Anda di halaman 1dari 28

Perkembangan dan

pertumbuhan
Zaldhi yusuf A
Perkembangan manusia
• Fisik
• psikologis
TEORI PERKEMBANGAN
1.Teori Nativisme. Pelopor teori ini adalah Athur
Schopenhaue. Teori ini menyatakan bahwa
perkembangan manusia dipengaruhi oleh
nativus atau faktor-faktor bawaan manusia
sejak dilahirkan.
• Teori ini menegaskan bahwa manusia memiliki
sifat-sifat tertentu sejak dilahirkan yang
mempengaruhi dan menentukan keadaan
individu yang bersangkutan.
Lanjutan
• Faktor pembawaan manusia dalam teori ini
disebut sebagai faktor endogen yang meliputi:
1. faktor kejasmanian seperti kulit putih, rambut
keriting, rambut warna hitam.
2. faktor pembawaan psikologis yang disebut
dengan temperamen.
3. faktor bakat (aptitude). Aptitude adalah potensi-
potensi yang memungkinkan individu berkembang
ke satu arah
Temperamen ≠ watak
• Temperamen: sifat bawaan dan bersifat
konstan
• Watak atau karakter: keseluruhan ari sifat
manusia yang nampak dalam perilaku sehari-
hari sebagai hasil dari pembawaan dan
lingkungan dan bersifat tidak konstan
2.Teori empirisme (John Locke)
• teori ini memandang bahwa perkembangan
individu dipengaruhi dan ditentukan oleh
pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama
perkembangan mulai dari lahir hingga dewasa
• Diperoleh dr lingkungan dan pendidikan (mileu)
3.Teori Konvergensi
• Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori di
atas yang menyatakan bahwa pembawaan dan
pengalaman memiliki peranan dalam
mempengaruhi dan menentukan perkembangan
individu.
• Asumsi teori ini berdasar eksperimen dari
William Stern terhadap dua anak kembar
PERKEMBANGAN MANUSIA DITINJAU DARI:

• PERKEMBANGAN MORAL
• KOGNITIF
• PSIKOSOSIAL
• PSIKOSEKSUAL
PSIKOSOSIAL (ERIK ERIKSON)
1. Tahap kepercayaan VS ketidakpercayaan (0 – 1 tahun)
ika pada tahap ini bayi diasuh dengan rasa nyaman maka
akan timbul kepercayaan. Apabila diasuh dengan negatif atau
diabaikan akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan.

2.Tahap otonomi VS malu dan ragu (1 – 2 tahun)


Pada tahap ini jika bayi mempercayai pengasuhnya, mereka
akan menegaskan independensi dan menyadari kehendaknya
sendiri. Jika bayi terlalu banyak dibatasi, mereka akan
mengembangkan sikap malu dan ragu.

3. Tahap inisiatif VS rasa bersalah (3 – 5 tahun)


Pada tahap ini anak akan mempunyai inisiatif apabila
mengemban tanggung jawab. Anak akan merasa bersalah bila
tidak bertanggung jawab dan merasa cemas.
LANJUTAN
4. Tahap upaya VS inferioritas (6 – 10 tahun)
Saat imajinasi mereka berkembang, anak yang punya inisiatif
akan bersemangat untuk belajar. Bahayanya, anak menjadi
rendah diri, tidak produktif dan inkompetensi.

5. Tahap identitas VS kebingungan (10 – 20 tahun)


Pada tahap ini, apabila remaja diberi kesempatan untuk
melakukan eksplorasi guna memahami identitasnya, remaja
akan menemukan identitasnya. Bila tidak diberi kesempatan
remaja akan mengalami kebingungan mengenai identitas
dirinya.

6. Tahap intimasi VS isolasi (20 – 40 tahun)


Pada tahap ini, setelah menemukan identitasnya, orang akan
mulai membentuk hubungan yang positif dengan orang lain.
Bila tidak, orang akan terisolasi secara sosial.
7. Tahap generativitas VS stagnasi (40 – 60 tahun)
Pada tahap ini orang dewasa akan membantu
generasi muda untuk mengembangkan hidup
yang berguna. Di sisi lain ada pula orang dewasa
yang tidak melakukan apapun untuk membantu
generasi muda.

8. Tahap integritas VS putus asa (60 tahun ke atas)


Pada tahap ini orang tua akan merenungi kembali
hidupnya. Apabila evaluasinya positif, mereka
akan mengembangkan rasa integritas. Apabila
evaluasinya negatif, mereka akan putus asa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
sosial antara lain:
• - keluarga : Cara mendidik anak yang
digunakan orang tua sangat berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku anak.
• - sekolah : Di sekolah, guru
memasukkan pengaruhnya terhadap sosialisasi
anak.
• - masyarakat : Penerimaan dan penghargaan
secara baik dari masyarakat terhadap diri anak
mendasari perkembangan sosial yang sehat, citra
diri yang positif dan rasa percaya diri yang
mantap.
PERKEMBANGAN EMOSI
• Perasaan berkaitan dengan emosi. Emosi bersifat intens
daripada perasaan, lebih ekspresif dan ada kecenderungan
untuk meletus. Emosi dapat timbul dari kombinasi
beberapa perasaan. Emosi juga mempengaruhi tingkah
laku.
• Ada beberapa teori yang membahas hubungan antara
emosi dan tingkah laku.
1. Teori Sentral= Perubahan jasmani timbul akibat emosi.
2. Teori Perifir= Perubahan psikologis yang terjadi dalam
emosi disebabkan adanya perubahan fisiologis.
3. Teori Kedaruratan Emosi= Emosi merupakan reaksi yang
diberikan oleh organisme dalam situasi darurat.
PERKEMBANGAN MORAL (Jean Piaget)
Tahap Heteronomous Tahap Otonomous
Penalaran model didasarkan pada hubungan Penalaran moral didasarkan pada hubungan
keterpaksaan kerjasama, pengakuan bersama antar kesamaan
individu dan setiap individu dianggap sama

Penalaran moral didasarkan pada realisme Penalaran moral direfleksikan pada sikap moral
moral. Aturan dianggap sebagai sesuatu yang yang rasional. Aturan dianggap sebagai produk
kaku, berasal dari luar dirinya dan dipegang dari kesepakatan bersama, terbuka untuk
oleh orang yang berkuasa, tidak terbuka negosiasi ulang, dilegitimasi oleh setiap orang,
untuk bernegosiasi, kebenaran berkaitan kebenaran berkaitan dengan kegiatan yang
dengan ketaatan pada orang dewasa dan sesuai dengan persyaratan kerjasama dan saling
aturan. menghormati
Kejahatan dinilai dari konsekuensi atas Kejahatan dipandang sebatas perilaku yang
tindakan, keadilan disamakan dengan isi bersikap relatif, keadilan diperlakukan secara
keputusan orang dwasa, kesewenag- sama atau memperhitungkan kebutuhan
• Pandangan Kolhberg
Kolhberg menyusun teori perkembangan moral
terdiri dari 3 level utama dengan 2 tahap pada
setiap levelnya. Konsep penting memahami
perkembangan dari teori Kolhberg adalah
internalisasi, artinya perubahan perkembangan
dari perilaku yang dikontrol secara eksternal ke
perilaku yang dikontrol secara internal.
LEVEL 1 LEVEL
  2 LEVEL 3
Prakonvensional Konvensional Postkonvensional
Tidak ada internalisasi Internalisasi pertengahan Internalisasi penuh
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6
Heteronomous Individualisme, Ekspetasi interpersonal Moralitas Kontrak Prinsip etika universal
morality tujuan dan mutual, hubungan dan sistem sosial sosial/
pertukaran konformitas utilitas dan
interpersonal hak
individu
Anak patuh Individu mengejar Individu menggunakan Penilaian Individu Orang telah
karena orang kepentingannya rasa percaya, moral memahami mengembangkan
dewasa sendiri, tetapi perhatian, dan loyalitas didasarkan bahwa nilai, penilaian moral
menyuruh membiarkan orang kepada orang lain pada hak, dan berdasarkan hak asasi
mereka untuk lain melakukan hal sebagai basis untuk pemahaman prinsip manusia yang universal
patuh. Orang yang sama. Apa penilaian moral. dan aturan mendasari ketika berhadapan
mendasarkan yang benar sosial, hukum, atau dengan dilema antara
pada keputusan melibatkan keadilan dan mengatasi hukum dan kesadaran,
moralnya pertukaran yang kewajiban. hukum. yang akan diikuti
karena takut seimbang. adalah kesadaran
hukuman. individual seseorang
• PERIODE PERKEMBANGAN
1. Masa Pranatal (0-9 bulan di dalam kandungan)
- Periode ini dimulai saat pembuahan sampai
dengan kelahiran.
- Pembawaan lahir (fisik, mental dan kelamin)
ditentukan.
- Pertumbuhan dan perkembangan yang cepat.
- Kondisi dalam kandungan mempengaruhi potensi
bawaan jabang bayi.
- Sikap orang dapat mempengaruhi jabang bayi.
2. Masa Neonatal (0-2 minggu setelah lahir)
- Periode yang tersingkat (periode Partunate= 0-30 menit setelah
lahir) dan periode Neonate= 0-2 minggu setelah lahir).
- Bayi menyesuaikan dengan lingkungan yang radikal (periode yang
berbahaya).
- Terhentinya perkembangan untuk sementara.
- Memberi petunjuk tentang apa yang diharapkan akan terjadi pada
perkembangan selanjutnya.
3. Masa Bayi (0-2 tahun)
- Pola perilaku, sikap dan pola ekspresi terbentuk.
- Pertumbuhan dan perubahan berjalan cepat.
- Berkurangnya ketergantungan.
- Meningkatnya individualitas.
- Permulaan sosialisasi.
- Permulaan berkembangnya penggolongan peran seks.
- Permulaan kreativitas.
4. Masa kanak-kanak awal (2-5 tahun)
- Bagi orang tua merupakan usia yang mengundang
masalah, usia mainan.
- Bagi pendidik merupakan masa usia prasekolah.
- Bagi pakar psikologi merupakan usia kelompok, usia
menjelajah, usia bertanya, usia meniru, usia kreatif.
5. Masa kanak-kanak akhir (5-9 tahun)
- Bagi orang tua merupakan usia yang menyulitkan, usia
tidak rapi, usia bertengkar.
- Bagi pendidik merupakan usia sekolah dasar, periode
kritis dalam dorongan berprestasi.
- Bagi pakar psikologi merpakan usia berkelompok, usia
penyesuaian diri.
6. Masa puber (9-12 tahun)
- Periode tumpang tindih (di antara masa anak-anak akhir dan masa remaja awal).
- Periode yang singkat (2-4 tahun).
- Bukan lagi seorang anak-anak tapi juga belum remaja (=masa prapuber).
- Kematangan seksual muncul (= masa puber).
- Ciri-ciri seks sekunder muncul (= masa prapuber).

7. Masa remaja (12-16 tahun)


- Periode yang penting karena berakibat langsung terhadap sikap dan perilaku.
- Periode peralihan sehingga terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan.
- Periode perubahan (fisik dan perilaku).
- Usia bermasalah.
- Remaja mulai mencari identitasnya.
- Usia yang menimbulkan ketakutan.
- Masa yang tidak realistik.
- Ambang masa dewasa yang mengakibakan remaja mulai berperilaku seperti orang
dewasa.
8. Masa dewasa awal (16-30 tahun)
- Masa pengaturan yaitu mulai mengatur karir.
- Usia reproduktif yang ditandai dengan pernikahan.
- Masa bermasalah (mengenai perkawinan atau karier).
- Timbul ketegangan emosional.
- Mengalami keterasingan sosial.
- Masa komitmen untuk menentukan pola hidup baru.
- Masa ketergantungan (kadang masih bergantung
kepada orang tua).
- Pandangan yang berbeda akibat perubahan nilai.
- Menyesuaikan diri dengan cara hidup baru.
- Masa kreatif.
9. Masa dewasa paruh baya (30-60 tahun)

- Periode yang sangat ditakuti (karena kerusakan mental dan fisik dan
berhentinya reproduksi).
- Melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan jasmani yang mulai
menurun.
- Masa stress.
- Usia yang berbahaya (karena fisik yang menurun).
- Usia canggung (tidak muda tapi juga tidak tua).
- Masa berprestasi (kebanyakan orang mencapai prestasinya pada masa
ini).
- Mengevaluasi prestasi berdasarkan aspirasinya.
- Dievaluasi dengan standar ganda (bagi wanita dan bagi laki-laki).
- Masa sepi.
- Masa jenuh.
10. Masa lanjut usia (di atas 60 tahun)

- Periode kemunduran fisik dan mental.


- Adanya perbedaan individual pada efek menua.
- Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda (dari
penampilan dan kegiatan fisik).
- Adanya stereotipe orang lanjut usia yang berbeda-beda.
- Sikap sosial terhadap usia lanjut tidak menyenangkan.
- Orang usia lanjut mempunyai status kelompok minoritas.
- Menua membutuhkan perubahan peran.
- Penyesuaian diri yang buruk.
- Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat.
• Dikenal dgn teori perkembangan intelektual
yang menyeluruh :mencerminkan kekuatan
psikologis dn biologis
• Intelegensi adalah adaptasi biologi terhadap
lingkungan
• Adapasi terhadap lingkungan terjadi dlam 2 cara:
1.Asimilasi
2.akomodasi
• ASIMILASI: Organisme memanipulasi dunia luar
dengan cara membuatnya sesuai dgn dirinya
• Akomodasi: organisme memodifikasi dirinya
menjadi lebih menyukai lingkungan
 Perkembangan kognisi sebagai inti dari
kepribadian manusia

 Bagaimana seseorang berperilaku


terhadap orang lain, tergantung pada
konsep orang itu & konsep itu sendiri
tergantung pada perkembangan
kognisinya
Approximate age range Stage Major characteristic
Birth to 2 years Sensorimotor Coordination of sensory
input&motor respons
Development of object
permanence
Little/no capacity for symbolic
representation
2-7 years Preoperational Development of symbolic thought
irreversible, egocentric thinking
7-11 years Concret Mental operation applied to
operational concrete objects&events
Developmental of conservation,
mastery of concept of reversibility
11-adulthood Formal Mental operation applied to
operational abstractions
Development of
logical&systematic thinking

Anda mungkin juga menyukai