Anda di halaman 1dari 16

KANKER

PROSTAT
PADA LANSIA
Wilis Widjajanti
Latar Belakang
 Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang
dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya
sel kanker akan menyusup ke jaringan sekitarnya dan terus menyebar
melalui jaringan ikat, darah, serta menyerang organ-organ penting dan
syaraf tulang belakang.
 Pada usia lanjut resiko penyakit kanker akan meningkat karena kanker
tumbuh dan berkembang memerlukan waktu yang cukup lama dan
seseorang akan sadar bahwa penyakit kanker tumbuh dan berkembang
dalam tubuhnya ketika penyakit kanker tersebut telah menimbulkan
gejala, dan itu terjadi di usia lanjut karena sebagian kanker tidak
menimbulkan gejala sama sekali di stadium awal dan baru memunculkan
gejala pada stadium lanjut bahkan stadium akhir.
Epidemiologi
 Secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di
Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4‰ atau diperkirakan sekitar 347.792 orang.
Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi untuk penyakit kanker,
yaitu sebesar 4,1‰. Berdasarkan estimasi jumlah penderita kanker Provinsi Jawa
Tengah dan Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan estimasi penderita
kanker terbanyak, yaitu sekitar 68.638 dan 61.230 orang. Prevalensi kanker prostat
di Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 0,2‰ atau diperkirakan sebanyak 25.012
penderita. Provinsi yang memiliki prevalensi kanker prostat tertinggi adalah D.I.
Yogyakarta, Bali, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan yaitu sebesar 0,5‰,
sedangkan berdasarkan estimasi jumlah penderita penyakit kanker prostat
terbanyak berada pada Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Tengah. Prevalensi
penyakit kanker tertinggi berada pada kelompok umur 75 tahun ke atas, yaitu
sebesar 5,0‰ dan prevalensi terendah pada anak kelompok umur 1-4 tahun dan 5-
14 tahun sebesar 0,1‰. Terlihat peningkatan prevalensi yang cukup tinggi pada
kelompok umur 25-34 tahun, 35-44 tahun, dan 45-54 tahun.(Pusdatin, 2013).
Sedangkan menurut data Globocan tahun2008 menunjukan Kanker prostat di
Indonesia menempati urutan ke 5. Dari data Indonesian Society of Urologic
Oncology (ISUO) 2011 selama periode 2006-2010 terdapat 971 penderita Kanker
prostat. Usia rata-rata 68.3 tahun, terbanyak pada selang usia 70-79 tahun sebesar
37.6% (Kemenkes, 2015).
PENGERTIAN KANKER
PROSTAT
 Kanker prostat adalah tumor ganas yang tumbuh pada kelenjar prostat dalam
sistem reproduksi pria. Sel ganas ini dapat menyebar secara metastasis dari
prostat ke bagian tubuh lain, terutama tulang dan limpa. Penyakit ini, antara lain,
dapat menimbulkan rasa sakit dan kesulitan saat buang air kecil dan disfungsi
erektil.
 Kanker Prostat terjadi di kelenjar prostat yang terletak di bawah kandung kemih.
Sel-sel pada kelenjar ini  membesar dan tumbuh dengan cepat daripada kondisi
normal dan tidak terkendali sehingga menekan dan merusak jaringan disekitarnya
yang diakibatkan adanya faktor-faktor penyebab kanker. Kemudian sel-sel ini
membentuk benjolan atau tumor yang memiliki keganasan.
GEJALA KANKER PROSTAT
Gejala yang biasanya muncul ketika tumor menyebabkan obstruksi atau penyumbatan kemih
di uretra antara lain:
 Sering BAK terutama pada malam hari

 Kesulitan dalam memulai dan menghentikan aliran kemih

 Nyeri buang air kecil

 Retensi urin

 Perasaan tidak lampias ketika berkemih

Tanda dan gejala ketika sudah mencapai stadium lanjut yaitu :


 Adanya darah dalam urin

 Sakit saat ejakulasi

 Rasa terbakar atau nyeri buang air kecil

 Disfungsi ereksi

 Jika kanker prostat telah menyebar ke kelenjar getah bening yang terletak di panggul,
dapat menyebabkan rasa sakit atau kekakuan pada punggung bawah, pinggul atau paha
atas dan tidak nyaman di daerah panggul
 Sering mengalami infeksi kemih berulang

 Kanker prostat lanjut yang telah menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri tulang,
terutama di pinggul dan tulang belakang, melemahnya tulang dan kompresi tulang
belakang.
Langkah diagnostik
 Pemeriksaan colok dubur
 Prostate-specific antigen (PSA)

PSA adalah serine-kalikrein protease yang hampir


seluruhnya diproduksi oleh sel epitel prostat.
 Transrectal ultrasonography (TRUS) dan biopi

prostat
 Stadium
Sistem staging yang digunakan untuk Kanker prostat adalah menurut AJCC(American
Joint Committee on Cancer) 2010/ sistem TNM 2009.
T = tumor N=nodus M=metastase
T 1 = tumor hanya ada di dalam prostat
T2 = tumor masih di dalam prostat, sudah dapat dirasakan melalui perabaan
T3= tumor sudah menyebar ke jaringan sekitarnya seperti kelenjar seminal vesikle
yang memproduksi semen
T4= tumor telah menyebar ke tulang atau nodus limfa
N1-3= berarti kanker telah menyebar ke nodus/kelenjar limfa. N0= berarti belum
menyebar ke nodus
M diikuti 1a, b atau c menunjukkan kanker telah menyebar ke tulang atau organ tubuh
lain.
FAKTOR RESIKO
 Usia lanjut
Kemungkinan memiliki kanker prostat meningkat dengan cepat setelah usia 50 tahun.
 Riwayat keluarga
Memiliki saudara kandung atau ayah yang terkena kanker prostat meningkatkan resiko
lebih dari 2x lipat menurut American Cancer Society
 Diet
Penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi lemak menmjadi faktor resiko kanker
prostat, karena kanker ini lebih banyak ditemui di Negara dengan konsumsi daging
dan produk susu yang tinggi dibandingkan dengan Negara yang banyak
mengkonsumsi nasi dan sayur.
 Ras
Etnis kulit hitam memiliki resiko kanker prostat 1.6 kali lebih tinggi daripada pria
kulit putih.
 Agen kimia, seperti cadmium
Pengobatan kanker prostat
Berdasarkan Panduan Nasional Penanganan Kanker Prostat, Pengobatan Kanker prostat
ditentukan berdasarkan beberapa faktor yaitu grading tumor, staging, ko-morbiditas,
preferensi penderita, usia harapan hidup saat diagnosis. Mengingat data untuk
menentukkan usia harapan hidup saat diagnosis belum ada di Indonesia, maka
digunakan batasan usia sebagai salah satu parameter untuk menentukan pilihan terapi.
Pembedahan prostatektomi radikal adalah operasi yang dilakukan untuk mengobati
kanker prostat. Dalam operasi ini, ahli bedah melakukan pengangkatan seluruh
kelenjar prostat disertai beberapa jaringan disekitarnya, termasuk vesika seminalis.
Radioterapi atau terapi radiasi merupakan salah satu modalitas standar pengobatan
kanker, dilakukan dengan menggunakan radasi pengion seperti sinar X, sinar Ɣ yang
diarahkan ke tumor dan mengakibatkan kerusakan sel tumor tersebut.
Terapi hormon, Tujuan terapi hormone (disebut juga terapi penekanan androgen) adalah
untuk menurunkan kadar hormone pria (androgen).
Kemoterapi adalah pengobatan yang menggunakan obat keras (beracun/kimia) untuk
merusak atau membunuh sel-sel yang tumbuh dengan cepat.
PENCEGAHAN
Deteksi dini kanker dilakukan dengan
 Pemeriksaan PSA darah
 Pemeriksaan DRE
Apabila satu dari tes tersebut menunjukkan hasil abnormal, maka diperlukan
pemeriksaan lanjutan yaitu biopsy (pengambilan sampel jaringan prostat)
untuk menegakkan diagnosis kanker prostat.
Deteksi dini kanker prostat menurut American Cancer Society perlu
dilakukan oleh :
 Pria dengan faktor resiko rata-rata, skrinning sejak usia 50 tahun setiap
setahun sekali.
 Pria dengan faktor resiko tinggi atau memiliki keluarga yang menderita
kanker prostat , skrinning dianjurkan sejak usia 40 tahun.
Beberapa cara untuk mengurangi resiko atau menghambat perkembangan
kanker prostat, antara lain :
 Gizi yang baik, mengurangi makanan berlemak dan meningkatkan jumlah
buah-buahan, sayuran dan biji-bijian, dapat membantu mengurangi resiko
kanker prostat.
 Olahraga dapat mengurangi resiko kanker prostat dengan meningkatkan
sistem kekebalan, meningkatkan sirkulasi dan mempercepat proses
pencernaan.
KANKER PROSTAT PADA LANSIA
DITINJAU DARI ASPEK KESEHATAN
MASYARAKAT
 Berdasarkan data Globocan tahun 2008 menunjukkan kanker prostat di Indonesia menempati
urutan ke 5. Dari data Indonesian Society of Urologic Oncology (ISUO) 2011 selama periode
2006-2010 terdapat 971 penderita kanker prostat. Usia rata-rata 68,3 tahun, terbanyak pada
selang usia 70-79 tahun sebesar 37,6%. Modalitas diagnostik yang digunakan terutama biopsi
563 kasus (57,9%). Stadium terbanyak yang ditemukan adalah stadium 4 berjumlah 490
penderita (50,5%), berturut-turut stadium 1 ; 83 (8,5%), 2 : 271 (27,9%), dan 3 : 28 (2,9%).
 Upaya yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan kesedaran masyarakat akan pentingnya
deteksi dini kanker prostat maka perlu dilakukan berbagai upaya seperti dengan
menggerakkan dan memberdayakan masayarakat untuk hidup sehat sehingga dapat terhindar
dari faktor resiko penyakit kanker, mendorong dan memfasilitasi pengembangan potensi dan
peran serta masyarakat untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat tentang kanker
prostat dan pedampingan terhadap pasien dan keluarganya, mengembangkan kegiatan deteksi
dini penyakit kanker yang efektif dan efisien terutama bagi masyarakat yang berisiko,
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui
peningkatan sumber daya manusia dan penguatan institusi, serta standarisasi pelayanan.
 Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan secara komprehensif dan simultan
dari pencegahan primer yaitu pengendalian faktor resiko dan peningkatan
komunikasi informasi edukasi. Pencegahan sekunder dilakukan dengan
cara deteksi dini dan penatalaksanaan pada penderita kanker stadium dini.
Kegiatan pencegahan tersier dilaksanakan melalui kegiatan
penatalaksanaan pada penyakit kanker yang membutuhkan fasilitas lebih
lanjut.
 Untuk pasien kanker prostat pasca tindakan, baik itu pasca pembedahan
protatektomi radikal, radioterapi, terapi hormone maupun kemoterapi
perlu dipantau. Karena meskipun sudah dilakukan penanganan, tetapi
masih ada kemungkinan untuk kambuh kembali. Sehingga pasien dan
keluarganya perlu untuk di support agar tetap melakukan upaya deteksi
dini kanker prostat dan menjalankan pola hidup sehat.
TELAAH ARTIKEL
Hasil telaah artikel yang diperoleh dari Kompas.com yang berjudul kanker
prostat bahaya utama lansia pria.

Pada artikel ini disebutkan bahwa prevalensi kanker prostat di tanah air
meningkat tiga kali lipat sepuluh tahun terakhir. Peningkatan jumlah
penderita kanker prostat dapat disebabkan karena terjadi peningkatan usia
harapan hidup , sehingga jumlah lansia semakin banyak. Masalah yang
paling utama dihadapi lansia adalah masalah kesehatan. Dimana pada usia
ini telah terjadi penurunan fungsi organ-organ tubuh akibat sel-sel yang
mengalami proses penuaan, sehingga produksi hormone enzim, dan zat-zat
yang diperlukan untuk kekebalan tubuh menjadi berkurang. Dengan
berkurangnya sistem kekebalan tubuh, maka lansia akan mudah terserang
penyakit.
Penyakit kanker prostat merupakan suatu penyakit yang tidak menampakkan
gejala pada stadium awal. dan biasanya penderita mulai menyadari bahwa dirinya
sakit setelah muncul gejala-gejala yang sudah parah seperti adanya darah dalam
urin, sakit saat ejakulasi, rasa terbakar atau nyeri buang air kecil, disfungsi
ereksi, rasa sakit atau kekakuan pada punggung bawah, pinggul atau paha atas
dan tidak nyaman di daerah panggul. Di saat inilah kanker prostat sudah
mencapai stadium lanjut, artinya sel kanker sudah menjalar ke luar kelenjar
prostat.
Kanker prostat yang terdeteksi pada stadium lanjut terutama pada lansia,
penanganannya cukup sulit karena dalam penanganan kanker prostat perlu
dipertimbangkan derajat keganasan, stadium, komorbiditas, preferensi penderita,
dan usia. Pada lansia dalam pemberian terapi juga mempertimbangkan efek
samping yang ditimbulkan pasca tindakan. Karena setiap metode yang digunakan
dalam terapi kanker selalu menimbulkan efek samping. Apakah efek samping
yang ditimbulkan tidak akan memperparah kondisi penderita, karena saat lansia
ketahanan tubuhnya juga sudah melemah.
Mengingat kanker prostat merupakan penyakit yang berbahaya yang menjadi
penyebab kematian terbanyak no 3 di Indonesia. , yang menyerang secara diam-
diam dan tidak menampakkan gejala pada stadium awal, maka satu-satunya cara
untuk pencegahannya yaitu dengan deteksi dini. Deteksi dini perlu dilakukan oleh
pria yang berusia 50 tahun, dan 40 tahun untuk pria yang memiliki resiko tinggi
terkena kanker prostat seperti pria dengan riwayat keluarga yang menderita kanker
prostat. Selain itu menghindari faktor pemicunya juga penting dilakukan, yaitu
dengan menerapkan gaya hidup sehat. Seperti olah raga teratur, dengan berolahraga
teratur maka peredaran darah menjadi lancar, badan menjadi lebih bugar.
Menghindari stress. Makan makanan yang bergizi, rendah lemak dan makan
makanan yang kaya akan kandungan antioksidan seperti buah-buahan, sayur-
sayuran, biji-bijian, teh hijau. Zat antioksidan bermanfaat untuk menghilangkan
efek dari radikal bebas yang bersifat merusak sel sehat. Dan menghindari makanan
yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti makanan yang diawetkan.
  

Anda mungkin juga menyukai