Anda di halaman 1dari 51

PERSEPSI

TERHADAP
ORANG LAIN
(PERSEPSI SOSIAL)
• Observasi  elemen penting dalam persepsi sosial

• PERSEPSI SOSIAL : Istilah umum yang digunakan


terhadap proses-proses yang dilakukan oleh individu dalam
upayanya memahami satu sama lain
Manusia senantiasa memiliki
keingintahuan tentang apa yang
menjadi latar belakang, motif,
alasan tentang perilaku manusia
lain..

Contoh : perceraian artis, kematian


Mbah Maridjan, maraknya
kekerasan yang dilakukan geng
motor di Bandung
• Mengerti orang lain atau apa yang ada di balik suatu
tindakan/perilaku  hal sulit tapi merupakan hal penting
dalam kehidupan sehari-hari
• Masalahnya, yang dicari atau berusaha diungkap adalah
sesuatu yang sifatnya internal, tidak kasat mata  mencari
di balik fakta dan data yang eksplisit  ala ‘detektif’
• 3 elemen dasar dari persepsi sosial
• Individu (persons)
• Situasi (situations)
• Perilaku (behavior)
1. INDIVIDU (PELAKU)

• Menilai buku dari sampulnya....


• nilai yang diajarkan sejak kanak2 adl jangan menilai orang dari
penampilan luarnya..
tapi...sebagai orang dewasa, tidak mudah untuk menghindari situasi
membuat penilaian tentang sso hanya berdasarkan info yang sesaat
(snapshot information)
• 500 BC : Pythagoras menatap mata para muridnya untuk
mencari tahu apakah mereka berbakat (matematika) atau
tidak
• Hippocrates, pendiri pengobatan modern : menggunakan
facial features untuk mendiagnosis hidup atau mati
• Franz Gall, pencetus Phrenology menyatakan dapat
menjelaskan karakter orang berdasarkan bentuk tengkorak
kepalanya
• William Sheldon menyimpulkan dari hasil penelitiannya
bahwa ada hubungan antara bentuk fisik dengan
kepribadian
• Penelitian yang berkembang setelahnya adalah impresi
pertama kerap dipengaruhi oleh berat dan tinggi badan,
warna kulit, warna rambut, kacamata dan berbagai aspek
penampilan lainnya (Alley, 1988; Bull & Rumsey, 1988;
Herman,et.al, 1986)
• Bahkan...penilaian juga sering didasarkan pada nama
seseorang
• Penelitian Robert Young dkk (1993) : karakter fiktif
generasi ‘tua’ diwakili oleh nama: Harry, Walter, Dorothy,
Edith  kurang populer dan kurang pandai dibanding ...
Kevin, Michael, Lisa, Michelle
• Penelitian lain : pengaruh wajah  lebih menarik perhatian
Diane Berry & Leslie Zebrowitz-McArthur (1986)
menemukan bahwa dewasa yang memiliki wajah baby face
dianggap berkarakter hangat, baik hati, naif, lemah, jujur
dan pengalah
Sebaliknya, tampilan ‘matang’ dipandang lebih kuat,
dominan, dan kurang naif
• Wajah babyface lebih dipilih untuk pelamar pekerjaan guru,
pengasuh daycare; sementara wajah yg matang untuk
pekerjaan di bank, misalnya
• Jadi, meski kerap keliru pengambilan keputusan yang
didasarkan pada penampilan/aspek-aspek fisik, ada 3 hal
yang membuat orang masih melakukannya :
• Manusia secara genetis diprogram untuk berespon lembut pada
karakteristik infantil  seperti memperlakukan seorang bayi
• Manusia belajar untuk mengasosiasikan karakteristik infantil dengan
ketidakberdayaan dan hal ini digeneralisasikan pada orang dewasa yg
babyface
- Bisa jadimemang ada hubungan aktual antara
penampilan fisik dengan perilaku (dibuktikan dari hasil
penelitian oleh Berry, 1990, Kenny, dkk, 1992)

 shock dapat muncul jika tidak ada hubungan antara


perilaku dgn tampilan fisik
 kasus Ryan
2. SITUASI

• Pada umumnya orang memiliki gambaran atau skenario


tentang situasi-situasi tertentu  membantu untuk
mengantisipasi tujuan, perilaku dan hasil  sama pada
setting tertentu
• Berdasarkan pengalaman masa lalu, orang dapat dengan
mudah membayangkan rangkaian kejadian/peristiwa yang
terjadi pada setting ttt  makan malam di resto, bagaimana
harus berperilaku, dll
• Skenario umumnya bersifat culture specific
contoh : tamu di perjamuan ala Bolivia harus dihabiskan
makanan sbg tanda menghormati tuan rumah; tapi di India,
makanan harus disisakan untuk memperlihatkan bahwa
tamu merasa cukup dgn hidangan yang disajikan
• Kencan pertama versi Amerika yang diteliti oleh John Pryor
dan Thomas Merluzzi (1985) menghasilkan rangkaian
peristiwa dalam 16 langkah, termasuk diantaranya :
kunjungan pria ke rumah wanita, lalu wanita menyambut
pria di depan pintu, selanjutnya memperkenalkan pria pada
kedua orang tua atau teman sekamar, diskusi dan membuat
rencana atau small talk, pergi nonton, lalu makan,
berciuman dan saling mengucapkan selamat malam saat
berpisah.
• Oleh peneliti, langkah2 ini dibuat menjadi daftar yang acak
dan meminta subyek untuk menyusun dari yang paling awal
sampai akhir...
 yang banyak pengalaman kencan, akan dengan mudah
menyusunnya dibandingkan dengan yang jarang berkencan
 punya ‘skenario’ di dalam benaknya
• Pengetahuan atau pemahaman tentang setting sosial
memberikan konteks yang penting untuk memahami
perilaku verbal dan nonverbal orang lain
 ikut wawancara kerja  berlaku santun
 piknik  gembira
• Skenario tentang setting sosial ini mempengaruhi dalam 2
cara :
• Kadang individu melihat apa yang ingin ia lihat
penelitian menggunakan wajah dengan ekspresi ambigu 
tergantung info awal ttg ekspresi yg akan dilihat
• Individu menggunakan pengetahuan ttg situasi sosial untuk
menjelaskan penyebab dari tingkah laku
3. TINGKAH LAKU

• Langkah awal dari persepsi sosial adl mengenali apa yang


dilakukan sso pada situasi/momen ttt
 mengenali gerakan atau tindakan seringkali mudah 
tempat gelap  diterangi pada bagian2 tertentu dari tubuh,
bisa langsung dikenali gerakan yg muncul : berjalan,
melompat, terjatuh, dll
• Yang menarik, adalah bagaimana individu memberi makna
terhadap hasil pengamatannya /tingkah laku yang diamati
• Pemaknaan diberikan berbeda-beda oleh tiap individu 
breaking/dividing point dari sebuah peristiwa yang
kontinyu
contoh : pertandingan sepak bola
• Perbedaan cara ini dapat mempengaruhi persepsi
 makin tertarik pada gerakan2 yang detil, makin mampu
mendeteksi berbagai tindakan yang berarti dan mengingat
detil tingkah laku lebih banyak
 semakin banyak melaporkan perilaku aktor
 makin mendekatkan  makin punya
penilaian positif ttg aktor
TUGAS

• Bagaimana peran tingkah laku nonverbal dalam


memprediksikan perilaku ?
• Bagaimana mengidentifikasi kejujuran atau kebohongan ?
ATRIBUSI

• Berinteraksi efektif  perlu memahami perasaan dan


sejauh mana ‘ia’ dapat dipercaya
• Harus mampu mengidentifikasi : disposisi sso
• Disposisi : Karakteristik-karakteristik individu yang stabil
seperti trait kepribadian, sikap, dan kemampuan
• Disposisi tidak dapat dilihat langsung  disimpulkan dari
apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sso
• Atribusi : Proses yang mengarahkan pada membuat
kesimpulan ttg perilaku sso
• Apakah faktor genetik, pengalaman masa kecil, atau
tekanan sosial yang membuat sso berhasil/gagal?
• Weary & Edwards, 1994 : Individu berbeda dalam derajat upaya
untuk menjelaskan perilaku manusia dan derajat kepercayaan diri
untuk melakukannya
• Bagaimana pun, manusia akan senantiasa mencari penyebab dari
tingkah lakunya maupun tingkah laku orang lain  dunia menjadi
make sense
• Fritz Heider : Manusia adalah ilmuwan, senantiasa
termotivasi untuk untuk memahami orang lain maupun
mengelola lingkungan sosialnya; mengamati, mengalisis
dan menjelaskan perilaku diri dan orang lain
• Penjelasan = atribusi
• Teori Atribusi : kelompok teori yang menjelaskan
bagaimana individu menjelaskan penyebab tingkah laku
• Heider : Teori atribusi terbagi dalam 2 kelompok besar :
• Personal attribution: Atribusi berdasarkan karakteristik2 internal dari
tokoh, seperti : kemampuan, kepribadian, mood, atau usahanya
• Situational attribution : Atribusi berdasarkan faktor2 eksternal tokoh,
seperti : tugas, orang lain, atau keberuntungan
• Teori Korespondensi Inferensi
• Tokoh : Edward Jones dan Keith Davis
(1965)
• Isi : Setiap individu berusaha memahami
orang lain dengan mengamati dan
menganalisis tingkah laku mereka
Individu mencoba menyimpulkan dari
suatu tingkah laku apakah berkaitan
(berkorespondensi) dengan karakteristik
pribadi org tsb atau tidak
• Contoh : membunuh karena cemburu, atau karena terdesak
oleh situasi ?
menyumbang karena ingin terkenal dermawan atau
memang niat menyumbang?
• Penyimpulan/inferensi dibuat berdasarkan 3 hal :
• Derajat pilihan
Tingkah laku yang bebas lebih memberikan informasi dibandingkan
yang dilakukan dibawah tekanan
• Harapan yang terkandung dalam perilaku
Semakin sesuai dengan harapan (norma/aturan) yang berlaku,
semakin kecil kemungkinan perilaku tsb dapat memberikan informasi
 tidak genuine
• Efek atau konsekuensi dari perilaku
Contoh : orang betah kerja tidak bisa dilihat motif dasarnya pabila ia
bekerja dengan gaji tinggi, suasana kerja nyaman, lokasi kantor
strategis
dibandingkan
lokasi jauh, gaji rendah, suasana nyaman
 bertahan karena suasana kerja yang nyaman
• Teori Kovariasi dari Harold Kelley
• Individu membuat atribusi dengan berdasarkan prinsip
kovariasi : untuk menjadi penyebab perilaku, sesuatu harus
ada pada saat perilaku muncul dan tidak ada pada saat
perilaku absen
 dasar : eksperimen
• Dasarnya adalah 3 informasi :
• Konsensus
• Distinctiveness
• Konsistensi

Konsensus : Seberapa berbeda reaksi sso terhadap stimulus yang sama


 konsensus rendah  atribusi internal/ybs
• Distinctiveness
Bagaimana reaksi orang yang sama terhadap stimulus yang berbeda
contoh : marah di satu kondisi atau semua
kondisi ?  pemarah

• Konsistensi
Apakah perilaku akan sama di waktu yg berbeda, pada stimulus
yang sama dan orang yang sama ?
• Bias Atribusi
• Sebagai pengamat sosial, manusia memiliki keterbatasan untuk
memproses seluruh informasi
• kita sering tidak berusaha untuk membuat atribusi secara akurat 
keterbatasan waktu dan pengetahuan
• Cognitive Heuristics
• Information processing short cuts that enable us to make judgements
that are quick but often in error
 availability heuristic
Kecenderungan untuk memperkirakan kejadian suatu peristiwa
berdasarkan seberapa mudah contoh kejadian tsb muncul di benak
individu
• Availability heuristic menyebabkan 2 kesalahan :
• The false-consensus effect : Kecenderungan individu untuk
overestimasi sesuatu hal, melebih-lebihkan yang berkaitan dgn diri
mereka, seperti pendapat, atribusi atau perilaku mereka

• Base-rate fallacy
fakta bahwa orang pada umumnya tidak sensitif
dengan data numerik atau probabilitas, melainkan lebih
dipengaruhi oleh grafik, atau informasi dramatis ttg suatu
peristiwa
Contoh : ikut undian berhadiah,
menggunakan pesawat sbg transportasi
• Fundamental attribution error
Kecenderungan untuk fokus pada penyebab personal dan
meremehkan pengaruh situasi dalam menjelaskan perilaku
orang lain
 orang tua yang kaget dengan anaknya yang nakal tapi
jadi anak paling baik di sekolah...atau sebaliknya...
• The Actor-Observer effect
Kecenderungan untuk memberikan atribusi terhadap
perilaku diri sendiri terhadap penyebab situasional dan
perilaku orang lain dengan penyebab personal
PEMBENTUKAN IMPRESI

• Merupakan proses mengintegrasikan informasi tentang sso


untuk membentuk impresi yang koheren
• Impresi yang dibentuk tentang perilaku sso didasarkan pada
merata-ratakan trait dirinya, bukan sekedar dijumlahkan
• Masalahnya, individu berbeda-beda dalam hal kepekaan
terhadap trait tertentu dan dalam membentuk impresi
terhadap sso
• Perbedaan didasarkan atas 3 hal :
• Karakteristik pengamat
• Teori kepribadian implisit
• Efek primasi
• Karakteristik Pengamat
• Ada trait atau ciri kepribadian yang lebih mudah dinilai dibandingkan
dengan yang lain
• Kekuatan trait/ciri kepribadian juga mempengaruhi impresi (yang
buruk lebih dibobot ‘berat’ )
• Teori Kepribadian implisit
• Asumsi –asumsi yang dibuat tentang adanya hubungan antara
tipeorang dengan tingkah laku dan trait kepribadian

• Contoh : Kasus O.J. Simpson yang membunuh mantan istrinya secara


brutal
 masyarakat tidak percaya
• The Primacy effect
• Kecenderungan informasi yang muncul lebih awal lebih memiliki
pengaruh/kesan dibandingkan dengan informasi yang muncul
belakangan

Contoh : iklan
• Confirmation Bias
Kecenderungan untuk mencari,
memaknakan dan menciptakan
informasi yang memperkuat
keyakinan yang sudah ada

 kesan awal begitu melekat, dan


umumnya orang enggan mengubahnya
• Self-fulfilling Prophecy
Bagaimana individu mampu mentransform harapan menjadi
kenyataan ?

• 3 proses :
• Adanya ekspektasi terhadap target (orang/obyek)
• Individu berperilaku konsisten dengan ekspektasi
• Target (orang/obyek ) akan menyesuaikan perilakunya dengan tingkah
laku pengamat
• 2 pandangan berbeda tentang persepsi sosial :
• Proses ini merupakan proses yang cepat dan relatif otomatis
(berdasarkan penampilan fisik, misalnya)
• Merupakan proses internal yang membutuhkan pengamatan yang
berhati-hati, mengumpulkan sejumlah data hingga membuat
kesimpulan lengkap
• Bagaimana menjadi pengamat sosial yang
kompeten ?
• Memperbanyak pengalaman, jam
terbang mengamati perilaku
mempengaruhi akurasi
• Meski tidak mudah membuat penilaian
umum dan menyeluruh, setidaknya
masih mungkin memprediksikan
perilaku sso di setting yang lebih
spesifik
• Ketrampilan persepsi sosial dapat ditingkatkan melalui pemahaman
tentang aturan probabilitas dan logika
• Individu membentuk kesan yang lebih tentang perilaku orang lain
jika didorong oleh adanya kepedulian akan akurasi dan keterbukaan

Anda mungkin juga menyukai