Anda di halaman 1dari 19

Pendekatan Diagnosis

Batuk Kronis Berulang


Pada Anak
Pembimbing : dr.Berlian Beatrix, Sp.A
Penyusun : Giza Ainur Rahma 20190420090
Pendahuluan

Batuk merupakan maninfestasi klinis yang salah satunya dapat disebabkan karena respiratory disease yang diakibatkan
infeksi saluran nafas atas yang ringan hingga kondisi yang serius.
Batuk kronik dan atau berulang merupakan salah satu gejala yang sering dikeluhkan orangtua dalam praktik sehari-hari.
Penanganan batuk kronik dan atau berulang yang tidak tepat akan mengganggu tumbuh kembang anak.
Definisi

Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (UKKIDAI) menggunakan
istilah batuk kronik dan berulang (BKB) yang mempunyai arti batuk yang berlangsung lebih atau
sama dengan 2 minggu dan atau berlangsung 3 episode batuk dalam 3 bulan berturut-turut.
Epidemiologi

Prevalensi yang diperkirakan datangnya anak ke dokter karena batuk kronis adalah
5-7% pada anak usia prasekolah, dan 12-15% pada anak yang lebih tua. Penyebab
batuk kronis pada dewasa tidak bisa disamakan dengan penyebab batuk kronis pada
anak
Etiologi Secara Umum

01 Spesifik

02 Non-Spesifik
Etiologi Berdasarkan
Usia
Patofisiologi Batuk

Reseptor batuk di ujung saraf aferen vagal saluran nafas (faring, laring,
tracheobronchial tree) & auricular

Medula Oblongata

Batuk
(inspirasi, kompresi, dan ekspirasi)

Refleks protektif saluran nafas ( clearance mukosilia)


Maninfestasi Klinis
Anamnesa
Kapan
Karakteristik batuk
Gejala penyerta
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluarga
Respon terhadap terapi
Riwayat antenatal/postnatal
Riwayat imunisasi
Riwayat gizi dan tumbuh kembang
Riwayat sosial
Anamnesa Batuk
• Batuk timbul setelah posisi berbaring : post nasal drip (PND) atau refluks gastroesofagus (GE)
• Batuk paroksismal : pertusis, klamidia, atau benda asing yang terhirup
• Batuk dengan Wheezing : Asma
• Batuk dengan stridor : Aspirasi benda asing
• Batuk berkaitan dengan makan atau proses menelan : Aspirasi makanan, kelainan saraf
• Batuk disertai suara serak atau hilang : Benda asing di laring, papiloma laring, atau croup
• Batuk disertai darah : tuberkulosis, bronkiektasis
• Batuk dengan kelainan jantung : edema paru akibat dari gagal jantung kongestif
• Batuk kronis disertai adanya dyspnea : asma, parenchymal lung disease
• Batuk dengan riwayat premature, atau riwayat mendapatkan perawatan intensif : dysplasia
bronkopulmoner (primary ciliary dyskinesia )
• Batuk dengan faktor pencetus: disebabkan karena paparan bahan kimia (asap rokok), allergen dll.
• Batuk dengan riwayat penggunaan obat : angiotensin-converting enzyme inhibitors memberikan efek
samping terjadinya batuk
• Batuk dengan riwayat atopi : asma
• Batuk yang tidak spesifik penyebabnya : post infeksi virus saluran nafas, riwayat asma dari keluarga
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sehat/tidak
Vital sign
Status gizi
Tumbuh kembang anak
Head : Allergic Shiners, dennie crease
geographic tongoue, faring hiperemi/tidak, (+) cobble stone?
Nyeri tekan sinus paranasal
Sianosis?
(+) Cairan telinga yang keluar/tidak, atau (+) benda asing
Neck : Trakea : (+) deviasi atau tidak, Pembesaran KGB?
Thorax: Peningkatan diameter anteroposterior toraks? Kelainan bentuk? Retraksi costa? Redup?
Ronkhi? Wheezing? Stridor? Thorax simetris?
Ekstremitas : Clubbing finger?
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum anak tampak sakit biasanya
• Keadaan umum anak tampak sehat disebabkan pada batuk yang spesifik
biasanya disebabkan pada batuk
non-spesifik
Pemeriksaan Penunjang
Bronkoskopi : atas indikasi saja, seperti kecurigaan
benda asing, atelektasis paru, dan adanya perdarahan
Darah tepi : leukositosis : infeksi
neutrophil : infeksi bakteri Monitoring PH 24 jam esophagus : Pada kasus
limfositosis : infeksi virus gastroesofagus reflux
eosinophil : alergi
Waters : sinusitis
Tuberkulin: menyuntikkan 0,1 ml PPD RT 23
2TU secara intrakutan. Hasil dibaca 48-72jam. Xray dengan barium kontras : aspirasi benda asing
Indurasi 10mm  (+) TBC atau makanan

Foto Thorax Skin Prick test : kecurigaan alergi

Uji fungsi paru (spirometri) : menentukan


adanya sumbatan saluran respiratori atau adanya
restriksi pada parenkim paru, seperti pada asma
Tatalaksana

• Penanganan pada kasus batuk kronik berulang harus mencari


underlying disease batuk tersebut.

• Dalam pengelolaan setiap anak dengan batuk terlepas dari


penyebabnya, perhatian pada faktor eksaserbasi atau faktor pencetus
dianjurkan.
Tatalaksana

Kortikosteroid Antituberkulosis
Antibiotik
Antihistamin Proton pump inhibitor (PPI)
Bronkodilator
Dekongestan

Obat suportif : Mukolitik


Kesimpulan

Batuk kronik dan berulang (BKB) yang mempunyai arti batuk yang berlangsung
lebih atau sama dengan 2 minggu dan atau berlangsung 3 episode batuk dalam 3
bulan berturut-turut yang dimana prevalensi dan penyebabnya dapat
multifaktorial bisa berdasarkan usia anak, paparan alergen, riwayat alergi dalam
keluarga, maupun penyakit infeksi menular seperti tuberkulosis. Penanganan
dari BKB harus berdasarkan etiologi yang menyebabkan batuk tersebut serta
mengindari faktor pencetus.

Anda mungkin juga menyukai