Anda di halaman 1dari 45

Presentasi

kasus
Perceptor : dr. Nina Marlina, Sp.P(K), FISR

Disusun oleh :
Anisa Ramadhanti 1918012088
Lathifah Yasmine 2018012014
Jovanka Ris Natalia S 1918012102
M. Rizky Fathurrohim 1918012074
Neema Putri Prameswari 1918012114

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


BAGIAN PARU
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
OUTLINE

01 02 03
STATUS PASIEN DAFTAR MASALAH KAJIAN MASALAH
01
Status
Pasien
Anamnesis, PF, PP
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. D
• MRS : Minggu, 29 Agustus 2021
• Usia : 26 tahun
• Ruangan : Melati
• No RM : 66.09.13
• DPJP : dr. Nina Marlina, Sp. P(K)
• Alamat : Candi Mas, Natar
• Indikasi Ranap : Terapetik
• Agama : Islam
• Diagnosis : TB Paru + Hemoptoe
• Pekerjaan : IRT
• Perkawinan : Menikah
• Pendidikan : SMA
KELUHAN UTAMA DAN TAMBAHAN

Keluhan Keluhan
Utama Tambahan Sesak napas,
Batuk berdarah lemas, demam,
yang memberat 1 penurunan nafsu
hari SMRS makan sejak 2
bulan SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke IGD RSUDAM diantar oleh suami dengan keluhan batuk
berdahak disertai darah yang memberat sejak 1 hari SMRS. Batuk awalnya terjadi
2 bulan SMRS disertai dahak berwarna bening dan kental dan sesekali disertai
darah berwarna merah kecokelatan sekitar 1 – 2 sendok makan setiap batuk,
tetapi 1 hari SMRS batuk berdarah semakin memberat berwarna merah segar
sekitar 1 gelas belimbing disertai keluarnya darah dari hidung. Pasien
mengatakan batuk terjadi terus menerus, tanpa ada faktor pencetus dan semakin
memberat ketika malam hari dan saat berbaring sehingga pasien sulit untuk tidur.
Batuk tidak disertai adanya pilek, dahak berwarna kuning atau hijau. Pasien
belum mengonsumsi obat apapun untuk mengurangi keluhan. Pasien memiliki
riwayat kontak dengan pasien TB sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien juga mengeluhkan adanya sesak napas sejak 2 bulan SMRS. Sesak
dirasakan terutama di bagian dada atas. Sesak tidak dipengaruhi oleh posisi
maupun cuaca dan tidak ada faktor pencetus. Sesak dirasakan hilang timbul dan
tidak sampai mengganggu aktivitas pasien.
Pasien juga mengeluhkan adanya demam sejak 2 bulan SMRS. Demam dirasakan
tidak terlalu tinggi tetapi pasien tidak melakukan pengukuran suhu. Demam juga
disertai adanya keringat terutama pada saat menjelang sore hari.
Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan tetapi tidak mengetahui adanya
penurunan berat badan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Riwayat mengonsumsi obat dalam jangka panjang disangkal. Keluhan penurunan


pada indera penciuman dan perasa disangkal, keluhan suara mengi pada saat
sesak disangkal, keluhan diare atau batuk pilek berulang disangkal, gangguan
BAB dan BAK disangkal.
Pasien mengatakan pernah terdiagnosis TB Paru 9 tahun yang lalu dan sempat
dirawat di RS Advent selama 2 minggu. Pasien pernah menjalani pengobatan
OAT, tetapi pasien hanya menjalani pengobatan selama 2 bulan dan putus obat
akibat kesulitan dalam menelan obat.
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Riwayat DBD  10
tahun yang lalu

Riwayat Operasi SC
 3 tahun yang lalu
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Nenek dan Kakek pasien menderita TB Paru.
• Nenek pasien sudah selesai pengobatan 1 tahun yang
lalu tetapi kakek pasien masih dalam pengobatan.
Pasien sempat tinggal bersama dengan kakek dan
nenek sejak 2 tahun yang lalu di Pringsewu dan pindah
ke Natar sejak 1 tahun yang lalu.

Riwayat Diabetes
Mellitus,
Hipertensi,
Asma, PPOK
disangkal
RIWAYAT SOSIAL DAN
PRIBADI
Pasien memiliki kebiasaan merokok selama 5 tahun sekitar 2
batang per hari. Pasien sudah berhenti merokok sejak 3 tahun
yang lalu. (Indeks Brinkman = 2 x 5 = 10 (Perokok ringan)
Keadaan ventilasi di rumah pasien kurang baik dan
lembab. Pasien jarang membuka jendela dan gorden
sehingga sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah.
Pasien pernah bekerja di pabrik roti bagian produksi tanpa
menggunakan APD sehingga terpapar oleh debu tepung selama
1 bulan dan berhenti bekerja akibat keluhan batuk berdarah
Pasien tinggal di rumah
dengan suami dan anaknya
yang berusia 3 tahun.
Riwayat konsumsi alkohol,
penggunaan narkoba dan obat-obatan
dalam jangka panjang disangkal
TIMELINE

2012 2 Bulan SMRS 1 hari SMRS

Pasien terdiagnosis TB Paru dan Batuk berdahak disertai darah Batuk berdarah berwarna merah segar
dirawat selama 2 minggu di RS berwarna merah kecokelatan, sesak disertai keluar darah dari hidung
Advent. Pernah menjalani pengobatan napas, demam disertai keringat
selama 2 bulan tetpai putus obat menjelang sore hari, penurunan nafsu
akibat kesulitan dalam menelan obat makan
PEMERIKSAAN FISIK

Vital Sign

● Kesadaran : Compos Mentis


● GCS : E4V5M6
● Tekanan Darah :
● Respiratory Rate : 26 x
● Heart Rate : 76 x/menit
● Temperatur : 36,6
PEMERIKSAAN FISIK

KULIT

- Warna : Sawo matang


- Jaringan parut : Tidak ada
- Suhu raba : Hangat
- Keringat : (+)
- Lembab/kering : Lembab
- Turgor : Normal
- Ikterus : Tidak Ada
- Edema : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK

KGB

- Submandibula : pembesaran (-), nyeri (-)


- Supraklavikula : pembesaran (-), nyeri (-)
- Leher : pembesaran(-), nyeri (-)
- Ketiak : pembesaran(-), nyeri (-)
- Lipat paha : pembesaran(-), nyeri (-)
PEMERIKSAAN FISIK
MATA

- Eksoftalmus : Tidak ada


- Endoftalmus : Tidak ada
- Konjungtiva : Anemis (-/-)
- Sklera : Ikterik (-/-)
- Gerakan mata : Normal
- Nistagmus : Tidak ada

TELINGA
- Tuli : Tidak ada
- Serumen : Tidak ada
- Cairan/darah : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK

MULUT

- Bibir : Sianosis (-), pucat (-)


- Gigi-geligi : Normal
- Tonsil : T2-T2
- Trismus : Tidak ada
- Bau pernapasan : Tidak ada
- Lain-lain : Tidak ada

LEHER

• Kelenjar tiroid : Pembesaran (-), nyeri (-)


• Kelenjar limfe : Pembesaran (-), nyeri (-)
• JVP : 5 + 2 cmH2O
PEMERIKSAAN FISIK

PULMO

Inspeksi Simetris, retraksi (-), lesi (-), sela iga melebar


(-)
Palpasi Ekspansi simetris, fremitus taktil
dekstra=sinistra
Perkusi Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi Vesikuler menurun, ronkhi basah sedang-
kasar (+/+)
PEMERIKSAAN FISIK

COR
o I : Ictus cordis tidak terlihat
o P : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula dextra
o P:

o Batas jantung kanan  linea sternalis dextra ICS IV

o Batas jantung atas  linea midclavicula sinistra ICS II

o Batas jantung kiri  Linea axillaris anterior sinistra ICS


IV
o P : BJ I dan BJ II normal, gallop (-), murmur (-)

o Kesan: Cor dalam batas normal


PEMERIKSAAN FISIK

ABDOMEN
o I : Datar, lesi (-)
o A : BU (+) 12x/menit
o P : Nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-)
o P : Timpani

EKSTREMITAS
o Superior: edema -/-, atrofi (-/-), CRT <2s
o Inferior : edema -/-, atrofi (-/-), CRT <2s
Foto Rontgen thorax

Kesan :

 Fibroinfiltrat di lapang atas paru kanan


 Konsolidasi inhomogen di lapang atas paru kanan
 Emfisema pulmonum lapang bawah paru kanan
 Tidak tampak kardiomegali
Tes Cepat Molekuler MTB DETECTED LOW
(Gene Xpert)
Rif Resistance NOT DETECTED

Tes sputum BTA Hasil


Sewaktu +
02
Daftar
Masalah
.
MASALAH 1: TUBERKULOSIS PARU

Atas dasar:

Batuk berdahak disertai Vital sign: Ro thorax AP:


darah sejak 2 bulan lalu - Takipneu - Fibroinfiltrat di lapang atas
kedua paru
Sesak napas dan demam - Konsolidasi inhommogen di

Pemeriksan penunjang
yang tidak terlalu tinggi Generalis: lapang atas paru
disertai keringat sore hari -Thorax: Kesan: TB paru aktif

Pemeriksaan Fisik
Riwayat kontak dengan Suara nafas vesikuler
penderita TBC (+) menurun, ronkhi basah BTA: positif

Pernah terdiagnosis TB sedang-kasar (+/+)


Anamnesis

Tes Cepat Molekuler:


dan putus obat
Terdeteksi M. tuberculosis
Resistensi rifampicin (-)
DIPIKIRKAN:
- Pneumonia
- Bronkiektasis

RENCANA DIAGNOSIS:
- Kultur darah

RENCANA TATALAKSANA:
- IVFD KaEn 3B 20 tpm
- OAT Kategori 2
.
MASALAH 2: HEMOPTISIS
Atas dasar:

Batuk berdahak disertai bercak Vital sign:


coklat dan merah sejak 2 bulan - Takipneu
lalu

Pemeriksaan Fisik
Generalis:
Batuk darah merah segar sekitar 1
-Thorax:
gelas belimbing 1 hari SMRS
Suara nafas vesikuler menurun, ronkhi
Riwayat TB (+) basah sedang-kasar (+/+)
Anamnesis
DIPIKIRKAN:
- Anemia akibat perdarahan

RENCANA DIAGNOSIS:
-

RENCANA TATALAKSANA:
- IVFD KaEn 3B 20 tpm
- Inj. Asam traneksamat 500 mg/12 jam
03
Kajian
Masalah
TB Paru Sensitif obat
DEFINISI TB

 Tuberkulosis adalah suatu penyakit


kronik menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis.
 Bakteri ini berbentuk batang dan
bersifat tahan asam  Basil Tahan
Asam (BTA).
 Sebagian besar kuman TB sering
ditemukan menginfeksi parenkim paru
dan menyebabkan TB paru, namun
juga pleura, kelenjar limfe, tulang, dan
organ ekstra paru lainnya.
ETIOLOGI DAN TRANSMISI TB

Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis,


Mycobacterium africanum, Mycobacterium microti
and Mycobacterium cannettii

Menular dari manusia ke manusia lain lewat udara


melalui percik renik atau droplet nucleus (<5
microns) yang keluar ketika bersin, atau bicara, dan
saat induksi sputum, bronkoskopi.

Percik renik menampung 1-5 basilli, dan bersifat


sangat infeksius, dan dapat bertahan di dalam udara
sampai 4 jam. Karena ukurannya yang sangat kecil,
percik renik ini memiliki kemampuan mencapai ruang
alveolar dalam paru, dimana bakteri kemudian
melakukan replikasi.
 Penularan TB biasanya terjadi di dalam ruangan
yang gelap, dengan minim ventilasi di mana percik
renik dapat bertahan di udara dalam waktu yang
lebih lama.

 Cahaya matahari langsung dapat membunuh


tuberkel basili dengan cepat, namun bakteri ini
akan bertahan lebih lama di keadaan yang gelap.

 Pada individu dengan sistem imun yang normal,


90% tidak akan berkembang menjadi penyakit TB
dan hanya 10% dari kasus akan menjadi penyakit
TB aktif (setengah kasus terjadi segera setelah
terinfeksi dan setengahnya terjadi di kemudian hari).

 Risiko paling tinggi : dua tahun pertama pasca-


terinfeksi. Kelompok dengan risiko tertinggi
terinfeksi adalah anak-anak dibawah usia 5 tahun
dan lanjut usia
1. Orang dengan HIV positif dan penyakit imunokompromais lain.

2. Orang yang mengonsumsi obat imunosupresan dalam jangka waktu


panjang.

3. Perokok

4. Konsumsi alkohol tinggi

5. Anak usia <5 tahun dan lansia

6. Memiliki kontak erat dengan orang dengan penyakit TB aktif yang infeksius.

7. Berada di tempat dengan risiko tinggi terinfeksi tuberkulosis (contoh: lembaga


permasyarakatan, fasilitas perawatan jangka panjang) dan petugas kesehatan
GEJALA KLINIS TB PARU

Gejala klinis khas Dengan gejala lain meliputi :

• 1. Batuk >= 2 minggu • 1. Malaise


• 2. Batuk berdahak • 2. Penurunan berat badan
• 3. Batuk berdahak dapat • 3. Menurunnya nafsu
bercampur darah makan
• 4. Dapat disertai nyeri • 4. Menggigil
dada • 5. Demam
• 5. Sesak napas • 6. Berkeringat di malam
hari
KLASIFIKASI DAN TIPE TB

1. Pasien TB paru BTA


TB Bakteriologis 1. Pasien TB paru BTA 1. Keluhan, gejala dan

TB Klinis

Pertimbangan pemberian
positif negatif dengan hasil kondisi klinis sangat
2. Pasien TB paru hasil pemeriksaan foto toraks
mendukung TB. kuat mendukung
biakan M.TB positif
2. Pasien TB paru BTA diagnosis TB
3. Pasien TB paru hasil tes
cepat M.TB positif- 15 negatif dengan tidak ada 2. Kondisi pasien perlu
perbaikan klinis setelah segera diberikan
4. Pasien TB ekstra paru diberikan antibiotika non
terkonfirmasi secara OAT, dan mempunyai faktor pengobatan misal:
bakteriologis, baik dengan risiko TB pada kasus meningitis
BTA, biakan maupun tes
cepat dari contoh uji jaringan 3. Pasien TB ekstra paru TB, TB milier, pasien
yang terkena. yang terdiagnosis secara dengan HIV positif,
klinis maupun laboratoris perikarditis TB dan TB
5. TB anak yang dan histopatologis tanpa
terdiagnosis dengan konfirmasi bakteriologis.
adrenal.
pemeriksaan bakteriologis
4. TB anak yang
terdiagnosis dengan sistim
skoring.
• TB paru adalah kasus TB yang melibatkan
parenkim paru atau trakeobronkial. TB milier
diklasifikasikan sebagai TB paru karena terdapat
lesi di paru. Pasien yang mengalami TB paru dan
ekstra paru harus diklasifikasikan sebagai kasus
TB paru.
• TB ekstra paru adalah kasus TB yang melibatkan
organ di luar parenkim paru seperti pleura, kelenjar
getah bening, abdomen, saluran genitorurinaria,
kulit, sendi dan tulang, selaput otak. Kasus TB
ekstra paru dapat ditegakkan secara klinis atau
histologis setelah diupayakan semaksimal mungkin
dengan konfirmasi bakteriologis.

Lokasi
anatomis
Klasifikasi
menurut
Riwayat
Pengobatan
Klasifikasi
• Monoresisten: resistensi terhadap salah
satu jenis OAT lini pertama. • Kasus TB dengan HIV positif adalah kasus TB
• Poliresisten: resistensi terhadap lebih dari terkonfirmasi bakteriologis atau klinis pada pasien yang
satu jenis OAT lini pertama selain isoniazid memiliki hasil tes HIV-positif, baik yang dilakukan pada
(H) dan rifampisin (R) bersamaan. secara-
18
saat penegakan diagnosis TB atau ada bukti bahwa
• Multidrug resistant (TB MDR) : minimal pasien telah terdaftar di register HIV (register pra ART
resistan terhadap isoniazid (H) dan rifampisin atau register ART).
(R) secara bersamaan.
• Extensive drug resistant (TB XDR) : TB- • Kasus TB dengan HIV negatif adalah kasus TB
MDR yang juga resistan terhadap salah satu terkonfirmasi bakteriologis atau klinis pada pasien yang
OAT golongan fluorokuinolon dan salah satu
dari OAT lini kedua jenis suntikan memiliki hasil negatif untuk tes HIV yang dilakukan pada
(kanamisin, kapreomisin, dan amikasin). saat ditegakkan diagnosis TB. Bila pasien ini diketahui
• Rifampicin resistant (TB RR) : terbukti HIV positif di kemudian hari harus kembali disesuaikan
resistan terhadap Rifampisin baik klasifikasinya.
menggunakan metode genotip (tes cepat)
atau metode fenotip (konvensional), dengan
atau tanpa resistensi terhadap OAT lain yang • c. Kasus TB dengan status HIV tidak diketahui: kasus
terdeteksi. Termasuk dalam kelompok TB RR TB terkonfirmasi bakteriologis atau klinis yang tidak
adalah semua bentuk TB MR, TB PR, TB memiliki hasil tes HIV dan tidak memiliki bukti
MDR dan TB XDR yang terbukti resistan dokumentasi telah terdaftar dalam register HIV. Bila
terhadap rifampisin. pasien ini diketahui HIV positif dikemudian hari harus
Kepekaan Obat kembali disesuaikan klasifikasinya.
Status HIV
ALUR DIAGNOSIS TB
Efek Samping OAT
Efek Samping OAT
Daftar Pustaka

Ahmad S. Pathogenesis, Immunology, and Diagnosis of LatentMycobacterium


tuberculosisInfection. Clinical and Developmental Immunology 2011; 2011: 1-
17

Blumberg HM, Burman WJ, Chaisson RE, et al. American Thoracic Society/Centers
for Disease Control and Prevention/Infectious Diseases Society of America:
treatment of tuberculosis. Am J Respir Crit Care Med 2003; 167: 603-62
Burhan, Erlina, et al. Pedoman Nasional Layanan Pengobatan : Tata Laksana
Tuberkulosis.2020. Kemenkes RI
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik.

Anda mungkin juga menyukai