Anda di halaman 1dari 9

IBADAH AMALIYAH

Nama anggota kelompok :

1. Sahrul Gunawan (2011010014)


2. Melda Olynfiana P (2011010015)
3. Siti Masruroh (2011010016)
4. Laeli Fitriana (2011010017)
5. Ananda Mukaromah (2011010018)
Pengertian Ibadah Maliyah

Ibadah harta (ibadah maliyah) merupakan investasi amal yang tidak akan berhenti pahalanya, walaupun yang
bersangkutan sudah meninggal dunia, maka akan tetap dikenal dengan Amal Jariyah. Harta yang dititipkan
kepada manusia harus dijadikan sebagai bekal kepada Allah SWT.

Ibadah maliyah adalah amalan-amalan ibadah yang lebih banyak dilakukan dengan sarana harta benda atau
ibadah yang diwujudkan dalam bentuk pemberian harta atau yang terkait dengan harta yaitu menggunakan
harta Allah yang dikaruniakan untuk apa yang Allah cintai dan ridhai seperti zakat, infaq, shadaqah dll.

Macam-macam Ibadah
amaliyah :
1. Zakat
2. Infaq
3. Shadaqah
4. Fidyah
5. Kifarat
6. Kurban/Udhiyyah
7. Aqiqah
8. Al-Hadyu
9. Dam
1. Zakat
2. Infaq
Zakat merupakan istilah untuk ibadah
Infaq berasal dari kata nafaqa yang
harta yang hukumnya wajib dan
berarti telah lewat, berlalu, habis,
ketentuannya sudah termaktub dalam al-
mengeluarkan isi, menghabiskan
Quran dan Hadits.
miliknya, atau belanja.
Sebagaimana definisi tersebut, ada 5
Menurut istilah, infaq adalah :
unsur utama dalam zakat, yaitu:
“Mengeluarkan harta yang thayib
1. Sebagian harta, tidak seluruhnya
(baik) dalam ketaatan atau hal-hal
2. Harta yang dizakati adalah harta yang
yang dibolehkan”
khusus (telah ditentukan) misalnya harta
perdagangan (tijarah)
Perbedaan antara infaq dengan
3. Ada ketentuan yang khusus dalam
zakat terletak pada standar ukuran,
standar ukuran misalnya zakat
waktu dan mustahik. Jika zakat
perdagangan adalah 2,5 % dari modal
sudah tertentu sebagaimana lima
5. Sebagian didistribusikan pada waktu
unsur utama zakat, maka infaq
tertentu seperti halnya zakat fitrah dan
tidak ditentukan standar ukuran,
zakat emas sebagai simpanan
waktu penunaian, dan mustahiknya
5. Zakat hanya untuk mustahik yang
tidak terpaku sebagaimana dalam
sudah ditentukan (Q.S. at-Taubah [9]:
Q.S. at-Taubah (9) ayat 60.
60).
4. Fidyah
3. Shadaqah
Fidyah adalah menempatkan sesuatu pada tempat
Shadaqah bersal dari kata ash-shidqu
lain sebagai tebusan (pengganti) nya, baik berupa
yang berarti benar, jujur. Falsafahnya,
makanan atau lainnya. Fidyah juga berarti
shadaqah merupakan bukti bahwa
kewajiban manusia mengeluarkan sejumlah harta
seseorang memiliki keyakinan
untuk menutupi ibadah yang ditinggalkannya.
(aqidah) yang benar, jalan hidup
Fidyah shaum wajib dilakukan oleh seseorang
(syariah) yang benar dan prilaku
yang tak sanggup karena kepayahan dalam
(akhlak) yang benar. selain itu,
melakukan shaum fardhu khususnya di bulan
shadaqah merupakan manifestasi
Ramadhan,Hukum fidyah, sebagaimana firman
kejujuran seseorang dalam
Allah SWT di atas adalah wajib, apabila :
kepemilikan harta.
1. Tidak mampu melakukan shaum, seperti
- Menurut istilah, shadaqah adalah:
karena lanjut usia.
“Sesuatu yang diberikan untuk
2. Orang sakit permanen yang kesembuhannya
mendekatkan diri kepada Allah
sangat sulit.
ta’ala”.
3. Perempuan hamil atau perempuan yang sedang
menyusui (yang bersangkutan boleh memilih
Shadaqah boleh dengan barang, bisa
antara qadha shaum atau fidyah). Jumlah fidyah
juga dengan tenaga, fikiran dan
adalah sejumlah makanan yang dikonsumnsi
lainnya. Bahkan, wajah sumringah
yang bersangkut pada bulan Ramadhan. Setiap
dan senyuman pun bisa bernilai
hari tidak puasa diganti dengan fidyah makan
shadaqah.
sehari untuk seorang miskin.
5. Kifarat
3. Kifarat zhihar (mengharamkan
istri dengan mempersamakannya
1. Kifarat sumpah (bersumpah
dengan ibu sendiri), adalah dengan
palsu), salah satu caranya adalah
memberikan makan enam puluh
dengan memberi makan sepuluh
orang miskin, selaian itu bisa juga
orang miskin, yaitu dari makanan
dengan memerdekakan hamba
yang biasa diberikan kepada
sahaya atau melakukan shaum
keluarga sendiri atau memberi
selama dua bulan berturut-turut.
pakaian kepada mereka atau
4. Kifarat membunuh (tak sengaja)
memerdekakan sorang hamba
adalah dengan memerdekakan
sahaya.
hamba sahaya atau diganti dengan
2. Kifarat shaum (sebagai akibat
puasa enam puluh hari bertutur-
melakukan pelanggaran shaum,
turut atau dengan memberi makan
melakukan jima atau
enam puluh fakir miskin ditambah
persetubuhan pada siang hari
dengan kewajiban membayar
bulan Ramadhan bagi mereka
diyat, semacam uang duka kepada
yang wajib melakukan shaum
keluarga yang terbunuh.
Ramadhan)
6. Kurban/Udhiyyah 7. Aqiqah

Udhiyyah adalah menyembelih Aqiqah adalah binatang (kambing atau


binatang tertentu pada Hari Raya domba) yang disembelih dalam rangka
Qurban (Idul Adha) atau Hari Tasyriq menyambut anak yang baru dilahirkan.
(11,12 dan 13 Dzulhijjah) dengan niat Aqiqah dilaksanakan pada saat bayi
taqarub atau qurban (mendekatkan berumur 7 hari, sekaligus dicukur habis
diri) kepada Allah SWT. rambutnya (digunduli kepalanya) dan
1. Waktu pelaksanaan disyi’arkan namanya. Apabila pada hari
qurban/udhiyyah pada Hari raya ke 7 tidak bisa dilaksanakan aqiqah,
Adha/Qurban (10 Dzulhijjah) setelah boleh diundurkan sampai hari ke 14
shalat sunnat Idul Adha dan Hari atau hari ke 21.
Tasyriq (11,12 dan 13 Dzulhijjah).
2. Binatang qurban ialah unta, sapi
atau kerbau, kambing, biri-biri atau
domba. Binatang-binatang tersebut
hendaknya :
3. Tidak cacat
8.Al-Hadyu 9.Dam

Al-Hadyu adalah melakukan Dam adalah menyembelih


penyembelihan binatang ternak binatang tertentu sebagai sangsi
(domba) sebagai pengganti terhadap pelanggaran atau karena
pekerjaan wajib haji yang meninggalkan sesuatu yang
ditinggalkan, atau sebagai denda diperintahkan dalam rangka
karena melanggar hal-hal yang pelaksanaan ibadah haji dan
terlarang mengerjakannya dalam umrah atau karena mendahulukan
prosesi ibadah umrah atau haji umrah daripada haji (haji tamattu)
atau bagi mereka yang memiliki atau karena melakukan haji dan
kemampuan melakukannya, atau umrah secara bersamaan (haji
bagi mereka yang melakukan qiran). Dam juga diidentikkan
pelanggaran-pelanggaran dengan alhadyu, sekalipun tidak
terhadap larangan-larangan selalu sama.
tertentu dalam ibadah haji.
Urgensi Ibadah Maliyah

Ibadah maliah sangat penting dilihat dari berbagai segi, antara lain:
1. Membersihkan harta dari kotoran kebakhilan, keserakahan, kekejaman dan kezaliman terhadap kaum fakir miskin.
2. Berfungsi ekonomi, membantu makanan bagi yang miskin atau memerlukan,
3. Memiliki fungsi sosial, dengan memberikan zakat kepada fakir miskin bisa menjaga keseimbangan hidup atau
kesenjangan dan menghindari ketidak adilan sosial. Memupuk rasa kasih sayang dan kecintaan orang kaya (aghniya)
kepada yang tidak memiliki harta sehingga terjalin keterpaduan antara orang miskin dan orang kaya, karena kalau telah
terjadi keterpaduan diantara keduanya, mudah-mudahanan bisa mengantisipasi dan akan mengikis segala bentuk kejahatan
yang bisa terjadi dalam masyarakat akibat kesenjangan dan ketidakadilan sosial.
Ibadah maliyah membawa berkah baik kepada orang miskin selaku penerima maupun orang kaya atau para
agniya, diantara hikmahnya:
1. Bagi si kaya, sesuai dengan fungsinya, sebagai pembersih harta, selain juga pembersih hati tuthohhiruhum
watuzaqqiihim bihaa. Jadi dengan berzakat, harta itu menjadi bersih dari hak-hak orang lain yang dititipkan oleh
Allahkepada orang kaya.
2. Bisa membersihkan hati dari penyakit tamak, rakus, kikir, dan serta penyakit-penyakit hati lainnya. Jadi zakat memiliki
satu kekuatan transformatif dalam menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati muzakki.
3. Memberikan zakat atau infaq dan lainnya kepada fakir miskin bisa menjaga keseimbangan hidup atau kesenjangan dan
menghindari ketidak adilan sosial.
4. Memupuk rasa kasih sayang dan kecintaan orang kaya (aghniya) kepada orang miskin sehingga terjalin keterpaduan
antara orang miskin dan orang kaya.
5. Mengikis segala bentuk kejahatan yang bisa terjadi dalam masyarakat akibat kesenjangan, kecemburuan dan
ketidakadilan sosial.
Makna Spritual Ibadah Maliah Bagi Kehidupan Sosial

Harta yang dititipkan Allah kepada manusia harus dijadikan sebagai bekal beribadah kepada Allah SWT. Banyak
harta, harus mendorong seseorang untuk lebih banyak beribadah kepada-Nya.
Harta yang dijadikan sebagai bekal dan sarana ibadah, berarti harta yang bermanfaat dan akan membuahkan
berkah kepada harta dan kehidupan yang bersangkutan. Kewajiban syukur atas nikmat harta harus dibuktikan
dengan cara menggunakan harta tersebut sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT.
Pelaksanaan tugas ibadah kepada Allah tidak hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah fisik saja, tetapi juga harus
diwujudkan dalam bentuk ibadah harta. Investasi amal yang tidak akan berhenti pahalanya, walaupun yang
bersangkutan sudah meninggal dunia adalah harta yang disumbangkan untuk amal jariah. Ibadah maliah atau
ibadah dengan harta termasuk bagian penting dalam syari’at Islam.
Ibadah maliyah, seperti zakat, dll termasuk ibadah ijtima’i, yaitu ibadah yang dilaksanakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan social kemasyarakatan.

TERIMAKASIH :)

Anda mungkin juga menyukai