Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL

PADA IBU HAMIL DENGAN SOLUSIO PLASENTA


Makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Berfikir Kritis dalam Kebidanan
Dosen Pengampu: Dr. Finta Kundarti, S.ST, M.Keb

KELOMPOK 7
DISUSUN OLEH :

Alif Ajeng Miftahul Jannati (P17312215060)


Ayu Kharisma Alfiana (P17312215061)
Nisa Shabrinafi Amalia (P17312215062)
Adinda Agustina (P17312215063)
Ari Isma Alaida (P17312215064)
Indah Khoirunissa (P17312215065)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
2021
KASUS SOLUSIO PLASENTA

Seorang perempuan Ny. C berusia 35 tahun G3P20002 usia kehamilan 37 minggu datang
ke IGD RS diantar oleh suami pada tanggal 26 Agustus 2021 pukul 16.30 WIB. Ibu
dalam keadaan kesakitan dan mengeluh nyeri perut, keluar darah pervaginam kehitam-
hitaman sebanyak 200cc. Suami mengatakan bahwa semenjak hamil istrinya mengalami
tekanan darah yang tinggi 140/90 mmHg dan pernah melakukan pemeriksaan urin dan
hasil dari protein urin negatif serta suami juga mengatakan sejak kehamilan ini sering
sulit tidur dan tidak tidak peduli terhadap kehamilnnya karena sudah tidak ingin memiliki
anak lagi. 3 hari yang lalu istrinya mengeluh pusing dan sulit tidur karena terdapat
masalah dalam keluarga dan kemudian 4 jam yang lalu ibu jatuh dari tangga rumah.
Selain itu ibu juga merasakan kenceng-kenceng yang semakin sering dan semakin kuat.
HPHT 10 Desember 2020, HPL: 21 September 2021. Hasil pemeriksaan menunjukkan
TD 90/70 mmHg, Nadi 100x/menit, RR 24x/menit, suhu 36,50C, palpasi terdapat nyeri
tekan, perut teraba seperti papan, palpasi bagian janin tidak jelas, dan DJJ 160x/ menit
sulit terdengar. Bagaimana asuhan yang sesuai dengan kasus tersebut dan apa diagnose
yang tepat?
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
TAHUN 2021/2022

Format Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil (ANC)

I. Pengkajian

Tanggal : 28-8-2021 Jam : 16.30 WIB


No. RM : 0072128
Nama : Ny. C Nama Suami : Tn. P
Umur : 35 Tahun Umur : 37 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Jl. Rangu No. 30 Kediri Alamat : Jl. Rangu No. 30 Kediri

Cara masuk :

Datang Sendiri Rujukan dari :

Diagnose :

A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama : Ibu datang dalam keadaan kesakitan dan mengeluh nyeri perut,
keluar darah pervaginam kehitam-hitaman. Suami mengatakan bahwa semenjak hamil
istrinya mengalami tekanan darah yang tinggi 140/90 mmHg dan pernah melakukan
pemeriksaan urin dan hasil dari protein urin negatif serta suami juga mengatakan
sejak kehamilan ini sering sulit tidur dan tidak tidak peduli terhadap kehamilnnya
karena sudah tidak ingin memiliki anak lagi. 3 hari yang lalu istrinya mengeluh
pusing dan sulit tidur karena terdapat masalah dalam keluarga dan kemudian 4 jam
yang lalu ibu jatuh dari tangga rumah. Selain itu ibu juga merasakan kenceng-kenceng
yang semakin sering dan semakin kuat.
2. Riwayat menstruasi
 Usia manarche : 14 tahun
 Jumlah darah haid : 3 kali ganti pembalut
 HPHT : 10-12-2020
 Keluhan saat haid : tidak ada keluhan
 Lama haid : kurang lebih 7 hari
 Flour albus : tidak ada
 TP : 21-09-2021
 Keluhan haid : tidak ada keluhan

3. Riwayat hamil ini


 Hamil muda : Pusing dan Mual
 Hamil tua : Sakit Pinggang
 Riwayat imunisasi : TT1 TT2 TT3 TT4 TT5
 Gerakan janin pertama : 4 bulan
 Gerakan janin terakhir : 10 menit yang lalu
 Tanda bahaya dan penyulit kehamilan : perdarahan sebanyak 250 cc,perut nyeri
 Obat/jamu yang pernah dan sedang di konsumsi : Tidak pernah mengkonsumsi
jamu
 Keluhan BAK : tidak ada keluhan Keluhan BAB : tidak ada keluhan
 Kekhawatiran khusus : Ibu khawatir akan kondisi janinnya
4. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu.
G3 P2 A0 Hidup2

NO. Tgl, Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Anak Keadaan


Th partus kehamilan Kelamin persalinan JK/BB anak
partus sekarang
1. 2011 BPM 39 L Bidan Tidak 2.800g Hidup
Minggu ada
2. 2015 BPM 39 L Bidan Tidak 2.790g Hidup
Minggu ada
3 H A M I L I N I

5. Riwayat kesehatan penyakit yang pernah diderita :


Tidak terdapat riwayat penyakit
Pernah dirawat : tidak pernah
Pernah dioperasi : tidak pernah
6. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita sakit :
Tidak ada Riwayat penyakit keluarga
7. Status perkawinan :
Kawin 1 kali, kawin usia 24 tahun, lama menikah 11 tahun
8. Riwayat psiko sosial ekonomi
- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
Ibu sebenarnya sudah tidak menginginkan kehamilan ini
- Penggunaan alat kontrasepsi KB
Implant selama 3 tahun
- Dukungan keluarga
Keluarga mendukung atas kehamilannya
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
Musyawaroh suami istri
- Gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan
Makan 3 kali dengan nasi sayur dan lauk minum 8-10 gelas per hari
- Kebiasaan hidup sehat
Mandi 2 kali sehari kramas 3 kali seminggu
- Beban kerja sehari
Memasak, membersihkan rumah, mengurus anak
- Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan
Bidan
- Penghasilan keluarga
Kurang lebih 2.000.000

9. Riwayat KB dan rencana KB


Metode yang pernah dipakai :Implan, Lama : 3 bulan/tahun
Komplikasi dari KB :Tidak ada , Rencana KB selanjutnya: Implan
10. Riwayat Ginekologi :
Tidak terdapat Riwayat penyakit ginekologi
11. Pola makan / minum/ eliminasi/ istirahat
- Pola minum : 8-10 gelas/hari
- Pola eliminasi :
BAK 8 kali .cc/hari, warna Jernih :, BAK terakhir jam : 16.00
BAB 1 kali/hari, karakteristik: lembek/keras, BAB terakhir jam :06.00
- Pola istirahat : 8 jam/hari, tidur terakhir jam : 04.30

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah Kesadaran : compos mentis
BB/TB : 65kg/158cm Tekanan Darah: 90/70 mmHg
Nadi : 100x/menit Suhu : 360C
Pernafasan : 24x/menit

2. Pemeriksaan Fisik
- Mata : sedikit anemis, tidak ikterus
Pandangan : pandangan sedikit kabur
- Rahang, gigi, gusi: tidak ada pembengkakan gusi dan gigi berlubang
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tyroid
- Dada : areola hiperpigmentasi, putting susu menonjol
- Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
- Sistem respiratori : tidak ada dispneu, tachipneu, wheezing, batuk
- Sistem kardio : tidak ada nyeri dada, murmur, palpitasi
- Pinggang : lordosis
- Ekstrimitas atas dan bawah : tungkai simetris, reflek patella positif, tidak ada
varises, teraba dingin

3. Pemeriksaan khusus
a. Abdomen
Inspeksi : Perut tampak tegang
Palpasi : Perut teraba seperti papan, palpasi bagian janin tidak jelas
TFU : 33 cm, letak punggung : tidak teraba jelas
Presentasi : tidak teraba penurun kepala : tidak teraba
TBJ : 3255 gram
Auskultasi : DJJ 160x/mnt, reguler / irreguler
His/kontraksi : menetap

4. Pemeriksaan Genetalia
Inspeksi : ada pengeluaran darah 250cc dengan warna hitam
VT : ketuban tegang dan menonjol
5. Pemeriksaan laboratorium :
- Laboratorium lengkap.
- HB : 10 g/dL
- CTG : janin................reaktif/tidak
- USG ::

1. Janin : bayi dalam keadaan distress, air ketuban cukup, plasenta tidak
menutupi jalan lahir, punggung kanan, presentasi kepala, belum masuk
PAP, berat badan janin 2600 gram

2. Abdomen : terdapat darah di fundus uteri, dijumpai perdarahan


dibawah plasenta

- Foto thorak : ..........................................


- EKG : .........................................

C. ANALISIS / INTEPRETASI DATA


G3P20002 UK 37 Minggu dengan Solusio Plasenta
Janin tunggal hidup intrauterin dengan fetal distress
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 28-8-2021 Jam : 17.00 WIB

Jam Penatalaksanaan

17.00 1. Melakukan pemasangan infus Rl 500cc 20tpm, infus terpasang


2. Memberikan oksigen 3 liter, oksigen terpasang
17.15
3. Memberikan tranfusi darah untuk memperbaiki faktor pembekuan
akibat koagulasi, tranfusi darah sudah diberikan
17.30
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan
mengenai langkah selanjutnya, dokter menganjurkan untuk
dilakukan operasi seksio sesarea.
5. Menginformasikan kondisi ibu dan janin bahwa persalinan harus
18.00 segera dilakukan secara seksio sesarea hal tersebut dikarenakan
kondisi janin masih hidup dan untuk mencegah berlanjutnya
18.15
perdarahan, keluarga setuju jika persalinan dilakukan dengan
seksio sesarea, ibu terlihat cemas karena ini pertama kalinya ibu
dioperasi
6. Memberikan dukungan psikologis ibu agar tidak cemas dan
meciptakan koping adaptif untuk menerima dan berserah diri
dengan apa yang terjadi, juga meminta suami dan keluarga untuk
terus memberikan dukungan kepada ibu, ibu bisa menerima dan
mengatasi perasaan cemasnya
7. Melakukan pendampingan ibu dan keluarga hingga persalinan
secara seksio sesarea dilakukan, pendampingan dilakukan
8. Mempersiapkan untuk seksio sesarea, persiapan dilakukan
9. Mempersiapkan resusitasi neonatus, persiapan dilakukan
10. Memantau vitalitas janin selama persiapan operasi sesarea.

Kediri,............................

Pembimbing Praktik Mahasiswa


.................................................... ......................................................
NIP. NIM.

Dosen Pembimbing

....................................................
NIP.

Hasil Telusur 3 Jurnal

1. Jurnal 1 “Analysis of 62 placental abruption cases: Risk factors and clinical outcomes
“ (Li et al., 2019)
Etiologi solusio plasenta: etiologi yang tepatdari solusio plasenta tidak diketahui,
tetapi hipotesis menunjukkan keterlibatan kelainan plasenta atau vascular karena
kegagalan invasi sekunder vili trofoblas. Plasenta abnormal, malformasi vascular,
peningkatan kerapuhan pembuluh darah merupakan predisposisi pembentukan
hematoma, yang mengakibatkan pemisahan plasenta. Morbiditas dan mortalitas janin
adalah karena berkurangnya luas permukaan plasenta yang diperlukan untuk
oksigenasi. Faktor risiko meliputi paritas tinggi, usia ibu lanjut, status sosial ekonomi
rendah, merokok, trauma perut, penggunaan alcohol, penggunaah kokain dalam
kehamilan, hipertensi, polihidramnion, kehamilan ganda, trombofilia dan riwayat
solusio plasenta sebelumnya

Diagnosis solusio plasenta:

Sekitar 35% dari solusio muncul dengan perdarahan tersembunyi dan sekitar 68%
hadir dengan nyeri perut yang tersembunyi. Kadang-kadang tanda yang muncul
adalah kematian janin. Dalam penelitian ini, 45% (28 kasus) mengalami gawat janin
dan 4,8% (3 kasus) lahir mati. Diagnosis solusio plasenta hanya mungkin ditegakkan
selama operasi sesar, beberapa pasien dengan presentasi ringan melahirkan dengan
pervaginam

Pemeriksaan USG berguna terutama untuk menyingkirkan plasenta previa atau vasa
previa. Tanda-tanda ekografi klasik termasuk pelesapas perifer plasenta atau
peningkatan ketebalan lebih dari 5-6 cm. terkait dengan zona ekogenik yang
bervariasi, tergantung pada usia hematoma. Ultrasonografi juga sangat membantu
dalam menyingkirkan penyebab lain dari perdarahan vagina.

Penatalaksaan solusio plasenta:

Kematian ibu menjadi sangat jarang di Negara maju. Meskipun demikian, masih ada
morbiditas yang signifikan dikaitkan dengan risiko hemoragik, terutama karena
pembentukan hematoma itu sendiri, yang sering dikaitkan dengan koagulasi
intravascular diseminata. Manajemen awal pasien tersebut harus dilakukan, dengan
keterlibatan tim perawatan intensif. Solusio plasenta ringan dapat ditangani dengan
persalinan pervaginam, sedangkan operasi sesar digunakan pada sebagian besar kasus
solusio plasenta yang serius. Manajemen obstetric solusio plasenta dipandu oleh
vitalitas janin dan status ibu. Bila janin masih hidup, sesar darurat harus dilakukan
kecuali persalinan pervaginam sudah dekat. Dalam laporan saat ini, operasi sesar
darurat dilakukan pada 45 pasien (73%) dengan solusio plasenta, sedangkan 17 pasien
(27%) memiliki persalinan pervaginam spontan. Dalam kasus bradikardia janin,
ekstraksi dengan operasi sesar dalam waktu 20 menit secara signifikan mengurangi
mortalitas neonatal dan insiden serebral palsi. Namun, jika kematian janin intrauterine
telah terjadi, dilakukan persalinan pervaginam dengan pemantauan klinis dan
laboratorium yang ketat (Li et al., 2019).

2. Jurnal 2 “Vaginal Bleeding in Late Pregnancy “ (Young & White, 2019)

Solusio plasenta secara umum didefinisikan sebagai setiap pemisahan prematur


plasenta dari endometrium, yang berpotensi mengakibatkan hilangnya perfusi janin
secara besar-besaran. Sebuah analisis kohort baru-baru ini terhadap lebih dari 27 juta
kelahiran tunggal mengungkapkan prevalensi 9,6 kasus abrupsi per 1000 kelahiran di
Amerika Serikat, dengan peningkatan signifikan pada komplikasi ibu yang serius
(gagal jantung akut dan gagal pernapasan) sejak 2010. 15 Peningkatan risiko abrupsi
dikaitkan dengan usia ibu lanjut, multiparitas, ras kulit hitam, merokok, hipertensi
kronis, infeksi intrauterin, cedera traumatis baru-baru ini, dan penggunaan obat-
obatan terlarang atau alkohol selama kehamilan. Presentasi dari solusio sangat
bervariasi tetapi tanda dan gejala klinis yang paling umum adalah perdarahan vagina
yang berhubungan dengan nyeri perut atau punggung yang parah, nyeri tekan fundus
uteri, dan kontraksi uterus abnormal (tetanik). Jumlah perdarahan vagina berkorelasi
buruk dengan tingkat pemisahan plasenta; solusio besar dapat disembunyikan di balik
plasenta tanpa bukti perdarahan vagina. Risiko kematian janin intrauterin meningkat
secara signifikan pada pasien dengan solusio tersembunyi. Kecurigaan klinis untuk
solusio harus tetap tinggi pada wanita yang datang dengan riwayat trauma terdekat,
bahkan mekanisme energi yang relatif rendah yang biasanya tidak diharapkan
menyebabkan cedera ibu. Penyelidikan untuk kemungkinan kekerasan pasangan intim
harus dimasukkan dalam sejarah. Solusio plasenta terutama merupakan diagnosis
klinis. Ultrasonografi mungkin berguna tetapi memiliki sensitivitas yang buruk untuk
abrupsi. Solusio plasenta biasanya didiagnosis pada saat pelahiran plasenta; namun,
pengelolaan solusio potensial ditentukan oleh bukti adanya gawat janin dan EGA
lebih besar dari atau sama dengan 23 minggu pada saat
presentasi. Pedoman praktik saat ini merekomendasikan konsultasi kebidanan segera
dan persalinan dipercepat untuk bukti gawat janin jika sumber daya institusional
tersedia atau transfer segera ke fasilitas perawatan tersier. Solusio dapat menyebabkan
koagulopati konsumtif, dan resusitasi ibu dengan fibrinogen yang penuh, jika tersedia,
harus dipertimbangkan (Young & White, 2019).

3. Jurnal 3 “Management of disseminated intravascular coagulation associated with


placental abruption and measures to improve outcomes” (Takeda & Takeda, 2019)

Ketika solusio plasenta didiagnosis, metode persalinan paksa, permintaan dukungan


pediatric, dan kebutuhan transportasi ibu dan neonatus harus ditentukan, dengan
mempertimbangkan manajemen ibu untuk DIC dan manajemen janin untuk kelahiran
premature, dan janin harus dilahirkan secepat mungkin. Jika asfiksia neonatus
diketahui, resusitasi harus segera dilakukan sesuai dengan pedoman Neonatal
Cardiopulmonary Resuscitation (NCPR). Ketika NCPR dilakukan, manajemen
neonatal harus dipertimbangkan termasuk indikasi untuk terapi hipotermia

4. Jurnal 4 “MEKANISME KOPING PRIMIPARA PADA PRIMIPARA SAAT


DIPUTUSKAN SECTIO CAESAREA DARURAT” (Febri, dkk, 2017)

Ibu mengalami persalinan SC tanpa direncanakan atau bersifat darurat


mengekspresikan kekhawatiran praoperatif seperti kecemasan. Berbagai reaksi dari
partisipan terkait kecemasan berusaha diatasi melalui berbagai bentuk mekanisme
koping. Partisipan berusaha mendekatkan diri pada Tuhan, berdoa dan berserah diri.
Manusia yang mempunyai keyakinan akan memperoleh ketenangan hidup karena
aspek kenyamanan memberikan kekuatan jiwa bagi seseorang untuk menghadapi
tantangan dan cobaan hidup, memberikan bantuan moril dalam menghadapi krisis,
serta menimbulkan sikap rela menerima kenyataan (Hamid, 2008 dalam Nataliza,
2011). Oleh karena itu, dibutuhkan salahsatu mekanisme koping yang tepat agar dapat
berespon adaptif sehingga tidak terjadi maladaptive.

Partisipan memiliki perspektif sendiri tentang persiapan SC yang mereka jalani. Ini
tergambar dari berbagai ungkapan yang dikemukakan partisipan terkait dengan
persiapan pelaksanaan SC yang mereka hadapi. Partisipan merasakan keyakinan akan
Tuhan karena membuat mereka lebih optimis dalam menghadapi berbagai tantangan
dalam menghadapi SC. Keyakinan sebagai sumber daya pribadi pada partisipan
meningkat yang dipengaruhi oleh adanya kesadaran akan Tuhan (Meezenbroek dkk,
2010). Oleh karena itu, strategi koping spiritual merupakan koping yang paling utama
dilakukan oleh partisipan dan berkekuatan lebih tinggi keterhubungan yang dirasakan
dengan Tuhan.

Selain strategi koping spiritual, dukungan dari suami, keluarga dan petugas kesehatan
adalah orang yang dipercaya oleh partisipan dan menjadi salah satu sumber
pendukung sehingga dukungannya akan sangat bermanfaat
Daftar Pustaka

Li, Y., Tian, Y., Liu, N., Chen, Y., & Wu, F. (2019). Analysis of 62 placental abruption
cases: Risk factors and clinical outcomes. Taiwanese Journal of Obstetrics and Gynecology,
58(2), 223–226. https://doi.org/10.1016/j.tjog.2019.01.010

Takeda, J., & Takeda, S. (2019). Management of disseminated intravascular coagulation


associated with placental abruption and measures to improve outcomes. Obstetrics &
Gynecology Science, 62(5), 299. https://doi.org/10.5468/ogs.2019.62.5.299

Young, J. S., & White, L. M. (2019). Vaginal Bleeding in Late Pregnancy. Emergency
Medicine Clinics of North America, 37(2), 251–264.
https://doi.org/10.1016/j.emc.2019.01.006

Febria Syafyu Sari, Hema Malini & Basmanell (2017). MEKANISME KOPING PRIMIPARA
PADA PRIMIPARA SAAT DIPUTUSKAN SECTIO CAESAREA DARURAT, Research of
Applied Science and Education V11.i1 (9-19)

Anda mungkin juga menyukai