Kelompok 5 Holistik
Kelompok 5 Holistik
SPIRITUAL
DisusunOleh :
1. Choirunnisa’ (20202545)
2. Devi Nur Aini S (20201546)
3. HandalAghnia (20201557)
4. Happy Wulandari (20201558)
5. Maya Yuliana (20201563)
6. Ulin Oktaviana (20201578)
7. Windy Kharisma (20201580)
A.Konsep Mindfulness
1. Definisi
Mindfulness bisa diartikan sebagai kemampuan seorang manusia untuk sepenuhnya menyadari keberadaannya,
dimana seseorang berada, apa yang dilakukannya, dan tidak bereaksi berlebihan terhadap apa yang terjadi disekitarnya.
Mindfulness merupakan sesuatu yang seharusnya dilakukan secara alami, maka akan lebih baik jika mindfulness
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Mindfulness meditation bukan teknik relaksasi maupun terapi perbaikan mood,
tetapi lebih kepada aspek strategi pemusatan perhatian untuk menangani masalah kognitif dan mengaktifkan kembali
kekuatan pikiran untuk mereduksi distres emosional (Dalen, et al., 2010).
2. Atribut Mindfulness
White (2014) menyatakan bahwa atribut yang menjelaskan tentang mindfulness antara lain:
a) Experience being present
mindfulness kesehatan dan kesejahteraan melalui pemahaman interaksi antara pikiran,
tubuh dan emosi.
b) Kesadaran (Awareness)
Kesadaran mengharuskan seseorang juga mampu mempertahankan perhatiannya terhadap apa yang dia
sadari. Kesadaran adalah “berada dalam pengamatan” dapat mengamati “aliran pemikiran, emosi dan sensasi
tubuh yang konstan”menggambarkan sebagai seseorang “saksi terpisah”.
c) Penerimaan (Acceptance)
Mampu menerima apa yang terjadi tanpa menilai, menolak, atau menghindari. Seseorang mengembangkan
kemampuan untuk menyaksikan pengalamannya, menerima apa yang terjadi, dan belajar merespons.
d) Perhatian (Attention)
Perhatian adalah kemampuan untuk bertahan dalam pengalaman saat ini. Ini adalah pergeseran pikiran dari
fungsi otomatis yang tidak sadar, khawatir dan ruminasi pengalaman masa lalu dan masa depan untuk fokus
pada apa yang sedang terjadi saat ini.
e) Proses transformasi (Transformative proccess)
Mindfulness sebagai proses penegasan kehidupan. Menyadari bahwa pengalaman kita merupakan langkah
penting dalam kehidupan dengan cara yang lebih terintegrasi.
3) Consequences
Selama proses mindfulnesss, peserta merasa tenang, meningkatkan tingkat dan kasih
sayang untuk diri sendiri, ada keterikatan spiritualitas, peningkatan kesadaran akan
kesehatan dan perawatan diri (White, 2014). mindfulness juga mengajarkan seseorang
bagaimana meregulasi pengalamannya. Individu diberdayakan untuk bergerak dari kondisi
tidak sadar, terjadi reaksi internal dan eksternal secara otomatis dan membawa tubuh
dalam kondisi sadar. Sebagai reaksi terhadap kondisi yang berubah, hubungan personal
dan profesional juga dapat diperbaiki (White, 2014).
2) Harapan (Hope)
b. Membuat rencana spiritual care : menggambarkan intervensi yang direncanakan, dibangun untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan seseorang.
1) Menawarkan satu persatu tindakan keperawatan spiritualitas yang tersedia sesuai dengan keinginan
dan kepercayaan klien.
2) Klien bisa mengambil dalam ritual-ritual agama tertentu sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan
klien
3)Klien mungkin berpikir itu bisa membantu mereka untuk menghabiskan waktu sendirian dalam doa atau
meditasi. Untuk ini mereka membutuhkan ruang yang tepat, waktu dan sumber daya.
4)Klien bisa kontak lebih informal dengan komunitas iman mereka, mungkin ibadah dengan mereka, tapi
mungkin untuk dukungan dari orang-orang dari budaya mereka sendiri.
5)Ide-ide dari kegiatan non-religius bisa menginspirasi mereka secara rohani dan membantu mereka utnuk
menemukan makna dan tujuan didalam pengalaman-pengalaman saat ini maupun masa depan mereka.
c.Pelaksanaan : pelaksanaan perawatan yang dijelaskan dalam rencana perawatan. Siapa, kapan, dan bagaimana akan
tergantung pada keadaan spiritual klien. Mengatasi rohani klien perlu dilakukan sesuai dengan rencana perawatan yang
telah dibuat sebelumnya, akan tetapi harus disesuaikan dengan kondisi klien.
1)Jika orang memiliki spiritualitas tidak sehat, dan berisiko tidak terkendali dan berperilaku merusak, tidak
mungkin untuk melakukan penilaian spiritual dan membuat rencana perawatan spiritual sampai klien menjadi
lebih tenang.
2)Klien yang mengalami kurang kesadaran spiritual, pendekatan kreatif sangat diperlukan. Melibatkan latar
belakang budaya dan dan agama juga diperlukan dalam pelaksanaan spiritual care.
3)Klien yang tidak mengalami gangguan dalam spiritualitas penting untuk menjaga keadaan tersebut. Dukungan
harus ditawarkan dengan orang yang tepat atau sesuai dengan keinginan klien
Pendekatan Spiritual dalam Mindfulnes
Kegiatan spiritual dalam otak manusia menurut Newberg dan D’Aquli melibatkan sejumlah komponen otak
yang disebut operator kognitif yang menghasilkan pengalaman spiritual yang dapat diamati, yang teridir dari : prefrontal
cortex, area asosiasi, sistem limbik, dan sistem syaraf otonom. Dimensi neurosains spiritual salah satunya adalah
dimensi emosi positif; syukur, sabar, dan ikhlas. Dimensi ini memiliki beberapa indikator, yaitu : (Yusuf et al., 2017).