Anda di halaman 1dari 40

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Sanitasi Rumah Sakit


Lingkungan Hidup dan Sistem Manajemen RS
Surabaya, 13 September 2018 1
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Memahami Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup
• Kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.

Sumber: UU No 32 Tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup

2
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Memahami Lingkungan Hidup


Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
• Upaya sistematis yang terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah
terjadinya pencemaran dan atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pengawasan, dan
penegakan hukum .

Sumber: UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

3
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Tugas Rumah Sakit


• Penyelenggaraan pelayanan
pengobatan danpemulihan kesehatan
• Pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan perorangan
• Penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia
• Penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan

Sumber: UU No 44 Tahun 2009 Tentang


Rumah Sakit

4
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Kewajiban Rumah Sakit berkaitan Kesling


• Pelayanan aman, bermutu,anti-
diskriminasi, dan efektif
• Membuat, melaksanakan dan
menjaga standar mutu
• Menyediakan sarpras umum
• Memberlakukan seluruh
lingkungan RS bebas asap rokok

Sumber: UU No 44 Tahun 2009 Tentang


Rumah Sakit

5
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Dasar Hukum Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan


dan Pengendalian Penyakit di Rumah Sakit
• Permenkes Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan RS
• Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) 
• Permen LHK No.P.56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
• Permen LHK No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
• PermenKes No. 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan
Fasilitas Rumah Sakit
• Permenkes No 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Infeksi di Fasilitas Kesehatan
6
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Lingkungan Hidup RS

RS menampung orang rentan (sakit) dengan berbagai jenis penyakit


sehingga pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan diperlukan sebagai
bentuk infection control

7
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Lingkungan Hidup RS

RS berfungsi sebagai institusi penyedia layanan kesehatan. Dari


kegiatannya menghasilkan berbagai limbah: limbah infeksius, limbah
jaringan tubuh, limbah sitotoksik, limbah kimia, limbah cair B3, limbah
radioaktif , limbah padat dan cair domestik
8
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit


• Permenkes Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan RS
o Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman RS
o Higiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman RS
o Penyehatan Air
o Pengelolaan Limbah
o Pengelolaan Tempat Pencucian Linen (Laundry)
o Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu Lainnya
o Persyaratan Pengamanan Radiasi
o Upaya Promosi Kesehatan Lingkungan

9
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Sistem Manajemen Lingkungan RS


Bagian dari sistem manajemen terpadu yang meliputi:
a.Pendekatan struktur organisasi,
b.Kegiatan perencanaan,
c.Pembagian tanggung jawab dan wewenang,
d.Praktek menurut standar operasional,
e.Prosedur khusus,
f. Proses berkelanjutan dan pengembangan sumber daya manusia

Bertujuan untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji,


mengevaluasi dan mensinergikan kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah
sakit. Panduan sistem manajemen lingkungan rumah sakit sebagian besar
mengikuti pedoman ISO/DIS 14001 dan 14004

10
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Manfaat Manajemen Lingkungan RS


o Perlindungan terhadap Lingkungan
o Manajemen Lingkungan RS yang Lebih Baik
o Pengembangan Sumber Daya Manusia
o Kontinuitas Peningkatan Performa Peraturan Lingk. RS
o Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan
o Bagian dari TQM
o Pengurangan/Penghematan Biaya
o Meningkatkan Citra RS

11
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Konsep Green Hospital


• Konsep green hospital mengorientasikan
rumah sakit sebagai bangunan yang
berwawasan lingkungan dan untuk memenuhi
tuntutan kebutuhan pelayanan atas pelayanan
paripurna serta berbasis kenyamanan dan
keamanan lingkungan rumah sakit.
• Pedoman green hospital masih dalam
penyempurnaan. Beberapa kriteria green
hospital yaitu : Green Building Council
Indonesia, Kepmenkes No.
1204/Menkes/2004 tentang penyehatan
lingkungan rumah sakit, kriteria Proper rumah
sakit, standar ISO14001 (sistem manajemen
lingkungan), dan beberapa peraturan lain.
12
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Kriteria Green Hospital


Global Green and Healthy Hospital; Health care without Harm
o Kepemimpinan (leadership)
Memprioritaskan kesehatan lingkungan
Green Building Council Australia o Bahan-bahan kimia
o Energi Subsitusi bahan kimia berbahaya dengan alternatif yang lebih aman
o Emisi o Limbah (waste)
Reduce, treat and safely dispose of healthcare waste
o Transportasi o Energi
o Material Implementasikan efisiensi energi, energi bersih, dan energi terbarukan
o Air
o Air Efisiensi penggunaan air
o Land use and ecology o Transportasi
Improve transportation strategies for patients and staff
o Kualitas lingkungan dalam o Makanan
bangunan (Indoor environment Purchase and serve sustainability grown, healthy food
o Farmasi
quality) Safely manage and dispose of pharmaceuticals
o Manajemen o Bangunan (building)
Support green and healthy hospital design and construction
o Pengadaan (purchasing)
Buy safer and more sustainable product and materials

13
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Kriteria Green Hospital


Sustainable Site
Pemilihan lokasi Sustainable Site
Development density and Efisiensi Air
Stormwater design :
Community Connectivity Water efficient
Kontrol kuantitas
Brownfield redevelopment landscaping
Kontrol kualitas
Transportasi alternative : Penghematan
Heat island effect :
Akses transportasi public penggunaan air :
Non roof
Parkir sepeda dan ruang Pengukuran dan
Roof
ganti verifikasi
Light pollution reduction
Kendaraan rendah emisi Penghematan
Connection to the natural
dan hemat bahan bakar sebesar 30-40%
world :
Kapasitas tempat parkir Building equipment
Tempat beristirahat
Site development : Cooling towers
Direct exterior access
Protect or restore habitat Food waste systems
for patients
Memaksimalkan ruang
terbuka hijau Sumber: LEED 2009 for Healthcare
14
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

15
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

16
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

TERIMA KASIH

17
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Sanitasi Rumah Sakit


Manajemen Pencegahan dan Infeksi Nosokomial
Surabaya, 13 September 2018 18
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang
terjadi atau didapat penderita ketika
sedang dirawat di rumah sakit dengan
ketentuan sebagai berikut :
o Saat pasien masuk rumah sakit/dirawat
tidak didapatkan tanda-tanda klinis dan
tidak sedang dalam masa inkubasi
penyakit tersebut.
o Infeksi timbul sekurang-kurangnya 3 x 24
jam sejak dirawat di rumah sakit.
o Infeksi terjadi pada pasien dengan masa
perawatan lebih lama daripada waktu
inkubasi penyakit tersebut
19
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

20
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Sumber Infeksi Nosokomial


• Banyaknya pasien yang dirawat dan menjadi sumber infeksi
bagi pasien lain maupun lingkungan.
• Kontak langsung antara pasien yang menjadi sumber infeksi
dengan pasien lainnya.
• Kontak langsung antara petugas rumah sakit yang
terkontaminasi oleh kuman dengan pasien yang dirawatnya.
• Penggunaan peralatan medis yang terkontaminasi oleh kuman.
• Kondisi pasien yang lemah akibat penyakit yang sedang
dideritanya

21
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Pengelolaan Lingkungan untuk Mencegah Infeksi


Nosokomial Berdasarkan Tempat
Tata Ruang
o Peletakan masing-masing ruang disesuaikan dengan lalu lintas penderita,
pengunjung dan para petugas rumah sakit.
o Pengaturan ruangan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : cara
penularan penyakit (mode of transmission), arus lalu lintas pasien (patient
traffic), ruang depan isolasi dan ruangan dengan bangunan lain.
o Prioritas penempatan ruangan adalah pada ruang operasi dan ruang isolasi
penyakit menular.
o Bila ventilasi yang baik sukar diperoleh dengan peralatan modern maka ruang
operasi diletakkan sejauh mungkin dari tempat yang kemungkinan udaranya
tercemar
o Ruang isolasi diletakkan sedemikan tidak mencemari udara sekitarnya. Bebas
dari gangguan serangga, binatang pengerat dan binatang pengganggu lainnya.
22
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Pengelolaan Lingkungan untuk Mencegah Infeksi


Nosokomial Berdasarkan Tempat
Pemeliharaan Ruang dan Bangunan
• Kegiatan pembersih ruang minimal dilakukan 2 kali sehari (pagi dan
sore).
• Pembersihan lantai di ruang perawatan dilakukan setelah
pembenahan/merapikan tempat tidur pasien (verbeden) setelah jam
makan, setelah kunjungan keluarga dan sewaktu-waktu bila diperlukan.
 Dinding dilapisi sound proof.
 Dinding berwarna gelap.
 Pintu harus terawat baik sehingga tidak bunyi kalau dibuka.
 Hindari masuknya cahaya sekecil mungkin (lubang exhauster
dilengkapi dengan penangkal cahaya).
23
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Pengelolaan Lingkungan untuk Mencegah Infeksi


Nosokomial Berdasarkan Media
Kualitas Udara

Bunga dan Tanaman


• Ruang perawatan seperti ICU, ICCU, kamar bersalin, perawatan neonatus,
ruang pasien, dengan gangguan sistem immunologis harus bebas dari
bunga dan tanaman.
• Petugas yang merawat pasien harus mencuci tangan setelah menangani
bunga dan tanaman 24
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Peranan Petugas dalam Pengelolaan


Lingkungan RS
Isolasi ketat
• Perawatan pasien dengan penyakit yang sangat menular melalui kontak langsung atau
udara (air borne transmission).
o Kamar tersendiri, pintu harus selalu ditutup.
o Ventilasi udara ke arah luar (udara bebas) dengan tekanan negatif di dalam ruang.
o Memakai jubah khusus : masker dan sarung tangan untuk semua orang yang masuk
ke dalam ruangan.
o Cuci tangan setiap akan masuk/setelah keluar ruangan.
o Linen kotor harus dibungkus sebelum dikirim ke binatu dan diberi label
terkontaminasi.
o Alat-alat/barang yang tidak dibutuhkan jangan diletakkan di ruang isolasi.
o Spesimen laboratorium dimasukkan ke dalam kantong dan diberi label
“terkontaminasi”.
25
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Peranan Petugas dalam Pengelolaan


Lingkungan RS
Isolasi Pernapasan
• Penyakit yang ditularkan melalui udara.
o Kamar tersendiri, pintu selalu ditutup.
o Ventilasi ke arah udara bebas dengan tekanan negatif di dalam ruangan.
o Jubah dan sarung tangan tidak diharuskan.
o Masker harus dipakai oleh setiap orang yang masuk ke ruang isolasi.
o Cuci tangan sebelum masuk dan sesudah keluar ruangan.
o Linen kotor harus didesinfeksi atau dimusnahkan.
o Pasien harus menutup mulut dengan tissue bila batuk dan membuangnya ke
dalam kantong yang tersedia dan bila perlu menggunakan masker sekali pakai
(disposable mask).
o Barang/alat yang tidak dibutuhkan jangan diletakkan di dalam ruangan isolasi.
26
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Peranan Petugas dalam Pengelolaan


Lingkungan RS
Enteric precaution
o Penyakit yang penularannya terjadi karena menelan (ingesti) kuman patogen.
o Lantai mudah dibersihkan dan mempunyai kemiringan yang cukup untuk pengaliran air.
o Ruang isolasi dilengkapi dengan ventilasi udara yang dilengkapi dengan kawat kasa dengan
ketinggian 40 cm dari lantai.
o Jubah harus dipakai untuk orang yang kontak dengan penderita (pasien).
o Masker tidak diperlukan.
o Cuci tangan sebelum masuk dan sesudah keluar ruangan isolasi.
o Setiap pasien harus cuci tangan setelah keluar dari toilet.
o Sarung tangan harus dipakai bila kontak langsung dengan pasien atau bahan yang
terkontaminasi oleh kotoran pasien.
o Bahan yang terkontaminasi oleh feces atau urine penderita harus didesinfeksi atau dibuang.
o Spesimen laboratorium dimasukkan ke dalam kantong dan diberi label.
o Pengunjung/penjenguk harus dibatasi.
27
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Peranan Petugas dalam Pengelolaan


Lingkungan RS
Blood precaution
• Penyakit yang ditularkan melalui kontak darah baik secara langsung
maupun tidak langsung.
• Ruang/jendela dilengkapi dengan kawat kasa, khusus untuk penderita
penyakit DHF dan malaria dianjurkan untuk memakai kelambu pada
tempat tidur pasien.
• Jarum suntik yang telah dipakai harus disterilkan atau dimusnahkan.
• Spesimen darah harus diberi label.
• Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita.
• Sarung tangan harus dipakai bila kontak dengan darah penderita.

28
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Peranan Petugas dalam Pengelolaan


Lingkungan RS
Isolasi proteksi
• Pasien yang mengalami gangguan sistem immunologis (immunosupressif).
• Jubah dan masker harus dipakai untuk semua orang yang masuk ke dalam
ruang isolasi ini.
• Cuci tangan sebelum dan sesudah masuk ruang isolasi ini.
• Sarung tangan harus dipakai untuk semua orang yang kontak dengan
penderita.
• Linen harus disterilkan sebelum dipakai oleh penderita.
• Jumlah pengunjung harus dibatasi

29
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Peranan Petugas dalam Pengelolaan Lingkungan RS

Ruang perawatan pasien


• Pasien rawat inap yang menderita penyakit diphteri, whooping cough,
campak, scarlet fever harus dirawat dalam kubikel. Jika ada beberapa hal yang
cukup serius dengan penyakit yang sama, pasien tersebut dirawat di dalam
ruang perawatan khusus. Jika ruang cukup besar/luas pasien dapat dirawat
bersama-sama dalam zaal-zaal kecil.
• Hindari kontak langsung diantara pasien yaitu dengan cara memberi partisi.
• Penempatan pasien dengan jenis penyakit yang sama dalam satu ruang
perawatan dapat menurunkan risiko penularan penyakit tersebut.
• Kubikel dengan ruang penyekat dimana pasien dirawat, udara dibuang melalui
ventilasi.
• Kubikel tanpa ruang penyekat dimana pasien dirawat udara dibuang melalui
pintu yang berhubungan langsung dengan udara luar.
.
30
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Peranan Petugas dalam Pengelolaan Lingkungan RS

Ruang perawatan pasien


• Kubikel dengan pintu sistem elektrik atau dengan instruksi-instruksi yang
ketat terhadap karyawan rumah sakit.
• Kubikel tanpa ruang penyekat diberi ventilasi yang vertikal dan dengan
tekanan udara di dalam koridor yang berhubungan dengan kubikel harus
dinaikkan.
• Bila penderita penyakit menular meninggal maka jenazahnya harus :
 Didesinfeksi di ruang isolasi sebelum dibawa ke ruang jenazah.
 Jenazah yang akan dibawa ke ruang jenazah dianjurkan untuk
dimasukkan ke dalam peti khusus.
 Dibawa langsung dari ruang jenazah ke tempat penguburan.

31
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Tim Pencegahan dan Pengendalian INOS


• Pengelolaan kualitas kesehatan lingkungan di rumah sakit
menjadi tanggung jawab direktur rumah sakit.
• Unit-unit di rumah sakit yang terlibat langsung dengan kegiatan
penyehatan lingkungan dalam pengendalian infeksi nosokomial:
 Instalasi-instalasi dibawah Wadir Penunjang Medik,
 Bagian Rumah Tangga
 Instalasi Gizi,
 Instalasi Pemeliharaan Sarana,
 Instalasi Sanitasi
 Panitia Infeksi Nosokomial.
32
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Hubungan BTO dan TOI


• BTO dan TOI ada hubungannya dengan infeksi nosokomial.
• BTO adalah Bed Turn Over yaitu pemakaian tempat tidur
dalam setahun (48-52 kali dalam setahun). Paling lama hari
rawat yang bagus adalah 3 hari. Jika lama hari rawat tinggi
maka BTO rendah, BTO tinggi maka infeksi nosokomial
rendah, namun ini juga tergantung optimal tidaknya
pembersihan kamar.
• TOI adalah Turn Over Interval yaitu waktu/jumah hari kosong
tempat tidur biasanya rumah sakit menentukan 3-5 hari. Jika
TOI rendah maka infeksi nosokomial rendah.
33
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Surveilans INOS
Kegiatan pengamatan sistematis, aktif, terus-
menerus terhadap timbulnya & penyebaran
infeksi nosokomial pada suatu peristiwa yang
menyebabkan meningkat atau menurunnya
risiko tsb

34
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Tujuan Surveilans INOS


o Memperkirakan besarnya masalah infeksi
nosokomia
o Memahami kejadian infeksi noskomial
o Mendeteksi KLB atau epidemi infeksi nosokomial
o Mendokumentasikan distribusi & penyebaran
infeksi
o Menguji hipotesis tentang etiologi/penyebab

35
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Pelaksanaan Surveilans

36
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Pencatatan INOS
• Gangguan/keterlambatan pembersihan ruangan perawatan pasien, mutu
hasil pembersih ruangan.
• Banyaknya penggunaan air bersih, hasil pemeriksaan kualitas air bersih
(fisika, kimia, bakteriologis), ketidaklancaran pengaliran air bersih,
kerusakan/gangguan pada sistem perpipaan (kran rusak, kebocoran, dll).
• Ketidaklancaran pengaliran air limbah, gangguan bau, dll.
• Hasil pemeriksaan kualitas udara/angka kuman di ruangan-ruangan
tertentu : ruang operasi, ruang perawatan pasien, ruang perawatan bayi,
ICU, dll.
• Pemusnahan sampah media/infeksius.
• Hasil pemeriksaan mutu makanan dan minuman yang berasal dari Instalasi
Gizi dan kantin rumah sakit

37
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

Pelaporan INOS
• Pengelolaan kebersihan
Pelaporan hasil kegiatan pengelolaan kebersihan ruangan dan lingkungan rumash sakit termasuk
pembuangan sampah/limbah medis, pemantauan/pemeriksaan kualitas udara ruang (suhu,
kelembaban, kadar debu, gas beracun, angka koloni kuman, dll) oleh Kepala Bagian Rumah Tangga
disampaikan kepada Wadir Umum dan Keuangan dengan frekuensi pelaporan 1 (satu) bulan sekali.
• Penyediaan air bersih dan pengelolaan limbah
Pelaporan hasil kegiatan penyediaan air bersih, pengelolaan limbah serta hasil pemeriksaan
laboratorium oleh Kepala IPSRS/Sarana Teknis disampaikan ke Wadir Umum dengan frekuensi
pelaporan 1 (satu) bulan sekali.
• Penyehatan ruang pelayanan medis
Pelaporan hasil kegiatan penyehatan ruangan-ruangan pelayanan medis disampaikan oleh Kepala-
kepala instalasi kepada Wadir Medis dengan frekuensi pelaporan 1 (satu) bulan sekali.
• Penyehatan makanan dan minuman
Pelaporan hasil penyehatan makanan/minuman termasuk pemeriksaan laboratorium oleh Kepala
Instalasi Gizi disampaikan kepada Wadir Umum dengan frekuensi pelaporan 1 (satu) bulan sekali.
• Evaluasi hasil pengamatan kasus infeksi nosokomial
Evaluasi hasil pengamatan kejadian infeksi nosokomial dilakukan oleh Panitia Infeksi Nosokomial
dengan mengikutsertakan instalasi-instalasi yang terkait (Instalasi Sanitasi, Instalasi Gizi, IPSRS, dll)
38
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

39
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Menyiapkan Generasi Rahmatan Lil’alamin

TERIMA KASIH

40

Anda mungkin juga menyukai