Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEBIDANAN

KOMPREHENSIF PADA NY. N G2P1A0


GRAVIDA 39 MINGGU DENGAN KPD
9 JAM DI PUSKESMAS SEKARWANGI

KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2022


ENENG SULASTRI
8121034
LATAR BELAKANG
Menurut WHO 75% kematian ibu disebabkan: Tekanan darah tinggi saat kehamilan
(preeclampsia/eclampsia), Perdarahan parah (sebagian besar perdarahan pasca salin), infeksi
(biasanya pasca persalinan), Partus lama/macet, Aborsi yang tidak aman. (Key Facts. 2019).
Ketuban pecah dini jika tidak ditangani dengan baik akan dapat menimbulkan komplikasi seperti
infeksi. Karena insiden air ketuban pecah, kuman dapat berimigrasi ke dalam kantung ketuban
sehingga menyebabkan infeksi. Ketika kandungan infeksi, ini dapat membahayakan
pertumbuhan, perkembangan bahkan nyawa janin. (Manuaba, 2012)
Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Sekarwangi Kabupaten Sukabumi, pada tahun 2021
tidak terdapat kasus kematian ibu. Sedangkan angka kematian bayi sebanyak 2 kasus dan
kematian balita sebanyak 1 kasus. Pada tahun 2021 jumlah persalinan dengan KPD sebanyak 5
kasus dari 33 persalinan. Pada tahun 2022 periode Januari-Juni jumlah persalinan dengan KPD
sebanyak 3 dari 17 persalinan. (Puskesmas Sekarwangi, 2022)
TINJAUAN KASUS
Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. A
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Kp. Bojong Talang 03/05, Kel./Kec. Cibadak
KEHAMILAN
KUNJUNGAN 1 (29-06-2022 / 09.00 WIB) KUNJUNGAN 2 (06-07-2022 / 10.00 WIB)
S: Ibu mengatakan sering terbangun malam untuk BAK. S: ibu mengatakan mengalami keluhan susah BAB.
HPHT: 13-10-2021, TP: 22-07-2022 O: BB: 67kg, TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/i, R: 21x/i,
O: BB: 66kg, TB: 155cm, IMT: 22,91, Lila: 25cm, TD: S:36,5°C TFU: 29cm, DJJ: 135 x/i, Golongan darah A,
120/70 mmHg, N: 81 x/i, R: 22x/i, S: 36,6°C TFU: Hb 12,2 gr/dl, Sifilis Non Reaktif, Anti HIV Non
28cm, DJJ: 135 x/i Reaktif, HbsAG Non Reaktif
A: G2P1A0 gravida 36 minggu A: G2P1A0 gravida 37 minggu
P: Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu P: Penatalakasanaan yang diberikan pada ibu hamil
hamil trimester III dengan keluhan sering kencing dengan keluhan konstipasi adalah tingkatkan intake
yaitu KIE tentang penyebab sering kencing, cairan minimum 8 gelas air putih setiap hari dan
kosongkan kadung kemih ketika ada dorongan, serat dalam diet misalnya buah, sayuran dan minum
perbanyak minum pada siang hari dan kurangi air hangat, istirahat yang cukup, melakukan olahraga
minum di malam haru jika mengganggu tidur, hindari ringan ataupun senam hamil, buang air besar secara
minum kopi atau teh sebagai diuresis, berbaring teratus dan segera setelah ada dorongan
miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis
dan tidak perlu menggunakan obat farmakologis.
PERSALINAN
KALA I (13-07-2022 / 08.00 WIB) KALA II (13-07-2022 / 12.50 WIB)

S: Ibu mengatakan mules dan sudah keluar air-air serta S: Ibu mengatakan mules semakin sering dan ingin mengedan
lendir darah sejak tanggal 12 Juli 2022 pukul 23.00 WIB, O: TD: 120/80 MmHg, N: 82 x/i, R: 21 x/i, S: 36,4°C, penurunan
gerakan janin masih dirasakan. 1/5, DJJ: 140 x/i, His: 4x10’45” portio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, presentasi kepala, ketuban (-), hodge III+
O: TD: 120/70 MmHg, N: 82 x/i, R: 22 x/i, S: 36,3°C, TFU: 30
cm, TBJ: 2.945 gram, penurunan 3/5, DJJ: 143 x/i, His: A: G2P1A0 gravida 39 minggu inpartu kala II dengan KPD 9 Jam,
3x10’20” portio tebal lunak, pembukaan 3cm, presentasi janin tunggal hidup
kepala, ketuban (-)
P:
A: G2P1A0 gravida 39 minggu inpartu kala I fase laten  Memimpin persalinan dengan APN, pada pukul 13.15 WIB, bayi
dengan KPD 9 jam janin tunggal hidup intrauterin lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, tonus otot ekstremitas
P: dalam keadaan fleksi, warna kulit kemerahan, apgar score 7/10
 Cek lakmus  kertas lakmus merah berubah biru (ibu  Pada pukul 13.16 WIB, Mengeringkan bayi, rangsang taktil,
mengalami KPD) membebaskan jalan nafas, 5 pukul 13.20 WIB Bayi menangis
 Kolaborasi dokter, advis infus RL polos 20 tpm, amoxicilin kuat.
1x1  Bayi tidak dilakukan IMD karena mengalami asfiksia ringan.
 Memantau kesejahteraan ibu dan kemajuan persalinan
PERSALINAN
kala III (13-07-2022 / 13.16 WIB) Kala IV (13-07-2022 / 13.31 WIB)
S: Ibu mengatakan masih merasa mules di sertai S: Klien merasa senang,lemas,dan masih merasa sakit
keluar darah dari jalan lahir pada bagian perutnya

O: kontraksi uterus keras, TFU sepusat, kandung O: TD: 120/80 mmHg, N 81x/menit, RR:20x/menit, S:
kemih kosong, vulva tampak tali pusat, perdarahan 36,6°C. kontraksi uterus keras, TFU 2 jari di bawah
±100 cc pusat, perdarahan ±50 cc, kandung kemih kosong,
perineum tidak ada lasaerasi.
A: P2A0 kala III
A: P2A0 kala III
P: P:
 Menyuntikan oxytosin 10 IU secara IM  Menganjurkan ibu makan dan minum
 melakukan penegangan tali pusat terkendali ke arah  Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
dorso kranial, Plasenta lahir spontan pukul 13:30 yaitu Amoxiciline (3x1) Asmef (3x1), dan Vit A (1x1) Fe
WIB (1x1)
 melakukan massase fundus uteri selama 15 detik  Membereskan tempat dan alat-alat
sebanyak 15 kali  Melakukan pemantauan 2 jam postpartum
POSTPARTUM
Postpartum 6 Jam Postpartum 7 hari : ibu tidak ada keluhan, proses
menyusui lancar, TD: 120/80 mmHg, N 78x/menit,
S: ibu masih merasa mulas, sudah bias berjalan ke RR: 20x/menit, S: 36,5°C. kontraksi uterus keras, TFU
kamar mandi untuk BAK 3 jari di atas simpisis, kandung kemih kosong
O: TD: 120/80 mmHg, N 80x/menit, RR: 20x/menit, Postpartum 2 minggu: ibu merasa Lelah karena
S: 36,6°C. kontraksi uterus keras, TFU 2 jari di sering terbangun malam hari untuk menyusui, TD:
bawah pusat, perdarahan ±50 cc, kandung kemih 120/80 mmHg, N 80x/menit, RR: 21x/menit,
kosong S:36,5°C, TFU tidak teraba, kandung kemih kosong
A: P2A0 postpartum 6 jam Postpartum 6 minggu: ibu tidak ada keluhan, TD:
P: - berkolaborasi dengan dokter, berikan Amoxicilin 110/70 mmHg, N 81x/menit, RR: 19x/menit, S:
(3x1) Asmet 3x1 Fe 1x1 Vit A 1x1 36,5°C. TFU tidak teraba, kandung kemih kosong, ibu
-menganjurkan kebutuhan nutrisi hidrasi, istirahat berencana menggunakan KB IUD
tidur
-memberikan KIE Teknik menyusui, tanda bahaya
masa nifas
BAYI BARU LAHIR
BBL 2 jam BBL 7 hari: bayi sudah di imunisasi HB0 6 jam
pasca lahir, N 127x/menit, RR: 43x/menit, S:
S: bayi lahir normal, dengan riwayat asfiksia 36,7°C. BB: 2800 gram, tali pusat puput hari ke
ringan 6
O: BB 2900 gram, PB 49 cm, LK 33 cm, LD 34 cm BBL 2 minggu: bayi menyusu kuat, bayi selalu
Pemfis tidak ada kelainan dijemur pagi hari bila hari cerah, BB 3100 gram,
A: NCB SMK usia 2 jam dengan riwayat asfiksia PB 50 cm, N 145x/menit, RR: 40x/menit, S:
ringan 36,6°C.

P: - memberikan profilaksis BBL 6 minggu: bayi tidak ada keluhan, N


135x/menit, RR: 40x/menit, S: 36,76°C. BB:
-menjaga kehangatan 3300 gram, bayi diberikan imunisasi BCG
-menjelaskan tanda bahaya BBL
PEMBAHASAN (KEHAMILAN)
Penulis melakukan 2 kali pengkajian pada Ny. Selama pengkajian, Ny. N Terdapat keluhan
N yang merupakan kunjungan ANC ke 12 dan ketidaknyamanan kehamilan diantaranya
ke 13. kunjungan ANC Ny. N sudah sesuai sering BAK di malam hari. Hal ini merupakan
dengan anjuran kemenkes (2018) kejadian fisiologis. Ny. N diberikan KIE
penyebab dan cara mengatasi keluhan sering
Selama melakukan ANC, Ny. N mendapatkan BAK di malam hari.
asuhan sesuai standar asuhan 10T yang
terdapat di Buku Saku Pelayanan Kesehatan Keluhan selanjutnya yaitu konstipasi. Kejadian
Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar Rujukan fisiologis ini terjadi karena rahim yang semakin
(kemenkes, 2013) membesar akan menekan rectum dan usus
bagian bawah sehingga terjadi konstipasi. Ny.
N diberikan KIE untuk memperbanyak
konsumsi makanan berserat.
PEMBAHASAN (PERSALINAN)
Kala I: Ibu datang pukul 08.00 WIB, mengatakan Kala II: terlihat tanda gejala Kala II yaitu
keluar air-air sejak jam 23.00 WIB, dilakukan tes dorongan ingin meneran pada ibu, tekanan pada
lakmus untuk mengetahui nilai pH cairan anus dan perineum menonjol serta vulva
(Norma, 2013). membuka (Manuaba, 2016). Dilakukan
pertolongan persalinan, bayi lahir spontan pukul
Ditegakan diagnosa Ny. N inpartu dengan KPD 9 13.15 WIB, tidak segera menangis, jenis kelamin
jam sesuai teori yaitu KPD adalah pecahnya laki-laki. Bayi tidak dilakukan IMD karena
ketuban sebelum pembukaan 3 cm pada mengalami asfiksia ringan.
primigravida (Cunningham, 2016)
Kala III: Dilakukan manajemen aktif kala III (JNPK-
Ibu diminta jangan berjalan, hanya miring KR, 2017). Plasenta lahir spontan pukul 13:30
kiri/kanan agar pembukaan berjalan perlahan WIB, penolong melakukan massase fundus uteri.
(Sulistyawati, 2017)
Kala IV: dilakukan kolaborasi dengan dokter
Ibu diberikan teh manis ±100 cc. Asupan nutrisi untuk pemberian terapi untuk pencegahan
hidrasi saat persalinan dapat meningkatkan infeksi: Amoxiciline (3x1) Asmef (3x1), dan Vit A
kekuatan dan energi tetap aktif (Munro, 2012) (1x1) Fe (1x1). Kala IV dipantau selama 2 jam
PEMBAHASAN (NIFAS)
Postpartum 6 jam ibu sudah bisa duduk dan berjalan ke kamar mandi, ibu sudah BAK, belum
BAB. Tujuan ambulasi dini untuk mencegah retensio urin yang bisa menyebabkan distensi
kandung kemih yang kemudian mendorong uterus ke atas dan ke samping. (Saifuddin, 2016).
Hasil pengkajian Ny. N bahwa penurunan TFU berlangsung normal. 6 jam postpartum
didapatkan hasil TFU dua jari di bawah pusat, saat hari ke-6 mengalami penurunan menjadi
pertengahan pusat-simfisis, kunjungan 2 minggu TFU tidak teraba di atas simfisis dan pada
kunjungan 42 hari postpartum hasil pemeriksaan TFU tidak teraba. Dalam beberapa hari fundus
turun 1 sampai 2 cm setiap 24 jam (Bobak, 2006).
Hasil pengkajian Ny. N bahwa pengeluaran lochea yaitu pada KF I (6 jam) pengeluaran berupa
lochea rubra, pemeriksaan pada KF II (6 hari) didapat lochea sanguinolenta, pada KF III (2
minggu) didapat lochea serosa dan pada KF IV (6 minggu) sudah tidak terdapat pengeluaran dari
genetalia. Perubahan lochea terjadi dalam empat tahap yaitu lochea rubra, sanguilenta, serosa
dan alba. (Cunningham, 2016)
PEMBAHASAN (BBL)
Hasil pengkajian bayi usia 0 jam diketahui bayi tidak BBL usia 7 hari: berat badan bayi mengalami
langsung menangis, tonus otot ekstremitas dalam penurunan sebanyak 100 gram, sesuai teori Berat
keadaan fleksi, warna kulit kemerahan, apgar score 7/10. badan bayi umumnya turun pada 7 hari pertama
klasifikasi asfiksia menurut apgar skor dengan nilai 7/10
masuk kategori asfiksia ringan. (Cunningham, 2016)
setelah lahir bahkan dapat turun hingga mencapai
1/10 dari berat badan lahir. (Ikatan Dokter Anak
Pada pukul 13.16 WIB, Mengeringkan bayi, rangsang Indonesia, 2020)
taktil, membebaskan jalan nafas, 5 pukul 13.20 WIB Bayi
menangis kuat. Secara umum penanganan pada asfiksia BBL usia 2 minggu: keadaan bayi normal, menyusu
neonaturum adalah membersihkan jalan nafas dengan kuat, tali pusat sudah puput hari ke enam
penghisap lendir dan kassa steril. (Arief dan Kristiyanasari,
2015) BBL usia 6 minggu: keadaan bayi normal, menyusu
Hasil pengkajian bayi baru lahir diketahui jenis kelamin
kuat, ibu dianjurkan untuk memantau tumbuh
laki-laki, anus (+), dan tidak ada cacat bawaan, dengan BB kembang bayi tiap bulannya ke posyandu, serta
2900 gram dan PB 49 cm. mendorong ibu dan suami untuk melakukan
stimulasi pada bayi seperti bayi diajak bicara,
Saat usia bayi 2 jam diberikan profilaksis serta ditatap dan tersenyum. Bayi diberikan imunisasi
penyuntikan vitamin K. Saat usia 6 jam, Bayi diberikan
imunisasi HB0 sebelum pulang. BCG
KESIMPULAN
Penulis mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif

Penulis mampu melakukan Analisa data

Penulis mampu melakukan penatalaksanaan asuhan

Penulis mampu melaksanakan peran bidan sebagai pelaksana dan pendidik

Anda mungkin juga menyukai