Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

ULKUS PEPTIKUM
DEFINISI

Ulkus peptikum adalah lesi yang biasanya terdapat di lambung


dan duedenum, kadang-kadang di jejenum yang terjadi karena
adanya daya cerna cairan lambung (asam lambung dan pepsin)
(kapita Selekta Kedokteran, Edisi II, 192, hal 62)
Ulkus peptikum adalah ekskavakasi (area berlubang) yang
terbentuk dalam dinding mukosa lambung, pilono, duodenum atau
esofagus.
(Brunner dan Suddarth, 2001, hal 1064) 
Ulkus peptikum adalah putusnya kontinuitas mukosa lambung
yang meluas sampai di bawah epitel.
(Silvia A. Price, 2005, hal 423)
 Ulkus peptikum merupakan luka terbuka dengan pinggir
edema disertai dengan dasar tukak tertutup debris
(Tarigan,2009)
 Ulkus peptikum merupakan erosi lapisan mukosa
biasanya di lambung atau duodenum (corin,2009)
 Ulkus peptikum adalah keadan terputusnya kontinuitas
mukosa yang meluas di bawah epitel atau kerusakan pada
jaringan mukosa, sub mukosa hingga lapisan otot dari
suatu daerah saluran cerna yang langsung berhubungan
dengan cairan lambung asam/pepsin (Sanusi,2011)
 Fungsi lambung menerima makanan dari esofagus
melalui orifisium kardiak dan bekerja sebagai penimbun
sementara, sedangkan kontraksi otot mencampur
makanan dengan getah lambung.
 Pepsin yang dihasilkan dari pepsinogen dalam

lingkungan asam hidrochlorida dan bekerja atas protein,


mengubahnya menjadi bahan yang mudah larut, yag
disebut pepton.
 Renin adalah ragi yang membekukan susu dan

membentuk kasein dari karsinogen yang dapat larut.


(Evelyn C. Pearce, 1982, hal 185 – 187)
ETIOLOGI

Ulkus peptikum kurang dipahami meskipun bakteri gram


negatif H. pylori telah sangat diyakini jadi faktor penyebab.
Diketahui bahwa ulkus peptikum hanya terjadi pada area
saluran GI yang terpajan pada asam hidroklorida dan pepsin.
Berdasarkan lokasi ulkus peptikum dapat terletak di setiap
bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung,
yaitu:
 Esofagus
 Lambung
 Duodenum
 Gastro enterostomi
 Jejunum
Faktor pedisposisi
1. Umur
Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia
40 dan 60 tahun. Hal ini dikaitkan dengan meningkatnya jumlah bakteri H.
Pylori sesuai dengan usia.
2. Golongan darah
Kecenderungan keluarga juga tampak sebagai faktor predisposisi signifikan.
Hubungan herediter selanjutnya ditemukan pada individu dengan golongan
darah O lebih rentan dari pada dengan golongan darah A atau B.
 3. Psikis
Beberapa pendapat menyatakan stress atau marah dan tidak diekspresikan
adalah faktor predisposisi. Ulkus tampak terjadi pada orang yang cenderung
emosional, tetapi apakah ini faktor pemberat kondisi, masih tidak pasti.
Faktor predisposisi lain yang dihubungkan dengan ulkus peptikum mecakup
penggunaan kronis obat antiinflamasi non stenoid (NSAID), minum alkohol
dan merokok berlebihan.
(Brunner dan Suddarth, 2001, hal 1064 – 1065)
Komplikasi utama yang berkenaan dengan penyakit ulkus
peptikum, pada umumnya adalah:
1.Hemoragi, dibuktikan oleh hematemesis dan guaiak fesses
positif.
2.Perporasi, dibuktikan oleh awitan tiba-tiba nyeri hebat
disertai dengan abdomen kaku seperti papan dan gejala
syok.
3.Obstruksi. Komplikasi ini lebih umum pada ulkus duodenal
yang terletak dekat pilorus.Ini disebabkan oleh kontriksi
jalan keluar gastrik sebagai akibat dari edema dan jaringan
parut dari ulkus yang berulang.
Pasien secara umum dapat rawat jalan. Perawatan di rumah
sakit diperlukan untuk mengatasi komplikasi.
PATOFISIOLOGI
Ulkus peptikum terjadi pada mukosa
gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat
menahan kerja asam lambung pencernaan(asam
hidrochlorida dan pepsin). Erosi yang terjadi
berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan
kerja asam peptin, atau berkenaan dengan
penurunan pertahanan normal dari
mukosa.Mukosa yang rusak tidak dapat
mensekresi mukus yang cukup bertindak sebagai
barier terhadap asam klorida.
FAKTOR RESIKO
 Konsumsi rokok
 Konsumsi alkohol
 Faktor psikologi
MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari,
minggu atau beberapa bulan dan bahkan dapat hilang hanya
sampai terlihat kembali sering tanpa penyebab yang dapat
diidentifikasi.
Ulkus biasanya sembuh sendiri tetapi dapat timbul kembali.
Manifestasi yang dapat dilihat antara lain:
1. Nyeri
Biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul
seperti tertusuk atau sensasi terbesar di epigastrium tengah di
punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila kandungan
asam lambung dan duedenum meningkat menimbulkan erosi
dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori ini
menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang
mekanisme refleks lokal yang memulai kontraksi otot halus
sekitarnya.
2. Pirosis (nyeri ulu hati)
Beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esofagus dan lambung yang
naik ke mulut kadang-kadang disertai fruktasi asam. Fruktasi atau sendawa umum
terjadi bila lambung kosong.
 
3. Muntah
Meskipun jarang pada ulkus duedenal tidak terkomplikasi muntah dapat menjadi
gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan obstruksi jalan keluar
lambung oleh spasme mukosal pirorus atau oleh obstruksi mekanis yang dapat
dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari
membran mukosa yang mengalami inflamasi sekitarnya pada mual biasanya
setelah nyeri berat, yang dihilangkan dengan kandungan asam lambung.
 
4.Konstipasi dan pendarahan
Konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet
dan obat-obatan. Pasien juga dapat datang dengan pendarahan gastrointestinal.
Sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak
mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.
 
KOMPLIKASI
Ulkus peptikum dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut
1Perdarahan
Merupakan komplikasi ulkus peptikum yang sering terjadi sedikitnya
ditemukan pada 15 – 25% kasus selama perjalanan penyakit. Gejala
yang berkaitan dengan perdarahan ulkus bergantung pada kecepatan
kehilangan darah.
2.Perforasi
Sekitar 2 – 3% semua ulkus mengalami perforasi, penyebab utama
perforasi diperkirakan disebabkan oleh berlebihnya sekresi asam
dan seringkali terjadi akibat menelan obat anti inflamasi non
steroid.
Ulkus yang dalam akan merusak semua lapisan dinding lambung
duedenum, kemudian tembus sehingga timbul peritonitis lokal. Bila
tidak diketahui segera kemudian akan menjadi peritonitis umum.
3. Obstruksi
Onstruksi saluran keluar lambung akibat peradangan dari edema /
pilorus spasme atau jaringan parut terjadi pada sekitar 5%
penderita ulkus peptikum. Obstruksi lebih sering terjadi pada
penderita ulkus duodenum, tetapi kadang-kadang terjadi bila
ulkus peptikum terletak dekat sfingter pilorus.
Gejala-gejala yang sering timbul adalah anoreksia, mual dan
kembung setelah makan serta sering terjadi penurunan berat
badan. Bila obstruksi bertambah berat dapat timbul nyeri dan
muntah.
(Silvya A. Price, 2005, hal 428 – 429)
PENATALAKSANAAN
1. Diet
Makan tidak boleh merangsang seperti pedas,
asam harus mudah dicerna, diberikan dalam
porsi kecil tapi sering.
2. Istirahat
3. Obat
 Antasida dan antikolinergik
Selain penatalaksanaan di atas, diberikan juga intervensi
bedah, pasien memerlukan pembedahan ulkus mereka
yang mungkin telah lama sakit, putus asa, telah berhenti
dari peran kerjanya dan mengalami tekanan pada
kehidupan keluarga mereka.
(Purnawan Junadi, Kapita Selekta Kedokteran, 1982, hal 62
– 63)
Proses bedah pada ulkus peptikum adalah:
 Vagotomi

 Vagotomi trunkus

 Vagotomi selektif

 Piloroplasti

 Vagotomi lambung proksimal (sel porietal) tanpa

piloroplasti
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG
1.      Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya nyeri, nyeri tekan epigastrik
atau distensi abdominal.
2.      Bising usus mungkin tidak ada.
3.      Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI atas dapat menunjukkan
adanya ulkus, namun endoskopi adalah prosedur diagnostic pilihan.
4.       Endoskopi GI atas digunakan untuk mengidentifikasi perubahan inflamasi,
ulkus dan lesi. Melalui endoskopi mukosa dapat secara langsung dilihat dan
biopsy didapatkan.Endoskopi telah diketahui dapat mendeteksi beberapa lesi
yang tidak terlihat melalui pemeriksaan sinar X karena ukuran atau lokasinya.
5. Radiografi pada saluran gastrointestinal bagian atas juga bisa menunjukkan
ulkus peptikum.
6.       Feces dapat diambil setiap hari sampai laporan laboratorium adalah
negatif terhadap darah samar.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Nyeri ulkus peptikum biasanya digambarkan sebagai “rasa terbakar”
atau “menggerogoti” dan terjadi kira-kira 2 jam setelah makan.
Nyeri ini sering membangunkan pasien antara tengah malam dan
jam 3 pagi. Pasien menyatakan bahwa nyeri dihilangkan dengan
menggunakan antasida, makan makanan atau dengan muntah.
Pasien ditanya kapa muntah terjadi. Bila terjadi, seberapa banyak?
Apakah muntahan merah terang atau seperti warna kopi? Apakah
pasien mengalami defekasi disertai feses berdarah? Selama
pengambilan riwayat perawat meminta pasien untuk menuliskan
masukan makanan, biasanya selama periode 72 jam dan
memasukkan semua kebiasaan makan (kecepatan makan, makanan
reguler, kesukaan terhadap makanan pedas, penggunaan bumbu,
penggunaan minuman mengandung kafein).
Tingkat ketegangan pasien atau kegugupan dikaji. Apakah
pasien merokok bila ya, seberapa banyak? Bagaimana pasien
mengekspresikan marah, terutama dalam konteks kerja dan
kehidupan keluarga? Adakah stres pekerjaan atau adakah
masalah dengan keluarga? Adakah riwayat keluarga dengan
penyakit ulkus?
Tanda vital dikaji untuk indikator anemia (takikardia, hipotensi)
dan feses diperiksa terhadap darah samar. Pemeriksaan fisik
dilakukan dan abdomen dipalpasi untuk melokalisasikan nyeri
tekan.
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang mungkin muncul adalah
 a.       Nyeri berhubungan dengan iritasi

mukosa lambung
 b.      Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan


mual dan muntah
 c.       Konstipasi berhubungan dengan

ketidakadekuatan defekasi
DIAGNOSA TUJUAN DAN KH INTERVNSI (NIC)
KEPERAWATAN (N0C)
Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan Pengkajian
iritasi mukosa lambung. tindakan keperawatan 1.     Gunakan laporan dari
  selama 2x24 jam, klien pasien sendiri sebagai
P : nyeri terjadi saat klien dapat pilihan pertama untuk
terlambat makan. menunjukkannyeri efek mengumpulkan informasi
Q : klien mengatakan nyeri merusak yang ditandai pengkajian.
terasa seperti terbakar. dengan : 2.     Dalam mengkaji nyeri
R : klien mengatakan nyeri - Gangguan kerja, pasien, gunakan kata-kata
terjadi pada epigastrium kepuasan hidup atau yang konsisten dengan usia
tengah atau di punggung. kemampuan untuk dan tingkat perkembangan
S : klien mengatakan skala mengendalikan. pasien
nyeri 8 (1-10). - Penurunan konsentrasi Pendidikan untuk pasien
T : klien mengatakan - Penurunan nafsu dan keluarga
nyerinya terjadi pada saat makan atau kesulitan
dua jam setelah makan. menelan
- Mengenali factor
penyebab dan
menggunakan tindakan
untuk mencegah nyeri
DIAGNOSA TUJUAN DAN KH INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN (NOC)
3.     Instruksikan pasien untuk
menginformasikan kepada perawat jika
pengurang nyeri tidak dapat dicapai
4.     Informasikan pada pasien tentang
prosedur yang dapat meningkatkan
nyeri dan tawarkan saran koping
Aktivitas lain
5.     Bantu pasien untuk lebih berfokus
pada aktifitas daripada nyeri/
ketidaknyamanan dengan melakukan
pengalihan melalui televisi, radio, tape
dan kunjungan.
DIAGNOSA TUJUAN DAN KH INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN (NOC)

Perubahan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan Pengkajian


dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 2x24 1.      Tentukan motivasi
berhubungan dengan mual jam, klien dapat pasien untuk mengubah
dan muntah  menunjukkan status gizi : kebiasaan makan.
asupan makanan dan 2.      Tentukan
cairan yang ditandai kemampuan pasien untuk
dengan : memenuhi kebutuhan
-          Mempertahankan nutrisi.
massa tubuh dan berat  
badan dalam batas normal Pendidikan untuk
-          Melaporkan pasien/keluarga
keadekuatan tingkat 3.      Ajarkan pasien
energy. tentang makanan yang
bergizi dan tidak mahal
4.      Berikan informasi
yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan
bagaimana
memenuhuinya.
DIAGNOSA TUJUAN DAN KH INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN (NOC)
Konstipasi Setelah dilakukan tindakan Pengkajian
berhubungan keperawatan selama 2x24 1.      Dapatkan data dasar
dengan jam, klien dapat pada program defekasi,
ketidakadekuatan menunjukkankemampuan aktivitas, pengobatan, dan
defekasi eliminasi defekasi yang pola kebiasaan pasien
ditandai dengan : Pendidikan untuk
-    Pola eliminasi dalam pasien/keluarga
rentang yang diharapkan; 2.      Tekankan penghindaran
feses lembut dan terbentuk mengejan selama defekasi
-    Mengkonsumsi cairan untuk mencegah perubahan
dan serat dengan adekuat pada tanda vital, sakit kepala
-    Melaporkan keluarnya atau pendarahan
feses dengan Aktivitas Kolaboratif
berkurangnya nyeri dan 3.      Minta program dari
mengejan dokter untuk memberikan
bantuan eliminasi, seperti diet
tinggi serat, pelembut feses,
enema dan laksatif.
DIAGNOSA TUJUAN DAN KH NTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN (NOC)
Aktivitas Lain
4.      Anjurkan pasien untuk
meminta obat nyeri sebelum
defekasi untuk
memudahkan keluarnya
feses tanpa nyeri.
5.      Anjurkan aktivitas
optimal untuk merangsang
eliminasi defekasi pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai