Anda di halaman 1dari 20

ASKEP PADA PASIEN DENGAN KOMA DIABETIKUM

Nama Kelompok :
1. Aditya Bagus Firmansyah
2. Alifia Prastiwi Indahyani
3. Brisma Seta Kusuma Anjaya
4. Cindy Apriliesta
5. Dwi Bagus Prasetyo
6. Ella Diah Ayu Febriana
7. Evina Meylia
8. Ilham Khoirul Huda
9. Mei Lia Itanti
10.Nadila Cantikawati
11.Niatasya Septa Ericha Putri
12.Novita Dwi Aprillia
13.Retno Yuliastutik
14.Robitah Darajatun
15.Rizqi Amalis Dwi P
16.Sindi Dwi Ambar Wati
17.Titin Kurniawati
18.Yosi Wasito Putri
DEFINISI
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan
dekompensasi metabolik yang ditandai sasi metabolik
yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis,
terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau
relatif. KAD dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut
diabetes melitus yang serius dan membutuhkan
pengelolaa membutuhkan pengelolaan gawat darurat.
Ketoasidosis enyebabkan syok. Ketoasidosis diabetik
(KAD) merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang
ditandai dengan dehidrasi, kehilangan elek kehilangan
elektrolit dan asidosis.
ETIOLOGI
Faktor pencetus yang berperan untuk terjadinya KAD adalah
pankreatitis akut, penggunaa adalah pankreatitis akut,
penggunaan obat golongan steroid, serta obat golongan steroid,
serta menghentikan atau meng menghentikan atau mengurangi
dosis insulin.
Tidak adanya insulin atau tidak cukup insulin atau tidak
cukupnya jumlah insulin yang nya jumlah insulin yang nyata,
disebabkan oleh :
1. Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang
dikurangi.
2. Keadaan sakit atau infeksi.
3. Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak
terdiagnosis dan tidak diobati
PATOFISIOLOGI

Faktor faktor pemicu Faktor faktor pemicu yang paling umum dalam
yang paling umum dalam perkembang perkembangan ketoasidosis
diabetik (KAD) an ketoasidosis diabetik (KAD) adalah infeksi, infark mi
adalah infeksi, infark miokardial, trauma, ataupun okardial, trauma,
ataupun kehilangan insulin. Semua kehilangan insulin. Menurunnya
transport glukosa kedalam jaringan jaringan tubuh gan tubuh akan
menimbulkan akan menimbulkan hiperglikemia yang meningkatkan
glukosuria. Meningkatnya lipolisis atnya lipolisis akan menyebabkan
akan menyebabkan kelebihan produksi asam asam lemak, kelebihan
produksi asam asam lemak, yang sebagian d yang sebagian
diantaranya akan dikonversi (diubah) iantaranya akan dikonversi
(diubah) menjadi keton, menimbulkan ketonaemia, asidosis
metabolik dan abolik dan ketonuria.
MANIFESTASI KLINIS
1. Hiperglikemia
Hiperglikemi pada ketoasidosis diabetik akan menimbulkan:
Poliuri dan polidipsi (peningktan rasa haus)
Penglihatan yang kabur
Kelemahan
Sakit kepala
 Pasien dengan penurunan volume intravaskuler yang nyata mungkin
akan yata mungkin akan menderita menderita hipotensi ortostatik
(penurunan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg atau lebih pada saat
berdiri).
Penurunan volume dapat menimbulkan hipotensi yang nyata disertai
denyut nadi disertai denyut nadi lemah dan cepat.
Anoreksia, mual, muntah dan nyeri Anoreksia, mual, muntah dan nyeri
abdomen. abdomen.
Mengantuk (letargi) atau koma.
Glukosuria berat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
• Glukosa
Kadar glukosa dapat bervariasi dari 300 hingga 800 mg/dl. Sebagian
pasien mungkin memperlihatkan kadar gula darah yang lebih rendah
dan sebagian lainnya mungkin memiliki kadar sampai setinggi 1000
mg/dl atau lebih kadar sampai setinggi 1000 mg/dl atau lebih yang bi
yang biasanya bergantung pada derajat asanya bergantung pada
derajat dehidrasi.
• Natrium
Efek hiperglikemia ekstravaskuler bergerak air ke ruang
intravaskuler. Untuk setiap 100 mg uang intravaskuler. Untuk setiap
100 mg /  dL glukosa lebih dari 100 mg / dL, tingkat natrium serum
diturunkan oleh sekitar 1,6 mEq /  L. Bila kadar glukosa turun, L. Bila
kadar glukosa turun, tingkat natrium serum tingkat natrium serum
meningkat dengan jumlah yang meningkat dengan jumlah yang sesuai.
Selanjutnya......
• Kalium
Ini perlu diperiksa sering, sebagai nilai-nilai Ini perlu diperiksa sering, sebagai nilai-nilai
drop sangat cepat dengan perawatan. EKG dapat p sangat cepat dengan perawatan. EKG
dapat digunakan untuk menilai efek jantung ekstrem di tingkat potasium.
• Bikarbonat
Kadar bikarbonat serum adalah rendah, yaitu 0- 15 Kadar bikarbonat serum adalah
rendah, yaitu 0- 15 mEq/L dan pH yang rendah (6,8-7,3). Eq/L dan pH yang rendah (6,8-
7,3). Tingkat pCO2 yang rendah ( 10- 30 mmHg) yang rendah ( 10- 30 mmHg)
mencerminkan kompens mencerminkan kompensasi respiratorik  asi respiratorik 
(pernapasan kussmau (pernapasan kussmaul) terhadap asidosisi l) terhadap asidosisi
metabolik. Akumulasi badan ke metabolik.
• Sel darah lengkap (CBC)
• Gas darah arteri (GDA)
• Keton
• Urinalisis
• Osmolalitas
• Fosfor
• Tingkat BUM meningkat
• Kadar kreatinin
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari


200mg/dl). Biasanya tes ini dianjurkan untuk pasien yang
menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi
stress.
2. Gula darah puasa normal atau diatas normal.
3. Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
4. Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
5. Kolesterol dan kadar tri Kolesterol dan kadar trigliserida
serum dapat menin gliserida serum dapat meningkat
menandakan gkat menandakan ketidakade ketidakadekuatan
kontrol glikemik kuatan kontrol glikemik dan peningkatan
propensitas dan peningkatan propensitas pada terjadinya
pada terjadinya aterosklerosis.
PENATALAKSANAAN

1. Cairan
Pasien penderita KAD biasanya mengalami depresi cairan yang hebat. NaCl 0,9 ran
yang hebat. NaCl 0,9 % diberikan % diberikan 500-1000 ml/jam selama 2-3 jam.
Pemberian cairan normal salin hipotonik (0,45 %) salin hipotonik (0,45 %) dapat
digunakan pada pasien-pasien yang menderita hipertensi atau hipernatremia atau
nsi atau hipernatremia atau yang beresiko mengalami gagal jantung kongestif.
2. Insulin
Insulin intravena paling umum dipergunakan. Insulin intramuskular adalah
alterantif bila pompa infusi tidak tersedia atau bila pompa infusi tidak tersedia atau
bila akses vena me akses vena mengalami kesulitan, misalnya pada anak  ngalami
kesulitan, misalnya pada anak  anak kecil.
3. Potassium
Meskipun ada kadar potassium serum normal, namun semua pasien penderita KAD
mengalami depresi kalium tubuh yang mungkin terjadi secara hebat. Input saline
fisiologis awal yang tinggi Input saline fisiologis awal yang tinggi yakni 0.9% yakni
0.9% akan pulih kembali selama defisit cairan akan pulih kembali selama defisit
cairan dan elektrolite pasien semakin baik.
KOMPLIKASI
1. Ginjal diabetik (nefropati diabetik)
2. Kebutaan (retinopati diabetik)
3. Syaraf (neuropati diabetik)
4. Kelainan jantung
5. Hipoglikemia
6. Impotensi
7. Hipotensi
8. Gangguan saluran pencernaan
9. Gangguan rongga, gigi, dan gusi
10. Gangguan infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Data Klien
Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status
perkawinan, dan penanggung biaya.
2. Riwayat Sakit dan Kesehatan
 Keluhan utama : Biasanya pasien merasa haus, pengeluaran air kemih yang berlebihan, sering
keram dan lemas jika minum tidak banyak.
 Riwayat penyakit saat ini : Biasanya pasien mengalami poliuria, polidipsia, nocturia, kelelahan,
konstipasi.
 Riwayat penyakit dahulu : Biasanya pasien pernah mengalami cidera otak, tumor, tuberculosis,
aneurisma/penghambatan arteri menuju otak, hipotalamus mengalami kelainan fungsi dan
menghasilkan terlalu sedikit hormone antidiuretik, kelenjar hipofisa gagal melepaskan hormon
antidiuretik kedalam aliran darah, kerusakan hipotalamus/kelenjar hipofisa akibat pembedahan
dan beberapa bentuk ensefalitis, meningitis.
 Riwayat penyakit keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin
ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan diabetes
insipidus.
3. Pengkajian psiko-sosio-spiritual : Mengkaji perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan
mental, kesulitan mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test
dan prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.
Pemeriksaan Fisik
1. Aktivitas / Istirahat
 Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, Kram otot, tonus otot menurun, gangguan
istirahat/tidur
 Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau aktifitas, Letargi/disorientasi,
koma, penurunan kekuatan otot
2. Sirkulasi
 Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, Klaudikasi, kebas dan kesemutan pada
ekstremitas, Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama, Takikardia
 Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, Nadi yang menurun/tidak ada,
Disritmia, Krekels, Distensi vena jugularis, Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata
cekung
3. Integritas/ Ego
 Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi
 Tanda : Ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi
 Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, Rasa nyeri/terbakar, kesulitan
berkemih (infeksi), ISSK baru/berulang, Nyeri tekan abdomen, Diare
 Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadi oliguria/anuria,
jika terjadi hipovolemia berat), Urin berkabut, bau busuk (infeksi), Abdomen keras,
adanya asites, Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
5. Nutrisi/Cairan
 Gejala : Hilang nafsu makan, Mual/muntah, Tidak mematuhi diet, peningkattan masukan
glukosa/karbohidrat, Penurunan berat badan lebih dari beberapa hari/minggu, Haus,
penggunaan diuretik (Thiazid)
 Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek, Kekakuan/distensi abdomen, muntah,
Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah),
bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)
6. Neurosensori
 Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia,
Gangguan penglihatan
 Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut). Gangguan memori
(baru, masa lalu), kacau mental, Refleks tendon dalam menurun (koma), Aktifitas kejang
(tahap lanjut dari DKA)
7. Pernapasan
 Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/ tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi/tidak)
 Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen, Frekuensi pernapasan
meningkat
8. Keamanan
 Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
 Tanda : Demam, diaforesis, Kulit rusak, lesi/ulserasi, Menurunnya kekuatan
umum/rentang erak, Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam)
9. Seksualitas
 Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi), Masalah impoten pada pria, kesulitan
orgasme pada wanita
10. Penyuluhan/pembelajaran
 Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan yang,
Lambat, penggunaan obat sepertii steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan fenobarbital
(dapat meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat
diabetik sesuai pesanan
11. Rencana pemulangan
 Mungkin memerlukan bantuan dalam pengatuan diet, pengobatan, perawatan diri,
pemantauan terhadap glukosa darah
Diagnosa Keperawatan
1. (D.0023) Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan
intake cairan dibuktikan dengan volume urin meningkat,
turgor kulit menurun, membran mukosa kering, konsentrasi
urin meningkat, mengeluh haus
2. (D.0019) Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidak
mampuan mengabsorbsi nutrien dibuktikan dengan berat
badan menurun, nafsu makan menurun, diare
3. (D.0005) Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan
hambatan upaya nafas (kelemahan otot pernafas)
dibuktikan dengan dispnea
Rencana Asuhan Keperawatan

DIAGNOSA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


KEPERAWATAN

(D.0023) L.04034 I.04152


Hipovolemia Eliminasi Urine Manajamen Eliminasi Urine
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi
kekurangan intake 1 x 24 jam diharapkan 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi
cairan dibuktikan eliminasi urine membaik. atau inkontensia urine.
dengan volume urin Kriteria Hasil : 2. Monitor eliminasi urine.
meningkat, turgor • Sensasi berkemih Terapeutik
kulit menurun, menurun. 3. Catat waktu-waktu dan haluaran
membran mukosa • Distensi kandung kemih urine.
kering, konsentrasi menurun. Edukasi
urin meningkat, • Nokturia menurun 4. Ajarkan mengukur asupan cairan
mengeluh haus dan haluaran urine.
Kolaborasi
5. Kolaborasi pemberian obat
supostoria uretra
DIAGNOSA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
(D.0019) L.03030 I.04152
Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajamen Nutrisi
berhubungan dengan ketidak Setelah dilakukan tindakan 1 Observasi
mampuan mengabsorbsi x 24 jam diharapkan status 1. Monitor asupan makanan.
nutrien dibuktikan dengan nutrisi membaik. 2. Monitor berat badan.
berat badan menurun, nafsu Kriteria Hasil : 3. Monitor hasil pemeriksaan
makan menurun, diare • Diare menurun laboratorium
• Berat badan membaik Terapeutik
• Frekuensi makan 5. Fasilitasi menentukan
membaik pedoman diet.
• Nafsu makan membaik Edukasi
membran mukosa 6. Ajarkan diet yang
membaik diprogramkan.
Kolaborasi
7. Kolaborasi dengan ahli
gizi
DIAGNOSA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
(D.0005) L.01004 I.01012
Pola Nafas Tidak Efektif Pola Nafas Manajamen Jalan Nafas
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1 Observasi
hambatan upaya nafas x 24 jam diharapkan pola 1. Monitor pola (frekuensi,
(kelemahan otot pernafas) nafas membaik. kedalaman, usaha nafas)
dibuktikan dengan dispnea Kriteria Hasil : Terapeutik
• Dispnea menurun 2. Posisikan semi fowler atau
• Frekuensi nafas membaik fowler.
3. Berikan oksigen, jika
perlu.
Edukasi
4. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari (jika tidak
terdapat kontraindikasi) .
Implementasi dan Evaluasi
No. Tanggal Implementasi Tanggal Evaluasi
DX /Jam /Jam
.
1. 1. Mengidentifikasi tanda dan
gejala retensi atau inkontensia
urine.
2. Memonitor eliminasi urine.
3. Mencatat waktu-waktu dan
haluaran urine.
4. Mengajarkan mengukur asupan
cairan dan haluaran urine.
5. Mengolaborasi pemberian obat
supostoria uretra.
2. 1. Memonitor asupan makanan.
2. Memonitor berat badan.
3. Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium.
4. Memfasilitasi menentukan
pedoman diet.
5. Mengajarkan diet yang
diprogramkan.
6. Mengkolaborasi dengan ahli gizi
No. Tanggal Implementasi Tanggal Evaluasi
DX. /Jam /Jam
3. 1. Memonitor pola
(frekuensi, kedalaman,
usaha nafas).
2. Memposisikan semi fowler
atau fowler.
3. Memberikan oksigen, jika
perlu.
4. Menganjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari (jika
tidak terdapat
kontraindikasi)

Anda mungkin juga menyukai