Anda di halaman 1dari 128

Tutorial Klinik

MARASMUS KONDISI V + HIDROSEPHALUS


COMMUNICANS + CEREBRAL PALSY ATAXIA

PEMBIMBING:
dr. Roro Rukmi Windi Perdani, M. Kes., Sp. A
OLEH:
Ahmad Haydar Rusdiansyah 2018012063
Andina Selia Nur 1918012138
Enjelina 1918012065
Nurma Retno Ningtyas 2018012110
Wilda Ainia Silmi Kaffah 2018012096

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL MOELOEK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNILA
2021
IDENTITAS

NAMA Alamat

An. M. Akram Tanjung Karang Timur


Laki-laki Bandar Lampung

USIA No. RM

10 Tahun 3 hari 00.24.61.13


(27/06/2021) Masuk tanggal 19/6/21
Nama Ibu : Ny. P
Usia : 42 tahun
Pekerjaan : IRT

Nama Ayah : Tn. G


Usia : 42 tahun
Pekerjaan : Buruh
ANAMNESIS
Alloanamnesis tanggal 30/06/2021 07.00 WIB
Keluhan Utama
Tak mau makan selama 10 hari

Keluhan Tambahan
Lemas, muntah, tidak BAB
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien laki laki usia 10 tahun 3 hari datang ke IGD RSAM tanggal
19/06/2021 dengan keluhan utama sulit minum susu dan lemas selama 10
hari SMRS. Semakin hari semakin lemas, pasien hanya mau tiduran saja.
Tidak aktif seperti biasanya. Biasanya, pasien aktif bergerak meskipun
hanya dengan mengesot dari kamar belakang ke ruang tamu.

Pasien tidak bisa berdiri dan berjalan sejak kecil, serta tidak dapat
merangkak. Pasien tidak dapat berbicara dan mengucapkan sepatah
kata sejak kecil. Mata pasien juga tidak fokus ketika dipanggil, tetapi
pasien merespon ketika diberi suara musik.
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sulit makan, sejak
bayi sampai saat ini pasien hanya diberi susu formula. Menurut
pengakuan nenek pasien, sehari hanya 3x minum susu
sebanyak ¼ botol susu 200ml.

Pasien juga mengalami muntah 4x SMRS setelah minum


susu. Muntah sekitar 10ml dengan konsistensi cair berwarna
putih susu. Ibu pasien tidak mengetahui ada tidaknya kembung
pada pasien.
Riwayat demam SMRS disangkal. Riwayat batuk dan pilek
SMRS disangkal. Batuk dan pilek baru dirasakan saat sudah
masuk bangsal, pada hari Sabtu, 19 Juni 2021. Batuk berdahak
timbul sesekali, dan sudah berhenti sejak hari Selasa, 29 Juni
2021. Dahak kental, tidak berwarna, dan tidak terdapat darah.
Keluhan sesak disangkal oleh ibu.

Pilek berupa cairan yang tidak berwarna dan tidak


didapatkan adanya darah.
Pasien tidak dapat BAK dan BAB secara mandiri, sehingga
perlu bantuan penuh dari keluarga. Pasien menggunakan
popok bayi.

Pasien sulit BAB. BAB hanya 3 hari sekali. Warna BAB


terakhir kuning dengan konsistensi lunak ± ½ gelas belimbing.
Tidak terdapat darah dan lendir.

Tidak terdapat keluhan pada BAK pasien. BAK berwarna


kuning cerah. Pasien berganti popok bayi sebanyak 3-5 kali per
hari.
Menurut pengakuan ibu pasien, pasien dirawat di inkubator
setelah lahir selama 3 bulan dengan keluhan bayi kuning dan
infeksi virus. Pasien juga memiliki riwayat kejang tanpa
demam pada usia 1 tahun sebanyak 2x, dan diberi obat kapsul
suppositoria.
RPD
- Riwayat rawat inap:
○ Perawatan di inkubator RSAM saat baru lahir karena
hiperbilirubinemia dan terinfeksi virus
○ Rawat inap di RSAM 1 tahun yang lalu karena anemia
- Riwayat kejang tanpa demam sebanyak 2x saat pasien usia 1
tahun, dengan jarak antar kejang < 6 jam. Jenis dan lama kejang
tidak diketahui. Pasien dibawa ke RSAM dan diberi diazepam
suppositoria sebanyak 2 kapsul.
RPK
- Ibu mengidap asma
- Riwayat retardasi mental pada
keluarga disangkal
- Riwayat batuk lama disangkal
- Riwayat berat badan kurang pada
keluarga disangkal
- Riwayat penyakit lain (hipertensi,
diabetes melitus, dll) disangkal
Riwayat Sosial Lingkungan
- Pasien selalu di rumah saja
- Pasien tinggal bersama kedua orang tua, 2
kakak, 1 saudara kembar, serta neneknya
- Riwayat kontak dengan penderita TB atau batuk
lama disangkal
- Tetangga serta tamu yang berkunjung ke
rumah pasien tidak diketahui ada tidaknya
gejala batuk lama ataupun riwayat penyakit TB
- Rumah pasien dengan tetangga tidak terlalu
berdekatan, serta mendapat sinar matahari
yang cukup di dalam rumah
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Riwayat Kehamilan Riwayat Kelahiran


- Pasien lahir dari Ibu G4P2A1 - Lahir SC di RSAM
saat usia ibu 33 tahun - BB 3300 kg
- Kehamilan gemelli - PB tidak diketahui
- Selama kehamilan ibu kontrol - Usia gestasi cukup bulan
ke bidan setiap bulan - Presentasi bukan kepala
- USG (-) - Bayi lahir kuning sehingga
- Vaksin TT (-) masuk NICU selama ± 3 bulan
- Riwayat sakit dan trauma saat - Bayi lahir kembar tidak identik
hamil (-) - Bayi diberi imunsasi hepatitis B
Riwayat Imunisasi
Riwayat Imunisasi
dan Nutrisi
- Hepatitis B: saat lahir.
- Imunisasi lainnya tidak
dilakukan

Riwayat Makan
- ASI Eksklusif (-)
- Sejak lahir sampai
sekarang hanya konsumsi
susu formula
Riwayat Perkembangan

1-10 tahun
0-6 bulan 7-12 bulan
- Kepala mampu - Tidak mampu - Tidak dapat - Mampu
tegak saat merangkak mengucapkan memegang
didudukkan - Tidak dapat sepatah kata botol susu
- Mampu duduk mengucapkan pun, hanya secara mandiri
- Mampu aaa...aaa... sepatah kata pun, menangis dan - Merespon
dan menangis hanya menangis mengerang terhadap suara
- Bereaksi terhadap dan mengerang - Tidak mampu - Tidak respon
suara - Tidak mampu berdiri terhadap benda
berdiri - Tidak dapat dan mainan
berjalan
FOLLOW UP

Tanggal S O A P

28 Juni BAB (-), BAK KU: tampak sakit sedang. Marasmus R/


2021 (+), Muntah (-), Tingkat kesadaran: CM Kondisi V + Inf KaEn 3A 500cc/hari
Demam (-), Ttv: Hidrosephalus Inj. Ceftriakson 900mg drip + NaCl
P-9 Batuk (+) jarang SpO2: 99% communicans 0,9%
Td: 100/70mmHg + Susp. Inj. Ranitidin 10 mg/12 jam
T: 35,6° Meningitis Tb OAT
Hr: 120x/menit - Rifampisin 1x 120mg
Rr: 21x/menit - Isoniazid 1x80mg
LIKA : 43 cm - Pirazinamid 1x200mg
LILA : 11 cm - Etambutol 1x250mg
BB : 10 kg Vit B Komplek
Vit B 6
Tes Mantoux (+) 21/6/21 Asam Folat
Susu 160ml/3jam
FOLLOW UP

Tanggal S O A P

29 Juni BAB (-), BAK KU: tampak sakit sedang. Marasmus R/


2021 (+) ganti Tingkat kesadaran: CM Kondisi V + Inf KaEn 3A 500cc/hari
pampers 5x Ttv: Hidrosephalus Inj. Ceftriakson 900mg drip + NaCl
P-10 sehari, Muntah SpO2: 97% communicans 0,9%
(-), Demam (-), Td: 90/60mmHg + Susp. Inj. Ranitidin 10 mg/12 jam
rhinore (+), T: 35,6° Meningitis Tb OAT
Batuk (-) Hr: 88x/menit - Rifampisin 1x 120mg
Rr: 22x/menit - Isoniazid 1x80mg
LIKA : 43 cm - Pirazinamid 1x200mg
LILA : 11 cm - Etambutol 1x250mg
BB : 10 kg Vit B Komplek 3x1
Vit B 6 1x10mg
Tes Mantoux (+) 21/6/21 Asam Folat 1x1
Susu 160ml/3jam
Transfusi PRC 130cc jam 17.50 WIB
FOLLOW UP

Tanggal S O A P

30 Juni 2021 BAB (-), BAK KU: tampak sakit sedang. Marasmus R/
(+) ganti Tingkat kesadaran: CM Kondisi V + Inf KaEn 3A 500cc/hari
P-11 pampers 1x Ttv: Hidrosephalus Inj. Ceftriakson 900mg drip + NaCl
sehari, Muntah SpO2: 97% communicans 0,9%
Pasien (-), Demam (-), Td: 90/60mmHg + Susp. Inj. Ranitidin 10 mg/12 jam
pulang sore rhinore (+), T: 35,6° Meningitis Tb OAT
hari Batuk (-), Hr: 73x/menit - Rifampisin 1x 120mg
sudah minum Rr: 20x/menit - Isoniazid 1x80mg
susu pagi ini LIKA : 43 cm - Pirazinamid 1x200mg
100cc LILA : 11 cm - Etambutol 1x250mg
BB : 10 kg Vit B Komplek 3x1
Vit B 6 1x10mg
Tes Mantoux (+) 21/6/21 Asam Folat 1x1mg
Susu 160ml/3jam
02.
PEMERIKSAAN
FISIK
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Tampak sangat kurus
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Gizi : BB 10kg, TB 99-0,7cm, BMI 10,34, LIKA
43cm, LILA 11 cm

Dilakukan pada 30/06/2021, pukul 13.00 WIB

Tekanan darah : 90/60 mmHg


Suhu : 35,6 C
Frekuensi Nadi : 73x/menit
Frekuensi Nafas : 20x/menit
SpO2 : 97%
Pemeriksaan Fisik
Kepala dan Muka

Bentuk dan ukuran : Mikrosefali dan simetris


Mata :
Konjungtiva : Pucat (-/-)
Sklera : Kuning (-/-)
Refleks Cahaya : (+/+)
Pupil : Isokor
Rambut : berwarna cokelat kehitaman dan tersebar
merata, rambut jagung (-), lesi (-), skuama (+)
Telinga : sekret berwarna cokelat kuning pekat (+)
Hidung : sekret bening (+)
Tenggorokan : kesan dbn
Mulut : lesi (-), hipersalivasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Leher
Trakea : deviasi (-)
Kelenjar getah bening : pembesaran (-)
Kelenjar gondok : pembesaran (-), hangat (-)

Thoraks

Inspeksi : iga gambang (+), retraksi dada (-), lesi (-), massa (-)
Palpasi : gerakan nafas simetris, ictus cordis teraba, massa (-)
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : ronki (-), wheezing (-), bunyi jantung I & II normal, murmur
(-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik

Abdomen
Inspeksi : tampak cekung, lesi (-)
Auskultasi : bising usus 6x per menit
Perkusi : pekak di regio hipokondria dextra dan epigastrica,
timpani di 7 regio lain
Palpasi : teraba keras, nyeri (-), organomegali (-), massa (-)
Pemeriksaan Fisik

Genital & Perianal Ekstremitas


Inspeksi: Superior et Inferior : CRT <2, akral
- Belum disirkumsisi teraba hangat, edema (-), turgor
- Lesi makula eritem berbatas kembali cepat.
tegas berukuran plakat di
regio suprapubis
Fimosis (-)
Smegma (+)
Ruam popok (+)

Palpasi:
Massa (-), nyeri tekan (-), kesan
dbn
Status Neurologis
Refleks fisiologis Sensoris
Bisep (+/+) Sulit dinilai
Triceps (+/+)
Patella (+/+) Motorik
Achiles (+/+)
Keempat ekstremitas: 3

Refleks patologis Tanda Rangsang Meningeal


Chaddock (-/-) Kaku kuduk (+)
Babinsky (-/-) Brudzinsky 1 (-)
Gordon (-/-) Brudzinsky 2 (-)
Gonda (-/-) Brudzinsky 3 (-)
Hoffman Tromer (-/-) Lasseque sign (-)
Oppenheim (-/-) Kernig sign (-)
Schaefer (-/-)
STATUS GIZI
(Stature for Age)

Laki-laki/ 10 tahun 3 hari


BB: 10 kg
TB: 98,3 cm
Stature for age
<3th percentile
SANGAT PENDEK
STATUS GIZI
(Weight for Age)

Laki-laki/ 10 tahun 3 hari


BB: 10 kg
TB: 98,3 cm
Weight for age
<3th percentile
SANGAT KURUS
STATUS GIZI
(BMI for Age)

Laki-laki/ 10 tahun 3 hari


BB: 10 kg
TB: 98,3 cm
BMI: 10,34
BMI for age
<3th percentile
SEVERE UNDERWEIGHT
STATUS GIZI
(Weight for Stature)

Laki-laki/ 10 tahun 3 hari


BB Aktual : 10 kg
TB : 98,3 cm
BB Ideal : 15 kg
DIKETAHUI :

- BB aktual : 10 kg
- TB aktual : 98,3 cm Status gizi
- BB ideal : 15 kg = (BB Aktual)/(BB Ideal) x 100%
Interpretasi = 10/15 x 100%
= 66,7%
• > 120 % : obesitas
• 110 – 120 % : overweight Status GIZI BURUK
• 90 – 110 % : normal
• 70 – 90 % : gizi kurang
• < 70 % : gizi buruk
STATUS GIZI
(LIKA-GRAFIK NELLHAUS)

Laki-laki/ 10 tahun 3 hari


BB Aktual : 10 kg
TB : 98,3 cm
LIKA : 43cm (16,9 inchi)
MICROSEFALI
Skoring TB
6
Foto Klinis
03.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

Hemoglobin 7,9* 10,7-14,7 g/dl

Leukosit 4.400* 4.500-13.500 /uL

Eritrosit 2.8 3,7-5,7 juta/uL

Hematokrit 25* 31-43 %

Trombosit 342.000 181.000-521.000 /uL


Darah Lengkap
MCV 90 72-88 fL
(18/06/2021)
MCH 28 22-34 pg

MCHC 31* 32-36 g/dL

Hitung Jenis
- Basofil 0 0-1 %
- Eosinofil 0 0-1 %
- Batang 0 3-6 %
- Segmen 65 25-60 %
- Limfosit 18 25-50 %
- Monosit 17 1-6 %
HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

SGOT 24 <4,7 U/L

SGPT 17 <39 U/L

GDS 111 <140 mg/dL

Ureum 13* 15-36 mg/dL Kimia


Creatinine 0,22* <0,73 mg/dL (18/06/2021)
Natrium 136 132-141 mmol/L

Kalium 3,4* 3,5-4,6 mmol/L

Calsium 8,5* 8,8-10,8 mg/dL

Chlorida 108* 97-107 mmol/L


HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

Hemoglobin 10,3* 10,7-14,7 g/dl

Leukosit 5.180 4.500-13.500 /uL

Eritrosit 3,6 3,7-5,7 juta/uL

Hematokrit 33 31-43 %

Trombosit 369.000 181.000-521.000 /uL


Darah Lengkap
MCV 92* 72-88 fL (20/06/2021)
MCH 29 22-34 pg 10.36
MCHC 32 32-36 g/dL

Hitung Jenis
- Basofil 0 0-1 %
- Eosinofil 1 0-1 %
- Batang 0 3-6 %
- Segmen 42 25-60 %
- Limfosit 45 25-50 %
- Monosit 12 1-6 %
HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

Hemoglobin 10,0* 10,7-14,7 g/dl

Leukosit 4.900 4.500-13.500 /uL

Eritrosit 3,5 3,7-5,7 juta/uL

Hematokrit 32 31-43 %

Trombosit 341.000 181.000-521.000 /uL


Darah Lengkap
MCV 90* 72-88 fL (20/06/2021)
MCH 29 22-34 pg 16.16
MCHC 32 32-36 g/dL

Hitung Jenis
- Basofil 0 0-1 %
- Eosinofil 0 0-1 %
- Batang 0 3-6 %
- Segmen 42 25-60 %
- Limfosit 43 25-50 %
- Monosit 15 1-6 %
HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN Darah Lengkap
(24/06/2021)
Hemoglobin 10,9 10,7-14,7 g/dl
10.10
HASIL NILAI RUJUKAN

Eritrosit Jumlah normal, distribusi normal.


Gambaran normokrom anisositosis.
Morfologi dalam batas normal

Leukosit Jumlah cukup


Seri granulosit-limfosit matur (+)
Monosit (+)
Saat ini tak ditemukan Blast
Morfologi dalam batas normal Morfologi Darah Tepi
(29/06/2021)
Trombosit Jumlah cukup
Morfologi dalam batas normal 10.01
Diff Count Basofil 1-0
Eosinofil 1-1
Neutrofil batang-0
Netrofil segmen – 36
Limfosit – 56
Monosit – 7
Kesan dalam batas normal
Ro. Thoraks AP -
-
Trakea tidak deviasi
Mediastinum tidak melebar
14/06/2021 - Hilus kanan kiri tertutup gambaran
jantung
- Tak tampak bayangan aorta
- COR: CTR tidak dinilai, batas kanan
kiri melebar
- Pulmo: Corakan vaskuler
meningkat, tampak bercak di
perihiler kiri dan parakardial kanan
dan kiri
- Hemidiafragma kanan normal
- Sinus costophrenicus kanan kiri baik

Kesan :
Gambaran kardiomegali susp. RA
Tak tampak bayangan aorta
Gambaran bonkopneumonia di perihiler
kiri dan parakardial kanan kiri
CT Scan Kepala
21/06/2021

Kesimpulan :
- Lesi iskemik pada ganglia
basalis bilateral
- Hidrosephalus
communicans dengan
transependymal edema.
Suspek meningitis TB
- Mastoiditis bilateral
Ekokardiografi
29/06/2021
Deskripsi :
- Situs solitus
- AV-VA concordance
- Katup normal
- Dimensi ruang
jantung : normal
- IAS dan IVS intak
- PDA (-)

Kesimpulan :
Ekokardiografi normal
Masalah Assesment
1. Tidak mau makan 1. Gangguan tumbuh kembang (1,
2. Tidak bisa berdiri dan berjalan 2, 3, 4, 6, 15)
3. Tidak bisa berbicara 2. Gizi buruk (1, 5, 7, 10, 11, 12)
4. Mata tidak fokus 3. Ketidakseimbangan elektrolit
5. Sulit BAB (13)
6. Tidak bisa BAB dan BAK mandiri 4. Tuberculosis paru (7, 9)
7. Imunisasi tidak lengkap 5. Hidrosephalus communicans
8. Kaku kuduk (+) (14)
9. Tes mantoux (+) 6. Meningitis (7, 8)
10. TB/U, BB/U, IMT/U, BB/PB : <P3
11. Ureum darah rendah
12. Kreatinin darah rendah
13. Hipokalemi, hipokalsemi, klorida tinggi dalam darah
14. Gambaran hidrosephalus communicans dengan
transependymal edema. Suspek meningitis TB
15. Lesi iskemik pada ganglia basalis bilateral
Diagnosis Banding Diagnosis Kerja
1. Meningitis viral
1. Meningitis TB
2. Meningitis bakteri
-Meningitis viral
-Meningitis bakterial

Diagnosis Definitif

1. Marasmus kondisi V
2. Cerebral palsy ataxia
3. Hidrosefalus komunikans
Medikamentosa Monitoring
Inf KaEn 3A 500cc/hari Observasi tanda tanda vital
Inj. Ceftriakson 1 x 1g (100mg/kgBB/hari) + aquades 25 mL Observasi nutrisi pasien
Inj. Ranitidin 10 mg/12 jam (1mg/kgBB/hari)
Prednison 1x10mg (1mg/kgBB/hari)

OAT
- Rifampisin 1x 150mg (15mg/kgBB/hari)
- Isoniazid 1x100mg (10mg/kgBB/hari)
- Pirazinamid 1x400mg (40mg/kgBB/hari)
- Etambutol 1x250mg (25mg/kgBB/hari)
Vit B Komplek 1x1 tab (vit B1 2mg, vit B2 mg, vit B6 2mg,
nicotinamide 20mg, ca pantothenate 10mg)
Vit B6 1x10 mg (10mg/hari)
Asam Folat 1x1 tab (400mcg/hari)
Susu 160ml/3jam

Planning
VP Shunt
Fase stabilisasi (Rencana V )sampai tindak lanjut
Asuhan Nutrisi Pediatrik
Assesment Nutrisi
Usia : 10 tahun
BB aktual : 10 kg
Tinggi Badan : 98,3 cm
BB/U : Sangat Kurus
PB/U : Sangat Pendek
BMI/U : Underweight
BB Ideal: 15 kg
Umur tinggi : usia 3,5 tahun
PROGNOSIS

Quo Ad Quo Ad Quo Ad


Vitam Sanationam Functionam
Dubia ad bonam Dubia ad malam Dubia ad malam
Dr. Willy Dania
SIP. 2018012026
Praktek setiap hari pukul 09.00 s.d. 12.00
Jalan Alamanda no. 1, Bandarlampung

Bandarlampung, 9 Juli 2021

R/ Rifampicin 75 mg
m.f.la.pulv. dtd. No.XXVIII
S 1 dd pulv. I
R/ Isoniazid 100 mg
m.f.la.pulv. dtd. No.XIV
S 1 dd pulv. I
R/ Pirazinamid 400 mg
m.f.la.pulv. dtd. No.XIV
S 1 dd pulv. I
R/ Etambutol 250 mg
m.f.la.pulv. dtd. No.XIV
S 1 dd pulv. I
lanjutan... Dr. Willy Dania, M.Kes
SIP. 2018012026
Praktek setiap hari pukul 09.00 s.d. 12.00
Jalan Alamanda no. 1, Bandarlampung

Bandarlampung, 9 Juli 2021

R/ Inj. Ranitidin 50 mg No. XIV


S 2 dd ⅕ ampul iv
R/ Prednisone 5 mg Tab No. XXVIII
S 1 dd tab II
R/ Inj. Ceftriaxone 1 g Vial No. XIV
S pro inj
R/ Infus KaEN 3A 500 cc Kolf No. XIV
S pro infus
R/ Infus set No.II
S pro infus
lanjutan... Dr. Willy Dania
SIP. 2018012026
Praktek setiap hari pukul 09.00 s.d. 12.00
Jalan Alamanda no. 1, Bandarlampung

Bandarlampung, 9 Juli 2021

R/ Kanul intravena 24G No.I


S pro infus
R/ Spuit 3 cc No. XLII
S pro inj
R/ Aquadest 25 mL flc No. XIV
S pro inj
R/ Vitamin B complex No. XV
S 3 dd tab I
R/ Piridoksin 10 mg Tab No. XIV
S 1 dd tab I
lanjutan... Dr. Willy Dania
SIP. 2018012026
Praktek setiap hari pukul 09.00 s.d. 12.00
Jalan Alamanda no. 1, Bandarlampung

Bandarlampung, 9 Juli 2021

R/ Asam folat 400 mg Tab No. XIV


S 1 dd tab I

Nama : M. Akram
Usia : 10 Tahun
BB : 10 kg
Alamat : Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung
TINJAUAN
PUSTAKA
GIZI BURUK
Pengertian
Keadaan kurang gizi
tingkat berat (tubuh
Pengert
Keadaan berat badan
menurut Panjang badan
yang tampak sangat
kurus) yang disebabkan
ian
anak < -3 SD dari
median kurva
oleh rendahnya pertumbuhan WHO atau
konsumsi energi dan LILA < 115 mm usia
protein dari makanan 6-59 bulan dengan atau
sehari-hari dalam tanpa edema bilateral
waktu yang cukup lama
ditandai dengan berat
badan yang tidak sesuai
stardar usia
67

Penentuan Status Gizi


STATUS GIZI KLINIS ANTROPOMETRI

Gizi Buruk Sangat kurus & atau ≤ - 3SD


edema pada kaki

Gizi Kurang > -3SD - <-2SD


Gizi Baik -2SD - +2SD
Gizi Lebih > +2SD
Etiologi
Disebabkan kebutuhan energi dan protein yang tidak
terpenuhi karena kurangnya asupan, tingginya
kebutuhan, atau keduanya.

Ketika asupan nutrisi < kebutuhan energi 🡺 adaptasi


reduksi (perubahan fisiologis dan metabolik)

TIGA BENTUK GIZI BURUK:

1. Marasmus (sangat kurus)


2. Kwarsiokor (edema)
3. Marasmus-Kwarsiokor
Maramus

1. Tampak sangat kurus, tinggal tulang


terbungkus kulit
2. Wajah seperti orang tua
3. Cengeng, rewel
4. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis
sangat sedikit
5. Perut cekung
6. Piano sign
7. Sering disertai:
- Penyakit infeksi (kronis berulang)
- Diare kronik / konstipasi
70
71

Penentuan Status Gizi


STATUS GIZI KLINIS ANTROPOMETRI

Gizi Buruk Sangat kurus & atau ≤ - 3SD


edema pada kaki

Gizi Kurang > -3SD - <-2SD


Gizi Baik -2SD - +2SD
Gizi Lebih > +2SD
Kwashiorkor
1. Edem, umumnya seluruh tubuh, terutama
punggung kaki
2. Wajah membulat dan sembab
3. Pandangan mata sayu
4. Rambut tipis, kemerahan
5. Perubahan status mental, apatis
6. Pembesaran hati
7. Otot mengecil
8. Kulit terdapat bercak merah muda yang meluas
🡺 warna coklat kehitaman & terkelupas (crazy
pavement dermatosis)
9. Sering disertai infeksi 🡺 anemia, diare
Maramus - Kwashiorkor

1. Klinis : campuran
2. Maramus BB/TB-PB <-3 SD
3. Kwashiorkor:
- Edema tidak mencolok
- Kelainan kulit
Pemeriksaan Anak Gizi Buruk

•• Anamnesis (penyakit dan gizi)

•• Pemeriksaan fisik (klinis dan antropometri)

•• Pemeriksaan laboratorium/radiologi

•• Analisis diet dan makanan


Anamnesis awal
(untuk kedaruratan)

• Kejadian mata cekung yang baru saja muncul


• Lama dan frekuensi diare dan muntah serta tampilan
dari bahan muntah dan diare (encer/darah/lendir)
• Kapan terakhir berkemih
• Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin

🡺 Hal diatas didapatkan bila anak mengalami dehidrasi


dan atau syok
Anamnesis Lanjutan

1. Diet (pola makan)/kebiasaan makan sebelum sakit


2. Riwayat pemberian ASI
3. Asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhir
4. Hilangnya nafsu makan
5. Kontak dengan pasien campak atau tuberkulosis paru
6. Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir
7. Batuk kronik
8. Kejadian dan penyebab kematian saudara kandung
9. Berat badan lahir
10. Riwayat tumbuh kembang: duduk, berdiri, bicara dan lain-lain
11. Riwayat imunisasi
12. Apakah ditimbang setiap bulan
13. Lingkungan keluarga (untuk memahami latar belakang sosial anak)
14. Diketahui atau tersangka infeksi HIV
Pemeriksaan Fisik

1. Apakah anak tampak sangat kurus, adakah


edema pada kedua punggung kaki. Tentukan
status gizi dengan menggunakan BB/TB-PB
2. Tanda dehidrasi: tampak haus, mata cekung,
turgor buruk (hati-hati menentukan status
dehidrasi pada gizi buruk).
3. Adakah tanda syok (tangan dingin, capillary
refill time yang lambat, nadi lemah dan cepat),
kesadaran menurun.
4. Demam (suhu aksilar ≥ 37.5° C) atau hipotermi
(suhu aksilar < 35.5° C).
Pemeriksaan Fisik

5. Frekuensi dan tipe pernapasan: pneumonia atau gagal jantung


6. Sangat pucat
7. Pembesaran hati dan ikterus
8. Adakah perut kembung, bising usus melemah/meninggi, tanda
asites, atau adanya suara seperti pukulan pada permukaan air
(abdominal splash)
Tatalaksana Perawatan

Pada saat masuk rumah sakit:


1. Anak dipisahkan dari pasien infeksi
2. Ditempatkan di ruangan yang hangat (25–30°C, bebas dari
angin) 3
3. Dipantau secara rutin
4. Memandikan anak dilakukan seminimal mungkin dan
harus segera keringkan
Tatalaksana Umum

Jika ditemukan ulkus kornea, beri vitamin A dan obat tetes mata
kloramfenikol/tetrasiklin dan atropin; Jangan beri obat mata
yang mengandung steroid
10 Tatalaksana Gizi Buruk
MENINGITIS TB
DEFINISI
Peradangan pada selaput otak (meningens) yang
disebabkan oleh infeksi. Ditandai adanya
mikroorganisme pada pemeriksaan cairan
serebrospinal (CSS). Infeksi bisa disebabkan oleh
bakteri, virus atau tuberkulosis.
BAKTERI PENYEBAB TERSERING
Usia Paling Sering Jarang
Neonatus Streptokokus grup B Listeria monocytogenes
E. Coli Stafilokokus koagulase negatif
Klebsiella Enterococcus faecalis
Enterobacter Citrobacter diversus
Salmonella
Pseudomonas aeruginosa
Haemophilus influenza tipe a, b, c, d, e, f dan nontypeble

>1 bulan Streptococcus pneumoniae H. Influenza tipe b


Neisseria meningitidis Streptokokus grup A Batang gram negatif
L. monocytogenes
ETIOLOGI LAINNYA
Virus
Enterovirus (Coxsackie virus)
Echovirus
Pada pasien yg tidak vaksinasi virus polio
Virus herpes simplex
Virus epstein barr
Sitomegalovirus
Virus limfositik koriomeningitis
HIV
Virus mumps
MANIFESTASI KLINIS
Peradangan Meningens
1. Sakit kepala
2. Iritabilitas
Pada bayi kecil 🡺 tanda peradangan
3. Muntah mual meningal umumnya tak terlihat
4. Kaku kuduk jelas. Hanya
5. Letargi - rewel (irritable)
6. Fotofobia - Gelisah
7. Demam - penurunan kesadaran
- asupan makanan yg buruk
8. Tanda Kernig (+) anak usia >12 bulan
- Muntah
- perubahan suhu tubuh.
Peningkatan TIK - UBUN UBUN MENONJOL
1. Sakit kepala
2. Diplopia
3. Muntah
FAKTOR RESIKO

•Imunitas rendah

•Riwayat infeksi intrapartum pada ibu

•ISK saat ibu hamil

•Ketuban pecah dini

•Prematuritas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pungsi Lumbal
Pemeriksaan PCR
EEG
Pemeriksaan darah
CT Scan
MRI
Perbedaan Meningitis Bakterialis, Tb dan Virus
Bakterialis TB Virus Normal

Warna Purulen, Xantokrom, ada Jernih Jernih


keruh benang benang fibrin

Jumlah Ribuan 250-500, terutama 50-300, terutama limfosit 0-5 limfosit


sel/IU terutama limfosit 1-3 PMN (3 bulan pertama)
PMN 30 limfosit (neonatus)
20-50 eritrosit

Protein Ratusan 45-1000, jumlah sel 20-125 (normal atau sedikit 15-35 (lumbal), 5-15
(mg/dl) hingga meningkat seiring meningkat) (ventrikel)
ribuan waktu

Tekanan 200-750+ 150-750+ Normal atau sedikit <160


(mmH2O) meningkat

Glukosa Sangat Sangat menurun, Normal atau sedikit 50-80 (⅔ dari glukosa
(mg/dl) turun, rasio rasio CSS/darah =<0,4 meningkat darah)
CSS/darah =<
0,4-0,6
TATALAKSANA
Antibiotik lini pertama
❏ Ceftriaxone: 100mg/kgBB/kali iv-drip, selama 30-60 menit
setiap 12 jam. Atau,
❏ Cefotaxim: 50 mg/kgBB/kali iv, setiap 6 jam

Antibiotik lini kedua


❏ Kloramfenikol: 25mg/kgBB/kali IM/IV, setiap 6 jam.
Ditambah
❏ Ampisilin: 50 mg/kgBB/kali IM/IV, setiap 6 jam
CEREBRAL
PALSY
DEFINISI
PALSI SEREBRAL adalah suatu kelainan gerakan
dan postur tubuh yang tak progresif karena suatu
kerusakan (gangguan) pada sel sel MOTORIK di
SSP yg sedang tumbuh atau belum selesai
pertumbuhannya
ETIOLOGI
FAKTOR IBU FAKTOR PRANATAL
1. Siklus mentruasi panjang 1. Polihidromnion
2. Riwayat keguguran 2. Ibu pengobatan hormon tiroid, estrogen atau progesteron
3. Riwayat bayi lahir mati 3. Ibu dengan proteinuria berat atau HT
4. Ibu dengan retardasi 4. Ibu terpapar merkuri
mental 5. Multiple/malformasi kongenital mayor pada bayi/kelainan genetik
6. Bayi laki-laki/kehamilan kembar
5. Ibu dengan penyakit
7. Perdarahan pada trimester ketiga kehamilan
tiroid
8. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
6. Kejang pada ibu 9. Infeksi virus kongenital (HIV, TORCH)
7. Riwayat melahirkan anak 10. Radiasi
dengan BB <2kg 11. Asfiksi intrauterin
8. Riwayat melahirkan anak 12. DIC karena kematian pranatal pada salah satu bayi kembar.
dengan defisit
ETIOLOGI
FAKTOR PERINATAL FAKTOR PASCANATAL
1. Bayi prematur 1. Infeksi di 6 bulan pertama kehidupan
2. BB lahir <1500 g 2. Perdarahan intrakranial (pada bayi prematur, malformasi
3. Korioamnionitis pembuluh darah atau trauma kepala)
4. Bayi bukan letak kepala 3. Leukomalasi periventrikular
5. Asfiksia perinatal berat 4. Hipoksik-iskemik (pada aspirasi mekonium), HIE
6. Keadaan hipoglikemia (hipoksik-iskemik ensefalopati)
lama atau menetap 5. Kern ikterus
7. Kelainan jantung bawaan 6. Persisten fetal circulation atau persistent pulmonary
hypertension of the newborn
7. Penyakit metabolik
8. Racun : logam berat, gas CO
KLASIFIKASI
Gejala Klinis

Derajat Kemampuan Fungsional

GMFCS ER
Klasifikasi – Gejala Klinis
TIPE

1. Spastik 50%
- Monoparesis Jarang
- Hemiparesis 5 :10
- Diplegia (Paraparesis) 2: 10
- Triplegia Jarang
- Kuadriplegia (Tetraplegia) 3:10

2. Athetoid (diskinetik, distonik) 20%

3. Rigid 4%

4. Ataksia 1%

5. Tremor Jarang

6. Atonik/hipotonik Jarang

7. Campuran 25%
● Spastik-athetoid 2:3
● Rigid-spastik 1:3
● Spastik-ataksia Jarang
Klasifikasi-Derajat Kemampuan Fungsional

Ringan
•• Hanya butuh sedikit bantuan, aktivitas sehari hari dapat dilakukan

Sedang
•• Aktivitas terbatas.
•• Pasien butuh bantuan/pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya
sendiri

Berat
•• Pasien sama sekali tak dapat melakukan aktivitas fisik
•• Tak mungkin hidup tanpa pertolongan orang lain
Klasifikasi-GMFCS ER
(Gross Motor Function Classification System – Expand and Revised)

Tingkat 1 Pasien dapat berjalan tanpa


batasan
Tingkat 2 Pasien dapat berjalan dengan
batasan
Tingkat 3 Penderita dapat berjalan
menggunakan alat bantu tongkat
Tingkat 4 Pasien dapat mobilisasi diri
sendiri dengan batasan, dapat
menggunakan kursi roda otomatis
Tingkat 5 Pasien menggunakan kursi roda
yang dikendalikan orang lain
Algoritma Klasifikasi CP Usia >2 tahun
Cara Menulis Diagnostik
Fisiologi Topografi Etiologi Fungsional
Spastik Monoplegi - Pranatal (Infeksi, Metabolik, Tingkat 1
Athetoid Paraplegi Anoksia, Toksin, Genetik) Tingkat 2
Rigid Hemiplegi Tingkat 3
- Perinatal (Anoksia)
Ataksia Triplegi Tingkat 4
Tremor Kuadriplegi - Pascanatal (Trauma, Infeksi) Tingkat 5
Atonik Diplegia
Campuran
Tak bisa di klasifikasikan
Penatalaksanaan
TUJUAN : untuk mengembangkan sisa kemampuan yang ada pada anak tersebut
seoptimal mungkin sehingga diharapkan anak dapat melakukan aktivitas sehari
hari tanpa batuan atau sedikit bantuan

ANAK SARAF MATA BEDAH ORTHOPEDI BEDAH SARAF


THT REHABILITASI MEDIS PSIKOLOGIS TERAPIS PEKERJA SOSIAL & GURU SLB

ASPEK
MEDIS

TERAPI ASPEK NON


ALTERNATIF MEDIS
HIDROSEFALUS
Definisi
Hidrosefalus adalah pembesaran ventrikulus
otak sebagai akibat peningkatan jumlah cairan
serebrospinal (CSS) yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara produksi, sirkulasi
dan absorbsinya.
Meningkatnya jumlah CSS menyebabkan pelebaran ventrikel, peningkatan
tekanan intraventrikel dan akhirnya meningkatkan tekanan intrakranial
Klasifikasi

Klasifikasi secara patologi dapat dikelompokkan sebagai


1. Obstruktif (non-communicating) - terjadi akibat penyumbatan
sirkulasi CSS yang disebabkan oleh kista, tumor, pendarahan,
infeksi, cacat bawaan dan paling umum, stenosis aqueductal
atau penyumbatan saluran otak.
2. Non – obstruktif (communicating) – dapat disebabkan oleh
gangguan keseimbangan CSS, dan juga oleh komplikasi setelah
infeksi atau komplikasi hemoragik.
Hidrosefalus secara etiologi dapat dikelompokkan sebagai
1. Bawaan (congenital) - sering terjadi pada neonatus atau
berkembang selama intra-uterin.

2. Didapat (acquired) – disebabkan oleh pendarahan


subarachnoid, pendarahan intraventrikular, trauma, infeksi
(meningitis), tumor, komplikasi operasi atau trauma hebat di
kepala.
Patofisiologi

Hidrosefalus secara teoritis terjadi sebagai akibat


dari 2 mekanisme, yaitu :
- Produksi cairan yang berlebihan
- Adanya obstruksi
- Gangguan absorbsi
1.
Produksi likuor yang berlebihan. Kondisi ini
merupakan penyebab paling jarang dari kasus
hidrosefalus, hampir semua keadaan ini disebabkan
oleh adanya tumor pleksus koroid (papiloma atau
karsinoma), namun ada pula yang terjadi akibat dari
hipervitaminosis vitamin A.
Malformasi yang menyebabkan
2. penyempitan saluran likuor,
misalnya stenosis akuaduktus
sylvii

Gangguan aliran likuor akibat


obstruksi yang merupakan awal
kebanyakan kasus hidrosefalus Lesi massa yang menyebabkan
kompresi intrnsik maupun ekstrinsik
saluran likuor, misalnya tumor
intraventrikel, tumor para ventrikel,
kista arakhnoid, dan hematom.
Proses inflamasi dan gangguan
lainnya seperti obliterasi vili
arakhnoid.
3.

Gangguan penyerapan cairan serebrospinal. Suatu


kondisi seperti sindrom vena cava dan trombosis sinus
dapat mempengaruhi penyerapan cairan
serebrospinal. Kondisi jenis ini termasuk hidrosefalus
tekanan normal atau pseudotumor serebri
Diagnosis
Anamnesis
● Kepala yang membesar pada anak dengan UUB belum
menutup
● Tanda peningkatan tekanan intrakranial: letargi,
muntah, sakit kepala, iritabel, penurunan kesadaran.
Terutama ditemukan pada anak dengan UUB yang
sudah menutup
● Anamnesis ke arah penyebab: riwayat trauma, infeksi
SSP meningitis, riwayat hidrosefalus pada keluarga
● Riwayat kehamilan ibu
● Riwayat imunisasi
Pemeriksaan fisik
● Pertumbuhan lingkar kepala yang
abnormal (>+2 SD atau dalam
pemantauan terdapat peningkatan
lingkar kepala yang tidak sesuai grafis
pertumbuhan LK).
Pertumbuhan Lika anak normal:
2cm/bulan mulai usia 0-3 bulan,
1cm/bulan pada usia 4-6 bulan, dan
0.5cm/bulan sampai usia 12 bulan
● UUB masih terbuka pada anak usia
>18 bulan atau UUB menonjol
● Kelainan bentuk kepala: oksipital yg prominen, asimetri,
pembesaran diameter biparietal, frontal bossing
● Kulit kepala licin dan mengkilap, serta tampak vena
superficial menonjol
● Tanda lesi UMN: hiperrefleks, klonus, spastisitas
● Lesi tulang belakang: benjolan, dimple, hair tuft, hemangioma
yg merupakan tanda spina bifida
● Funduskopi: papiledema
ditemukan jika terdapat
peningkatan tekanan intrakrania,
pendarahan retina pada
hidrosefalus akut, atrofi nervus
optic pada hidrosefalus kronik,
korioretinitis pada toksoplasma
atau CMV
● Kelainan saraf kranial berupa
‘sunset appearance’ mata deviasi ke
bawah
Pemeriksaan Penunjang
● Transiluminasi ● Rontgen kepala
● USG (pada anak yg UUB belum ○ impersionis digitata
menutup) ○ Sutura melebar
○ Pembesaran daerah fossa
● CT-scan/MRI
posterior (sindrom dandy-walker)
○ Diagnosis: pelebaran
○ Fossa posterior mengecil
ventrikel, sulcus tidak jelas
(malformasi Arnold-Chiari)
terlihat, penumpulan sudut
○ Kalsifikasi periventrikular (infeksi
kornu anterior atau edema
CMF)
periventrikular
○ Kalsifikasi yg menyebar (infeksi
○ Etiologi: gambaran
toksoplasma)
obstruksi, kalsifikasi (infeksi
tokso atau CMV)
Tatalaksana

● Tatalaksana utama adalah tidakan


bedah berupa vp-shunt, drainase
eksterna ventrikel, endoscopic third
ventriculotomy
● Jika KU pasien tidak
memungkinkan untuk vp-shunt,
bisa dilakukan drainase eksterna
ventrikel, ventricular tapping/ pungsi
lumbal serial
● Terapi konservatif medikamentosa - untuk membatasi evolusi
hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dan
pleksus choroid (asetazolamide dosis 30-50mg/KgBB/hari;
furosemid dosis 1mg/KgBB/hari)

● Terapi di atas hanya bersifat sementara sebelum dilakukan terapi


defenitif; sebaliknya terapi ini tidak efektif untuk pengobatan
jangka panjang mengingat adanya resiko terjadinya gangguan
metabolik
Pemantauan Ukuran Lingkar Kepala
dan UUB

Menurut rekomendasi American Academy of


Pediatrics, pemantauan lingkar kepala sebaiknya
dilakukan terutama sampai usia 2 tahun.
Pemantauan lingkar kepala sebaiknya dilakukan
bersama dengan ukuran ubun-ubun besar.
Pengukuran lingkar kepala
dianjurkan setiap bulan sampai umur
2 tahun. Aplikasi terpenting dari
pengukuran lingkar kepala adalah
mem”plot” hasil pengukuran tiap
bulan pada grafik lingkar kepala
Nelhause
● Ubun-ubun besar diukur dengan
rata-rata ukuran anteroposterior dan
transversal
● Ukuran lingkar kepala saat lahir sampai
usia 2 tahun berkisar antara 35 - 49 cm.
Sedangkan, ukuran rata-rata ubun-ubun
besar saat lahir adalah 2,1 cm yang akan
mengecil dengan bertambahnya usia.
Ubun-ubun besar akan menutup saat
usia 13,8 bulan.
● Bayi ukuran lingkar kepalanya di bawah (- < 2SD) disebut
mikrosefali

● Mikrosefali dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol/obat,


infeksi tetanus, other (syphilis, parvovirus, varicella zoster),
rubella, cytomegalovirus, herpes (TORCH), Pasien mikrosefali
dengan ubun-ubun terbuka biasanya disebabkan atrofi otak.
Mikrosefali dengan ubun-ubun menutup biasanya disebabkan
infeksi TORCH atau atrofi otak.
● Bayi dengan ukuran lingkar kepalanya di atas (>2SD) di sebut makrosefali

● Makrosefali dengan ubun-ubun terbuka dapat disebabkan hidrosefalus atau


atrofi otak. Makrosefali disertai ubun-ubun menutup biasanya disebabkan
atrofi otak. Adanya hidrosefalus menandakan penumpukan cairan otak
yang dapat disebabkan oleh berbagai sebab, antara lain malformasi struktur
otak (malformasi Chiari, Dandy Walker, aqueduct stenosis), radang otak,
tumor otak, atau kelainan metabolisme bawaan.
Prognosis

● Prognosis tergantung dari etiologi, ketebalan mantel korteks


otak, kondisi korpus kalosum dan ada tidaknya malformasi otak
● Pengamatan jangka panjang sampai 20 tahun pada 233 pasien
menunjukkan 13,7% meninggal dan revisi vp-shunt.
● 115 dari 233 menjalani evaluasi psikologi: 63% normal, 30%
retardasi mental ringan, dan 7% retardasi mental berat.
DAFTAR PUSTAKA
Perdani, R.R.W. dan Purnama, D.M.W. 2019. Neurologi Anak.
Bandarlampung: Aura Publishing

Soetjiningsih dan Ranuh, G. 2014. Tumbuh Kembang Anak Ed 2. Jakarta:


EGC.

Harris, SR. 2015. Measuring head circumference: update on infant


microcephaly. Canadian Family Physician;61:680-84.

Sivagnanam, M. and Jha, N.K. 2012. Hydrocephalus: an overview,


hydrocephalus.

Yolanda, N. dan Mangunatmadja, I. .2017. PENTINGNYA PENGUKURAN


LINGKAR KEPALA DAN UBUN-UBUN BESAR. IDAI.
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pentingnya-pengukuran-li
ngkar-kepala-dan-ubun-ubun-besar. Diakses tanggal 9 Juli 2021.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai