Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

CA Kolon (Kanker Kolon)

Kelompok 3 :

1. Haris Muslim Al Choir


2. Niko Anggi Hendrawan
3. Dewi Kusumatuti
4. Diyan Kusumawati
5. Mela Anggraeni
6. Miftakhul Vivi Barokah
7. Lailina Wahdah
8. Laeli Maghfiroh
9. Rizqi Farras Assyifa
10. Sheilla Arinandya Permata Wibowo

PRODI PROFESI NERS

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2021
WOC SLE (SYSTEMICS LUPUS ERYTHEMATOSUS)

Penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan


penyakit radang atau inflamasi multisystem yang disebabkan
oleh banyak faktor dan di karakterisasi oleh adanya gangguan
disregulasi sistem imun berupa peningkatan sistem imun dan
produksi autoantibodi yang berlebihan. Terbentuknya
autoantibodi terhadap Double Stranded Deoxyribose-Nucleid
Acid (dsDNA), berbagai macam ribonukleoprotein intraseluler,
sel-sel darah fisfolipid dapat menyebabkan kerusakan jaringan
melalui mekanisme pengaktifan komplemen (Hasdianah dkk,
2014).

Klasifikasi : Manifestasi Klinis menurut Kyle (2014) ada


beberapa yaitu : Alopesia,Anemi, Artralgia,
1. Discoid Lupus Artritis,Keletihan
2. Systemic Lupus , Lupus Nefritis, Fotosensivitas, Pleurisi,
Erythemmatosus (SLE) Fenomena Raynaud, Kejang, Ruam kulit,
3. Lupus yang diindikasi oleh termasuk ruam malar,
obat Stomatitis,Trombositopenia.

Patofisiologi :

Pada SLE, autoantibodi bereaksi dengan antigen anak sendiri untuk


membentuk kompleks imun. Kompleks imun berakumulasi dalam
jaringan dan organ, menyebabkan respon inflamasi yang mengakibatkan
vaskulitis. Cedera terhadap jaringan dan nyeri terjadi. Penyakit SLE dapat
menyerang banyak sistem organ sehingga gangguan atau kerusakan
hebat pada jaringan di manapun dalam tubuh dapat terjadi. Pada
beberapa kasus, respons autoimun dapat didahului

Manajemen Terapeutik Pemeriksaan Penunjang menurut Morton


dkk (2012):
Manajemen terapeutik berfokus pada Pemeriksaan Darah:
menangani respons inflamasi. Obat Anti Leukopenia/limfopeni,Anemia,
Inflamasi Nonsteroid (AINS) seperti Trombositopenia, Laju Endap Darah (LED)
hydroxychloroquine dapat menyebabkan meningkat
demam dan sakit kepala yang mirip dengan
jenis penyakit syaraf pada lupus (Judha, 2015), Imunologi:
obat steroid yang dipakai sebagai
Antibodi Anti Nuklear (ANA),Antibodi
antiinflamasi dan imunosupresi (Setiati et al.,
Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) untai
2014)
ganda (dsDNA) meningkat,Tes C-reactive
Protein (CRP) positif.
PATHWAY

Faktor predisposisi : genetic, usia,


merokok, penyakit kronik, obesitas, Perubahan metaplasia pada
konsumsi makanan yang rendah serat, , dan epitel dinding kolon
proteintinggi protein ,

Terjadi Hiperplasia
pada sel kanker

Efek kompresi tumor pada KarsinomaColon


dinding kolon

Anoreksia Intervensi bedah :


Kerusakan jaringan Kompresi ujung saraf
kolostomi
pembuluh darah di
dinding kolon
dinding kolon Asupan nutrisi tidak
adekuat Pasca bedah
Nyeri abdominal
Pecahnyapembuluh darah
dinding kolon
Risiko defisit nutrisi Luka pasca bedah
Nyeri akut

Pendarahan interstial
feses bercampur SDKI : Risiko defisit
SDKI : Nyeri akut Resiko infeksi
nutrisi (D.0032)
darah (D.0077)
SLKI : Status Nutrisi
SLKI : Tingkat nyeri
(L.03030)
(L.08066)
SIKI : Manajemen
SIKI : Manajement Nyeri SDKI : Risiko infeksi
nutrisi (I.03119)
(I.08238) (D.0142)
SLKI : Tingkat infeksi
(L.14137)
SIKI : Pencegahan
infeksi (I.14359)
Anemia

SDKI : Keletihan
(D.0057)
Keletihan SLKI : Tingkat keletihan
(L.05046)
SIKI : Manajemen
energi (I.)

Anda mungkin juga menyukai