KEGAWATDARURATAN MEDIK
- SKENARIO 3 -
PENURUNAN KESADARAN DISEBABKAN
OLEH MENINGITIS TB
SGD 14
Seorang anak laki – laki usia 7 tahun dibawa
orang tuanya datang ke IGD rumah sakit dengan
keluhan utama penurunan kesadaran. Berat badan
pasien saat ini 17 kg. Penurunan kesadaran dialami
pasien dalam waktu 1 hari ini dengan sebelumnya
pasien mengalami kejang dengan frekuensi 5 kali
SKENARIO 3 dalam sehari. Pasien mengalami demam, mual
muntah dengan frekuensi 4 kali dalam sehari
- Penurunan Kesadaran disebabkan selama 1 minggu serta batuk selama 1 bulan
terakhir. Ibu pasien mengeluhkan dalam waktu 2
oleh Meningitis TB - bulan ini berat badan anaknya mengalami
penurunan.
Berdasarkan anamnesis dari ibu pasien
diperoleh informasi bahwa di keluarga ada yang
mengalami batuk kronis. Hasil pemeriksaan fisik
ditemukan kaku kuduk dan ada pembengkakan
kelenjar getah bening di daerah leher.
Step 1 : terminologi
1. Meningitis TB adalah bentuk infeksi berat yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis dan infeksi yang paling umum terjadi pada sistem saraf pusat.
Meningitis TB adalah bentuk tuberkulosis ekstra paru dengan adanya kelainan neurologis.
2. Pemeriksaan kaku kuduk adalah salah satu pemeriksaan tanda rangsangan meningel yang
dilakukan pada pasien dengan gejala dan tanda gangguan sistem saraf pusat seperti
meningitis. Pemeriksaan tanda rangsangan ini ada 4, yaitu :
a. Pemeriksaan kaku kuduk : dilakukan dengan menekukkan kepala pasien (flexi) dan
diusahakan agar dagu mencapai ke dada. Misal ada tahanan kaku kuduk dikatakan (+) yang
berarti adanya iritasi meningeal (meningitis).
b. Pemeriksaan brudzinski I
c. Pemeriksaan brudzunski II
d. Pemeriksaan kernig
Step 2 : identifikasi masalah
1. Seorang anak laki-laki usia 7 tahun datang ke RS dengan keluhan utama penurunan
kesadaran.
2. Penurunan kesadaran pasien dialami pasien dalam waktu 1 hari ini dengan sebelumnya
pasien mengalami kejang dengan frekuensi 5 kali dalam sehari.
3. Pasien mengalami demam, mual muntah dengan frekuensi 4 kali dalam sehari selama
1 minggu serta batuk selama satu bulan terakhir.
4. Dalam waktu dua bulan ini BB pasien mengalami penurunan yang mana BB sekarang
17 kg.
5. Berdasarkan anamnesis diperoleh informasi bahwa di keluarga ada yang mengalami
batuk kronis.
Step 3 : Analisa masalah
1. Apa penyebab anak mengalami penurunan kesadaran?
2. Berapa seharusnya BB anak tersebut?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya meningitis TB pada anak?
4. Bagaimana manifestasi klinis pada meningitis TB?
5. Apakah pasien dengan meningitis TB juga mengalami TB paru? Apakah bisa bersamaan atau
hanya salah satunya?
6. Apakah ada hubungan penurunan kesadaran dengan meningitis TB?
7. Bagaimana menegakkan diagnosis meningitis TB pada anak?
8. Apa penanganan awal yang dapat diberikan?
1. Apa penyebab anak mengalami penurunan kesadaran?
Kemungkinan adanya gangguan pada kardiovaskular dengan penurunan aliran darah ke otak secara
akut (sincop) ataupun ada gangguan dari aktivitas elektrik pada otak atau kejang.
2. Berapa seharusnya BB anak tersebut?
BB anak normal pada usianya sekitar 23 kg.
3. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya meningitis TB pada anak?
Anak yang mengalami malnutrisi, batuk rejan, riwayat keluarga yang mengalami TB
4. Bagaimana manifestasi klinis pada meningitis TB?
Demam, nyeri kepala lebih dari 14 hari, penurunan kesadaran, mual muntah, pemeriksaan kaku
kuduk (+), pada anak biasanya kejang
5. Apakah pasien dengan meningitis TB juga mengalami TB paru? Apakah bisa bersamaan atau
hanya salah satunya?
Foto thorax pada pasien meningitis TB : 30-50% pada pasien TB paru. Untuk patogenesis
dikarenakan adanya infeksi primer dari TB paru nya sendiri.
6. Apakah ada hubungan penurunan kesadaran dengan meningitis TB?
Ada hubungannya, karena berkaitan dengan gangguan aktivitas elektrik pada otak atau kejang.
7. Bagaimana menegakkan diagnosis meningitis TB pada anak?
Anamensis : nyeri kepala pada anak, penurunan BB, batuk lebih dari 1 bulan, kejang
Penegakan
Tanda dan gejala penatalaksanaan
diagnosis
Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan fisik
penunjang
STEP 5
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang
meningitis TB:
1. Defenisi
(LO)
2. Etiologi
3. Manifestasi klinis
Learning 4. Patogenesis
Objectives 5.
6.
Penatalaksanaan
Komplikasi dan prognosis
7. Penegakan diagnosis
8. Kegawatdaruratan pada kasus meningitis TB
dan penanganannya
Definisi Meningitis TB
Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi global dengan prevalensi tinggi yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meningitis adalah
penyakit infeksi sistem saraf pusat yang mengenai meningen, sedangkan
meningitis tuberkulosis sendiri adalah infeksi pada meningen yang disebabkan
oleh basil tahan asam Mycobacterium Tuberculosis. Peradangan pada
duramater umumnya disebut dengan pakimeningitis, peradangan pada piamater
dan arachnoid dikenal dengan istilah leptomeningitis, tetapi lebih sering
disebut dengan meningitis saja.
Anatomi Meningen
Otak dilapisi oleh jaringan mesodermal yakni meningen. Meningen terdiri dari tiga
buah lapisan, lapisan paling luar adalah pakhimenings atau duramater dan lapisan paling
dalam adalah leptomenings yang terbagi atas dua bagian yaitu arakhnoid dan piamater.
Duramater adalah lapisan meningen yang paling kuat dan tidak lentur yang terdiri
dari dua lapisan pada saat melapisi otak dan satu lapisan saat menutupi medula spinalis.
Lapisan luar duramater adalah jaringan fibrosa atau periostium yang melekat pada tulang
kranium. Sedangkan lapisan dalam membentuk beberapa septa yang kokoh yang
menyusup ke bagian dalam rongga tengkorak.
Arakhnoid adalah lapisan tengah yang tipis yang melekat erat pada permukaan dalam
duramater, mengikuti setiap lekukan dari duramater dan hanya terpisah oleh suatu celah
potensial yaitu ruang subdural. Arakhnoid menutupi ruang subarakhnoid yang
mengandung cairan serebrospinal yang berfungsi menahan getaran. Arakhnoid
berhubungan dengan piamater melalui trabekula dan septa yang membentuk jaring –
jaring padat.
Piamater adalah lapisan dalam meningen yang melekat pada otak dan medula
spinalis, mengikuti lekukan fisura dan sulkus, mengandung pembuluh darah kecil yang
memberi makan jaringan saraf. Piamater berfungsi sebagai pelindung atau barier pia-gllia
untuk mencegah masuknya benda dan organisme yang berbahaya kedalam otak.2
Cairan serebrospinalis adalah cairan jernih dan tidak berwarna yang dibentuk oleh
pleksus koroideus dalam ventrikel otak. Aliran cairan serebrospinalis ini disebarkan
melalui ruang subrakhnoid keseluruh permukaan otak dan medula spinalis.
Etiologi Meningitis TB
Mycobacterium Tuberculosis termasuk golongan ordo
Actinomycetales, familia Mycobacteriaceae dan genus Mycobacterium.
Kuman Mycobacterium Tuberculosis berbentuk batang, ramping, tidak
bergerak, berukuran panjang 1-4 mikrometer dan lebar 0,3-0,6
mikrometer. Kuman ini hidup dalam lingkungan aerob dan tidak
menghasilkan spora. Kuman ini tumbuh optimal pada suhu rata-rata
berkisar 33 – 39℃ dan maksimal tumbuh di lingkungan dengan pH 6,6 –
6,8.
Bakteri tuberkulosis mengandung banyak lemak karena itu bila
Mycobacterium Tuberculosa telah mengalami pewarnaan tidak akan
kehilangan warnanya (decolorization) walaupun dengan pemberian
alkohol asam sehingga dikenal istilah basil tahan asam. Kuman TB ini
terdiri dari lemak dan protein. Komponen protein utamanya dikenal
dengan istilah tuberkuloprotein (tuberculin).
Manifestasi Klinis Meningitis TB
Tanda dan gejala meningitis TB
Tanda-tanda dan gejala meningitis tuberkulosis biasanya akan muncul
secara perlahan dan bertahap. Gejala-gejala dapat berkembang menjadi semakin
parah setelah beberapa minggu.
3. Pemeriksaan Radiologik.
3.1. Head CT scan: dapat menunjukkan gambaran ‘isoatenuasi’ atau
‘hiperatenuasi’ pada sisterna basalis pada pemeriksaan tanpa zat kontras dan
memberikan penyengatan yang homogen setelah pemberian zat kontras. Head CT
scan serial berguna untuk identifikasi komplikasi yang baru terjadi seperti
hidrosefalus, area kalsifikasi, ensefalomalasia, osteitis tuberkulosa dari kranium,
dan osteomastoiditis tb.
3.2. MRI lebih sensitif daripada Head CT untuk mendeteksi adanya meningitis
basal, infark serebri, hidrosefalus dan tuberkuloma pada parenkim.18 4.
Arteriografi dapat menunjukkan adanya arteritis pada sirkulus Willisi atau cabang-
cabangnya yang terlibat dalam proses meningitis basal. Pembuluh darah yang
terkena ditemukan adanya penyempitan dan oklusi yang ditandai dengan area yang
irregular.
5. Reaksi imunologis.
terhadap tuberculosis diperlihatkan oleh test kulit
tuberculin ( Test Mantoux).Tuberkulin sendiri adalah
material protein yang dibentuk oleh mikobakterium
tuberkulosa. Campuran protein ini dikenal sebagai PPD
(Purified Protein Derivate). Test Mantoux umumnya positif,
tetapi pada 25% kasus dapat memberikan reaksi negatif,
terutama pada kasus lanjut, pasien yang mendapat
pengobatan kortikosteroid atau pada keadaan umum yang
buruk, keadaan malnutrisi, kelemahan umum dan
imunosupresi oleh penyakit sistemik yang berat.
Kegawatdaruratan pada Kasus Meningitis TB
dan Penanganannya
PENANGANAN AWAL KEJANG & PENURUNAN KESADARAN
Penurunan Kesadaran
■ Prinsip pendekatan diagnostik penurunan kesadaran pada anak dimulai dengan evaluasi
diagnosis tingkat gangguan kesadaran berdasarkan:
■ Respon motorik,
■ Besar dan reaksi pupil,
■ Gerak bola mata
■ Pola pernapasan.
■ Tata laksana awal pada penurunan kesadaran adalah menjaga oksigenisasi jaringan otak.
Evaluasi riwayat penyakit, pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang khusus merupakan
langkah selanjutnya dalam menentukan tata laksana khusus berdasarkan etiologinya.
Pemantauan berkala tingkat gangguan kesadaran dan tata laksana yang tepat akan menentukan
prognosis pasien selanjutnya.
PENANGANAN AWAL KEJANG & PENURUNAN KESADARAN
Untuk terapi farmakologik awal harus terdiri dari benzodiazepin parenteral (Diazepam parenteral bisa
diberikan pada kasus kejang atau status epilepticus secara intravena atau intramuskular dengan dosis 5-10
mg, dapat diulang setelah 10-15 menit menit sesuai kebutuhan hingga dosis maksimal 30 mg.).
Pasien dengan aktivitas serangan kejang terus menerus saluran napasnya harus dikontrol dan di obati
dengan feniitoin/fosfenitoin, diikuti barbiturat dan propofol.