Etiologi Syok
Syok dapat dikelompokkan menjadi empat macam yaitu :
a) Syok Hipovolemik
Diinduksi oleh penurunan volume darah yang terjadi secara langsung karena perdarahan
hebat atau tidak langsung karena hilangnya cairanyang berasal dari plasma (misalnya diare
berat, pengeluaran urine berlebihan atau keringat berlebihan)
b) Syok Kardiogenik
Disebabkan oleh kegagalan jantung yang melemah untuk memompa darah secara adekuat.
c) Syok Distributif
Disebabkan oleh vasodilatasi luas yang dicetuskan oleh adanya zat-zat vasodilator.
d) Syok Obstruktif
Syok yang diakibatkan adanya gangguan pada distribusi volume sirkulasi baik pada
perubahan resistensi pembuluh darah ataupun akibat permeabilitasnya
Tatalaksana Syok
1. Syok hipovolemik
a. Pasang satu atau lebih jalur infus intravena
b. Infus dengan tetesan cepat larutan kristaloid atau kombinasi
kristaloid dengan koloid
c. Bila syok karna perdarahan, ambil sampel darah dan tutup sumber
perdarahan
d. Pasang kateter urine
e. Beri lasik bila produksi urine <1/2 ml/kg/jam
f. Dopamin 2-5 mg/kg/menit untuk pengukuran TD sentral
Tatalaksana Syok
2. Syok kardiogenik
a. Pastikan jalan napas tetap adekuat, bila tidak sadar lakukan intubasi
b. Beri oksigen 8-15 liter/menit
c. Beri morfin jika nyeri hebat akibat infark akut
d. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa
e. Pasang cvp bila mungkin
f. Sulfas atropin bila frekuensi jantung < 50 kali/menit
g. Dopamin 2-5 mikrogram/kg
h. Dobutamin 2,5-10 mikrogram
i. Norepinefrin 2-20 mikrogram
j. Diuretik atau furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan oksigenasi jaringan
Tatalaksana Syok
3. Syok septik
a. Bawa ke ruang perawatan intensif. Beri cairan dlaam jumlah banyak
b. Beri dopamin/norepinefrin
c. Jika gagal paru pasang ventilator mekanik
d. Antibiotik intravena
4. Syok anafilaktik
a. Baringkan pasien pada alas yang keras, posisi kaki lebih tinggi dari kepala Penilaian A, B, C
b. Beri adrenalin 0,3-0,5 mg larutan 1:1000 untuk dewasa, 0,01/mk/kg untuk anak anak melalui IM
c. Jika terjadi spasme bronkus tambah aminofilin 5-6 mg/kgBB IV 0,4-0,9 mg/kgBB (dosis awal)
d. Kortikosteroid : hidrokortison 100 mg atau deksametason 5-10mg IV
e. Bila tekanan darah tetap rendah pasang jalur IV untuk terapi cairan
5. Syok neurogenik
a. Setelah amankan jalan napas dan resusitasi cairan, beri epinefrin
b. Terapi definitif.
Komplikasi Syok
c. Pengkajian Sekunder
1) Terapi/medikasi
-Pemberian bantuan oksigen
-Terapi cairan RL IV 2 jalur
-Pemasangan katether urin (urin output : 50 ml)
2) Pemeriksaan diagnostic
Rontgen thorax : Acute Lung Oedema (ALO)
Asuhan Keperawatan
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
Analisa Data DS : Penurunan Hambatan pertukaran
Klien mengeluh pusing kontraktilitas jantung gas
DO : Oedema paru akut
RR : 34 x/menit dan
dangkal (dyspnea) Defisit oksigen
Denyut nadi : 124
x/menit (takikardia)
Warna kulit
abnormal (kebiruan
di bibir dan kuku
serta kulit pucat)
c. Intervensi
1) Hambatan pertukaran gas berhubungan dengan oedema paru akut dibuktikan dengan keluhan
pusing; dyspnea; takikardia; warna kulit abnormal (00030).
- Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam masalah hambatan pertukaran gas
teratasi dengan kriteria hasil :
1. Irama pernapasan normal
2. Perfusi jaringan meningkat
3. Hasil X-ray dada ditingkat ke tidak ada deviasi dari normal
4. Tekanan darah ditingkatkan ke normal
Asuhan Keperawatan
Tindakan yang dapat dilakukan yaitu :
a) Manajemen asam basa (1910)
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Monitor kecenderungan pH arteri, PaCO2, dan HCO3 dalam rangka mempertimbangkan jenis
ketidakseimbangan (mis : repiratorik/metabolik) dan kompensasi mekanisme fisiologis yang
terjadi
- Monitor gas darah arteri, level serum serta urin elektrolit, jika diperlukan.
- Monitor pola pernapasan
- Berikan terapi oksigen dengan tepat