Anda di halaman 1dari 21

Askep pada anak dengan

HIV-AIDS
Afria watri yodelvi
1914201005
Ameyuza mega 1914201008
Alivia dafa safitri 1914201006
Annisa khairani 1914201010
Anggresya Putri M 1914201009
Amelia gustri 1914201007
Cindy claudya putri 1914201001
Cindy sonia putri 1914201011
Yeni Susanti 1914201004
Definisi HIV-AIDS

AIDS adalah penyakit yang berat yang ditandai oleh


kerusakan imunitas seluler yang disebabkan oleh
retrovirus (HIV) atau penyakit fatal secara keseluruhan
dimana kebanyakan pasien memerlukan perawatan medis
dan keperawatan canggih selama perjalanan penyakit.
ETIOLOGI

Penyebab penyakit AIDS adalah HIV yaitu virus yang


masuk dalam kelompok retrovirus yang biasanya menyerang
organ-organ vital sistem kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini
dapat ditularkan melalui penularan seksual, kontaminasi patogen
di dalam darah, dan penularan masa perinatal.
1. Faktor risiko untuk tertular HIV pada bayi dan anak adalah :

a.Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual,


b.Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan berganti,
c.Bayi yang lahir dari ibu atau pasangannya penyalahguna obat intravena,
d.Bayi atau anak yang mendapat transfusi darah atau produk darah berulang

2. cara penularan

Penularan HIV dari ibu kepada bayinya dapat melalui:

a. Dari ibu kepada anak dalam kandungannya (antepartum)


Transmisi ini dapat terjadi melalui plasenta (intrauterin) intrapartum, yaitu
pada waktu bayi terpapar dengan darah ibu.
b. Selama persalinan (intrapartum)
Tertular melalui darah atau cairan servikovaginal yang mengandung HIV
melalui paparan trakeobronkial atau tertelan pada jalan lahir.
c. Bayi baru lahir terpajan oleh cairan tubuh ibu yang terinfeksi
paparan ini dipengaruhi pada HIV pada cairan vagina 21%, cairan vagina
ibu, ulkus serviks atau vagina, perlukan dinding vagina, infeksi cairan ketuban,
ketuban pecah dini, persalinan, prematur, penggunaan elektrode pada kepala
janin, penggunaaan vakum atau forsep, episotomi dan rendahnya kadar CD4
pada ibu
d. Bayi tertular melalui pemberian ASI
tranmisi HIV melalui ASI antara lain mastitis atau luka di puting, lesi mucosa
mulut bayi, prematuritas dan respon imun bayi.
C. Manifestasi klinik

Manifestasi klinis infeksi HIV pada anak


bervariasi dari asimtomatis sampai penyakit berat
yang dinamakan AIDS.

Manifestasi klinis lainnya yang sering ditemukan


pada anak adalah pneumonia interstisialis
limfositik, yaitu kelainan yang mungkin langsung
disebabkan oleh HIV pada jaringan paru.
Manifestasi klinisnya berupa
• Hipoksia
• Sesak napas
• Jari tabuh
• Limfadenopati
• Infitrat retikulonodular difus bilateral
Patofisiologi
HIV secara khusus menginfeksi limfosit dengan antigen permukaan
CD4, yang bekerja sebagai reseptor viral. Subset limfosit ini, yang
mencakup limfosit penolong dengan peran kritis dalam mempertahankan
responsivitas imun, juga meperlihatkan pengurangan bertahap bersamaan
dengan perkembangan penyakit

Mekanisme infeksi HIV yang menyebabkan penurunan sel CD4 ini


tidak pasti, meskipun kemungkinan mencakup infeksi litik sel CD4 itu
sendiri; induksi apoptosis melalui antigen viral, yang dapat bekerja
sebagai superantigen; penghancuran sel yang terinfeksi melalui
mekanisme imun antiviral penjamu dan kematian.
Komplikasi

1. Oral lesi
2. Nefrologi
4. Gastrointetinal
5. Respirasi
6. Dermatologi
7. Sensorik
F. Pemeriksaan Penunjang
1.Tes untuk diagnose infeksi HIV
Menurut hidayat (2008) diagnosis HIV dapat tegakkan dengan menguji HIV. tes ini
meliputi:
a. Penilaian Elisa dan latex agglutination
b. Western blot ( positif)
c. Tes antigen P 24 (polymerase chain reaction) atau PCR
d. Kultur HIV
2.Tes untuk deteksi gangguan system imun
a. LED (normal namun perlahan-lahan akan mengalami penurunan)
b. CD4 limfosit (menurun; mengalami penurunan kemampuan untuk bereaksi terhadap
antigen)
c. Rasio CD4/CD8 limfosit (menurun)
d. Serum mikroglobulin B2 (meningkat bersamaan dengan berlanjutnya penyakit).
e. Kadar immunoglobulin (meningkat)
G. Penatalaksanaan
1. Perawatan
Menurut Hidayat (2008) perawatan pada anak yang terinfeksi HIV antara
lain:
a. Suportif dengan cara mengusahakan agar gizi cukup, hidup sehat dan
mencegah kemungkinan terjadi infeksi.
b. Menanggulangi infeksi opportunistic atau infeksi lain serta keganasan yang
ada.
c. Menghambat replikasi HIV dengan obat antivirus c.yaitu azidomitidin
(AZT)
d. Mengatasi dampak psikososial
e. Konseling pada keluarga tentang cara penularan HIV, perjalanan penyakit,
dan prosedur yang dilakukan oleh tenaga medis
f. selalu memperhatikan perlindungan universal (universal precaution)
2. Pengobatan

Pengobatan medikamentosa mencakupi pemberian obat-obat profilaksis infeksi


oportunistik yang tingkat morbiditas dan mortalitasnya tinggi. Riset yang luas telah dilakukan
dan menunjukkan kesimpulan rekomendasi pemberian kotrimoksasol pada penderita HIV yang
berusia kurang dari 12 bulan dan siapapun yang memiliki kadar CD4 < 15% hingga dipastikan
bahaya infeksi pneumonia akibat parasit Pneumocystis jiroveci dihindari.
b. Obat profilaksis lain adalah preparat nistatin untuk antikandida, pirimetamin untuk
toksoplasma, preparat sulfa untuk malaria, dan obat lain yang diberikan sesuai kondisi klinis
yang ditemukan pada penderita.
c. Pengobatan penting adalah pemberian antiretrovirus atau ARV
3. Pencegahan
Penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dicegah melalui :
a. Saat hamil. Penggunaan antiretroviral selama kehamilan yang bertujuan agar vital
load rendah sehingga jumlah virus yang ada di dalam darah dan cairan tubuh kurang
efektif untuk menularkan HIV.
b. Saat melahirkan. Penggunaan antiretroviral(Nevirapine) saat persalinan dan bayi
baru dilahirkan dan persalinan sebaiknya dilakukan dengan metode sectio caesar
karena terbukti mengurangi resiko penularan sebanyak 80%.
c. Setelah lahir. Informasi yang lengkap kepada ibu tentang resiko dan manfaat ASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN HIV-AIDS

A. Pengkajian

1.Identitas klien meliputi :


Nama : Ny. Sumarni
Tempat/tanggal lahir :Padang/25 Oktober 1967
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Adineogoro no 17
Tanggal masuk : 3 November 2021
Tanggal pengkajian : 6 November 2021

2.Identitas penangung jawab


3. Keluahan utama
● Demam dan diare yang berkepanjangan
● Tachipnae
● Batuk
● Sesak nafas
● Hipoksia

Pada riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi darah ( dari orang yang terinfeksi HIV/ AIDS ). Pada
ibu atau hubungan seksual. Kemudian pada riwayat penyakit keluarga dapat dimungkinkan :
• Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau penyalahgunaan obat
• Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50 % TERTULAR )
• Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke 20 dari kehamilan
• Adanya penularan pada proses melahirkan
• Terjadinya kontak darah dan bayi.
• Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
• Adanya kejanggalan pertumbuhan (failure to thrife )
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Mata
● Adanya cotton wool spot ( bercak katun wol ) pada retina
● Retinitis sitomegalovirus
● Khoroiditis toksoplasma
● Perivaskulitis pada retina
● Infeksi pada tepi kelopak mata.
● Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
● Lesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan, tunggal/ multiple
2.Pemeriksaan Mulut
● Adanya stomatitis gangrenosa
● Peridontitis
● Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar kemudian menjadi biru dan
sering pada platum (Bates Barbara 1998 )
3. Pemeriksaan Telinga
● Adanya otitis media
● Adanya nyeri
● Kehilangan pendengaran
4. Sistem pernafasan
● Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum
● Sesak nafas
● Tachipnea
● Hipoksia
● Nyeri dada
● Nafas pendek waktu istirahat
● Gagal nafas
5. Pemeriksaan Sistem Pencernaan
● Berat badan menurun
● Anoreksia
● Nyeri pada saat menelan
● Kesulitan menelan
● Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut
6. Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular
● Suhu tubuh meningkat
● Nadi cepat, tekanan darah meningkat
● Gejala gagal jantung kongestiv sekuder akibat kardiomiopatikarena HIV

7. Pemeriksaan Sistem Integumen


● Adanya varicela ( lesi yang sangat luas vesikel yang besar )
● Haemorargie
● Herpes zoster
● Nyeri panas serta malaise

8. Pemeriksaan sistem perkemihan


● Didapatkan air seni yang berkurang
● Annuria
● Proteinuria
● Adanya pembesaran kelenjar parotis
● Limfadenopati
9. Pemeriksaan Sistem Neurologi
● Adanya sakit kepala
● Somnolen
● Sukar berkonsentrasi
● Perubahan perilaku
● Nyeri otot
● Kejang-kejang

10. Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal


● Nyeri persendian
● Letih, gangguan gerak
● Nyeri otot ( Bates Barbara 1998 )
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Kemudian pada pemeriksaan diagnostik atau laboratorium didapatkan adanya anemia,
leukositopenia, trombositopenia, jumlah sel T4 menurun bila T4 dibawah 200, fase AIDS normal
1000-2000 permikrositer., tes anti body anti-HIV ( tes Ellisa ) menunjukan terinfeksi HIV atau
tidak, atau dengan menguji antibodi anti HIV. Tes ini meliputi tes Elisa, Lateks,Agglutination,dan
western blot.
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan HIV / AIDS antara lain :
1.Resiko infeksi
2.Kurang nutrisi
3.Kurangnya volume cairan
4.Gangguan intregitas kulit
5.Perubahan atau gangguan membran mukosa
6.Ketidakefektifan koping keluarga
7.Kurangnya pengetahuan keluarga
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai