Anda di halaman 1dari 11

Sumber Ilmu Manajemen

Pendidikan
Matkul: Filsafat Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. H. Muhammad In’am Esha
Kelompok 6
1. Muhammad Rifky Maulana Tsani(200106110019)
2. Ni’matul Khairiyah (200106110030)
3. Dimas Yon Rizky Setyawan(200106110031)
4. Fahreza Dewa Amanda (200106110059)
5. Anadila Shinta Asfia (200106110060)
6. Sasmita Endang Setyowati (200106110074)

2
1. Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan dalam Manajemen Pendidikan Islam

Tentu dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan pernah lepas dari fungsi manajemen
dalam segala urusannya, baik itu terkait perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
evaluasi. Fungsi manajemen tersebut menjadi konsep dasar yang mengiringi kehidupan
manusia sebagai khalifah di bumi. Keberhasilan individu menjadi khalifah di bumi tentu tidak
lepas dari bagaimana cara ia mengatur dan mengelola segala hal yang ada disekitarnya, tentu
tujuan akhir yang diinginkan adalah kesuksesan atau keberhasilan. Hal yang sama juga terjadi
dalam bidang pendidikan. Keberhasilan dalam pendidikan tatkala meluluskan sumber daya
manusia yang unggul dan kompeten dalam berbagai bidang. Namun demikian untuk
mencapai keberhasilan dalam pendidikan harus bergumul dalam ilmu manajemen pendidikan.
Sebagai subyek dalam praktik manajemen pendidikan Islam, tiap individu harus memahami
sumber-sumber ilmunya.
Dalam tataran manajemen pendidikan ada berbagai sumber untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan.

a. Empirisme Jadi konsep keilmuan manajemen pendidikan


Menurut aliran empirisme manusia memperoleh Islam diperoleh dari pengalaman para pelaku
pengetahuan melalui pengalaman hidupnya. langsung di lapangan yang setiap harinya
Tentu pengalaman yang dimaksud didapat dari berkecimpung dengan praktik manajemen di
peran inderawi manusia. lembaga pendidikan Islam. Pengalaman
John Locke (1632-1704) yang dianggap sebagai merupakan abstraksi yang dibentuk dari
bapak aliran empirisme menyatakan bahwa pada gabungan apa yang dialami dan apa yang
mulanya manusia kosong tanpa pengetahuan. ditangkap oleh indrawi. Dari hasil pengalaman
Seperti selembar kertas putih yang masih bersih yang didapat selama bekerja bertahun-tahun,
belum ada tulisannya. Lantas pengalaman pengalaman tersebut menjadi sebuah ilmu
inderawinya mengisi catatan hariannya hingga pengetahuan yang melekat terhadap para
menjadi pengetahuan. Mulanya tangkapan indera praktisi pendidikan (kepala sekolah, guru,
yang masuk sederhana selanjutnya tersusun karyawan di lembaga pendidikan Islam) untuk
menjadi pengetahuan yang kompleks dalam diri dijadikan pedoman dan acuan dalam
manusia. Jadi pengelaman indera menjadi mengatur, mengelola, menata sebuah lembaga
sumber pengetahuan yang benar. pendidikan Islam.

4
b. Rasionalisme (akal)
Rasionalisme adalah aliran yang menganggap Hukum ini ada dan logis tetapi tidak
bahwa akal adalah media terpenting untuk empiris. Hal ini seperti yang dilakukan
memperoleh pengetahuan. Menurut aliran ini, oleh para praktisi dan para ahli pendidikan
pengetahuan diperoleh melalui cara berpikir (dosen, peneliti) untuk berpikir secara
(akal) dan tidak menganggap pengalaman indera sistematis disertai data/fakta yang didapat
(empiris) sebagai sumber pengetahuan. dari obyek untuk menyelesaikan
Rene Descartes (1596-1650). Kelemahan- permasalahan di lembaga pendidikan
kelemahan yang terjadi pada pengalaman Islam atau menghasilkan konsep tentang
empiris dapat dikoreksi seandainya akal pikiran format yang ideal dalam pengelolaan
digunakan. Akal menerima bermacam data yang lembaga pendidikan Islam.
dikirim oleh indera selanjutnya mengatur,
mengolah dan menyusunnya hingga menjadi
pengetahuan yang benar. Akal dalam proses
berpikir inilah menggunakan kaidah-kaidah
rasional atau kaidah-kaidah logika.
5
c. Intuisionisme (intuisi)
Hendry Bergson (1859-1941) adalah tokoh Para ahli dan pakar pendidikan tentu merasa
aliran intuisionisme. Menurutnya bukan hanya resah ketika melihat pelaksanaan
indera yang terbatas, akal juga mempunyai pendidikan yang jauh dari harapan, tentu
keterbatasan. Obyek-obyek yang ditangkap oleh pandangan mereka menilai keberhasilan
indera manusia adalah obyek yang selalu pendidikan dilihat dari tujuan inti sebuah
berubah, jadi pengetahuan tentang suatu obyek pendidikan, yaitu; tercapainya
tidak pernah tetap. Akal juga terbatas, akal hanya kesejahteraan ekonomi yang merata,
dapat memahami suatu obyek bila ia keharmonisan sosial masyarakat,
mengonsentrasikan dirinya pada obyek tersebut. kenyamanan warga sekolah, kemajuan
Kemampuan intuisi dapat memahami kebenaran peradaban. Maka dari itu para ahli dan
suatu obyek secara utuh, tetap dan menyeluruh pakar pendidikan (ilmuwan, ulama,
(unique). Untuk memperoleh intuisi yang tinggi, budayawan, dan tokoh agama) melakukan
manusia harus berusaha memanfaatkan perenungan disertai getaran hati secara utuh
pemikiran dan perenungan yang konsisten dan mendalam tentang solusi dari segala
terhadap kebenaran suatu obyek. permasalahan yang dihadapi lembaga
pendidikan.
6
d. Wahyu
Amsal Bakhtiar mengatakan bahwa wahyu adalah pengetahuan
yang disampaikan oleh Allah kepada manuasia lewat perantara
para nabi. Allah SWT mensucikan jiwa para nabi dan
diterangkan-Nya pula jiwa mereka untuk mendapatkan
kebenaran dengan jalan wahyu.
Wahyu adalah kebenaran mutlak dari Tuhan, manusia harus
menafsirkan dan menggali konsep yang tersurat maupun tersirat
sebagai sumber dari ilmu pengetahuan manajemen Pendidikan
Islam. Kebenaran bersifat hak yang harus dipegang dan menjadi
petunjuk dalam pelaksanaan pengelolaan lembaga Pendidikan
Islam.

7
2. Hubungan Antara Manajemen dan Pendidikan

Menurut Robert L. Trewelly dan M. Gene Newport, manajemen adalah sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian orang-orang yang memiliki
tujuan yang sama agar dengan mudah dalam mencapai tujuannya. Dengan kerja sama yang
sesuai dengan spesialisasi masing-masing pasti akan menghasilkan kualitas yang terbaik. Dapat
kita gambarkan dalam kerja sama ini seperti seorang ahli pemasaran organisasi modern seperti
permainan musik orkestra, kapan saat seruling berbunyi dan kapan saat gitar dimainkan
tergantung pada aba-aba tangan sang dirigen.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa manajemen secara umum adalah seni mengelola kerja sama
antara manusia yang memiliki keahlian yang berbeda akan tetapi mempunyai tujuan yang sama
agar dapat tercapai. Sedangkan pendidikan lebih menekankan kepada strategis transfer ilmu
pengetahuan baik secara teoritis maupun aplikatif kepada peserta didik agar dapat mengerti serta
mengetahui, kemudian dapat mengaplikatifkan dalam kegiatan sehari-hari berdasarkan
pengetahuan yang diperoleh. Namun perlu kita ketahui bahwa penekanan pendidikan terkadang
berbeda antara negara satu dengan negara yang lainnya, ada yang lebih menekankan pada etika,
moral sebagai manusia, dan pengembangan teori serta ada juga yang lebih menekankan kepada
keahlian terapan yang dipersiapkan agar dapat menyelesaikan permasalahan sesuai dengan ilmu
8 yang ditekuninya selama menempuh pendidikan.
Secara umum, tujuan utama pendidikan dalam jangka panjang adalah
memanusiakan manusia. Jadi, jika kita melihat pada hubungan antara
manajemen dan pendidikan yang satu transfer aturan kerjasama dalam
organisasi, tidak dapat kita lakukan sendiri, harus terdiri dari beberapa orang
yang memiliki tujuan yang sama, sedangkan pendidikan transfer ilmu
pengetahuan dapat dilakukan secara personal ataupun berkelompok. Artinya
manajemen dapat dijadikan alat atau infrastruktur pendidikan agar tercapai
sesuai dengan harapan atau undang-undang pendidikan.

9
3. Manfaat atau Fungsi Ilmu Manajemen Pendidikan

1. Terlaksananya salah satu dari lima kompetensi tenaga kependidikan yaitu,


perencanaan (planning), Pengoorganisasian (organizing), pengoordinasian
(coordinating), pengarahaan (commanding) dan pengawasan (controling)
2. Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80 masalah mutu disebabkan
oleh manajemennya sendiri
3. Terciptanya cita pendidikan dan tujuan pendidikan yang efisien dan efektif

10
THANK
S!
Any questions?

11

Anda mungkin juga menyukai