, di air tawar/ laut atau parasit dalam tubuh hewan
lain
• Sensitif terhadap cahaya
• Triploblastik => kelompok hewan yang pertama
memperlihatkan pembentukan lapisan dasar ke tiga yaitu
mesodermis.
• Aselomata (belum memiliki rongga tubuh)
Penjelasan

• Tubuhnya terdiri atas bagian kepala (anterior), ekor


(posterior), bagian punggung (dorsal), bagian perut
(ventral), dan bagian samping (latera
• merupakan hewan triploblastik aselomata, artinya
hewan ini memiliki tiga lapisan tubuh
– Lapisan tubuhnya yaitu ektoderm, mesoderm, dan
endoderm, tetapi tidak memiliki rongga atau selom.
– Dinding tubuh bagian luar berupa epidermis yang halus,
bersilia, atau ditutupi kutikula yang licin.
– Dinding tubuh bagian dalam terdapat lapisan otot yang
berkembang dengan baik.
Lanjutan

• Epidermis/ektodermis lunak dan bercilia pada Turbelaria,


namun tertutup kutikula dan mempunyai alat penghisap
eksternal dan/atau kait pada Trematoda dan Cestoda.
• Memiliki sistem organ sederhana
• Sistem pencernaan tidak lengkap, terdiri atas mulut, rongga
pencernaan yang bercabang atau tidak, atau tidak ada;
anus tidak ada.
• Lapisan otot tumbuh dengan baik; rongga tubuh tidak ada;
rongga di antara dinding tubuh dan organ dalam berisi
mesenkhim (jaringan mesodermis).
Lanjutan

• Rangka, sistem peredaran darah dan pernapasan tidak ada;


sistem ekskresi adalah protonephridia.
• Sistem syaraf terdiri atas sepasang ganglia anterior atau
cincin syaraf yang berhubungan dengan 1-3 pasang benang
syaraf longitudinal.
• Reproduksi seksual dan pada beberapa jenis aseksual;
Strurktur dan Fungsi Tubuh
• Sistem Pencernaan (Gastrovaskuler)
Sudah mulut dan belum memiliki anus. Makanan ==>
mulut —> farink —> usus —> dan dikeluarkan melalui
mulut.

• Sistem Ekskresi  Protonefridia


sisa pengeluaran dilakukan secara difusi melalui dinding
sel

• Sistem Pernapasan
O2 dan CO2 masuk dan keluar tubuh melalui proses difusi
• Sistem Saraf
Susunan syaraf  terdiri  atas 2 ganglia yang
 berbentuk cincin membentuk tangga tali. Pusat
susunan saraf yang disebut sebagai ganglion
otak.
Sistem saraf Platyhelminthes memiliki dua
ganglion pada ujung ventral tubuh. Pada ujung
ventral tubuh keluar satu pasang saraf
longitudinal menuju ke bagian tubuh posterior.
Di antara pasangan saraf longitudinal
dihubungkan oleh sejumlah saraf lateral.
• Sistem Indera
 oseli di kepala. Oseli adalah bintik mata yang
mengandung pigmen yang peka terhadap
cahaya.
 Cacing pipih memiliki indra peraba dan sel
kemoresptor.
 Beberapa jenis lainnya juga memiliki indra
tambahan aurikula (telinga), statosista (pengatur
keseimbangan), dan reoreseptor (berfungsi
untuk mengetahui arah aliran sungai).
• Sistem Reproduksi
1. Reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.
Fertilisasi ovum terjadi di dalam tubuh. Fertilisasi
bisa dilakukan sendiri atau dengan pasangan lain.
2. Reproduksi aseksual dilakukan dengan
membelah diri (fragmentasi).
Klasifikasi Filum Platyhelminthes

Klasifikasi didasarkan pada cara hidup dan struktur tubuh yang dimiliki:

• Ada 4 Kelas, yaitu :


– Turbellaria—diwakili oleh planaria (hidup bebas)
– Trematoda—diwakili oleh cacing hisap (parasit)
– Cestoda—diwakili oleh cacing pita (parasit)
– Monogenea (Hanya parasit pada hewan)
KELAS TURBELARIA
Kelas Turbellaria / Cacing Berambut Getar
Contohnya Planaria (Dugesia sp)
• Memiliki silia sebagai alat bantu bergerak
• Merupakan cacing pipih yang hidup secara bebas/tidak parasit.
• Habitat di air tawar (kolam, danau atau sungai yang bersih)
• Pemakan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati
• Bernafas melalui difusi pada permukaan tubuhnya
• Hermaprodit
• Reproduksi melalui :
1. Seksual
2. Aseksual (fragmentasi)
Struktur Tubuh Planaria
Faring Mulut

Saluran
pencernaan

Aurikel

Bintik mata

Ganglion Tali spinal

• Mulut —tempat masuknya makanan, terletak di bagian ventral. Pada mulut, terdapat saluran yang
dapat dijulurkan yang disebut faring untuk menyedot makanan.
• Saluran pencernaan —mencerna makanan
• Bintik Mata —alat indera digunakan untuk mendeteksi cahaya (planaria menyukai gelap)
• Aurikel —organ penciuman
• Protonephridia— yaitu saluran yang menghubungkan pori-pori dengan sel api sebagai organ eskresi
KELAS TURBELARIA

1. Tubuh biasanya pipih dorso-ventral dan lonjong sampai


panjang. Kadang-kadang pada kepala ada tonjolan (disebut
auricle), biasanya terdapat pada planaria air tawar.
2. Biasanya berwarna hitam, coklat atau kelabu, tetapi ada
beberapa yang berwarna merah. Spesies tertentu berwarna
hijau  simbiosis dengan ganggang.

3. Ukuran : 0,5 mm sampai 60 cm, umumnya 10 mm.


4. Sebagian besar hidup di laut dasar perairan, pasir atau
lumpur, di bawah batu karang/ganggang/sampah (siang hari) dan
mencari makan pada malam hari (photonegative).
Di air tawar terbatas.
Gyratrine hermaphridites species euryhaline.
Pseudophaenocora dapat hidup pada lingkungan dengan
kadar oksigen sangat rendah.

5. Ciri khas Turbelaria banyak sel kelenjar.

6. Semua Turbelaria bersifat karnivora dan memakan berbagai macam


avertebrata kecil atau bangkai.
7. Sistem pencernaan  Rongga pencernaan permanen tersusun dari sel-sel
phagocyte. Ada pharynx yang menghubungkan mulut dengan bagian dalam.

8. Saluran ekskresi  nephridial tubule= alat ekskresi berbentuk saluran/tabung kecuali


Acoela.

Protonephridia pada Turbelaria: saluran yang bercabang-cabang dan berakhir pada sejumlah
kapiler buntu yang bagian dalamnya mengandung cilia

Flame bulb: Jumlah dan letaknya bervariasi, fungsinya sebagai alat osmoregulasi.
9. Reproduksi seksual: hermaphrodit, kecuali Acoela gonad
jelas . Kopulasi biasanya mutual, dimana terjadi
pertukaran sperma. Pembuahan sendiri jarang
terjadi. Acoela dan Polycladida laut tidak mempunyai
kelenjar telur.
Reproduksi aseksual dengan jalan membelah secara
transversal pada beberapa bagian tubuh, masing-
masing bagian tetap melekat satu sama lain 
fission.
Rantai (individu dalam rantai zooid).  Stenostomum,
Microstomum.
Planaria, Dugesia membelah secara transversal
namun tidak membentuk zooid  fragmentasi.
Phagocata pada setiap potongan membentuk
kista dan proses regenerasi menetas cacing
kecil.
Struktur Reproduksi Planaria

Pada suatu waktu,


planaria dapat
menghasilkan 2 mcam
gamet. Namun kedua
gamet tidak pernah
saling membuahi.

Gb. Hermaprodit
pada planaria
Organ Eskresi Planaria
KELAS MONOGENEA

- Ektoparasit pada ikan laut dan ikan air tawar,


amphibi, reptil, & averterbrata lain. Satu inang 
monogenea.
- Berukuran 0,2–0,5 mm, alat penempel posterior 
opisthaptor.
- Contohnya Noebenedenia.
KELAS TREMATODA

1. Endoparasit pada siput dan udang, sebagai inang


perantara  Sub Kelas Aspidogastrea dan Digenea.
2. Tidak mempunyai epidermis tetapi kutikula.
3. Mempunyai sistem pencernaan.
4. Umumnya mempunyai pengisap.
5. Terdapat pada usus, hati atau paru-paru manusia
maupun ternak. Telurnya dapat ditemukan pada tinja
inang .
Kelas Trematoda / Cacing Hisap

• Contohnya cacing hati (Fasciola hepatica


dan Clonorchis sp), Echinostoma dan
Paragominus westermani
• Merupakan cacing parasit (parasit internal); cacing hati dapat
menginfeksi manusia.
• Memiliki alat penghisap pada bagian mulutnya, berfungsi
menempelkan cacing hati pada inangnya untuk mendapatkan
makanan.
• Bersifat hermaprodit; tubuh dilengkapi organ reproduksi yang dapat
menghasilkan 2 macam gamet
Struktur Tubuh

Clonorchis

Genital pore
Uterus
Yolk glands
Ovary
Seminal receptacle
Testes
Daur hidup Clonorchis
sinensis
Siklus Hidup Clonorchis
Zygot – Larva Myrasidium – Sporokis– Redia – Sercaria – Metacercaria – Cacing Dewasa

1. Telur dilepaskan bersamaan dengan


kotoran dari penderita
2. Telur akan berkembang menjadi larva
mirasidium dan masuk ke inang perantara
1, biasanya adalah siput
3. Di tubuh siput, larva myrasidium akan
bermetamorfosis menjadi sporosit
4. Sporosit ini mengandung banyak kantung
embrio, yang akan tumbuh menjadi Redia
5. Redia akan tumbuh dan mengandung
embrio yang akan berkembang menjadi
Sercaria
6. Sercaria yang dihasilkan akan berpindah
inang ke inang perantara 2, biasanya ikan
7. Pada tubuh ikan, metaserkaria akan
membentuk kista.
8. Ikan yang terinfeksi di makan oleh manusia,
maka kista akan berkembang menjadi
cacing ati dewasa.
Siklus Hidup Fasciola Hepatica
Zygot – Larva Myrasidium – Sporosit – Redia – Sercaria – Metacercaria – Cacing Dewasa
1. Telur dilepaskan bersamaan dengan
kotoran dari penderita
2. Telur akan berkembang menjadi larva
mirasidium dan masuk ke inang perantara
1, biasanya adalah siput
3. Di tubuh siput, larva myrasidium akan
bermetamorfosis menjadi sporosit
4. Sporosit ini mengandung banyak kantung
embrio, yang akan tumbuh menjadi Redia
5. Redia akan tumbuh dan mengandung
embrio yang akan berkembang menjadi
Sercaria
6. Sercaria yang dihasilkan akan berpindah
menempel pada tumbuhan air membentuk
kista metasercaria
7. Tumbuhan yang mengandung kista di
makan oleh domba, maka kista akan
berkembang menjadi cacing hati dewasa.
Kelas Cestoda
• Contohnya cacing pita (Taenia solium)
• Merupakan cacing pipih parasit (parasit internal); pada babi, ikan, dan
sapi dapat menginfeksi manusia.
• Tubuh pipih panjang terdiri atas kepala (scolex) dilengkapi dengan
pengait dan penghisap, berguna untuk melekat pada usus inangnya.
• Selain scolex, tubuh disusun oleh rantai panjang yang disebut
proglotid, dimana masing-masing proglotid memiliki 2 macam alat
kelamin (hermaprodit).
• Proglotid paling ujung, mengandung telur yang matang yang siap
dikeluarkan dari inang bersama feses untuk kemudian menginfeksi
lagi.
KELAS CESTODA

ovari
uterus
scolex kelenjar
testes
kuning telur
penghisap

leher

lubang
proglotid
scolex di dalam genital
dinding usus

uterus
Daur Hidup Dibotriocephalus latus

DALAM AIR
DALAM TUBUH MANUSIA

larva plerocercoid
dalam daging ikan cacing dewasa dalam
telur
usus inang utama
coracidium

larva procercoid

copepoda
dimakan ikan

DALAM DAGING IKAN


DALAM TUBUH COPEPODA
Struktur Tubuh Taenia sp
Siklus Hidup Taenia
proglottids scolex

a Larva, yang b Manusia yang memakan daging


dilengkapi dengan yang terinfeksi, akan menyebabkan
scolex akan kista berkembang menjadi cacing
berkembang pita dewasa
menjadi kista pada
jaringan tubuh
inang, misal pada
otot

d Di dalam telur yang telah dibuahi, embrio


berkembang menjadi larva. Sapi mungkin akan c Cacing pita dewasa terdiri
memakan telur bersama rumput dan akan dari scolex dan
menjadi inang sementara bagi cacing pita proglotid.Proglotid pada
bagian ujung mengandung
telur yang telah dibuahi
yang siap dikeluarkan
bersama feses untuk
menginfeksi kembali

Fig. 22-11, p.361


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai