Anda di halaman 1dari 24

 Code Blue adalah Kondisi gawat darurat yang

terjadi di rumah sakit atau suatu institusi


dimana terdapat pasien yang mengalami
cardiopulmonary arrest dan merupakan kata
sandi yang digunakan untuk menyatakan
bahwa pasien dalam kondisi gawat darurat.
 Tim yang terdiri dari dokter dan paramedis
yang Terlatih yang ditunjuk sebagai Code
Blue Team, yang secara cepat ke pasien
untuk melakukan tindakan penyelamatan
 Setiap shift, saat mulai bertugas sehari hari
perawat pelaksana diruangan berkeliling
mengunjungi pasien yang sedang dirawat. Hal
ini untuk mengetahui ada tidaknya perburukan
yang terjadi atau pasien dalam kondisi gawat
darurat.
 Bilamana ditemukan pasien dalam keadaan

tidak sadar, dokter jaga ruangan / case


manager bersama perawat melakukan
tindakan penanggulangan kegawatdaruratan
sesuai kebutuhan pasien.
 Tetapi bila pasien mengalami perburukan
kondisi atau henti nafas dan henti jantung
maka perawat segera menghubungi telfon
untuk memanggil tim code blue melalui
telepon rumah sakit.
Memeriksa kesadaran dengan memanggil
nama, menepuk / mengguncang bahu.
Tehnik memeriksa nadi
Tujuan:
 memeriksa nadi

(peredaran darah) dan


bila tidak ada denyut,
memberikan tekanan
dada (kompresi
jantung)

Tehnik memeriksa nadi:


 Periksa nadi leher

(arteri karotis) dengan


kedua jari telunjuk dan
tengah di sebelah
jakun leher
Posisi tangan yang benar Kompresi jantung
Membebaskan jalan nafas dengan
tehnik “Head tilt chin lift”
Membebaskan jalan nafas (pada korban yang dicurigai
adanya patah tulang leher) dengan tehnik “Jaw thrust”
Tujuan:
Memeriksa apakah ada nafas, bila tidak, segera
memberikan nafas buatan

Tehnik:
Look : Lihat pergerakan dada dan perut
Listen : Dengarkan suara nafas
Feel : Rasakan hembusan nafas
 Dokter jaga IGD atau dokter jaga bangsal.
 Perawat terlatih minimal 4-5 orang (terdiri dari

perawat IGD, IRNA/IRJA/Perawat anestesi)


 Perawat pelaksana atau Perawat

Penanggungjawab Shift
 Melakukan RJP :

◦ Dokter jaga IGD atau Dokter Jaga Bangsal.


◦ Perawat terlatih 4-5 orang (dari IGD,
IRNA/IRJA/Perawat Anestesi)
◦ Perawat pelaksana
 Hands Only CPR
 Infark jantung “kecil” yang mengakibatkan
“kematian listrik”
 Serangan Adams-Stokes
 Hipoksia akut
 Keracunan dan kelebihan dosis obat-obatan
 Sengatan listrik
 Refleks vagal
 Tenggelam dan kecelakaan-kecelakaan lain

yang masih memberi peluang untuk hidup.


 Penolong sudah melakukan BHD dan BHL secara
optimal.
 Adanya tanda-tanda kematian pasti.
 Penderita tidak berespon setelah dilakukan bantuan
hidup jantung lanjutan minimal 20 menit.
 Penolong sudah merekam melalui monitor adanya
asistol yang menetap selama 10 menit atau lebih.
 Penolong sudah mempertimbangkan apakah
penderita terpapar bahan beracun atau mengalami
overdosis obat yang menghambat susunan system
saraf pusat.
 Adanya Perdarahan di Intracranial
 Pasien Tumor Stadium AKhir

Anda mungkin juga menyukai