Oleh :
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
● Penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE) merupakan penyakit radang
atau inflamasi multisystem yang disebabkan oleh banyak faktor dan di
karakterisasi oleh adanya gangguan disregulasi sistem imun berupa
peningkatan sistem imun dan produksi autoantibodi yang berlebihan.
Terbentuknya autoantibodi terhadap Double Stranded Deoxyribose-Nucleid
Acid (dsDNA), berbagai macam ribonukleoprotein intraseluler, sel-sel darah
fisfolipid dapat menyebabkan kerusakan jaringan melalui mekanisme
pengaktifan komplemen (Hasdianah dkk, 2014).
● Tanda dan gejala SLE adalah ruam kulit yang paling sering ditemui pada
wajah, pergelangan tangan, dan tangan. Tanda khas pada SLE adalah ruam di
pipi dan batang hidung, yang dikenal dengan istilah ‘butterfly rash’ atau
‘malar rash’ (Hasdianah dkk, 2014).
● Penyebab terjadinya penyakit lupus diduga faktor genetik, infeksi, dan
lingkungan ikut berperan pada patofisiologi SLE. Sistem imun tubuh
kehilangan kemampuan untuk membedakan antigen dari sel dan jaringan
tubuh sendiri. Dalam keadaan normal, sistem kekebalan tubuh berfungsi
mengendalikan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi. tubuh, di mana
antibodi yang dihasilkan menyerang sel tubuhnya sendiri. Sehingga,
kompleks imun yang terdapat dalam jaringan akan mengakibatkan terjadinya
peradangan, kerusakan pada jaringan, dan orang dengan penyakit lupus
(odapus) akan mudah mengalami penyakit infeksi (Judha & Setiawan, 2015)
1 Dapat mengetahui defenisi penyakit lupus
●
F. KOMPLIKASI Pada kasus penyakit lanjut, sering didapatkan adanya
cairan di rongga paru dan di rongga jantung yang
menyebabkan penderita sesak nafas. Gejala ini mirip
dengan penyakit jantung kronis atau penyakit paru-paru
kronis, sehingga menyebabkan penderita sesak nafas.
Gejala ini mirip dengan penyakit jantung kronis atau
penyakit paru-paru kronis, sehingga menyebabkan salah
diagnosa dan berakhir dengan kematian. Organ lain yang
juga diserang adalah sistem saraf penderita sehingga
berakibat penderita merasa kesemutan dan dapat
mengalami kelumpuhan (Roviati, 2012).
H. PENATALAKSANAAN
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
pada pipi, leher, kaku dan bengkak rasa cemas tentang penyakitnya, dan kalau jalan
seperti tertekan dan terbakar. Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang
INTERVENSI KEPERAWATAN
Inisial Klien : Ny. A
Ruangan : Pavilium
RM : 123xx
Slide Berikutnya
No Diagnosis Keperawatan Luaran Keperawatan Rencana keperawatan Rasional
1.1 Nyeri Akut b.d agen pencendera sendi ditandai Setelah dilakukan asuhan Obs observasi : Obs observasi:
dengan: a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, a. Untuk mengetahui
keperawatan selama 2 x 24 jam
DS: kualitas, intensitas nyeri tindakan apa yang
- Klien mengatakan nyeri dan terasa kaku diharapkan tingkat nyeri menurun b. Identifikasi skala nyeri selanjutnya akan
seluruh persendian utamanya pada pagi dengan kriteria hasil : c. Identifikasi respons nyeri non verbal. dilakukan
hari dan nyeri bertambah saat b. Untuk mengetahui
a. keluhan nyeri menurun
melakukan aktivitas. tingkat nyeri
- Q (Quality) : Nyeri seperti tertusuk-tusuk b. Meringis menurun c. Untuk mengetahui
R (Regio) : Nyeri pada pesendian seperti c. Gelisah menurun tingkat nyeri
tertekan dan terbakar. Terapeutik.
S (Scale) : Skala 6 . - Berikan teknik nonfarmakologis untuk
T (Time) : nyeri hilang timbul mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis Ter Terapeutik
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi Unt - untuk mengurangi nyeri
- pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Edukasi :
a. Jelaskan strategi meredakan nyeri E Edukasi
Agar pasien dan keluarga
b. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk secara mandiri dapat
mengurangi nyeri. meringankan nyeri yang
dirasakan b. Untuk meringankan
nyeri
Kolaberasi:
Kolaberasi:
-.Pemberian analgesic jika perlu
untuk menghilangkan nyerii
2.2 Gangguan Mobilitas Fisik b.d kerusakan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Perawatan Tirah Baring (I.14572) Tindakan : Observasi Observasi
integritas struktur sendi (D.0054 ), ditandai
selama 2 x 24 jam diharapkan mobilitas a. Monitor kondisi kulit a. Untuk mengetahui kondisi
dengan :
DS : fisik meningkat dengan kriteria hasil: b. Monitor komplikasi tirah baring (mis. kehilangan massa kulit pasien
- Klien mengatakan aktivitas di bantu a. Mobilitas fisik meningkat otot, sakit punggung, konstipasi, stress, depresi, b. Untuk mengetahui apakah
keluarga
b. Gerakan terbatas menurun kebingungan, perubahan irama tidur, infeksi saluran terjadi masalah pada tirah baring
DO :
- Aktivitas tampak dibantu. c. Kelemahan fisik menurun kemih, sulit buang air kecil).
- tampak kekakuan pada sendi.
- Tampak kekuatan otot menurun pada Terapeutik: Terapeutik
ekstrimitas bawah 3/3 a. Posisikan senyaman mungkin a. Memberikan rasa nyaman
- Pergerakan tampak terbatas.
b. Pertahankan seprei tetap kering, bersih dan tidak pada pasien
kusut b. Untuk menjaga agar tidak
c. Fasilitasi pemenuhan kebutuhan sehari-hari lembab
d. Ubah posisi setiap 2 jam c. Untuk memfasilitasi kebutuhan
harian pasien d. Untuk
memberikan posisi yang nyaman
Edukasi Edukasi
- Jelaskan tujuan dilakukan tirah baring - Untuk memberi tahu
pasien tentang tujuan
dilakukan intervens
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Lupus eritematosus sistemik (SLE) merupakan suatu penyakit atuoimun yang kronik dan menyerang berbagai
system dalam tubuh. ( Silvia & Lorraine, 2006 ). Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit radang
yang menyerang banyak sistem dalam tubuh, dengan perjalanan penyakit bisa akut atau kronis, dan disertai
adanya antibodi yang menyerang tubuhnya sendiri.
2. klien Ny. A datang ke IGD dengan keluhan merasa tidak nyaman dengan kulit memerah pada daerah pipi dan
leher, awalnya kecil setelah 1 minggu bertambah besar, nyeri dan terasa kaku, bengkak pada persendian
utamanya pada pagi hari, klien mengatakan kedaaan yang memperberat ketika beraktifitas. Adapun diagnosis
yang di tegakan berdasarkan SDKI adalah Nyeri akut b.d agent pencederah fisiologi / inflamasi, Gangguan Mobilitas
Fisik b.d kerusakan integritas struktur sendi (D.0054 )
B. SARAN
Makalah ini bisa dijadikan bahan bacaan bagi
Mahasiswa dalam menerapkan Asuhan
keperawatan pada pasien SLE dan bisa
menerapkannya dalam praktek kerja.
TERIMA KASIH