Anda di halaman 1dari 27

Ns. Wahyu Riyaningrum, S.Kep., M.

Kep
 Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual
dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari
dalam masa kehamilan yang dapat
menyebabkan kekurangan cairan, penurunan
berat badan, atau gangguan elektrolit,
sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan
membahayakan janin dalam kandungan
(Kadir et al, 2019)
 Hiperemesis gravidarum dapat
mempengaruhi status kesehatan ibu serta
tumbuh kembang janin.
 Apabila semua makanan yang dimakan
dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat
badan akan menurun, turgor kulit berkurang
dan timbul asetonuria (Morgan et al, 2010).
Tingkat 1

Tingkat 2

Tingkat 3
1. Ibu merasa lemah
2. Muntah terus menerus yang mempengaruhi
keadaan umum
3. Nafsu makan tidak ada
4. Berat badan menurun, temperatur tubuh
meningkat
5. Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan
tekanan darah sistolik menurun
6. Turgor kulit kurang
7. Lidah mengering mata cekung
8. Merasa nyeri pada epigastrium
1. Ibu tampak lebih lemah dan apatis
2. Berat badan turun
3. Tensi turun, nadi kecil dan cepat
4. Suhu kadang-kadang naik
5. Mata sedikit ikterik dan cekung
6. Turgor kulit lebih mengurang
7. Lidah mengering dan tampak kotor
8. Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi
9. Aseton tercium dalam hawa pernapasan,
karena mempunyai aroma yang khas dan
dapat pula ditemukan dalam kencing
1. Keadaan umum lebih parah
2. Muntah berhenti
3. Kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma
4. Nadi kecil dan cepat
5. Suhu meningkat
6. Tensi menurun
7. Mulut kering dan kotor, pernapasan bau
aseton
8. Mata cekung dan timbulnya ikterus
Faktor
predisposisi

Faktor organik

Faktor
psikologis
1. Primigravida
2. Overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan
ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola
hidatidosa).
1. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi
maternal
2. Perubahan metabolik akibat hamil
3. Resistensi yang menurun dari pihak ibu
4. Alergi
1. Rumah tangga yang retak
2. Hamil yang tidak diinginkan
3. Takut terhadap kehamilan dan persalinan
4. Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
5. Kehilangan pekerjaan
1. Mual dan muntah saat hamil, yang bisa
terjadi hingga lebih dari 10 kali sehari.
2. Hilangnya nafsu makan
3. Penurunan berat badan
4. Pusing
5. Lemas
6. Dehidrasi
 Hiperemesis gravidarum yang merupakan
komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak
seimbangnya elektrolit dengan alkalosis
hipokloremik.
 Hiperemesis gravidarum dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan
aseton dalam darah.
 Kekurangan volume cairan yang diminum dan
kehilangan karena muntah menyebabkan
dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan
plasma berkurang.
 Natrium dan khlorida air kemih turun.
 Selain itu juga dapat menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga aliran darah
berkurang.
 Kekurangan kalium sebagai akibat dari
muntah dan bertambahnya ekskresi lewat
ginjal menambah frekuensi muntah lebih
banyak dan dapat merusak hati.
 Selain dehidrasi dan terganggunya
keseimbangan elektrolit dapat terjadi
robekan pada selaput lender esophagus dan
lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan
akibat perdarahan gastrointestinal.
1. Sedativa : Phenobarbital
2. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B
kompleks
3. Anti histamine : dramamin, avomin
4. Anti emetik (pada keadaan lebih berat) :
Dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine.
5. Penanganan hiperemesis gravidarum yang
lebih berat perlu dikelola di rumah sakit
 Menggantipersediaan glikogen tubuh dan
mengontrol asidosis secara berangsur
memberikan makanan berenergi dan zat gizi
yang cukup.
 Karbohidrat tinggi
 Lemak rendah
 Protein sedang
 Makanan diberikan dalam bentuk kering
 Pemberian cairan disesuaikan dengan
keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
 Makanan mudah cerna, tidak merangsang
saluran pencernaan, dan diberikan sering
dalam porsi kecil
 Bila makan pagi dan siang sulit diterima,
pemberian dioptimalkan pada makan malam
dan selingan malam
Waktu Bahan Diet hiperemesis II Diet hiperemesis I
makanan
Pagi Roti 2 iris 2 iris
Telur ayam 1 butir 1 butir
Margarine 1 sdm 1 sdm
Selai ½ sdm 1 sdm
Buah 1 ptg sdg 1 ptg sdg
10.00 Gula Pasir 1 sdm 1 sdm
Biskuit - 2 bh
Waktu Bahan Diet hiperemesis II Diet hiperemesis I
makanan
Siang Beras 1 gls nasi 1,5 gls nasi
Daging 1 ptg sdg 1 ptg sdg
Sayur ¾ gls ½ bh bsr
Buah 1 ptg sdg 1 ptg sdg
Minyak - ½ sdm
16.00 Buah 1 ptg sdg 1 ptg sdg
Gula Pasir 1 sdm 2 sdm
Biskuit 2 bh 2 bh
Agar - ½ sdm
Susu - 1 gls
Waktu Bahan Diet hiperemesis II Diet hiperemesis I
makanan
Malam Beras 1 gls nasi ½ gls nasi
Ayam 1 ptg sdg 1 ptg sdg
Tempe 1 ptg sdg 2 ptg sdg
Sayuran ¼ gls ¾ gls
Buah 1 ptg sdg 1 ptg sdg
Minyak - ½ sdm
20.00 Roti 2 iris 2 iris
Margarine ½ sdm 1 sdm
Waktu Bahan Makanan Jumlah
Jam 08.00 Roti Tawar 2 iris
Selai 1 sdm
Jam 10.00 Air Jeruk 1 gls
Gula Pasir 1 sdm
Jam 12.00 Roti Tawar 2 iris
Selai 1 sdm
Pepaya 1 ptg sdg
Gula Pasir 1 sdm
Jam 14.00 Teh 1 gls
Gula Pasir 1 sdm
Jam 16.00 Pisang 1 bh sdg
Jam 18.00 Roti Tawar 2 iris
selai 1 sdm
Pepaya 1 ptg sdg
Gula Pasir 1 sdm
Jam 20.00 Air Jeruk 1 gls
Gula Pasir 1 sdm
1. Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005) b.d depresi
pusat pernapasan, penurunan energi,
kecemasan
2. Nyeri Akut (D.0077) b.d agen pencedera
fisiologis (mis. inflamasi, iskemia, neoplasma)
3. Hipovolemia (D.0023) b.d kehilangan cairan
aktif, kekurangan intake cairan
4. Defisit Nutrisi (D.0019) b.d kurangnya asupan
makanan, ketidakmampuan mencerna
makanan, peningkatan kebutuhan
metabolisme, faktor psikologis (mis. stress,
keengganan untuk makan)
5. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (D.0129)
b.d Perubahan status nutrisi (kelebihan
atau kekurangan), kekurangan/kelebihan
volume cairan, penurunan mobilitas,
perubahan hormonal, suhu lingkungan yang
ekstrem
6. Gangguan Rasa Nyaman b.d gejala
penyakit, ketidakadekuatan sumber daya
(mis.dukungan finansial, social dan
pengetahuan), gangguan adaptasi
kehamilan
7. Konstipasi (D.0049) b.d fisiologis
(penurunan motilitas gastrointestinal,
ketidakcukupan asupan serat,
ketidakcukupan asupan cairan, kelemahan
otot abdomen), psikologis (depresi),
situasional (ketidakadekuatan toileting)
8. Hipertermia (D.0130) b.d dehidrasi,
terpapar lingkungan panas, ketidaksesuaian
pakaian dengan suhu lingkungan,
peningkatan laju metabolisme
9. Intoleransi Aktivitas (D.0056) b.d
ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, tirah baring,
kelemahan, imobilitas

Anda mungkin juga menyukai