Anda di halaman 1dari 33

Fisiologi Sistem Pernafasan

Aflikh Nailiya Azari


Definisi Sistem
Respirasi • Sistem yang memiliki fungsi utama
memperoleh oksigen dari atmosfer untuk
digunakan oleh sel tubuh dan
mengeluarkan karbondioksida yang
diproduksi oleh sel.

• Fungsi Sistem Respirasi


1. Mengambil oksigen yang kemudian
dibawa oleh darah keseluruh tubuh
(sel-selnya) untuk mengadakan
metabolisme
2. Mengeluarkan karbon dioksida
yang terjadi sebagai sisa dari
metabolisme, kemudian dibawa
oleh darah ke paru-paru untuk
dibuang
3. Non Respiratorik
Saluran
Pernapasan
Secara
Fungsional
Zona Zona
konduksi respirasi

 Tidak mengandung alveoli  Mengandung alveoli

Tidak ambil bagian  Terlibat pada proses


pada proses pertukaran gas pertukaran gas
FISIOLOGI
PARU
 Fungsi utama paru : proses respirasi yaitu usaha
tubuh untuk memenuhi O2 untuk proses metabolisme
dan mengeluarkan CO2 sebagai hasil metabolisme

Ventilas Difusi Perfus


i i
Ventilasi
Proses masuk dan keluarnya udara melalui saluran
napas ke dalam paru meliputi inspirasi dan ekspirasi
Inspirasi adalah proses yang aktif dimana otot pernapasan
berkontraksi yang akan meningkatkan volume intratorakal

Ekspirasi adalah proses pasif dimana tidak didapatkan


kontaksi otot untuk menurunkan volume intratorakal
Ventilasi Alveolar dan Ruang
Rugi (dead space)
 Pertukaran gas terjadi di dalam alveoli ketika udara
inspirasi masuk dan terjadi difusi dengan pembuluh
darah kapiler

 Tidak semua udara inspirasi mencapai alveoli dan


berpartisipasi dalam pertukaran gas

 Volume udara pada akhir inspirasi yang tetap ada di


dalam saluran napas konduksi disebut ruang rugi
anatomis
 Ruang rugi fisiologis = ruang rugi anatomi + ruang rugi alveolar

 Ruang rugi alveolar sangat sedikit sehingga ruang rugi fisiologik


sama dengan ruang rugi anatomik

 Volume gas di dalam alveolus yang tidak mendapat perfusi disebut


shunt dan kelebihan volume gas dalam alveolus disebut dead
space
Rasio ventilasi‐perfusi (V/Q)
Ventilasi alveolar normalnya 4L/menit
kecepatan aliran darah kapiler paru adalah 5L/menit
 rata-rata V/Q = 4/5 atau 0,8.

Rasio ventilasi-perfusi pada setiap bagian paru bervariasi

Apeks paru menerima ventilasi lebih banyak dibanding basal


paru, tetapi menerima aliran darah (perfusi) lebih sedikit
dibanding basal paru

V/Q bagian apeks lebih besar dari basal paru


Gambar 2. Ruang rugi fisiologis.
Keterangan : Alveoli tanpa perfusi, perfusi yang dikurangi, dan perfusi
normal dan kontribusi dalam ekskresi CO2. Subdivisi dari total ventilasi
dalam ruang rugi anatomis, ruang rugi alveolar tanpa perfusi, dan
ventilasi alveolar dengan perfusi ideal.
Gangguan proses ventilasi
 Kelainan saraf pusat, neuromuskuler, trauma cervical, kelumpuhan
saraf frenicus
 Keracunan obat‐obatan yang menyebabkan depresi napas

 Toksin botulisme, tetanus, polio

 Deformitas dinding dada

 Ketidakseimbangan elektrolit

 Distensi abdomen massif

 Obstruksi jalan napas


Difusi
Perpindahan molekul gas secara pasif dari area
dengan tekanan parsial tinggi ke area dengan
tekanan parsial rendah sampai kedua area
memiliki tekanan parsial sama

Perpindahan O2 dari alveoli ke dalam darah dan


CO2 dari darah ke alveoli

Proses pertukaran gas terjadi karena perbedaan


tekanan parsial O2 dan CO2 antara alveoli dan
kapiler paru
Proses difusi di paru terjadi melalui suatu membran
alveolokapiler
cairan yang melapisi membran
intraalveolar
 sel epitel alveolar
 membran basal sel epitel
alveolar
 jaringan ikat longgar (ruang
interstisial)
 membran basal endotelium
kapiler
 endotelium kapiler
 plasma darah kapiler
 membran eritrosit
 cairan intraseluler
 hemoglobin (Hb)

Proses difusi melalui membran semipermeabel

Jardins TD. Cardiopulmonary Anatomy and Physiology Essential for Respiratory Care. 4th ed. New
York: Delmar;2002. p. 63-899.
Gangguan difusi
 Rendahnya tekanan parsial oksigen inspirasi (pada ketinggian diatas
10.000 kaki)
 Ketidakseimbangan antara ventilasi dengan perfusi baik shunt
maupun dead space
 Kelainan pirau kanan ke kiri pada kelainan jantung

 Peningkatan kebutuhan oksigen jaringan yang meningkat (sepsis,


luka bakar hebat, pancreatitis, keracunan sianida, overdosis salisilat
atau obat-obatan lainnya)
Perfusi
Volume udara pernafasan
• Volume tidal  volume udara pernafasan biasa = 500 cc
• Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume) atau udara
komplementer  volume udara yang masih dapat dimasukkan secara
maksimal setelah inspirasi biasa = 1500 cc
• Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume) atau udara
suplementer  volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara
maksimal setelah ekspirasi biasa = 1500cc
• Volume residu  volume udara yang masih tersisa didalam paru-paru
setelah ekspirasi maksimal = 1000 cc
• Kapasitas vital paru-paru  volume udara yang dapat dikeluarkan
semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal
mungkin = 3500 cc
• Volume total paru-paru  volume udara yang dapat ditampung paru-
paru semaksimal mungkin = 4500 cc
VOLUME UDARA PERNAFASAN
• UDARA PERNAPASAN ( UP )  volume 500 cc
• UDARA KOMPLEMENTER (UK)  volume 1500 cc
• UDARA CADANGAN (UC)  volume 1500 cc
• UDARA RESIDU (UR)  volume 1000 cc
• KAPASITAS VITAL PARU-PARU (KV) = UP + UK + UCVOLUME TOTAL
PARU-PARU = UP + UK + UC + U
Volume paru
Saluran
Pernapasan
secara
Fungsional
Vestibulum yang dilapisi oleh sel
submukosa sebagai proteksi

Rambut di Dalam rongga hidung


yang berperan sebagai penapis
udara
Rongg
a
Hidun Struktur konka yang berfungsi
sebagai proteksi terhadap udara
g luar karena strukturnya
berlapis

Sel silila yang berperan


melemparkan benda asing ke luar
dalam usaha untuk membersihkan
jalan napas
Fungsi Rongga Hidung dalam
Respirasi
Fungsi Preventif
• Bulu Hidung sebagai penyaring debu
• Silia yang menyaring partikel benda asing, ditangkap di konka
superior, hanya udara berpartikel 4-6 mikron yang bisa masuk ke
bawah
Fungsi Lubrikasi
• Jalan napas menjadi tidak kering karena lubrikasi dari kelenjar
submukosa dan sel goblet
Fungsi Pemanas dan Pendingin Udara
• Karena kayanya vaskularisasi di dalam rongga hidung, yang
berfungsi sebagai konduksi dari panas, dan adanya perputaran
udara inspirasi dan ekspirasi
FARI
NG

• Bagian belakang dari rongga


hidung dan rongga mulut
• Terdiri dari Nasofaring (bagian
yang berbatasan dengan
rongga hidung), Orofaring
(bagian yang berbatasan
dengan rongga mulut) dan
Laringofaring (bagian yang
berbatasan dengan laring)
• Bagian dimana pemisahan
antara makanan dan udara
terjadi
Fungsi utamanya sebagai alat suara

Dalam saluran pernapasan sebagai jalan


udara

LARING The laryngeal skeleton consists of nine cartilages, three


single (thyroid/adam’s apple, cricoid, and epiglottis) and
three paired (arytenoid, corniculate, and cuneiform),
connected by membranes and ligaments
Dibawah tulang krikoid biasanya dilakukan
tindakan trakeostomi yang bertujuan
untuk mengurangi dead space dan
mempermudah penghisapan sekresi
TRACH
EA
• Cincin tulang rawan yang tidak lengkap
(berbentuk U)
• Panjangnya 10-20 cm
• Dibentuk oleh 20 lapis kartilago yang berbentuk
huruf C dan berakhir ketika bercabang dua
karina
• Bagian yang tidak berkatilago disebut Trakea
membranosa, berada di posterior
• Pada ketinggian vertebra torakalis 4, trakea
bercabang dua di karina menjadi bronkus utama
kanan dan kiri
• Di atas tempat masuknya bronkus utama, kedua
kartilago bertemu membentuk cincin sempurna,
tidak hanya C, melainkan O
BRONK
US
• Percabangan dari trakea sebelum masuk
ke mediatinum disebut bifurkasi dan sudut
tajam yang dibentuk oleh percabangan ini
disebut karina
• Karina membentuk sudut 20-30 derajat
pada bronkus kiri dan 45-55 derajat pada
bronkus kanan
• Bronkus utama kanan mempunyai 3
percabangan yakni siperior, medialis, dan
inferior
• Bronkus utama kiri mempunyai 2
percabangan yaitu bronkus lobaris
superior dan inferior
• Bronkus segmental merupakan
percabangan dari bronkus lobaris
• Bronkus bukan merupakan
pipa yang kaku,
BRONK • merupakan berupa saluran
dari otot dengan inervasi
US vagal yangn dapat
membuatnya berdilatasi
dan berkontraksi sebagai
respon thdp rangsangan
neurohumoral dan kimia
Saluran napas yang tidak
berkartilago

Pada saat paru kolaps, bronkus


besar masih tetap paten, sedangkan
bronkus kecil, bronkiolus, dan
alveolus ikut kolaps.

Bronkiolu
s Bronkiolus paling ujung (distal)
disebut terminalis

3-5 bronkiolus terminalis


membentuk asinus
Bronkiolu
s

Secara fungsional,
bronkiolus dibagi 2
bagian

Bronkiolus Respiratorius,
Bronkiolus non
dimana terjadi
respiratorius, dimana
pertukaran gas, bersama
tidak terdapat pertukaran
dengan duktus
gas
alveolaris dan sakus
alveolaris
ALVEOL
US

Alveolus Sel Alveolar tipe I Sel Alveolar tipe II


dibentuk dan atau Pneumosit atau Pneumosit
dibatasi oleh Tipe I, Merupakan Tipe II, Disebut juga
Sel Pneumosit Granular
dinding alveolus Squamosa, Pneumocyt, Tugas
yang dibentuk Pertukaran gass Pneumosit Tipe II
oleh 2 macam menembus dinding yaitu menghasilkan
sel, yaitu Pneumosit Tipe I surfaktan.
ALVEOL
US
• Terdapat lebih dari 300 juta gelembung
alveoli dengan diameter 0,3 mm.
• Struktur gelembung ini cenderung tidak
stabil
• Adanya tegangan muka cairan yang
melapisi alveoli menyebabkan gelembung
cenderung menjadi kolaps
• Namun berkat adanya surfaktan yang
menurunkan tegangan muka cairan di
dinding alveoli menyebabkn gelembungn
tsb tidak mudah kolaps, tetapi
mengembang dan stabil
VASKUL
ARISASI
• Sistem Pembuluh darah
terdiri atas 2 bagian :
• Arteri Pulmonalis yang
keluar dari ventrikel
kanan, berfungsi dalam
sistem respirasi.
• Arteri Bronkialis,
berperan dalam
menyediakan
bahan makanan
yang dibutuhkan
paru.

Anda mungkin juga menyukai