Anda di halaman 1dari 43

Buku

- Saku Bagi
Pasien Hemodialisis:
Kebijakan & Metode
Pengaturan Diet dan
Latihan Fisik

Oleh:
1. Ns. Adiyati Mardiyah, M.Kep
2. Ns. Zulkifli, MAN
Panduan Diet dan Latihan Fisik Pada
Pasien Hemodialisis

PENDAHULUAN
Diet nutrisi dan cairan pada pasien gagal ginjal
kronik dengan hemodialisis merupakan hal yang
sangat penting untuk diperhatikan, karena dapat
menimbulkan dampak klinis yaitu berupa mual,
muntah, mudah lelah dan gatal-gatal, dapat
terjadi asites dan atau edema. Begitu juga
dengan kekurangan masa otot dan lemak bisa
terjadi atau tidak yang nantinya berkaitan erat
dengan implementasi gizi karena berhubungan
dengan jumlah cairan, natrium, lemak bawah
kulit, dan otot. Tekanan darah bisa normal atau
tinggi. Kenaikan Berat Badan (BB) yang cepat
Halaman 1
(melebihi 5%), edema, ronkhi basah dalam paru
paru, kelopak mata yang bengkak dan sesak
nafas yang diakibatkan oleh gejala uremia.
Beberapa pasien mengalami kesulitan dalam
pengelolaan asupan nutrisi, namun mereka tidak
mendapatkan pemahaman tentang bagaimana
strategi yang dapat membantu mereka dalam
pengelolaan diet nutrisi.
Hemodialisis disertai dengan
pengelolaan diet nutrisi dan cairan secara tepat
merupakan hal yang sangat penting, karena
asupan cairan yang berlebihan dapat
memperburuk keadaan pasien penyakit ginjal
kronik. Walaupun pasien sudah mengerti bahwa
kegagalan dalam pembatasan cairan dapat
berakibat fatal pada kondisi kesehatannnya.

Halaman 2
Namun ada beberapa kejadian pasien
hemodialisis datang lebih cepat dari jadwal
hemodialis yang ditentukan oleh dokter atau
dating sesuai jadwal namun muncul tanda gejala
sesak nafas atau kondisi fisik yang lemah.
Ketidakpatuhan terhadap diet pembatasan cairan
dapat meningkatkan mortalitas pada pasien
hemodialisa apabila terjadi peningkatan cairan
tubuh 5.7% dari berat badan kering selama sesi
hemodialisa. Kelebihan volume cairan tubuh
akan menyebabkan tekanan darah meningkat
dan edema paru yang akan meningkatkan kerja
jantung dan kegawatdaruratan hemodialisa.
Selain pengaturan diet, Latihan fisik juga
penting diperhatikan bagi pasien hemodialisiis.
Dampak yang ditimbulkan baik secara fisik

Halaman 3
maupun mental perlu diperhatikan. Kombinasi
intervensi pengaturan diet dan Latihan fisik
harapannya bisa meningkatkan Kesehatan bagi
pasien hemodialisis.

TUJUAN
1. Mencukupi kebutuhan zat gizi sesuai
kebutuhan perorangan agar status gizi
optimal.
2. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Menjaga agar penumpukan produk sisa
metabolisme protein tidak berlebihan.
4. Pasien mampu melakukan aktifitas normal
sehari-hari.

Halaman 4
SYARAT DIET
1. Kalori harus cukup agar protein tidak pecah
menjadi energi (Energi 30-35 kkal/kg BB
Ideal/hari)
2. Protein diberikan cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh dan mengganti protein yang
hilang pada setiap proses HD (Protein 1,1-1,2
gr/kgBBI/hari, 50 % protein hewani dan 50 %
protein nabati)
3. Membatasi bahan makanan sumber kalium
terutama bila urin kurang dari 400 ml atau
apabila kalium darah lebih dari 5,5 mg/liter.
4. Membatasi garam dan sumber natrium, bila
ada penimbunan air dalam tubuh dan tekanan

Halaman 5
darah tinggi dan menghindari haus
berlebihan.
5. Konsumsi cairan disesuaikan dengan jumlah
air kemih satu hari ditambah dengan 500 ml
air (Jumlah asupan cairan = jumlah urin 24
jam +(500 ml – 750 ml)
6. Vitamin dan mineral harus ditambahkan
dalam bentuk obat.
7. Kalsium 1000 – 1600 mg/hari
8. Kalium dibatasi terutama bila urin kurang dari
400 ml atau kadar kalium darah lebih dari 5,5
m Eq/L (1 gr untuk 1 L urine)
9. Kenaikan berat badan sekitar 0.2–0.5 kg/hr
10.Jika nafsu makan kurang dan asupan per oral
tidak mencukupi anjuran, maka perlu intake

Halaman 6
suplemen enteral yang mengandung energi
dan protein tinggi

BAHAN YANG DIANJURKAN


1. Bahan makanan sumber Hidrat Arang :
nasi, roti putih, mie, makaroni, spageti, sagu,
lontong, bihun, jagung, makanan yang dibuat
dari tepung-tepungan, gula, madu, sirup, jam,
permen, dll.
2. Bahan makanan sumber protein : telur,
ayam, daging, ikan, hati, susu skim, , es krim,
yogurt, kerang, cumi, udang, kepiting, sesuai
anjuran.
3. Buah-buahan : nanas, pepaya, jambu biji,
sawo, pear, strawberi, apel, anggur, jeruk
manis, dll. Dalam jumlah sesuai anjuran

Halaman 7
4. Sayur-sayuran : ketimun, terung, tauge,
buncis, kangkung, kacang panjang, kol,
kembang kol, slada, wortel, jamur, dll dalam
jumlah sesuai anjuran

BAHAN MAKANAN YANG DIBATASI


1. Bahan makanan tinggi kalium bila
hiperkalemia : alpokat, pisang, belimbing,
durian,nangka, kailan, daun
singkong,paprika, bayam, daun pepaya,
jantung pisang, kelapa, kacang tanah,
kacang hijau, kacang kedelai, coklat,
kentang, ubi, singkong, pengganti garam
yang menggunakan kalium
2. Air minum dan kuah sayur yang berlebihan.
3. Santan, kelapa, minyak kelapa, margarin

Halaman 8
4. Makanan tinggi fosfor : terasi, udang kering

CARA MENGATUR DIET


1. Diet hemodialisa harus direncanakan
perorangan
2. Makanlah secara teratur, porsi kecil tapi
sering, ± 6 kali sehari.
3. Hidangkan makanan yang sebaik-baiknya
dan menarik sehingga menimbulkan selera
makan.
4. Agar meningkatkan cita rasa gunakanlah
lebih banyak bumbu-bumbu seperti bawang,
jahe, kunyit, daun bawang, daun salam dll.
5. Untuk membatasi banyaknya jumlah cairan,
masakan lebih baik dibuat dalam bentuk tidak

Halaman 9
berkuah misalnya : ditumis, dikukus,
dipanggang, dibakar, digoreng
6. Pilihlah makanan sumber protein hewani
sesuai jumlah yang ditentukan.
7. Makanan sumber protein nabati mempunyai
mutu protein lebih rendah dibanding protein
hewani => dibatasi.
8. Makanan sumber kalium dibatasi, yaitu
sayuran, buah-buahan, umbi-umbian.
9. Menghindari makanan berkadar kalium tinggi,
yaitu kacang-kacangan, bayam, pisang, air
kelapa/degan, alpukat, durian, nangka,
kembang kol.
10. Bila ada edema (bengkak di kaki) atau
tekanan darah tinggi, perlu mengurangi
garam dan bahan makanan sumber natrium

Halaman 10
lainnya, seperti minuman bersoda, kaldu
instan, ikan asin, telur asin, makanan yang
diawetkan, vetsin dan bumbu instan.
11. Bila jumlah air seni kurang dari normal, maka
perlu membatasi cairan yang berasal dari
makanan dan minuman.
12. Makanan tinggi kalori seperti sirup, madu,
permen dianjurkan sebagai penambah kalori
tapi hendaknya tidak diberikan dekat waktu
makan karena mengurangi nafsu makan
(perlu dibatasi bila kadar gula darah tinggi)

CARA MEMPERSIAPKAN DAN MENGOLAH


MAKANAN
1. Mengurangi kadar kalium dalam bahan
makanan :

Halaman 11
a) Potong kecil-kecil bahan makanan.
b) Buang air perendaman .
c) Merendam (bahan makanan) dengan air
hangat (50-60%) selama 2 jam
d) Cucilah sayuran, buah, dan bahan
makanan lain yang telah dikupas dan
dipotong – potong, kemudian rendamlah
dalam air pada suhu
50 - 60°C (air hangat) selama 2 jam.
Kemudian bahan makanan
dicuci dalam air mengalir selama
beberapa menit.
e) Dibuat manisan (direbus dengan
penambahan gula pasir),

Halaman 12
f) Jenis buah – buahan yang boleh
dikonsumsi oleh pasien hemodialisa,
yaitu pepaya
2. Cuci bahan makanan dalam air mengalir.
3. Semua sayuran harus dimasak dan tidak
dianjurkan dimakan dalam keadaan mentah
(lalapan).
4. Jika ada pembatasan garam, gunakan lebih
banyak bumbu-bumbu seperti gula, asam
dan bumbu dapur lainnya.
5. Untuk membatasi cairan, masakan lebih
baik dibuat dalam bentuk tidak berkuah,
seperti ditumis, dipanggang, dikukus,
dibakar, digoreng.

Halaman 13
UKURAN RUMAH TANGGA BAHAN
MAKANAN
Untuk memudahkan menggunakan daftar ini,
maka bahan
makanan dalam daftar dinyatakan dalam Ukuran
RumahTangga (URT)
1 sdm gula pasir 8 gram
1 sdm tepung terigu 5 gram
1 sdm tepung beras 6 gram
1 sdm terigu, maizena 5 gram
1 sdm minyak goreng 10 gram
1 sdm = 3 sdt 10 ml
1 gls = 24 sdm 240 ml

Halaman 14
1 ckr = 1 gls 240 ml
1 gls nasi = 140 gr 70 gram
beras
1 ptg pepaya (5x15 cm2) 100 gram
1 bh pisang (3x15 cm2) 50 gram
1 ptg tempe (4x6 x1 cm3) 25 gram
1 ptg daging (6x5x2 cm3) 50 gram
1 ptg ikan (6 x5x2 cm2) 50 gram

1 ptg besar tahu (6x6x2,5 cm3) 100 gram

Ada 7 golongan bahan makanan. Pada tiap


golongan dalam jumlah yang dinyatakan pada
daftar bernilai sama. Satu sama lainnya dapat
saling menukar. Secara singkatnya disebut
dengan istilah 1 satuan penukar.

Halaman 15
1. Bahan Makanan Sumber Hidrat Arang
Bahan makanan jenis ini umumnya
digunakan sebagai makanan pokok: 1
satuan penakar mengandung 175 kalori, 4
gram protein, dan 40 hidrat arang.
Bahan Makanan Berat URT
(gram)
Nasi 100 ¾ gelas
Nasi tim 200 1 gelas
Bubur beras 400 2 gelas
Kentang 200 2 biji sedang
Singkong* 100 1 potong
sedang
Ubi 150 1 biji sedang
Biscuit meja 50 5 buah
Roti putih 80 4 iris
Krakers 50 5 buah besar
Maizena* 40 8 sdm
Tepung beras 50 8 sdm
Tepung terigu 50 10 sdm

Halaman 16
Mie kering 50 1 gelas
Mie basah 100 1 gelas
bahan makanan ini kurang mengandung
protein, sehingga perlu ditambah ½ satuan
penukar bahan makanan sumber protein

2. Bahan Makanan sumber protein hewani


Satu satuan penukar mengandung 95 kalori,
10 gram protein, 6 gram lemak
Bahan Berat URT
Makanan (gram)
Daging sapi 50 1 potong
sedang
Daging ayam 50 1 potong
sedang
Hati sapi 50 1 potong
Telur ayam 60 1 butir besar
Telur bebek 60 1 butir
Ikan segar 50 1 potong
sedang
Halaman 17
Ikan asin 25 1 potong
sedang
Udang 50 ¼ gelas
Keju 30 1 potong
sedang
Bakso daging 100 10 biji besar, 20
biji kecil

3. Bahan makanan sumber protein nabati


Satu satuan penukar mengandung 80 kalori,
6 gram protein, 3 gram lemak, dan 8 gram
hidrat arang.
Bahan Berat (gram) URT
Makanan
Kacang hijau 25 2 sdm
Kacang 25 2 sdm
Kacang 25 2 sdm
merah
Kacang tanah 20 2 sdm
kupas

Halaman 18
Kacang tolo 25 2 sdm
Oncom 50 2 potong
sedang
Tahu 100 1 biji besar
Tempe 50 2 potong
sedang

4. Sayuran
Sayuran kelompok A mengandung sedikit
sekali kalori, protein dan hidrat arang.
Sayuran ini boleh digunakan sekehendak
tanpa diperhitungkan banyaknya
Baligo Kangkung Petsay
Daun bawang Ketimun Rebung
Daun Kacang Tomat Sawi
Panjang
Daun Labu Kecipir Selada
Siam
Jamur Segar Kol Seledri
Oyong Kembang Kol Tauge
Halaman 19
Labu Air Lobak Terong
Pepaya Muda Cabe Hijau petsay
Besar
Sayuran kelompok B dalam satu satuan
penukar (100 gram sayuran mentah = 1
gelas setelah direbus dan ditiriskan)
mengandung : 50 kalori, 3 gram protein, dan
10 gram hidrat arang.
Wortel Kacang Pare
Panjang
Buncis Daun Melinjo Katuk
Labu Siam Daun Pakis Daun Kucai
Daun Pepaya Daun
Singkong
Daun Kecipir Daun Ketela
Rambat
Nangka Muda Labu Wuluh
Jantung Muda Daun
Lompong

Halaman 20
5. Buah-buahan
Satu satuan penukar mengandung 40 kalori,
10 gram hidrat arang.
Bahan Berat (gram) URT
Makanan
Alpukat 50 1 buah besar
Apel 75 1 buah
sedang
Anggur 75 10 biji
Belimbing 125 1 buah besar
Jambu biji 100 1 buah besar
Jambu air 100 2 buah
sedang
Jeruk 100 2 buah
sedang
Mangga 50 1 buah besar
Nanas 75 1/6 buah
sedang
Papaya 100 1 potong
sedang
Pisang ambon 75 1 buah
sedang
Semangka 150 1 potong
besar
Halaman 21
Salak 50 1 buah
sedang
Rambutan 75 8 buah
Pir 100 ½ buah
Sirsak 50 ½ buah

6. Susu
Satu satuan penukar mengandung 110
kalori, 7 gram protein, 9 gram hidrat arang
dan 7 gram lemak.
Bahan Berat (gram) URT
Makanan
Susu sapi 200 1 gelas
Tepung susu 25 5 sdm
whole
Tepung susu 20 4 sdm
skim*
Tepung 25 5 sdm
saridele
Yogurt 25 5 sdm
Untuk melengkapi lemaknya perlu ditambah
1 ½ satuan penukar minyak
Halaman 22
7. Minyak
Satu satuan penukar mengandung 45 kalori,
5 gram lemak
Bahan Berat (gram) URT
Makanan
Minyak 5 ½ sdm
goreng
Margarin 5 ½ sdm
Kelapa 30 1 potong kecil
Kelapa parut 30 5 sdm
Santan 50 ¼ gelas
Lemak sapi 5 1 potong kecil

PENGATURAN DIET CAIRAN PADA PASIEN


HEMODIALISA

Halaman 23
Jika mengkonsumsi terlalu banyak cairan, maka
cairan menumpuk didalam tubuh sehingga
mengakibatkan edema (pembengkakan). Oleh
sebab itu, jumlah cairan yang boleh dikonsumsi
dalam satu hari sebanyak :

JUMLAH ASUPAN CAIRAN PER HARI


Jumlah urin 24 Jam + 500 ml (Keringat dll)

Tips pengaturan konsumsi cairan:


a) Lakukan pengaturan dalam hal ini
perencanaan konsumsi minum dalam sehari
b) Gunakan Gelas yang kecil saat minum
c) Jika Konsumsi obat maka lakukan konsumsi obat
bersamaan dengan makanan
d) Perlu diingat makanan berkuah di hitung sebagai
konsumsi cairan

Halaman 24
Tips mengurangi rasa haus:
 Konsumsi garam dikurangi (Makanan Kaleng
dihindari)
 Hindari makanan dengan rasa asin dan pedas
agar konsumsi air tidak berlebihan
 Mengisap/mengkulum es batu.
 Mengunyah permen karet yang rendah gula.

Penambahan Berat Badan di antara 2 waktu


dialiasis:
 Kurang dari 4% adalah baik
 Antara 4-6% adalah rata-rata
 Lebih dari 6% adalah bahaya

LATIHAN FISIK

Halaman 25
STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR (SOP)
ESA (EXERCISE AND SELF AFFIRMATION)
Pengertian
ESA merupakan gabungan intervensi exercise
intradialitik dan self affirmation. Exercise
intradialitik didefenisikan sebagai pergerakan
terencana, terstruktur yang dilakukan untuk
memperbaiki atau memelihara satu atau lebih
aspek kebugaran fisik. Sedangakan
self-Affirmation adalah merupakan kalimat
pendek yang berisi pikiran positif yang bisa
mempengaruhi pikiran bawah sadar untuk
membantu mengembangkan persepsi yang
positif.

Halaman 26
Tujuan
Untuk meningkatkan kondisi fisik dan mental
pasien yang menjalani hemodialisis.
Yang perlu diperhatikan
Exercise bagi pasien penyakit ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa perlu kerja sama yang
baik antara dokter, perawat dan pasien sehingga
memberikan terapi terbaik dan manfaat bagi
pasien.
Persiapan
a) Peralatan yang digunakan
Alat yang digunakan meliputi dumbbell untuk
latihan tubuh bagian atas dan ankle kuff untuk
bagian tubuh bagian bawah. Beban yang
digunakan untuk latihan bagian atas berkisar

Halaman 27
antara 2 sampai 15 kg, sedangkan untuk
bagian bawah berkisar antara 0 sampai 15 kg.
bisa juga tanpa menggunakan beban.
b) Frekuensi, Intensitas,Volume dan
Progresifitas
Latihan dilakukan 2 kali seminggu selama
dialisis dibawah pengawasan dan dilanjutkan
dirumah. Setiap gerakan dilakukan sebanyak
8 hitungan.
c) Waktu pelaksanaan
Latihan fisik efektif dilakukan saat jam
pertama hemodialisis selama 4 sampai 6
minggu. Latihan dapat dilakukan selama
30-45 menit dan secara umum diberikan
sebelum hemodialisis selesai dilakukan.
Latihan fisik yang dilakukan selama satu jam

Halaman 28
pertama hemodialisis dapat menjadi satu
pilihan rehabilitasi yang terbaik. Latihan fisik
yang dapat dilakukan dirumah untuk
meningkatkan performa dalam beraktivitas.
Latihan dapat dilakukan 3 kali dalam
seminggu.

Pelaksanaan
Latihan peregangan
1) Peregangan leher
a) Posisi duduk atau berbaring ditempat
tidur
b) Tundukkan kepala sampai dagu
menyentuh dada
c) Tolehkan kepala kearah telinga kiri
dan kanan bergantian

Halaman 29
d) Ulangi peregangan pada leher
e) Dengan perlahan gerakkan kepala
kearah bahu kanan kembali tegak
kemudian gerakkan kepala kearah
bahu kiri
f) Setiap gerakan dilakukan 8 hitungan
g) Setiap gerakan yang dilakukan
pasien melakukan afirmasi dengan
kalimat “ Saya kuat, saya sehat, saya
bahagia” (afirmasi bisa dilakukan
secara lisan maupun dalam hati
h) Rasakan peregangan dan peradaran
darah dalam tubuh
2) Peregangan tangan/lengan (tangan dan
pergelangan)
a) Posisi duduk atau berbaring

Halaman 30
b) Angkat tangan, luruskan sejajar
dengan bahu
c) Rengganggkan semua jari-jari
kemudian ikuti gerakan mengepal
d) Tiap gerakan dilakukan sebanyak 8
hitungan
e) Setiap gerakan yang dilakukan pasien
melakukan afirmasi dengan kalimat
“ Saya kuat, saya sehat, saya
bahagia” (afirmasi bisa dilakukan
secara lisan maupun dalam hati
f) Rasakan peregangan dan peradaran
darah dalam tubuh
3) Peregangan bahu, punggung atas dan
dada (gerakan mengangkat bahu dan
memutar bahu)

Halaman 31
a) Posisi duduk atau berbaring ditempat
tidur
b) Angkat bahu kearah telinga dengan
gerakan turun naik
c) Putar bahu kanan kearah belakang
kemudian kearah depan. Ganti bahu
kiri dengan gerakan yang sama
d) Putar secara bersamaan kedua bahu
kearah belakang dan depan
e) Setiap gerakan dilakukan sebanyak 8
kali
f) Setiap gerakan yang dilakukan pasien
melakukan afirmasi dengan kalimat
“ Saya kuat, saya sehat, saya
bahagia” (afirmasi bisa dilakukan
secara lisan maupun dalam hati)

Halaman 32
g) Rasakan peregangan dan peradaran
darah dalam tubuh
4) Peregangan dada dan punggung bagian
atas
a) Posisi duduk atau berbaring diatas
tempat tidur
b) Letakkan tangan diatas bahu dengan
siku menekuk
c) Gerakan memutar siku. Pertama
kedepan kemudian kebelakang
d) Gerakan memutar dengan gerakan
memutar siku, pertama kearah depan
lalu ke belakang
e) Hentikan putaran dan sentuhkan
kedua siku didepan dada

Halaman 33
f) Buka kedua siku kearah luar dan tarik
bahu bagian belakang bersama-sama.
Rasakan regangan didada.
g) Ulangi gerakan sebanyak 8 kali
h) Setiap gerakan yang dilakukan pasien
melakukan afirmasi dengan kalimat
“ Saya kuat, saya sehat, saya
bahagia” (afirmasi bisa dilakukan
secara lisan maupun dalam hati)
i) Rasakan peregangan dan peradaran
darah dalam tubuh
5) Peregangan bagian leher dan bagian
samping
a) Posisi duduk atau berbaring diatas
tempat tidur

Halaman 34
b) Angkat kedua tangan atau salah satu
tangan yang tidak diakses lurus keatas,
kemudian tangan diturunkan. Rasakan
peregangan pada dada bagian
samping
c) Lakukan gerakan sebanyak 8 kali.
d) Setiap gerakan yang dilakukan pasien
melakukan afirmasi dengan kalimat
“ Saya kuat, saya sehat, saya bahagia”
(afirmasi bisa dilakukan secara lisan
maupun dalam hati)
e) Rasakan peregangan dan peradaran
darah dalam tubuh
Latihan Penguatan
1) Penguatan lengan atas, depan
(lengkungan lengan)

Halaman 35
a) Posisi duduk atau berbaring diatas
tempat tidur
b) Pertahankan siku tetap berada didepan
badan dan tekuk lengan
c) Putar telapak kanan keatas dan buat
kepalan, begitu juga dengan tangan
yang lain
d) Perlahan lahan naikkan satu kepalan
(dengan atau tanpa beban) kearah
bahu dan kebawah
e) Setiap gerakan yang dilakukan pasien
melakukan afirmasi dengan kalimat
“ Saya kuat, saya sehat, saya bahagia”
(afirmasi bisa dilakukan secara lisan
maupun dalam hati)
f) Rasakan peradaran darah dalam tubuh

Halaman 36
2) Penguatan bagian paha
a) Posisi duduk atau berbaring diatas
tempat tidur dengan kaki lurus
b) Dengan perlahan tekuk kaki kanan
kearah badan kemudian kaki diluruskan
c) Secara bergantian dilakukan antara
gerakan kaki sebelah kanan dengan
kaki yang sebelah kiri
d) Lakukan gerakan sebanyak 8 kali (e)
Setiap gerakan yang dilakukan pasien
melakukan afirmasi dengan kalimat
“ Saya kuat, saya sehat, saya bahagia”
(afirmasi bisa dilakukan secara lisan
maupun dalam hati)
e) Rasakan peradaran darah dalam tubuh
3) Penguatan paha

Halaman 37
a) Sandarkan punggung dikursi atau
tempat dengan kaki dinaikkan ditempat
kaki (footrest)
b) Lengan berpegangan dikursi atau sisi
tempat duduk untuk keseimbangan
c) Perlahan angkat kaki tanpa menekuk
kaki (beban untuk pergelangan kaki
dapat digunakan)
d) Hitung sampai hitungan lima kali
e) Perlahan turunkan.ulangi untuk kaki
yang lain
f) Setiap gerakan yang dilakukan pasien
melakukan afirmasi dengan kalimat
“ Saya kuat, saya sehat, saya bahagia”
(afirmasi bisa dilakukan secara lisan
maupun dalam hati)

Halaman 38
g) Rasakan peradaran darah dalam tubuh
4) Penguatan paha depan, belakang dan
perut
a) Sandarkan punggung dikursi/tempat
tidur dan kaki dinaikkan ditempat kaki
(footrest)
b) Tekuk kaki pada lutut, dalam satu
waktu, perlahan arahkan kedada
seperti mengayuh sepeda
c) Setiap gerakan yang dilakukan pasien
melakukan afirmasi dengan kalimat
“ Saya kuat, saya sehat, saya bahagia”
(afirmasi bisa dilakukan secara lisan
maupun dalam hati)
d) Rasakan peradaran darah dalam tubuh
5) Penguatan paha samping

Halaman 39
a) Tiduran dengan posisi berbaring
ditempat tidur
b) Luruskan kedua kaki
c) Gerakan kaki kanan kearah samping
dengan bertumpu pangkal paha
kemudian gerakkan kearah posisi
semula (lurus dengan badan)
d) Secara bergantian lakukan gerakan
pada kaki yang sebelahnya
e) Lakukan gerakan masing-masing
sebanyak 8 kali hitungan
f) Setiap gerakan yang dilakukan pasien
melakukan afirmasi dengan kalimat
“ Saya kuat, saya sehat, saya bahagia”
(afirmasi bisa dilakukan secara lisan
maupun dalam hati)

Halaman 40
g) Rasakan peradaran darah dalam tubuh
Latihan pendinginan
a) Tarik nafas melalui hidung dan keluarkan
melalui mulut, sambil angkat kedua tangan
setinggi kepala
b) Lakukan 8 kali hitungan
c) Katakan “ Saya kuat, saya sehat, saya
bahagia” (afirmasi bisa dilakukan secara
lisan maupun dalam hati)
d) Rasakan peradaran darah dalam tubuh
e) Lakukan nafas dalam minimal 3 kali sampai
pasien merasa lebih nyaman / rileks

Halaman 41
Daftar Pustaka
Depkes RI. (2016). Diet penyakit ginjal kronik dengan
hemodialisis
Indonesian Renal Registry. (2016). 9th Report Of
Indonesian Renal Registry. Jakarta; 2016.
Pernefri, AsDI. (2010). Serba serbi terapi pengganti
ginjal. Fresenius Kabi. Jakarta. Hal 13-17
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi I., Simadibrata, M.,
& Setiati S. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. (Edisi V), Jilid II . Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI
Henni Kusuma, 2019, Mengenal Penyakit Ginjal
Kronis dan perawatannya, Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro

Sulistyaningsih DR. Efektivitas Latihan Fisik


selama Hemodialisis terhadap
Peningkatan Kekuatan Otot Pasien
Penyakit Ginjal Kronik di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Semarang.

Halaman 42

Anda mungkin juga menyukai